Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu, Agama

Nama: Lila Fitri Adelia


Nim: A1P121088
Kelas: B

1. Jelaskan apa itu konsep ketuhanan?

Jawab:

Kebutuhan manusia terhadap Tuhan itu bersifat permanen dan tidak akan hilang, artinya
kapan pun dan dimana pun manusia hidup pasti membutuhkan Tuhan. Dalam kondisi
tertentu manusia mengabaikan atau menyampingkan kebutuhan ini. Namun hal ini hanya
sementara dikarenakan pada akhrinya kebutuhan akan Tuhan akan tetap muncul pada saat
manusia mengalami persoalan hidup berat atau kehidupannya terancam Kecenderungan
manusia untuk berketuhanan itu dalam ajaran agama islam dikenal dengan istilah fitrah
keagamaan secara psikologis , ada dua dorongan yang menjadi alas an mengapa manusia
percaya pada Tuhan.

Adanya rasa takut yang menyelimuti manusia karena keberadaanya yang kecil dan tak
berarti jika dibandingkan dengan semesta yang maha besar tak terjanhkau garis tepinya
dan tak terpahami kandungna dan perilakunya. Perasaaan takut inilah yang membuat
manusia berdoa dan memohon pertolongan dan perlingan-Nya. Adanya rasa kagum
melihat kebesaran, keberlimpahaan dan keindahan semesta ini sehingga mendorong
manusia mencari pencipta dari pengatur serta melakukan ritual doa.

Tuhan merupakan sebuah gagasan yang telah menjangkiti di dalam pemikiran berjuta-
juta orang di dunia. Dalam setiap kesempatan Tuhan selalu menjadi perdebatan, antara
realitas yang transenden dan imanen. Oleh karena itulah realitas transenden diekspresikan
dalam bentuk yang bervariatif dan berbeda-beda. Tuhan hadir dalam sejarah umat
manusia dari Nabi Ibrahim sampai kepada Nabi Muhammad saw. Sehingga sejarah ide
dan pengalaman tentang Tuhan dalam Yahudi, Kristen, dan Islam saling terkait.

Akan tetapi karena adanya proses sejarah yang terus berlangsung mengakibatkan
perkembangan dalam ketiga agama tersebut menampilkan watak yang berbeda. Proses
sejarah yang berlangsung itu tidak hanya menunjukkan adanya evolusi keagamaan,
melainkan juga berfungsi sebagai korektif, konfirmatif, dan inovatif.
Dalam hal ini percayaan manusia kepada Tuhan berposes secara evolusi hingga mencapai
derajat kesempurnaannya. Berikut prosesnya:
a. Dinamisme berasal dari bahaya Yunani dynamis yang dalam bahasa Indonesia
disebut kekuatan tiap-tiap benda yang berada di sekeliling mereka bisa mempunyai
kekuatan batin yang misterius dalam ilmu sejarah agama dan ilmu perbandingan
agama kekuatan batin ini biasa disebut dengan Mana . Mengumpulkan kekuatan
ghaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin diyakini jika mempunyai
mana akan memperoleh keselamatan.
b. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang
beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme
adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu
dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka
c. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam
politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu,
tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari
masyarakat yang bersangkutan.
d. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam
perkembangan keagamaan masyarakat yahudi
e. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang
sangat ketat menjaga jarak dengan ciptaanNya.

Tuhan menurut KBBI dibedakan dalam dua arti yang berbeda. Pertama, sesuatu yang
diyakini, dipujadan dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa,
dan sebagainnya. Kedua, sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan.

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang
Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir,
dan Hakim untuk semesta dunia.

Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa
(tauhid). Beliau itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-
Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik")
yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu
pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di selang 99 nama Allah tersebut,
yang paling terkenal dan paling sering dipergunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-
rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim). Menurut Al-Quran, "Beliau tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Beliau dapat melihat segala yang kelihatan; dan
Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS Al-'An'am[6]:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Luhur dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang
personal: Menurut Al-Quran, Beliau lebih dekat pada manusia daripada urat nadi
manusia. Beliau menjawab untuk yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika
mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Beliau memandu manusia pada perlintasan
yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya. Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep
Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh gugusan agama Abrahamik yang lain
seperti Kristen dan Yahudi (29:46).[9] Namun, hal ini tidak diterima secara universal
oleh kalangan non-Muslim.

Perkembangan pemahaman di atas menjadi bukti konkrit bahwa manusia itu menemukan
Tuhan berangkat dari pola yang sangat sederhana hingga pada pola yang sangat maju,
bahkan ilmu pengetahuan menjadi sandaran dalam mempersepsikan agama dan Tuhan.

2. Analisis perkembangan Agama Islam di Indonesia!


Jawab:
Indonesia merupakan negara multikultural yang multietnik, multiras, dan multiagama.
Hubungan harmonis antar dan intern umat beragama menjadi hal yang sangat penting
dalam negara yang multi agama seperti halnya Indonesia ini.
Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia. Pada
saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat Muslim mencapai 207 juta orang, sebagian
besar menganut Islam aliran Suni. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan bahwa
sekitar 13% dari umat Muslim di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga
mengimplikasikan bahwa mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama
Islam (hampir 90% dari populasi Indonesia).
Pulau-pulau Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim:
1. Sumatra
2. Jawa
3. Kalimantan (daerah pesisir)
4. Sulawesi
5. Lombok
6. Sumbawa
7. Maluku Utara
Mengingat penduduk Muslim setara dengan hampir 90% dari jumlah total penduduk
Indonesia, mereka dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan ini (yaitu peningkatan
konsumsi dan urbanisasi). Di kota-kota besar (terutama di pulau Jawa yang merupakan
pulau paling padat penduduk di Indonesia) kelompok masyarakat ini menunjukkan gaya
hidup yang semakin konsumtif. Hal ini terutama berlaku untuk komponen kelompok
Muslim moderat yang berjumlah sangat besar. Mereka semakin menerapkan gaya hidup
perkotaan yang modern, yang didukung dengan alat-alat elektronik dan gaya busana
terbaru. Walaupun peminat fashion Islam sedang meningkat cukup cepat di Indonesia,
permintaan untuk perbankan syariah dan pelancongan halal masih tetap rendah (bahkan
pelancongan halal justru dikembangkan sebagai strategi untuk menarik wisatawan
Muslim asing untuk menghabiskan liburan di Indonesia).
Perkembangan agama Islam di Indonesia mencapai jumlah penganut yang begitu besar
ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia
tersebut telah melalui berbagai periodisasi yang cukup menarik untuk kita ketahaui
masyarakat Islam dibangun atas peradaban timur tengah kuno yang telah mapan
sebelumnya. Dari peradaban timur tengah Pra-Islam, masyarakat Islam mewarisi pola
institusi yang turut membentuk ihwal mereka pada zaman modern. Sejumlah institusi
tersebut juga mencakup tatanan masyarakat kecil yang dibangun berdasarkan ikatan
keluarga, keturunan (nasab) kekerabatan dan ikatan etnis, masyarakat pertanian dan
perkotaan. Masuknya agama Islam ke dalam negeri Melayu ini nampaknya mempunyai
keistimewaan sendiri, yaitu dengan jalan damai dan berangsur-angsur, jarang sekali
dengan kekerasan dan di terima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak dengan
sekaligus.
Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia saat ini. Secara
bertahap dan berkesinambungan, agama ini mampu berkembang ke semua lapisan
masyarakat. Bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia, Islam juga
menyebar di Palembang yaitu setelah terjadinya hubungan dagang antara Sriwijaya dan
para pedagang Arab, Gujarat dan Cina. Para pedagang Islam datang dan menetap di
Palembang untuk berdagang, sekaligus berdakwa dalam menyebarkan ajaran agama
Islam. Islampun terus menyebar ke berbagai daerah termasuk Desa Semuntul, Desa
Semuntul merupakan desa yang berada di Kacamatan Rantau Bayur Kabupaten
Banyuasin.
Proses Islamisasi di Indonesia (atau tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai
Indonesia) telah berlangsung selama berabad-abad dan terus berlanjut hingga saat ini.
Islam menjadi sebuah kekuatan yang berpengaruh melalui serangkaian gelombang dalam
berjalannya sejarah (gelombang-gelombang ini yaitu perdagangan internasional,
pendirian berbagai kesultanan Islam yang berpengaruh, dan gerakan-gerakan sosial) yang
akan dijelaskan lebih lanjut dengan detail di bawah ini. Namun, juga benar bahwa
penerapan agama Islam di Indonesia pada saat ini memiliki karakter yang beragam
karena setiap wilayah memiliki sejarah tersendiri yang dipengaruhi oleh sebab-sebab
yang unik dan berbeda-beda.

3. Bandingkan kondisi perkembangan umat Islam dulu dengan yang sekarang!

Jawab:
Pengaruh kuat negara maju (Barat) dan non Islam terhadap negara-negara yang mayoritas
penduduknya mengaku beragama Islam sudah bukan rahasia umum lagi. Ketergantungan
dunia Islam dari negara adi kuasa hampir tidak dapat dielakkan, apalagi program
globalisasi yang dicanangkan negara-negara maju kepada dunia sebenarnya hanya
melanggengkan pengaruh negara maju terhadap negara berkembang. Alhasil, negara
berkembang semakin sulit melampui negara maju, jangankan melampui negara maju,
mengejar ketertinggalannya saja sudah demikian berat apalagi dapat melampui mereka.
Namun demikian menjadikan umat Islam berjaya terhadap umat lain bukan suatu hal
yang mustahil karena sejarah Islam telah membuktikan hal itu.

Meski jumlah umat Islam kala itu sedikit dibandingkan dengan umat lain tapi dibawah
kepemimpinan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam umat Islam tampak terus
menunjukkan kewibawaan dan menjadi negara (masyarakat) adi kuasa di masa itu.
Melalui kerja-kerja dakwah disertai keteladanan Nabi, para sahabat dan umat Islam telah
membuat agama Islam berkembang pesat menembus batas-batas jazirah Arab. Dalam
sejarah Islam setelah masa Rasulullah yakni pada sekitar tahun 750 M atau abad ke 8
hingga abad ke 13 bisa disebut masa kejayaan Islam kedua setelah zaman Rasulullah.
Pada masa ini peradaban Islam bangkit dan bermartabat ditandai banyaknya muncul para
cendekiawan, saintis atau ilmuwan top jagad raya yang melahirkan peradaban manusia
tingkat tinggi. Kejayaan peradaban Islam ini suka tidak suka telah menyejarah dan
menjadi motivasi para ilmuwan Barat yang mengembangkan keilmuan berikutnya.
Sejarah ilmu pengetahuan ini tercatat dan tersimpan dengan baik dalam khasanah literatur
Barat.

Terkait kejayaan peradaban Islam masa lalu, jika ditelisik dan dipelajari lebih jauh
ternyata para peneliti dan penemu (inventor) pada masa itu umumnya juga merupakan
seorang ulama yang memahami al Quran dan Hadist. Bahkan tidak sedikit dari mereka
yang hafal al Quran. Ditangan para saintis yang sekaligus juga ulama Islam itulah Ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) ditemu-kenali yang kemudian kita ketahui menyebar
ke seantero dunia dirasakan manfaatnya hingga kini.

Seiring berjalannya waktu eksistensi masyarakat muslim di berbagai negara terus


bertambah. Akan tetapi, eksistensi negara mayoritas muslim dinilai masih perlu
ditingkatkan agar mampu berkembang pesat seperti kejayaannya pada masa silam.
Melihat kondisi umat Islam dimasa lalu, tentu ini sangat menyedihkan dengan yang
sekarang. Maraknya teknologi dan game online, membuat kebanyakan anak-anak
pribumi yang hanya merasa senang dan berlomba-lomba bermain dengan game-game
tersebut, sementara kaum non islam berlomba-lomba untuk membuat dan menjual game
tersebut. Maka tidak heran jika kebanyakan orang kaya, pebisnis adalah non-islam, hal
itu kembali kepada diri setiap umat.

Dalam rangka menyusun kesadaran pola pikir masyarakat muslim, Fakultas Ilmu Agama
Islam (FIAI) Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UII mengadakan acara yang
bertemakan “Imajinasi Membingkai Peradaban Islam”. Acara pada Kamis (15/07)
tersebut menghadirkan Prof. Fathul Wahid, S.T., M,Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dan Drs.
Imam Mudjiono, M.Ag., sebagai pembicara melalui platform daring.

Prof. Fathul Wahid mengungkap beberapa hal yang membuat umat Islam saat ini sedikit
mengalami kemunduran. Ia menyebut masyarakat kurang mengapresiasi bakat di dalam
dirinya, kurang mampu mengikuti perkembangan zaman, dan lamban dalam menelaah
realita sosial.

“Kegagalan dalam memahami realitas kontemporer menyebabkan kita gagap melihat


perkembangan yang ada sehingga seringkali kita menggunakan kacamata yang lama
dengan yang baru yang akhirnya esensinya terlewat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan peranan ilmu sangat berpengaruh terhadap berkembangnya


kemajuan pola pikir seorang muslim. “Kemudian ilmu itu mendapat posisi yang luar
biasa penting dalam kehidupan kita, karena pandangan kita itu dipengaruhi oleh ilmu
yang kita kuasai termasuk untuk mengisi hati kita, menjaga eksistensi hati,” ujarnya saat
menjadi pemateri.

Di samping itu, Imam Mudjiono berpendapat, kemunduran kaum muslim saat ini tak lain
karena banyak masyarakat yang telah meninggalkan kitab suci, yakni Al-Qur’an.
Sehingga saat ini kitab suci yang merupakan pedoman kehidupan bagi umat muslim itu
hanya sebagai ajang perlombaan, hanya sedikit orang yang mampu mengamalkan isi
kandungan dari kitab suci tersebut.

“Orang Islam mundur karena meninggalkan kitab suci mereka. Al-Qur’an hanya
dijadikan ajang perlombaan dan ayat-Nya hanya dijadikan tulisan di atas kertas putih
kecil,” imbuhnya.

Permasalahan ini sangat penting dan urgent yang harus segera dituntaskan, solusi cerdas
dalam meningkatkan paradigma berpikir hebat adalah dengan cara mengevaluasi diri
sendiri dan mengajak lingkungan sekitar untuk berpikir progresif

4. Bagaimana Sunan Kudus melakukan kompromi budaya islam dan kearifan lokal?

Jawab:

Salah satu cara penyebaran agama Islam di Jawa Tengah adalah melalui perpaduan
budaya Islam dengan budaya agama lain seperti Hindu dan Buddha. Hal itu bisa dilihat
dari sisa peninggalan Islam seperti Masjid Sunan Kudus yang memiliki ciri khas dalam
bentuk arsitekturnya. Berdirinya masjid berbarengan dengan saat Sunan Kudus
membangun Kota Kudus di abad ke-15 Masehi. Ketika itu Sunan Kudus yang bernama
asli Djafar Shadiq mengubah sebuah bangunan berbentuk candi menjadi menara masjid.
Selain tempat mengumandangkan azan, di menara tersebut Sunan Kudus sebagai
pendakwah biasanya duduk memberikan pelajaran agama Islam. Sunan Kudus juga
berusaha melakukan kompromi dengan pemeluk agama lain dengan memasukkan
simbol-simbol agama mereka di masjid ini. Misalnya tempat wudu yang menyediakan
delapan pancuran kecil. Hal ini dimaksudkan sebagai perlambang dari Delapan Jalan
Buddha. Kemudian di bagian depan masjid bisa dilihat pula empat gapura yang berujung
di bagian mihrab. Dalam kepercayaan Hindu, setiap kali memasuki pura mereka akan
melewati gapura yang diakhiri dengan arca. Sementara di masjid ini gapura berakhir di
tempat imam memberikan khotbah.

Dengan demikian jalan kompromi yang ditempuh Sunan Kudus terbukti ampuh dengan
banyaknya pemeluk agama Islam pasca berdirinya Kota Kudus.space space

5. Tuliskan fungsi agama

Jawab:

a. Agama sebagai petunjuk kebenaran


Manusia adalah makhluk berakal. Dengan akal itulah lahir ilmu dan filsafat sebagai
sarana untk mencari kebenaran. Namun tidak semua kebenaran yang dicari manusia
terjawab oleh ilmu dan filsafat dengan memuaskan karena pijakannya adalah akal yang
mempunyai kemampuannisbi. Oleh karena itu manusia memerlukan sumber kebenaran
lain. Sumber kebenaran lain adalah agama, yaitu informasi dari Tuhan Yang Maha
Mutlak, Tuhan yang Maha Benar.

b. Agama sebagai informasi metafisika


Banyak hal-hal yang belum terungkap oleh akal manusia terutama yang menyangkut hal-
hal metafisika. Misalnya kehidupan setelah mati Barzakh, yaumul hisab, surga, neraka,
malaikat, jin dan termasuk informasi tentang Tuhan. Akal manusia tidak mampu
mengungkap dan mencari informasi tentang hal tersebut dengan benar. Pencarian
manusia merupakan perkiraan semata bahkan dapat berupa hayalan. Agama yng di
dalamnya ada wahyu dari Tuhan Yang Maha Mengetahui memberikan informasi yang
jelas dan benar tentang sesuatu yang berkaitan dengan metafisika.

c. Agama sebagai sumber moral


Persoalan moral atau akhak merupakan persolan yang mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan misi dari kenabian dan diturunkannya agama adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia. Akhlak juga dapat menjadikan standar kemuliaan
seseorang dan membedakannya dengan binatang.
Sekalipun akal manusia mampu untuk berpikir dan mengetahui yang baik dan buruk,
tetapi yang mampu dipikirkan akal itu masih sifatnya terbatas. Apalagi hasil pikiran
manusia kadang kala dipengaruhi oleh hawa nafsu dan orientasi keduniaannya, maka
seringkali yang diputuskan akal tidak sesuai dengan tuntunan akhlak yang sebenarnya.
Untuk itu perlu bimbingan dari agama yang mampu menuntun kehidupan manusia. Tidak
hanya untuk kebahagiaan di dunia, tetapi juga menuju kebahagiaan di akhirat. Agama
yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Benar mampu untuk memberikan informasi
tentang kebaikan yang sesungguhnya.

d. Agama sebagai sumber Syariah dan Ibadah


Hal yang terpenting dalam agama dalah peribadatan. Peribadatan merupakan aplikasi dan
realisasi dari keimanan seseorang. Peribadatan yang benar hanya diperoleh melalui
agama yang diwahyukan Tuhan kepada manusia. Manusia dengan akalnya tidak mampu
menciptakan bentuk penyembahan dan peribadatan yang benar.

e. Agama sebagai sumber ilmu atau fungsi konfirmasi


Wahyu yang diturunkan Allah SWT dalam agama merupakan sumber ilmu yang
dengannya manusia dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya tentang realitas alam
semesta. Ketika manusia mampu untuk menemukan suatu teori ilmu, dan
mengambangkan pengetahuannya, perlu ada pengkonfirmasian dengan wahyu, agar ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh memperdekatkan dirinya kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai