Anda di halaman 1dari 21

Suspensi

Part 2
B. Formulasi Suspensi Farmasetik
Formulasi suspensi memiliki stabilitas fisika yang
optimal bergantung pada partikel suspensinya, apakah
terflokulasi atau terdeflokulasi.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam membuat formulasi
suspensi adalah:
a. menggunakan pembawa berstruktur untuk menjaga partikel-partikel
terdeflokulasi dalam suspensi. Pembawa berstruktur bekerja dengan
menangkap partikel-partikel (umumnya yang mengalami deflokulasi),
sehingga idealnya tidak terjadi pengendapan. Namun pada
kenyataannya, biasanya akan timbul beberapa derajat sedimentasi.
b. tergantung pada flokulasi terkontrol untuk
mencegah pembentukan cake.
c. kombinasi dari metode a dan b, yang
menghasilkan produk dengan stabilitas
optimum
Pendekatan apapun yang digunakan,
produk harus:
Mengalir dengan segera dari wadahnya
Mempunyai distribusi partikel yang merata
dalam tiap dosis
Pembuatan suspensi sistem flokulasi :

 Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium


 Kemudian ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa
larutan elektrolit, surfaktan, atau polimer.
 Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
 Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat
mengendap, maka ditambah structured vehicle
 Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam
structured vehicle
Suspensi Terdeflokulasi:
 Laju pengendapan sangat rendah.
 Sedimen setelah jangka waktu tertentu menjadi sangat padat,
karena berat lapisan atas bahan-bahan sedimen. Gaya tolak-
menolak antar partikel dilampaui dan terbentuk suatu padatan
keras (cake) yang sukar atau tidak mungkin untuk diredispersi.
 Sistem terdeflokulasi menunjukkan perilaku dilatant.
 Jenis suspensi ini memiliki penampilan yang menyenangkan,
karena partikel tersuspensi dalam jangka waktu yang relatif
lama
 Cairan supernatan keruh/berawan meskipun kebanyakan
partikel telah diendapkan.
 Tidak ada batas jelas antara endapan dan supernatan.
Suspensi Terflokulasi:
 Partikel tersuspensi dalam bentuk agregat longgar.
 Laju sedimentasi tinggi.
 Sedimen terbentuk dengan cepat.
 Sedimen yang terbentuk longgar, sehingga cake tidak terbentuk.
 Sedimen mudah diredispersi oleh sedikit pengocokan.
 Suspensi terflokulasi menunjukkan sifat reologi plastik atau
pseudoplastik
 Suspensi kurang enak dipandang, karena sedimentasi cepat dan
adanya daerah supernatant yang jelas
 Viskositas hampir sama pada tingkat kedalaman yang berbeda.
 Tujuan dari distribusi dosis seragam dapat dipenuhi oleh suspensi
terflokulasi.
Dispersi partikel-partikel
Dipakai : surfaktan
pembasah
alkohol dan gliserin

Jika bahan pembasah >>>, maka:


 Akan terjadi pembentukan busa
 Memberikan bau dan rasa yang tidak diinginkan
Pembawa Berstruktur

Pembawa berstruktur adalah suatu bahan/pembawa yang


dapat mempertahankan partikel-partikel dalam keadaan
tersuspensi

Contoh: metil selulosa, karboksi metil selulosa, bentonit,


karbapol

Fungsi:
 Bahan penyuspensi pemberi kekentalan
 Menurunkan laju sedimentasi partikel-partikel
Flokulasi terkontrol
Dengan menganggap serbuk dibasahi dan didispersi dengan baik
untuk menghasilkan flokulasi yang terkontrol, sehingga mencegah
pembentukan cake yang sukar didispersikan kembali.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian flokulasi,


yaitu:
Pengawasan pada konsentrasi elektrolit, surfaktan, atau polimer
yang digunakan.
Karena perubahan konsentrasi flocculating agent dapat mengubah
suspensi dari terflokulasi menjadi terdeflokulasi.
Elektrolit
Bahan pemflokulasi elektrolit bertindak dengan
mengurangi hambatan listrik antara partikel, yang
dibuktikan dengan penurunan potensial zeta dan
pembentukan jembatan antara partikel yang berdekatan
sehingga partikel-partikel membentuk flok longgar.
Jika kita menyuspensi partikel bismut subnitrat dalam air
kita menemukan gaya tolak-menolak yang kuat antara
partikel, sistem ini terdeflokulasi.
 
 Penambahan kalium fosfat berbasa satu ke suspensi bismut
subnitrat menyebabkan potensial zeta positif untuk menurun
disebabkan oleh adsorpsi dari anion fosfat bermuatan negatif.
Dengan terus menambahkan elektrolit, potensial zeta akhirnya
jatuh ke nol dan kemudian menurun pada arah negatif.
 Ketika potensial zeta menjadi cukup negatif, maka volume
sedimentasi mulai turun. Akhirnya, tidak adanya caking dalam
suspensi berkorelasi dengan volume sedimentasi maksimum.
Gambar 4. Diagram caking, menunjukkan flokulasi dari suspensi
bismut subnitrat dengan menggunakan bahan pemflokulasi
 
Surfaktan
Surfaktan ionik dan non-ionik dapat digunakan untuk
menghasilkan suspensi terflokulasi.

 Konsentrasi optimum diperlukan karena senyawa ini juga


bertindak sebagai bahan pembasah.
 Konsentrasi optimum surfaktan menurunkan energi bebas
permukaan dengan mengurangi tegangan permukaan antara
cairan medium dan partikel padat.
Hal ini menyebabkan terbentuknya aglomerat yang berdekatan
 Partikel yang memiliki energi bebas permukaan yang
rendah saling tarik-menarik satu sama lain dengan gaya Van
der Waals dan membentuk aglomerat longgar
Polimer
Polimer memiliki rantai panjang dalam strukturnya.
Polimer membentuk jembatan (bridging) antara partikel-partikel sehingga
terjadi flokulasi.
Contoh: flokulasi suspensi sulfamerazin oleh polimer kationik

a. Konsentrasi polimer rendah, suspensi deflokulasi

b. Flokulasi oleh bridging

c. Deflokulasi dengan konsentrasi polimer


tinggi
Flokulasi dalam pembawa berstruktur
• Suspensi yang paling ideal
• Harus hati-hati: tidak ada ketidakcocokan (incompatibility) antara bahan
pemflokulasi dan polimer yang digunakan sebagai bahan berstruktur

Partikel (+)
Pemflokulasi (-) Compatible
Pembawa berstruktur (-)

Partikel (-)
Pemflokulasi (+) Incompatible
Pembawa berstruktur (-)

Pemflokulasi (+) Koagulasi


Pembawa berstruktur (-)
Stabilitas suspensi
Stabilitas fisik suspensi sering dikaitkan dengan:
Laju pengendapan
Redispersi endapan
Pembentukan kristal

Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan


formulator/pembuat formulasi menyeleksi penyiapan
awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi yang
dibuat sesuai dengan yang diinginkan.
Parameter pengujian yang dilakukan antara lain:
- volume sedimentasi
- derajat flokulasi
- kontrol ukuran partikel
- redispersibilitas
- reologi (tipe aliran dan viskositas)
- mudah tidaknya suspensi dituang
“Wahai anak muda, jika engkau tidak sanggup
menahan lelahnya belajar, engkau harus
menanggung pahitnya kebodohan”

Anda mungkin juga menyukai