Anda di halaman 1dari 216

Bentuk Sediaan

Farmasi Veteriner
1. ALBENDAZOLE
 Pengobatan dan pencegahan cacing pada hewan, seperti anjing,
kucing, kelinci, sapi, kambing, domba, ayam serta hewan lainnya
harus dilakukan secara rutin dan berkala dengan menggunakan obat
cacing yang ampuh, manjur dan aman. Hewan peliharaan akan
mudah terserang cacing karena hewan peliharaan biasa terpapar
dengan parasit cacing ini yang biasa hidup di lingkungan hewan
tersebut seperti tanah ataupun rumput.
 Kerugian dari anjing, kucing, sapi, kelinci, kambing, babi, ayam,
dan domba atau hewan peliharaan lain yang terinfeksi cacing adalah
terjadi kekurusan pada hewan tersebut, nafsu makan turun/menurun,
bulu kusam, produksi dan reproduksi menurun, menurunkan
kekebalan tubuh sehingga penyakit lain dapat masuk dan
menyerang dengan mudah, gerakan tubuh tidak lincah dan dapat
menularkan penyakit ke hewan lain.
Tujuan
 Untuk menjelaskan bentuk sediaan dasar sesuai
dengan karakteristik farmasi, sedangkan deskripsi
sistem penghantaran obat canggih diatur sesuai
dengan rute pemberian.
 Untuk memberikan perbandingan antara
formulasi yang digunakan untuk manusia dan
hewan.
 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
perkembangan bentuk sediaan hewan dan
menjelaskan beberapa isu yang relevan yang
berkaitan dengan pengembangan bentuk sediaan
veteriner.
Ilmu Formulasi Pada Manusia Dan
Hewan

Pendekatan sederhana dalam


pengembangan obat-obatan untuk
manusia dan hewan adalah sama.
Proses dalam formulasi melibatkan :
 Pemilihan dari bahan aktif dan bahan tambahan
farmasi dengan sifat fisikokimia yang baik,
berkhasiat, dan aman
 Bentuk sediaan dan kemasan
 Pengujian klinis untuk efikasi dan keamanan
 Mengumpulkan data stabilitas dan produk obat
 Meningkatkan dan mentransfer zat aktif serta
metode pembuatannya
 Menentukan metode untuk memverifikasi
kualitas yang divalidasi
 Mengajukan persetujuan dengan lembaga
regulator
- Beberapa kesamaan lainnya termasuk
persyaratan peraturan sangat mirip
(misalnya, Konferensi Internasional
tentang Harmonisasi untuk Manusia dan
Konferensi Internasional tentang
Harmonisasi untuk Hewan)
- Amerika Serikat adalah pasar utama bagi
kedua disiplin tersebut dan kaya akan
intelektualnya.
 Perbedaan yang paling penting yang perlu
ditambahkan dalam kedokteran hewan dimana
harus memastikan tidak ada obat atau metabolit
yang tidak aman jika dikonsumsi oleh hewan
penghasil pangan.
 Ini melibatkan proses ADME serta karakterisasi
keamanan.
 Perbedaan lainnya termasuk pengujian pada
hewan klinis sering kali rumit, lebih kecil, lebih
cepat dilakukan, sensitivitas harga produk obat
untuk ternak (misalnya, hewan tidak diobati jika
obat terlalu mahal dan tidak memberi
keuntungan), dan sering tidak perlu untuk
pengujian hewan karena kemampuan untuk
menggunakan spesies target dalam pengujian
manusiawi serta hemat biaya.
Pasien
Hewan dibagi menjadi dua kategori besar:
- hewan penghasil pangan
- hewan pendamping
 Hewan penghasil pangan termasuk sapi, domba,
babi, unggas, bersama dengan ikan dan hewan
lainnya yang menghasilkan daging atau produk
lainya seperti telur atau susu.
 Hewan pendamping adalah hewan yang dianggap
sebagai peliharaan termasuk anjing, kucing, dan
kuda. Burung, kadal, kelinci, dll dapat dianggap
hewan pendamping, namun kadang-kadang
mereka diklasifikasikan sebagai hewan “eksotik”.
Perspektif Pasar
 Farmasi kesehatan hewan dan biologi
Pasar untuk produk hewan dibagi menjadi
dua bidang utama: Farmasi dan biologi.
 Dalam hal sederhana obat-obatan digunakan
untuk mengobati dan menyembuhkan
hewan, termasuk obat yang berisi protein
sebagai hormon pertumbuhan.
 Sementara pada biologi adalah vaksin yang
digunakan untuk mencegah penyakit.
 Kadang-kadang kelas ketiga adalah nutrisi
yang mencakup seperti suplemen selenium
untuk ternak atau vitamin untuk hewan
pendamping. Obat dan nutrisi pakan aditif
dapat digunakan untuk hal lain. Selain
makanan hewan peliharaan dan industri
herbisida pestisida.
 Oleh karena itu, penting memeriksa angka
penjualan untuk perusahaan, misalnya pada
tahun 2001, pasar kesehatan hewan yang
dilaporkan adalah $17 miliar di dalamnya
termasuk obat-obatan, biologi, pakan aditif,
dan gizi
 Pada tahun 2006, pasar kesehatan
dilaporkan menjadi $16,1 yang belum
termasuk nutrisi
 Sementara obat-obatan untuk hewan
pendamping telah berkembang dan
dalam beberapa tahun terakhir telah
terjadi pertumbuhan pasar, selama 10
tahun terakhir total pasar telah cukup
datar.
 Lima belas perusahaan hewan ternama
mewakili lebih dari 80% total $16,1 miliar.
Lima perusahaan teratas pada tahun 2006
yaitu Pfizer ($2,3 miliar), Merial ($2,2
miliar), Intervest ($1,1 miliar), dan
Novartis ($0,95 miliar). Bayer dan
Novartis termasuk perusahaan kesehatan
lingkungan.
Tentang Pasar
Banyak perubahan dan tantangan yang terjadi di pasar hewan,
beberapa masalah termasuk:
 Konsolidasi perusahaan yang mengurangi jumlah riset dan
pengembangan yang digunakan untuk penemuan molekul baru.
 Pasar yang relatif datar selama bertahun-tahun ditambah dengan
ketidakjelasan penggunaan dana untuk riset dan pengembangan.
 Pengurangan pengeluaran untuk ternak pada riset dan
pengembangan sebagai hewan pendamping menjadi lebih fokus
karena lebih menguntungkan.
 Pemberhentian riset dan pengembangan pada antibiotik karena
resistensi antibiotik pada beberapa hewan.
 Penampilan produk yang kurang menarik sebagai konsenkuensi
turunnya riset dan pengembangan.
 Risiko yang lebih tinggi dalam mengembangkan obat baru tertentu
karena konsolidasi peternakan yang dihasilkan untuk spesies
tertentu (misalnya babi, ayam) di Amerika serikat dikendalikan oleh
beberapa perusahaan.
Scientific Challenges (Tantangan
Ilmiah)
 Setiap produk yang dikembangkan harus memenuhi:
keamanan yang dapat diterima,
khasiat,
dan profil stabilitas,
 Aspek keamanan diterapkan untuk penggunaan
keduanya meliputi hewan dan manusia.
 Uji coba khasiat/kemanjuran harus mencakup:
keturunan yang berbeda, musim, dan letak geografis
untuk mengevaluasi efek dari khasiat produk
tersebut.
 Profil stabilitas meliputi :
Stabilitas kimia
Stabilitas Fisika
Assesment lingkungan
Karena hewan mengekskresikan obat dan
metabolitnya langsung ke lingkungan melalui
feses dan urin, dekomposisi produk ini harus
dievaluasi pada :
- Air
- Berbagai jenis tanah
- Bahkan efeknya pada serangga tertentu.
Karena persyaratan peraturan ini, meningkatkan
fokus pada pemahaman jalur degradasi obat
dilakukan, yang mungkin tidak dilakukan untuk
obat yang digunakan manusia.
Perbedaan antarspesies dan intraspesies menimbulkan
masalah formulasi

 Perbedaan disebabkan oleh anatomi dan fisiologi di dalam dan


antar spesies.
 perbedaan spesifik dalam fisiologi pencernaan dibandingkan
dengan manusia
 Pengaruh usia dan ukuran tubuh, misalnya pada penyerapan
obat.
Contoh :
1. Larutan atau suspensi yang mengandung jumlah yang sama per
volume dan yang dapat diberikan pada volume yang berbeda untuk
hewan yang berbeda ukuran.
2. Produk-produk cair kadang-kadang tidak begitu mudah untuk
diterima seluruh spesies, palatabilitas (kemampuan untuk mencicip)
menjadi masalah. Sebagai contoh, kucing diketahui tidak memiliki
gen yang memungkinkan mereka untuk mencicipi gula, sehingga
formula yang manis untuk anjing tidak akan mendapatkan
penerimaan yang sama pada kucing.
3. Bentuk sediaan padat cukup rumit karena berbagai jumlah dosis
yang diperlukan antara spesies, dan mengelola beberapa tablet
untuk anjing besar mungkin tidak menjadi pilihan yang layak. Salah
satu alternatif yang layak untuk dipertimbangkan yaitu
mengembangkan tablet cetak tunggal atau ganda. Untuk hewan
ternak, solusinya adalah dengan mengembangkan produk yang
fleksibel yang dapat diproduksi dalam ukuran berbeda selama
proses manufaktur.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
formulasi
 Memahami sifat fisikokimia bahan aktif.
 Profil stabilitas produk (kepekaan terhadap
kelembaban, oksigen, cahaya).
 Bentuk aktif seperti polimorf dan bentuk kristal,
higroskopisitas.
 Karakteristik serbuk (seperti kepadatan, sifat alir,
indeks kompresi).
 Pemahaman farmakokinetik dasar untuk
mempertimbangkan obat dan metabolit tingkat
residu.
 Memastikan formulasi yang efektif dan aman untuk
hewan adalah tujuan yang sama seperti formulasi
baru yang dikembangkan untuk manusia.
Logistik / pemasaran

Waktu bagi para ilmuwan formulasi untuk merancang dan


mengembangkan formulasi jauh lebih sedikit daripada di bidang
kesehatan manusia. Alasannya mencakup :
 kemampuan untuk masuk ke subjek tes yang sangat cepat
(kurangnya waktu untuk merekrut subyek penelitian),
 desain studi klinis kurang kompleks, kebutuhan untuk memahami
ADME agar residu dan penarikan dapat diatur,
 Distribusi senyawa dari penemuan dan pengajuan berlangsung
sekitar 7 tahun di bidang perawatan hewan, sementara dalam
perawatan kesehatan manusia dibutuhkan sekitar 10 tahun.
Mengembangkan bentuk sediaan yang menguntungkan tetap
menjadi salah satu tantangan bagi ilmuwan formulasi hewan saat
ini.
Desain, formulasi dan pengembangan
 Tantangan untuk mengembangkan jenis bentuk sediaan yang bervariasi,
sangat mirip dengan bentuk sediaan dikembangkan untuk manusia.
 Tiga contoh yang diberikan dalam bagian ini untuk menyoroti tantangan
formulasi terkait dengan palatabilitas, stabilitas dan ukuran paket besar.
 Rasa manis, asam, pahit,dan asin adalah selera berhubungan dengan
reseptor rasa manusia, hal ini tidak berlaku untuk hewan. Sekali hewan
diberikan obat yang berbeda dari obat yang sehari-hari digunakan, hewan
akhirnya mungkin tidak menyenangi ketika diberi obat dalam bentuk
larutan atau tablet. Kadang-kadang mungkin tidak ada hubungannya
dengan rasa atau formulasi; efek samping seperti mual dapat
mengakibatkan hewan tidak menyukai bentuk sediaan.
 Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa saat merancang formulasi
yang baik, tantangannya bisa sangat sulit, membutuhkan waktu yang lama
dan menggunakan banyak sumber daya.
• Stabilitas merupakan periode waktu suatu produk dapat
digunakan setelah kemasan dibuka.
• Hal ini sangat penting terutama untuk produk cair. Dalam
pengobatan kesehatan hewan, terutama hewan ternak,
perlakuan, perawatan dilakukan terhadap semua hewan dalam
waktu bersamaan; dengan demikian, merancang beberapa
botol dosis lebih sulit daripada untuk perawatan kesehatan
manusia.
• Hal ini kemudian mengarah pada pertanyaan berapa lama
botol dapat diisi dan digunakan lagi setelah penggunaan awal,
karena hal ini penting untuk memahami stabilitas kimia, fisik,
dan mikrobiologi yang dapat mengkontaminasi wadah.
• Biasanya ini melibatkan penarikan sejumlah sampel dari
wadah (misalnya, 5% atau 7%), kemudian digunakan untuk
menguji stabilitas.
• Untuk pengujian mikrobiologi, pengujian efektivitas
pengawet sering digunakan. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan produk yang mencapai waktu
maksimum untuk pemasaran produk.
• Masa 28 hari untuk produk steril adalah maksimum
yang diizinkan di Eropa, produk steril lainnya mungkin
30 hari atau lebih lama di berbagai negara, dan dengan
larutan oral, periode 6 bulan bisa diperoleh jika ada
data yang mendukungnya.
• Ukuran paket besar juga lebih menyulitkan dalam
produk hewani dibandingkan dengan obat-obatan
manusia. Hal ini disebabkan jumlah besar hewan yang
dirawat di satu waktu. Ini bisa berarti wadah dari 100
mL hingga 25 L.
Persamaan Produk Obat manusia dan hewan
dalam analis pengujian :
1. Bertujuan untuk menjamin kualitas
produk akhir.
2. Validasi tes identik dalam linearitas,
presisi, akurasi, ketahanan dan
kemampuan untuk memproduksi sesuai
standar.
PERBEDAAN PENGUJIAN YANG DILAKUKAN PADA
PRODUK OBAT HEWAN DAN MANUSIA :

1. Pengujian stabilitas
- ukuran kemasan
- terpajan oleh suhu ekstrim terkait dengan
pengemasan
- pencampuran dengan komponen lain (misalnya
pangan)
- kompatibilitas dengan perangkat dosis yang
unik.
2. Pengujian in-vitro
UKURAN KEMASAN
bentuk sediaan produk hewan bisa sangat
besar dan dikemas dalam beberapa dosis
menggunakan kemasan besar.
TERPAJAN OLEH SUHU EKSTRIM TERKAIT
DENGAN PENGEMASAN
stabilitas fisik pada suspensi minyak mungkin
berbeda atau distribusi obat implan steroid
dari telinga mungkin lebih lambat akibat suhu
yang rendah.
PENCAMPURAN DENGAN KOMPONEN LAIN :
• Pada penggunaan produk yang harus dipertimbangkan
adalah ketika produk tersebut ditambahkan pada
pangan atau dicampurkan dengan pangan.
• Pengetahuan tentang berapa lama obat baru dapat
mempertahankan mineral dan kadar air yang tinggi
(jagung dapat memiliki kadar air ≥15%) sangat penting.
KOMPATIBILITAS DENGAN PERANGKAT DOSIS
YANG UNIK

Salah satu contoh adalah penyegel karet atau silikon pada


alat untuk pemberian produk secara oral untuk hewan. Alat
yang diproduksi harus diperiksa untuk memastikan bahwa
kontak produk dengan komponen segel tidak
mempengaruhi akurasi dosis dan kemudahan atau menjadi
racun bagi hewan yang menerima produk.
Pengujian in vitro
 beberapa dosis sediaan khususnya untuk ternak;
jumlah yang sangat besar obat dimasukkan
(biasanya dalam gram daripada jumlah miligram);
 periode penyampaian obat yang sangat panjang
(minggu dan bulan untuk produk hewan
dibandingkan dengan jam atau hari untuk produk
manusia);
 sifat fisikokimia beragam dari obat yang
dimasukkan;
 bentuk yang unik, geometri dan mekanisme rilis
yang unik menimbulkan kesulitan dalam
pengembangan dan validasi uji in vitro uji
pelepasan bentuk sediaan obat untuk hewan.
RESIDU
 residu dalam hewan penghasil pangan
 residu dalam lingkungan
 resistensi antimikroba
Pihak terkait penentu residu yang diizinkan
dalam produk makanan hewan:

1. melibatkan orang-orang yang menilai


keamanan obat dan metabolit yang menentukan
apakah senyawa memiliki efek pada manusia
dan pada dosis berapa.
2. farmakokinetik untuk mempelajari distribusi
dan eliminasi senyawa yang diberikan dan
metabolitnya.
Potensi residu bagi lingkungan
 Terfokus pada ternak dan hewan lainnya
(misalnya, ayam, kalkun, ikan) yang
meninggalkan limbah di tanah atau di air.
 Degradasi obat diperiksa dalam air pada pH
yang berbeda dan ketika terkena cahaya.
 Adsorbsi obat tertentu ke tanah juga
dipelajari, tujuannya adalah untuk
menentukan tingkat degradasi senyawa
beracun.
 Diperiksa juga kehidupan hewan air untuk
mengukur toksisitas.
Resistensi antimikroba
• Penggunaan floroquinolon pada unggas
pada pertengahan 1990-an.
• Penggunaan floroquinolon pada sejumlah
besar hewan, meningkatkan resistensi
antimikroba.
• Akhirnya produk floroquinolon unggas
ditarik dari pasar
FORMULASI PRODUK KESEHATAN HEWAN
MERUPAKAN PRODUK YANG UNIK
 - Ada beberapa formulasi yang sangat unik atau sistem
distribusi yang digunakan untuk mengobati hewan,
contoh obat harus stabil bahkan jika pangan berbentuk
butiran yang memiliki kelembaban 10%.
- Atau, kadang-kadang pangan yang diperkaya dengan
mineral yang memiliki kemampuan katalis degradasi
oksidasi.
- Pangan sering diencerkan dan Anda perlu memastikan
homogenitas yang memadai ketika memadukan produk
dengan pangan kasar.
 - Untuk produk yang dituang, merupakan tantangan
yang unik bagi formulator. Dengan produk ini ada
kebutuhan untuk memberikan efek secara topikal dan
tergantung pada mekanisme kerja.
- Contoh: produk yang memberikan efek pada kulit atau
dalam folikel rambut dan efektif dalam waktu yang
lama.
- Tantangannya adalah bahwa produk juga harus aman
untuk anak-anak ketika mereka menggunakannya pada
hewan peliharaan mereka seperti anjing atau misalnya
untuk ternak lain yang mungkin menjilati kulit lawan
jenisnya.
Desain bentuk sediaan yang digunakan pada hewan
Padat
1. Tablet
 Karena hewan tidak bisa mengelola obat sendiri, tablet sebagai bentuk
sediaan jarang digunakan dalam kedokteran hewan dibandingkan dengan
produk obat untuk manusia. Spesies utama yang diobati dengan tablet
adalah anjing dan kucing, namun untuk beberapa indikasi, sapi dan
domba dapat menerima tablet besar (sering disebut sebagai bolus).
Indikasi utama untuk tablet pada anjing dan kucing mencakup semua
bidang terapi.
 Antikonvulsan, anti inflamasi, antimikroba, antitusiv (ada pengobatan
untuk batuk anjing), antispasmodik (ada pengobatan untuk kucing yang
diare) .
 Metode granulasi (basah dan kering) keduanya digunakan dalam
pembuatan tablet.
 Tablet bisa dilapisi untuk dapat membedakan produk dengan memberi warna,
untuk membantu mengurangi senyawa - tasting ofensif, atau untuk mencegah
debu dalam botol (yang meminimalkan masalah keamanan). Teknik pelapisan yang
sama digunakan untuk produk tablet manusia.
 Ukuran Tablet diproduksi cukup besar bagi pemilik hewan peliharaan tetapi cukup
kecil untuk menekan tenggorokan atau disembunyikan di makanan. Ukuran berat
dari 80 mg hingga 1 - 2 gram. Tablet ukuran untuk sapi, domba, dan kuda yang
lebih besar biasanya disebut bolus.
 Keamanan bagi kesehatan anak sering dipertimbangkan untuk produk yang
digunakan untuk kucing dan anjing.
 Tablet sering dibuat untuk pelepasan segera dengan dosis sekali untuk dua kali
sehari tergantung pada penyakit yang diobati.

2. Kapsul
Seperti tablet, kapsul terutama digunakan untuk anjing dan kucing, tetapi ada
beberapa vitamin dan suplemen mineral kapsul diformulasikan untuk kucing.
Ada tiga area perawatan utama menggunakan kapsul sebagai bentuk sediaan:
nutraseutikal, vitamin dan mineral, serta antimikroba.
Bentuk sediaan farmasi untuk
hewan
 Kapsul gelatin digunakan untuk manusia
dapat juga digunakan untuk obat hewan jika
dosis kecil (misalnya ukuran no.000 ; no.00),
ada kapsul hewan sangat besar yang berkisar
dalam ukuran dari no. 13 (1-3 g).
 Seperti pabrik kapsul DOGCapsTMdan
CATCapsTM, memproduksi kapsul berisi
daging sapi, ayam, atau daging bumbu
dalam cangkang untuk menarik anjing dan
kucing untuk mengkonsumsi produk
tersebut.
Pengembangan formulasi produk
kapsul melibatkan bidang utama
 pencampuran bahan aktif dengan jumlah
besar bahan pengisi
 membentuk granulasi yang mengalir bebas,
yang menghasilkan keseragaman konten
yang baik
 memastikan stabilitas obat dalam kapsul.
 Sedangkan sebagian besar produk kapsul
adalah produk gelatin cangkang keras, dua
kapsul lembut elastis dipasarkan yang
mengandung minyak ikan/ omega-3 dan
vitamin K1.
Pakan aditif

bentuk sediaan yang berguna untuk mengobati


sejumlah besar hewan secara bersamaan. Ternak,
unggas, dan babi adalah spesies utama untuk
menerima pakan aditif. Bentuk sediaan termasuk
bubuk padat, yang dicampur dengan makanan
dan cairan.
Mengasosiasikan pakan aditif penting untuk
memahami penunjukan A, B, atau C pakan Pakan tipe B adalah
aditif. pakan yang mengandung
tipe A atau tipe B yang
lain ditambahkan jumlah
Pakan tipe A adalah produk yang subtansi nutrisi (tidak
mengandung satu atau lebih obat kurang dari 25% dari
hewan yang dijual ke pabrik pakan berat total) dan dicampur
atau produsen dan dimaksudkan dengan makanan dan
untuk dicampur ke makanan nutrisi tambahan untuk
membuat hewan
mengkonsumsinya. Hal
penting adalah bahwa
obat pakan tipe B tidak
diberi makan secara
langsung ke hewan.
Tipe C adalah pakan yang diencerkan
yang diberikan kepada hewan. Obat
pakan tipe C ini dapat diberikan
langsung ke hewan atau jatah harian
hewan normal.
 Penggunaan utama untuk pakan aditif
adalah sebagai suplemen
vitamin/mineral, penggantian elektrolit,
dan antimikroba/progestin. Suplemen
mengandung vitamin/ mineral yang
banyak dan mencakup kobalt,
tembaga, yodium, mangan, beberapa
vitamin/mineral, vitamin A, vitamin K,
vitamin E, selenium dan seng.
CAIRAN ada Tiga bentuk sediaan
utama cair yang diberikan melalui
mulut, disuntikkan, atau
ditempatkan pada kulit.

Cairan Oral

 Cairan oral dapat diberikan langsung ke hewan atau, jika pemberian


bagi banyak hewan, ditempatkan dalam air minum atau bahkan tersebar
di antara pakan.
 Produk cairan oral untuk hewan sering digunakan. Jika wadah akan
dibuka dan ditutup beberapa kali waktu penyimpanan maka harus
ditambahkan pengawet.
 Contoh pengawet: asam benzoat, natrium atau kalium benzoat, dan
asam sorbat. Etanol, gliserin, dan propilen glikol juga bisa menjadi
bahan pengawet yang baik
Cairan Parenteral

Cairan parenteral digunakan sebagai analgesik, anestesi


umum dan lokal, antihistamin, anti-inflamasi (steroid dan
non steroid), agen antimikroba, antiprotozoa, antitusif,
andrenergic, antiparasit, pengganti darah, diuretik, agen
euthanasia, penggantian elektrolit, hematinik, penggantian
hormon (misalnya, gonadotropin insulin), penambah
produksi susu, imunostimulan, relaksan otot, stimulan
pernapasan, obat penenang, dan suplemen
vitamin/mineral. Semua spesies diperlakukan dengan
cairan injeksi.
Cairan Dermal / Transdermal

Cairan untuk kulit dan transdermal aplikasi pada hewan


digunakan untuk mengobati kutu dan tungau pada anjing,
kucing, dan ternak. Tapi ada aplikasi yang lain seperti
antijamur, anti-inflamasi, antimikroba, antiseptik,
antipruritus, penghilang kutil.
Cairan dermal/transdermal biasanya bentuk sediaan
larutan.
Penyampaian Obat Intramammary
 Rute intramammary untuk penyampaian
obat terutama digunakan untuk pengobatan
mastitis pada sapi dan dapat diklasifikasikan
menurut dua bidang utama untuk
pengobatan hewan menyusui dan kering
(tidak menyusui)
 Berbagai jenis formulasi telah dieksplorasi
untuk rute intramammary dan termasuk
sistem air dan berbasis salep, sistem
berbasis minyak, vaksin dan terapi
rekombinan
Formulasi Long-Acting
 Dalam kasus hewan, alasan untuk mengembangkan
long-acting adalah:
- untuk pengurangan stres pada hewan,
- mengurangi kegiatan menggiring hewan,
- biaya tenaga kerja berkurang.
Alasan ini berdampak besar pada hasil/bentuk sediaan
seperti ukuran, bentuk, volume diberikan dan
seterusnya.

 Untuk manusia, obat dimasukkan ke dalam formulasi


long-acting harus memiliki sifat fisikokimia tertentu
seperti potensi tinggi dan karakterisasi dosis.
Larutan Suspensi
 Beberapa bentuk sediaan  Oxytetracycline telah dirumuskan
larutan yang ada untuk untuk memerangi demam (penyakit
pemberian pada hewan. pernafasan sapi). Pengembangan
Sebagai contoh, injeksi Liquamucin®LA dilakukan oleh Pfizer.
Dalam hal ini, tetrasiklin yang dikenal
Ivomex (Merial, Harlow, Essex,
juga tidak larut, serta menyakitkan,
Inggris) adalah larutan 1% b/b setelah injeksi. Untuk mengatasi
invermectin dalam propilen masalah ini, formulator
glikol dan gliserol, yang mengidentifikasi 2- pirolidon sebagai
diberikan subkutan sekitar pelarut dan mengembangkan
200 µg/kg pada sapi dan 300 metode chelating oxytetracycline
µg/kg pada babi. Suntikan ini dengan ion magnesium untuk
diberikan sebulan sekali untuk mengurangi iritasi pada injeksi.
pengobatan endoparasit.

Bentuk Sediaan Parenteral Long-acting


Implant
 sistem penyampaian berbentuk silinder yang
mengandung obat dimasukkan ke dalam matriks
laktosa, kolesterol, polietilen, atau silikon penyampaian
matriks.
 Biasanya 2 sampai 4 mm dan sampai sekitar 20 mm.
Obat dapat dimasukkan ke dalam implan dengan
merata mendistribusikan di seluruh silinder, atau
sebagai lapisan yang menutupi permukaan silinder
tersebut.
 Berbasis laktosa implan memiliki aksi lebih pendek (~40
hari) dibandingkan dengan berbasis kolesterol (~80
hari). Matriks karet silikon provit durasi rilis terpanjang
untuk estrogen (~200-400 hari).
 Durasi yang sebenarnya sangat tergantung pada
karakteristik fisikokimia obat, terutama kelarutan.
Compudose adalah implan silikon terdiri dari
silikon bebas dilapisi dengan lapisan silikon yang
mengandung 20% ​dispersi estradiol. Ini memiliki
luas permukaan 4,84 cm2.
Jangka waktu pelepasan yang berbeda dicapai
dengan memproduksi produk dengan lapisan
ketebalan yang berbeda
Crestar implan adalah implan telinga
yang juga menggunakan silikon sebagai
matriks polimer, tetapi dalam kasus ini
mengandung 3 mg norgestomet
didistribusikan di seluruh silinder.

https://youtu.be/YcLRo87oR14
https://youtu.be/vwy9qTFJrAA
Ovaplant adalah implan subkutan bentuk
silinder mengandung sintetik GnRH analog
deslorelin [6-D-triptofan-9- (N-etil-L-
prolinamide) -10-desglycinamide].
Implan dengan panjang 2,3 mm dan 3,6 mm
dan berisi 2,1 mg deslorelin asetat dalam
matriks inert. Implan biokompatibel dan
diserap, oleh karena itu tidak perlu
dihilangkan setelah pemberian.
Implan Syncro-Mate-B terdiri dari implan norgestomet /
Hydron, ukuran 3 x 18 mm2, mengandung norgestomet 6-
mg, dan berat sekitar 0,125g.
Selama pembuatan implan yang terbungkus dalam selubung
plastik pelindung dan dikemas dalam kemasan foil disegel.
Sebuah aplikator yang dirancang khusus kemudian
digunakan untuk mengelola implan di bawah kulit
permukaan luar dari telinga sapi.
In situ membentuk gel

In situ membentuk sistem gel berdasarkan


sukrosa asetat isobutirat (SAIB) telah
diteliti untuk aplikasi hewan. SAIB adalah
molekul sukrosa teresterifikasi. Ini adalah
bahan dengan berat molekul rendah yang
memiliki banyak sifat yang berhubungan
dengan bahan polimer, nonpolimer, dan
dilusi.
Mikrosfer
Suntikan intramuskular terdiri dari formulasi
mikrosfer dibuat dari poli (DL-laktida) telah
dijelaskan untuk aplikasi hewan.
Mikrosfer telah dirumuskan untuk
memberikan progesteron (1,25 g) dan
estradiol (100 mg) terus menerus untuk
jangka waktu 12 sampai 14 hari.
Produk mikrosfer lainnya telah dikembangkan,
mengandung berbagai bahan aktif termasuk
ivermecetin, estradiol, moxidectin, dan
vitamin B12.
Formulasi Bolus Intraruminal

Sistem produk obat Intraruminal


diberikan kepada dan disimpan
dalam rumen hewan pemamah
biak (sapi, domba) dan
diformulasikan untuk
memberikan obat dalam waktu
lama (bulan)
 Bolus Intraruminal adalah
perangkat kapsul berbentuk
silinder atau memanjang
yang khusus 7-16 cm panjang
dan 1 sampai 3 cm,
tergantung pada spesies
yang mereka dimaksudkan.
 Bolus harus dirancang untuk
menyediakan beberapa
mekanisme untuk retensi
jangka panjang dalam rumen
hewan.
 Dua metode yang umumnya
digunakan untuk
mempertahankan perangkat
dalam rumen.
 Yang pertama melibatkan
penggabungan komponen
yang menyediakan
kepadatan perangkat secara
keseluruhan lebih besar dari
2 g / cm
Alternatif Alat retensi perangkat dapat
dicapai dengan menggunakan desain
yang mengarah pada ekspansi yang
signifikan dari perangkat dalam
setidaknya satu dimensi berikut
diperkenalkan ke dalam rongga retikulo-
rumen. Perangkat captec (Auckland,
Selandia Baru) adalah contoh dari
teknologi yang menggunakan metode ini
untuk retensi
Intravaginal
Tabel 2 Faktor yang mempengaruhi desain
sistem pengiriman obat hewan intravaginal
Faktor yang faktor pengaruh Faktor dipengaruhi
mempengaruhi desain oleh
desain aplikator dimensi dan geometri ukuran dan bentuk
sistem pengiriman dimensi rongga vagina
kemudahan dan geometri sistem
penggunaan hewan pengiriman
kenyamanan akhir
penerimaan pengguna
tingkat retensi keberhasilan dimensi mekanisme
keseluruhan sistem retensi dan geometri
pengiriman sistem pengiriman
mekanisme retensi kemudahan penggunaan dimensi mekanisme retensi
tingkat retensi dan geometri sistem
pengiriman

Ukuran melepaskan kemudahan tingkat ukuran dan bentuk desain yang


penggunaan hewan diinginkan rongga vagina
kenyamanan akhir penerimaan aplikator laju pelepasan
pengguna

Ruang bangun melepaskan kemudahan tingkat Ukuran dan bentuk desain yang
penggunaan hewan diinginkan rongga vagina,
kenyamanan akhir penerimaan aplikator, laju pelepasan
pengguna

iritasi (produksi pemberhentian pengguna akhir penerimaan Dimensi mekanisme retensi


mukopurulen) laju pelepasan dan geometri sistem
pengiriman
Polimer yang digunakan untuk
memproduksi sistem
pengiriman
Obat dimasukkan ke dalam
sistem pengiriman
ada atau tidak adanya aditif.
Pemindahan pengguna akhir mekanisme retensi
penerimaan laju Dimensi mekanisme
pelepasan retensi dan geometri
sistem pengiriman
kerusakan mukosa vagina aplikator penghapusan Dimensi mekanisme retensi
dan serviks desain mekanisme retensi dan geometri sistem
mekanisme pengiriman

pertimbangan lingkungan pengguna akhir penerimaan Metode polimer


lingkungan regulatoy pembuangan residu beban
penerimaan beban karpet narkoba
optimal
karakteristik rilis efficary sistem pengiriman Polimer yang digunakan
untuk memproduksi sistem
pengiriman
Obat dimasukkan ke dalam
sistem pengiriman
Ada atau tidak adanya aditif
Proses manufaktur
Obat-obatan yang digunakan dalam intravaginal
sistem pengiriman hewan adalah hormon sintetis dan
alami yang digunakan untuk mengontrol siklus estrus
(progesteron, metil asetoksi progesteron, asetat
fluorogestone, dan EB). Obat lain (melatonin,
prostaglandin F 2, dan berbagai progestagens
sintetis lainnya) telah terbukti secara sistemik
diserap dari vagina hewan ternak. Polimer digunakan
dalam intravaginal sistem pengiriman hewan telah
memasukkan poliuretan, silikon, dan polikaprolakton.
Beberapa sistem pengiriman obat intravaginal
sistem pengiriman hewan yang tersedia secara
komersial
 PRID (perangkat intravaginal progesteron), yang
terdiri dari spiral stainless steel ditutupi dengan
elastomer silikon, dengan progesteron micronized
(1,55 atau 2,55 g) seragam tersebar di seluruh.
 CIDR 1380 Sapi, yang merupakan sistem pengiriman
berbentuk T yang terdiri dari nilon tulang belakang
yang memberikan bentuk ke perangkat, dimana
lapisan silikon dengan 1,38 g (10% b / b) dari USP
kelas micronized progesteron tersebar secara
homogen.
 Sistem pengiriman spons beberapa terbuat dari
poliuretane dan diresapi dengan progestagen
potene. Berbentuk silinder dengan tali (ekor)
dipasang untuk membantu penghapusan pada
akhir masa pengobatan.
 CIDR-G (pelepasan terkontrol internal Obat
Kambing), yang merupakan perangkat
intravaginal berbentuk T dengan tubuh, sayap,
dan ekor untuk digunakan pada domba dan
kambing, terdiri dari nilon tulang belakang yang
memiliki filamen nilon fleksibel dibentuk untuk
ekor. Tubuh dan sayap tulang belakang yang
dilapisi dengan silikon, yang diresapi dengan 0,3 g
(9% b / b) dari USP kelas micronized progesteron.
Bentuk Sediaan Farmasi Veteriner
 Cuemate adalah alat intravaginal berbentuk tulang
yg dibuat dalam suatu system yang terdiri dari tulang
belakang poliester yang memberikan bentuk yang
mana progesteron diresap polong silikon. polong ini
diproduksi bentuk injeksi pada suhu tinggi.
 CIDR, merupakan alat intravaginal untuk babi
mengandung 2 g progesteron yang homogen dan
terdispersi. Matriks silikon berada pada suhu rendah
(di bawah 120 ˚C melebihi tulang belakang poliester.
 Intravaginal PCL, yang merupakan sistem berbentuk
tunggal terdiri dari polikaprolakton termasuk polimer
tunggal diabsorbsi dengan progresteron yang
diproduksi dengan bentuk injeksi pada suhu yang
sangat rendah (sekitar 80˚ C).
Noda pada leher
Teknologi noda di leher hewan seperti
anjing dan kucing telah diformulasikan untuk
pemakaian topikal berkepanjangan secara
ektoparasit. Bahan aktif yang diinjeksikan
melalui leher secara perlahan dilepaskan
menembus bulu binatang, dan membunuh
ektoparasit. Teknologi ini memiliki keuntungan
dalam kemudahan penggunaan dan durasi
yang panjang, yang bisa sampai enam bulan
setelah sekali penggunaan.
Teknologi tersebut dapat dibagi menjadi 3
bagian antara lain:
 perangkat matriks,
 perangkat waduk,
 perangkat mekanis.
Perangkat matriks dimana bahan aktif
dicampur langsung ke dalam polimer
merupakan teknologi yang paling umum
digunakan.
 Baru-baru ini produk yang telah dikembangkan,
yang memiliki aksi yang panjang karena sifat yang
melekat pada bahan aktif. Cairan topikal
komersial yang tersedia antara lain permethrin,
imidacloprid, dan fipronil. Produk ini sangat
mudah digunakan, dan karena potensi bahan
aktif, hanya memerlukan beberapa tetes sekali
pengobatan untuk diberikan di bagian belakang
hewan.
 Produk ini biasanya digunakan pada anjing dan
kucing dan durasi selama satu bulan.
APLIKATOR
 Secara normal hewan tidak dapat mengobati
dirinya sendiri kecuali (makanan adiktif, debu
serangga) solusi inovatif harus dibuat oleh para
ilmuwan formulasi hewan veteriner untuk
memastikan bahwa produk akhir mereka dapat
diberikan dengan aman, cepat, dan mudah dalam
penggunaan, sehingga harus dipersiapkan dan
dipertimbangkan dengan cermat dan menjadi
bagian dari proses pengembangan produk.
 Aplikator bervariasi antara rute pemberian dan
volume / kapasitas untuk pengiriman dan tersedia
untuk intravaginal dan untuk implan subkutan.
INTRAVAGINAL
 Sisipan intravaginal diberikan dengan aplikator
yang tersedia baik dalam satu tangan atau desain
dua tangan. Setiap bagian intravaginal tersedia
secara komersial memiliki aplikator khusus.
 aplikator satu tangan yang lebih nyaman dan
lebih cepat untuk digunakan dibandingkan
dengan aplikator dua tangan .Setiap dirancang
untuk memungkinkan memasukkan intravaginal
dilipat untuk ditempatkan ke dalam aplikator dan
memiliki beberapa mekanisme untuk mendorong
keluar bagian yang dimuat setelah aplikator dan
telah dilumasi dan dimasukkan ke dalam vagina
hewan.
Intraruminal
Perangkat rumen diberikan dengan pistol
baling atau setaranya. Sebuah pistol baling
dengan cangkir untuk menahan bolus pada
tempatnya, alat seperti batang panjang yang
dirancang untuk memindahkan perangkat
melalui rongga mulut, dan alat untuk
memindahkan bolus dari cangkir pada
penempatan di ujung atas esophagus. Tersedia
beberapa desain komersial senjata baling. Hal
ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dalam memberikan bentuk bolus kompatibel
dengan bagian bawah kerongkongan.
Suntikan Dan Implan
Injeksi

 Suntikan formulasi cair dapat mudah diberikan kepada


hewan melalui jarum suntik konvensional. Hewan kecil
menggunakan alat ukur yang sama seperti manusia
(misalnya, ukuran abocath 27-32).
 Hewan besar memerlukan alat jarum yang lebih besar untuk
memastikan alat tersebut menembus rambut dan kulit dan
tidak melanggar saat digunakan (misalnya, ukuran abocath
14 sampai 21).
 Volume diberikan jauh lebih besar daripada yang diberikan
pada manusia (hingga 10 ml secara subkutan pada sapi).
 Tantangan utama saat merumuskan produk untuk injeksi
adalah massa aktif yang perlu dimasukkan ke dalam bentuk
sediaan. Pengetahuan yang mendalam tentang ilmu
kelarutan diperlukan untuk ilmu formulasi hewan.
 Karakteristik fisik dari bentuk sediaan memerlukan profil produk
injeksi. Kemudahan dalam menyalurkan adalah kunci pemasaran
dan menggunakan karakteristik serta harus diingat selama
pengembangan bentuk sediaan.
 Foster telah mengkategorikan formulasi cair menjadi lima model
formulasi yang mewakili berbagai viskositas dan sistem Newtonian
dan non-Newtonian. Model formulasi ini kemudian diuji oleh
dokter hewan menggunakan abocath 14 sampai 21 dan jarum
suntik 3-35 cc.
 Para dokter hewan menentukan apakah produk dapat ditarik dari
vial dan disuntikkan melalui kombinasi spuit dan jarum.
 Produk baru dalam pengembangan hanya perlu diklasifikasikan
mirip dengan salah satu dari lima model formulasi, dan
pemahaman langsung bagaimana dokter hewan dapat menerima
dan menemukan produk injeksi yang akan diketahui.
 Injeksi tidak hanya tergantung pada diameter
jarum, viskositas sediaan dan sifat jarum
suntik, tetapi juga pada lingkungan tempat
suntikan.
 Pusat penyaluran adalah pertimbangan besar
ketika mengembangkan formulasi injeksi untuk
hewan besar. Suntikan intramuskular kurang
populer dibanding rute subkutan karena dapat
terjadi kerusakan daging yang dapat
merendahkan kualitas daging di pemotongan
hewan.
Implant

Implan adalah sistem pengiriman subkutan


yang disukai bagi para ilmuwan formulasi hewan
seperti memberi pelepasan panjang obat, dan
berbeda dengan manusia, hewan yang lebih baik
mentolerir prosedur penyaluran yang agak invasif
yang berkaitan dengan implan.
Intramammary

 Untuk aplikasi intramammary, wadah penyimpanan


dilengkapi dengan nozzle aplikator yang terpasang.
Desain eksternal dan diameter nozzle dirancang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan
kemudahan penyisipan ke dot. Panjangnya dapat
bervariasi tergantung dot dipersiapkan untuk
disampaikan, tetapi umumnya panjang nozzle
menyediakan akses melalui kanal dot ke kelenjar itu
sendiri.
 produk intramammary masih harus dirancang hati-
hati untuk memastikan karakteristik aliran yang
benar, kemudahan pengaturan dan stabilitas fisik.
Produk (Obat) Tahun (Perusahaan) Indikasi (spesis)
Hypercard (diltiazem) 2000 (Arnolds) Kardiomiopati hipertropi
(kucing)
Vetmedin (pimobendan) 2000 (B.I.) Gagal Jantung Kongestif
(anjing)

Gastrogard (omeprazole) 1999 (Merial) Tukak Lambung (Kuda)

Vasotop (ramipril) 1999 (Intervert) Kardiomiopati hipertropi


(kucing)
Anipril (selegiline) 1998 (Pfizer) Gangguan perkembangan
dan hiperadrekortisme
(anjing)
EtoGesic (etodolac) 1998 (Fort Dodge) Luka dan Inflamasi (anjing)
Selgian (selegiline) 1997 (Ceva) Hiperadrekortisme (anjing)
Clomicalm (clomipramine) 1997 (Novaritis) Gelisah (anjing)
Persilangan kesehatan manusia dan hewan
 Produk injeksi sangat baik dilakukan untuk hewan
jika volume dosis dapat diterima
 Tablet lepas segera juga menjadi solusi tetapi sulit
jika terjadi palatabilitas dengan produk.
 Oleh karena itu, diatasi dengan mencampurkan
obat pada makanan
 Untuk injeksi atau tablet lepas segera perlu
diperhatikan karena adanya perbedaan
metabolisme atau mekanisme penyerapan obat
pada hewan, dan harus memiliki pemahaman
tentang parameter farmakokinetik
Bentuk sediaan lain seperti topikal,
proses penyerapan tergantung pada
ketebalan kulit, jumlah rambut, pelarut
dan penetrasi yang digunakan
Kesimpulan
 Kedokteran hewan menawarkan banyak tantangan
untuk ilmuwan mengembangkan bentuk sediaan dan
obat-obatan baru
 Formulasi lepas terkontrol dapat diberikan pada
beberapa kesempatan dan memungkinkan penanganan
hewan hanya sekali sehingga dapat meminimalkan
biaya dan pengobatan secara keseluruhan karena
pemberian obat yang hanya sekali sehari
 Dosage form of veterinary drugs, Jack
Blodinger, 1983
TEKNOLOGI SEDIAAN VETERINER DAN
PERTANIAN

SEDIAAN SOLID
(VETERINER)
1. ALBENDAZOLE
 Pengobatan dan pencegahan cacing pada hewan, seperti anjing,
kucing, kelinci, sapi, kambing, domba, ayam serta hewan lainnya
harus dilakukan secara rutin dan berkala dengan menggunakan obat
cacing yang ampuh, manjur dan aman. Hewan peliharaan akan
mudah terserang cacing karena hewan peliharaan biasa terpapar
dengan parasit cacing ini yang biasa hidup di lingkungan hewan
tersebut seperti tanah ataupun rumput.
 Kerugian dari anjing, kucing, sapi, kelinci, kambing, babi, ayam,
dan domba atau hewan peliharaan lain yang terinfeksi cacing adalah
terjadi kekurusan pada hewan tersebut, nafsu makan turun/menurun,
bulu kusam, produksi dan reproduksi menurun, menurunkan
kekebalan tubuh sehingga penyakit lain dapat masuk dan
menyerang dengan mudah, gerakan tubuh tidak lincah dan dapat
menularkan penyakit ke hewan lain.
 Berikut ini adalah obat cacing yang mampu membunuh hampir
semua jenis cacing pada anjing, kucing, kuda, sapi, kambing,
domba, babi, ayam, dan kelinci serta hewan lainnya. Nama
obat hewan ini adalah Pyronil® dengan kandungan obat adalah
Albendazole.
 SIFAT-SIFAT ALBENDAZOLE
Albendazole adalah antelmintik spektrum luas,efektif terhadap
semua jenis nematoda, termetoda dan setoda baik stadium
larva maupun dewasa.
Contoh sediaan
Pyronil® kaplet
 Komposisi:
Kandungan 1 buah bolus mengandung:
Albendazole 1000 mg
Dosis :
Sapi : 1-2 kaplet untuk berat badan 200-400 kg
Kambing dan domba: ¼ kaplet berat badan 30-50 kg
Anjing : ¼ kaplet berat badan 25-50 kg
Babi : ½ kaplet berat badan 40-100 kg
Kelinci : 1/10 kaplet
Kucing : 1/10 kaplet

CARA PENGOBATAN:
Untuk pengobatan yang parah berikan albendazole bolus ini
secara per oral (dimasukkan ke dalam mulut) sesuai dosis pada
hari ke-1, ulangi lagi 2 hari kemudian, ulangi lagi 1 minggu
kemudian, ulangi 2 minggu kemudian. Untuk pencegahan
cacingan dapat diberikan 2 bulan sekali, maksimal 4 bulan
sekali.
INDIKASI:
Obat cacing Albendazole Pyronil® ini berguna dan bermanfaat
untuk mencegah dan mengobati infeksi cacing seperti:
Cacing hati : Fasciola gigantica, Fasciola hepatica dan
Dicrocoelium lanceatum
Cacing paru : Dictyocaulus viviparous dan Dictyocaulus filaria
Cacing pita : Moniezia sp, Reillietina tetragona
Cacing saluran pencernaan : Haemonchus contortus, Chabertia
ovina, Trichostrongylus sp, Ostertagia sp, Bunostomum
phlebotomum, Cooperia sp, Nematosdirus sp, Oesophagustomum sp,
Strongyloides, Ascaris suum, Trichuris sp, Ascaridia galli, dan
Heterakis gallinarum.

KONTRAINDIKASI :
Jangan diberikan pada hewan yang sedang hamil/bunting karena
dapat menyebabkan keguguran.
2. ALBENPLUS® (ALBENDAZOLE + Niclosamide dan
LEVAMISOLE)

 Obat cacing berbahan baku Albendazole + Niclosamide dan Levamisole dari


Jerman. Obat cacing ini sangat berspektrum luas karna selain membasmi cacing
jaringan usus, juga berkonsentrasi di jaringan tubuh/Trematoda darah seperti Paru,
Jantung, Hati, Empedu, Hidung dan Otak. Cacing jaringan tubuh/Trematoda darah
sangatlah membahayakan hewan karna cacing ini menjadi parasit darah didalam
tubuh yang menyebabkan terjadinya anemia dan hewan mudah terkena penyakit
infeksi apapun, terutama di paru yang banyak menyebabkan batuk dan muntah
darah. Jenis bahan baku obat cacing:
 ALBENDAZOLE berkonsentrasi pada cacing Trematoda darah, hati, paru, jantung,
otak, hidung. NICLOSAMIDE berkonsentrasi pada cacing pita seperti : Raellitina
cesticilus, R. tetragona , R. echinobothrida, Davainea proglottina.
 LEVAMISOLE yang khususnya berkonsentrasi pada cacing jaringan usus dan paru-
paru, maka komposisi antara bahan baku obat cacing
 ALBENDAZOLE + Niclosamide dan LEVAMISOLE ternyata
mempunyai daya kerja yang benar-benar maksimal, sehingga
lengkaplah apa yang diperlukan untuk membasmi semua jenis
cacing yang ada didalam tubuh anjing/hewan. Kenyataan ini
membuat anjing menjadi sehat dan jauh dari penyakit infeksi dan
faeces darah serta menjadikan pertumbuhan yang baik pada anak
anjing/hewan. Faeces berdarah dapat disebabkan oleh cacing-cacing
trematoda darah yang bersifat penghisap darah dan melekat
bagaikan lintah.
 ALBEN-Plus tidak mempunyai efek samping diare. Sifat obat
cacing adalah Vermisit dan Vermifuga Berdasarkan kenyataan tidak
ada obat cacing yang mematikan dan merusak usus walau diberikan
sampai 3 x dosis dari berat badan. Usia 2 bulan bebas dari cacing
jaringan tubuh/Trematoda darah yang sifatnya parasit darah yang
membuat anemia pada anak anjing dan menghambatnya
pertumbuhan anak anjing.
 KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandung
Albendazole 200 mg
Levamisole 50 mg
Niclosamide 50 mg
SIFAT-SIFAT

Abendazole + Niclosamide dan Levamisole adalah Antelmintik Spektrum


luas, efektif terhadap semua jenis nematoda dan sestoda baik stadium larva
maupun dewasa dan trematoda darah
INDIKASI

Pengobatan terhadap :
Cacing : Bunostomum phlebotomum, Cooperia sp, Chabertia ovina,
Haemonchus contortus, Nematosdirus sp, Strongyloides stercoralis,
Oesophagostomum sp, Ostertagia sp dan Trichostrongylus
sp,Protostrongylus spp, Ascaris suum, Hyostrongylus rubidus,
Metastronsgylus elongates, Trictiuris suis. Dictyocaulus viviparus dan D.
filaria. Monieza spp, Fasciola hepatica dewasa. Raellitina cesticilus, R.
tetragona , R. echinobothrida, Davainea proglottina.
 DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN
Anjing/Kucing 300 mg per 15 kg berat badan
Kambing/Domba/Babi 300 mg per 25 kg berat badan
Sapi/kuda/onta 300 mg per 50 kg berat badan
Untuk Hewan Sapi dapat diberikan 5 hari berturut pada Parasit Akut Paru
atau Hati.
Untuk Hewan Anjing dan Kucing pemakaian rutin dianjurkan setiap bulan
dengan pemberian di hari 1 dan 3 dengan pemberian 1/2 dosis dari berat
badan, untuk Parasit akut dapat diberikan 3 hari berturut
Untuk anakan dapat diberikan sejak usia 2 Minggu bersamaan dengan
Induknya (sampai selesai menyusui),dan untuk anaknya diberikan setiap
minggu sampai di Program Vaccine ke 3 di 3,5 bulan (untuk memutus
perkembangan cacing Nematoda yang nentinya akan berkembang menjadi
Cacing Trematoda darah). Selanjutnya diberikan per 2 minggu sekali
sampai usia 8 bulan.
KONTRA INDIKASI

Tidak dianjurkan atau diberikan pada hewan bunting pada trimester


pertama
>>Sediaan Cair

K A R I D O X
>>Infeksi Bakteri?
Bakteri merupakan makhluk hidup yang
memiliki variasi atau keberagaman. Karena perbedaan
itu habitat, patogenesis, cara infeksi, dan penularannya
pun berbeda-beda. Ada yang terdapat pada saluran
pernafasan, urogenital, dan tentu saja pada saluran
pencernaan.
Saluran pernafasan sering terinfeksi patogen,
karena kontak langsung dengan lingkungan dan secara
terus menerus terpapar oleh mikroorganisme yang
terdapat dalam udara yang dihirup.
Bakteri yang terdapat di dalam usus dapat
menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan
usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin
yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh
usus.
>>Gambaran Ilmiah
Larutan oral Karidox 10% mengandung doxycycline
100 mg/ml sebagai bahan aktif. Obat ini diindikasikan untuk
digunakan sebagai antimikroba spektrum luas untuk
mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan pada babi
dan penyakit infeksi saluran pernapasan dan pencernaan
pada ayam. Produk ini diproduksi dan dikontrol dengan
menggunakan metode validasi dan pengujian yang menjamin
konsistensi produk yang beredar di pasar.
Telah terbukti bahwa produk tersebut dapat
digunakan secara aman di spesies yang ditujukan,
pengamatan perubahan reaksi telah dimuat dalam SPC.
Produk ini aman bagi pengguna, konsumen bahan makanan
dari hewan yang dirawat dan terhadap lingkungan, bila
digunakan sebagaimana yang direkomendasikan.
Kemanjuran produk ditunjukkan sesuai dengan klaim yang
dimuat dalam SPC.
ASPEK KUALITAS:
>>Komposisi
Produk ini mengandung zat aktif doxycycline sebagai
doxycycline hyclate dan eksipien pirolidon dan propilen glikol .
Komposisi per ml:
Doxycycline 100 mg
(setara dengan Doxycycline hyclate 116,0 mg)
Sistem wadah/penutupan terdiri high-density
polyethylene dari wadah putih 1 liter dan 5 liter. Wadah ditutup
dengan penutup yang terbuat dari bahan yang sama dengan
penyegelan awal. Keterangan dari wadah dan pengontrolan
dilakukan sesuai dengan peraturan.
Pilihan formulasi dibenarkan
Produk ini adalah bentuk farmasi didirikan dan
perkembangannya secara memadai dijelaskan sesuai dengan
pedoman Eropa yang relevan .
>> Metode Pembuatan Produk
Produk ini diproduksi sepenuhnya sesuai dengan
prinsip-prinsip praktek produksi yang baik dan tempat
produksi berlisensi.
Data validasi proses pada produk telah disajikan
sesuai dengan pedoman Eropa yang relevan
>>Pengendalian Bahan Awal
Zat aktif adalah doxycycline sebagai
doxycycline hyclate, penentapan kadar zat aktif
dijelaskan dalam Farmakope Eropa. Zat aktif
yang diproduksi sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan produksi yang baik.
>>Pengendalian Produk Antara
Tidak ada produk antara
>>Pengendalian Produk Jadi
Spesifikasi produk jadi dikontrol sesuai dengan
parameter bentuk sediaan farmasi. Pengujian
spesifikasi, dan batasan-batasannya, telah ditetapkan
dan dianggap sesuai untuk mengontrol kualitas produk
secara memadai.
Data validasi yang baik untuk metode analisis telah
disediakan. Data analisa bets dari lokasi produksi
yang diajukan telah menunjukkan kesesuaian dengan
spesifikasi.
>>Stabilitas
Data stabilitas zat aktif dan produk jadi telah
disediakan sesuai dengan pedoman Eropa yang berlaku,
menunjukkan stabilitas zat aktif bila disimpan di bawah kondisi
yang disetujui.
>>Informasi Lain
Shelf life
Umur simpan produk sediaan obat hewan dalam kemasan untuk
dijual: 15 bulan.
Umur simpan setelah pengenceran sesuai dengan petunjuk: 24
jam
Umur simpan setelah pertama kali membuka kemasan primer:
28 hari.
Tindakan pencegahan khusus untuk penyimpanan
Jangan simpan di atas suhu 25 ºC.
Lindungi dari cahaya.
INDIKASI:
Ayam
Pencegahan dan pengobatan penyakit pernapasan kronis (CRD)
dan Mycoplasmosis disebabkan oleh mikroorganisme yang
sensitif terhadap doksisiklin.
Babi
Pencegahan penyakit pernapasan klinis karena Pasteurella
multocida dan Mycoplasma hyopneumoniae sensitif terhadap
doksisiklin.
Adanya penyakit dalam habitat harus ditetapkan sebelum
pengobatan.
PENGGUNAAN:
Karidox harus diberikan dalam air minum
- Untuk Ayam: 11,5-23 mg doxycycline hyclate / kg berat badan /
hari, sama dengan 0,1 – 0,2 ml dari produk veteriner per kg berat
badan, selama 3-5 hari berturut-turut.
- Untuk Babi: 11,5 mg doxycycline hyclate / kg berat badan /
hari, sama dengan 0,1 ml dari produk veteriner per kg berat
badan, selama 5 hari berturut-turut.
Untuk memastikan dosis yang tepat dan menghindari dibawah
dosis, bobot badan harus ditentukan seakurat mungkin. Konsumsi
air obat tergantung pada kondisi klinis hewan. Untuk mencapai
dosis yang tepat, konsentrasi doxycycline harus disesuaikan. Air
obat harus menjadi satu-satunya air yang tersedia. Air obat
hanya dapat digunakan selama 24 jam dan harus dibuat segar
setiap hari. Jika tidak ada perbaikan dalam gejala klinis terlihat
dalam durasi yang direkomendasikan dalam pengobatan,
diagnosis harus dilakukan kembali dan pengobatan disesuaikan.
EVALUASI
1. Uji organoleptis (warna, kejernihan, rasa dan bau)
2. Viskositas
3. Keseragaman kandungan
4. Keseragaman volume
5. Evaluasi Farmakologi
-Uji keamanan (studi farmakologi, studi toksikologi,
keamanan pengguna, eksotoksisitas).
-Efikasi (Pre klinis: farmakologi, toleransi terhadap spesies
taget dari hewan, resistensi dan Studi klinis).
SEDIAAN SEMISOLID
Sediaan Semisolid
Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang
diaplikasikan pada kulit atau pada membran mukosa.
Termasuk sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel dan pasta

Pembuatan Sediaan Semisolid


Pembuatan : bahan dasar yang berbentuk setengah padat
dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat
dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
 Pembuatan semisolid dengan dua metode :
 Pencampuran
 Peleburan
SCABIES CREAM
PENYAKIT SCABIES
Penyakit Scabies ini sering sekali menyerang pada
anjing ; kucing dan Kelinci. Baik di anjing anakan
maupun di anjing dewasa dan penyakit Scabies ini
biasanya disebabkan oleh kutu tangau yang sangat
halus atau seperti kutu air. Penyakit Scabies ini bisa
juga disebabkan oleh bekas gigitan kutu kutu
caplak yang pada umum hinggap pada anjing
Scabicides: adalah obat-obat yang dapat membunuh kuman
penyebab scabies. Obat-obatan jenis ini adalah sebagai berikut:
 Crotamiton tersedia dalam bentuk lotion ataupun krim, efektif
untuk mengatasi kudis, gatal-gatal atau kondisi kulit yang lain.
 Permethrin (5% dalam krim ataupun lotion) adalah lini pertama
pengobatan terhadap scabies. Mempunyai toksisitas yang rendah
dan efektif terhadap semua tingkatan dari siklus hidup parasit.
 Sulfur (6-10% dalam lotion maupun kirm) tidak boleh digunakan
dengan sabun yang kasar atau pembersih, preparat mengandung
alkohol, preparat acne topical atau preparat mengandung agen
peeling (misalnya benzoil peroxide, resorcinol, salicylic acid. Iritasi
yang lebih parah pada kulit dapat terjadi
KOMPOSISI SCABIES CREAM
 :

Zat aktif : Sulfur precipitatus ..... 15%


As. Salisilat ................ 0.25%
INDIKASI
Untuk mengobati kudis yang disebabkan oleh
infestasi parasit ecto-terutama oleh Sarcoptes
scabiei/kutu pada hewan peliharaan Anda. Scabies
Cream diformulasikan khusus untuk mengatasi
gangguan pada kulit hewan yang disebabkan
karena scabies. Mengurangi sisik pada kulit yang
kasar, memperbaiki penipisan kulit pada lapisan
keratin, dan mengurangi gatal pada kulit.
PETUNJUK PEMAKAIAN
Untuk hewan peliharaan dengan bulu yang
panjang, disarankan untuk cukur rambut yang di
sekitar daerah yang terinfeksi agar perawatan
lebih efisien. Oleskan merata SCABIES CREAM
pada daerah kulit yang terinfeksi kudis, gosok
perlahan dengan kapas atau sikat yang halus agar
obat merata dan sampai lembut. Ulangi sehari
sekali sampai kulit sehat dan lembut (setidaknya
selama 2 minggu). Simpan di tempat sejuk, kering
dan jauh dari sinar matahari.
Peringatan :
• Hanya untuk pengobatan luar.
• Hindari dari jangkauan anak-anak.
PEMBUATAN KRIM
Baik dalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat
dengan dua metode umum yaitu pencampuran dan
peleburan. Metode untuk pembuatan tertentu terutama
tergantung pada sifat-sifat bahannya (Anief, 1997).
1. larutkan bagian larut air ke dalam air
2. Leburkan bagian minyak di atas penangas air
3. Gerus bagian minyak pada lumpang panas sampai
homogen
4. Campur fase air ke dalam fase minyak sedikit dem
sedikit sambil terus digeru sampai homogen. terbentuk
cream
5. Uji evaluasi
EVALUASI SEDIAAN CREAM
1. ORGANOLEPTIS
Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra,
mulai dari bau, warna, tekstur sediaan.
2. EVALUASI pH
Menggunakan alat pH meter dengan cara : 60
gram krim dalam 200 ml air yang digunakan
untuk mengencerkan , kemudian diaduk agar
homogen, biarkan mengendap, airnya diukur
dengan pH meter
3. EVALUASI DAYA SEBAR
sejumlah krim diletakkan di atas kaca yang
berskala. Kemudian bagian atasnya diberi kaca
yang sama dan ditingkatkan bebeannya dan beri
rentang 1-2 menit. Kemudian diameter diameter
penyebaran diukur setiap penambahan beban.
4. EVALUASI UKURAN DROPLET
menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada
objek glas, kemudian diperiksa tetesan-tetesan fase
dalam ukuran dan penyebarannya
5. UJI AKSEPTIBILITAS SEDIAAN
dilakukan pada kulit berbagai orang, dibuat suatu
kriteria, kemudahan dioleskan, kelembutan ,
sensasiyang dibuat, kemudian pencucian. Data
tersebut dibuat skoring masing-masing.
DAVAINOL
DAVAINOL
 DAVAINOL adalah antelmintik yang sangat efektif
untuk memberantas cacing pita pada ayam (taeniacide).
Bekerja dengan cara menghambat proses absorbsi
glukosa dan fosforilasi oksidatif dalam mitokondria
cacing sehingga terjadi penimbunan asam laktat yang
berakibat kematian. Cacing yang mati akan tercerna
dalam usus sehingga tidak ditemukan dalam feses.
 Infestasi cacing pita pada ayam akan menyebabkan
peradangan dan degenerasi vili usus, penurunan kadar
gula darah serta hemoglobin darah sehingga timbul
gejala klinis berupa gangguan pertumbuhan,
penurunan produksi telur, kekurusan, kesulitan bernafas
dan dapat terjadi kematian.
CARA KERJA
 Niclosamide bekerja menghambat
uptake (pengambilan) glukosa yang diperlukan
sebagai sumber energi untuk metabolisme dalam
tubuh cacing. Selain itu, hambatan pada siklus
Krebs mengakibatkan terakumulasinya asam laktat
yang bersifat toksik sehingga dapat membunuh
cacing.
KOMPOSISI
 Tiap kg mengandung :
Niclosamide ........................................... 850 g
TENTANG SEDIAAN
 INDIKASI
 DAVAINOL® memberantas cacing pita pada ayam seperti :
Davainea proglottina, Raillietina tetragona, Raillietina
cesticillus, Raillietina echinobothrida dan lain-lain.
 KEMASAN
5 kg, 10 kg, 25 kg, 50 kg.
 HARGA
100 g Rp. 69.300,-
250 g Rp. 173.250,-
5 kg (isi @ 250 g) Rp. 3.300.000,-
10 kg (isi @ 250 g) Rp. 6.270.000,-
CARA PENGGUNAAN
 Campurkan 2 kg Davainol kedalam tiap satu ton
pakan secara merata, lalu diaduk. Berikan pakan
terhadap hewan ayam ternak yang terjangkit
penyakit cacingan.
EVALUASI
 Homogenitas
Setiap bagian campiran serbuk harus mengandung bahan-bahan yang sama dan
dalam perbandingan yang sama pula.
Dipengaruhi oleh:
Ukuran partikel
Densitas/ berat jenis
 Uji Kekeringan
Tidak boleh menggumpal atau mengandung air, karena mengandung bahan yang
higroskopis, efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik
 Derajat Kehalusan Tertentu
Bila ukuran partikel serbuk sangat halus, maka:
- serbuk lebih homogen
- disolusi makin cepat sehingga kadar obat dalam darah yang tinggi cepat dicapai
-dengan permukaan yang luas memberi daya adsorpsi yang besar
SEDIAAN SHAMPOO
DERMCARE MALASEB MEDICATED
SHAMPOO 250ML (MALASEB)
Formula
 nitrat miconazole
 chlorhexidine glukonat
Kegunaan :
Shampoo MALASEB adalah pengobatan anti-jamur
dan anti-bakteri terhadap dermatitis yang diakibatkan
oleh infeksi Staphylococcis intermedius, malassezia
(Pityrosporus) pachydermatis dan pengobatan
terhadap infeksi dermatophye (Ringworm) yang
diakibatkan oleh microsporum canis, Microsporum
gypseum dan Trichophyton mentagrophytes pada
anjing dan kucing. Dapat juga membantu mengobatin
kulit bersisik, kulit berminyak atau berbau.
MALASEB mengandung kondisioner untuk
mempertahankan bulu bersinar, tetap lembut, bulu
sehat.
Tidak mengandung pewarna atau parfum.
Dosis dan cara penggunaan :

 Basahi seluruh badan hewan denga air bersih. Tuangkan Shampoo


Malaseb pada beberapa titik badan anjing dan oleskan keseluruh
badan sampai merata. Pastikan shampoo mengenai area sekitar
bibir, bawah ekor, jari kaki (terutama area yang terkena infeksi)
dimana organisme dermatitis menetap.
 Diamkann shampo selama 10 menit (awasi jangan sampai jilatan
terhadap shampoo terjadi) kemudian bilas dengan air bersih.
Ulangi seminggu 2x sampai gejala berkurang kemudian seminggu
sekali atau sesuai dengan petunjuk dokter.
 50 ml Shampoo cukup memadai dipakai pada anjing berat 30 kg,
anjing berbulu sedang.
 7~10 ml cukup memadai dipakai pada kucing dewasa
Peringatan :
 Gunakan dengan hati-hati di sekitar mata. Jika
shampoo mengenai mata, bilas dengan air bersih.
Periksa ke dokter apabila terjadi infeksi.
 Tidak dibenarkan hewan ditinggalkan tanpa
pengawasan waktu didiamkan 10 menit selama
pemakaian shampoo untuk mencegah dari jilatan atau
hirupan. Jilatan yang terjadi mungkin dapat
mengakibatkan iritasi pada pencernaan dan saluran
pernafasan.
 Produk ini tidak direkomendasikan pemakaian pada
kelinci atau species lain kecuali anjing dan kucing.
TERIMA KASIH
HERBISIDA

Teknologi sediaan veteriner dan pertanian


Pendahuluan
 Ketika tumbuhan menjadi makanan utama di
dunia, maka timbul keinginan untuk
memaksimalkan hasil pertanian
 Peningkatan produktivitas dicapai melalui
pengembangan hasil panen dengan
penggunaan pupuk dan pestisida, serta
penggunaan alat-alat/mesin pertanian
 Istilah pestisida meliputi herbisida dan
senyawa yang digunakan sebagai pengatur
pertumbuhan, insektisida, fungisida, dan
inhibitor pengkerdilan dan perkecambahan
buah
 Herbisida adalah senyawa yang digunakan

untuk membasmi hama tanaman (gulma)


 Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada
tempat yang tidak diinginkan.
 Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayur-
sayuran juga termasuk gulma.
 Kebanyakan gulma adalah tanaman yang cepat
tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar
biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah
tersebar, misalnya bunga dandelion dengan
buahnya yang bisa tersebar hanya dengan angin
kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan
bijinya walaupun pohonnya telah dicabut.
Beberapa macam gulma yang merugikan bagi tanaman.
Nama latin Nama ilmiah
 Imperata cylindrica Alang alang/lialang
 Panicum repens Rumput Lampuyangan
 Pennisetum purpureum Rumput gajah
 Cyperus rotundus Rumput teki/teki
ladang
 Mimosa pudica Putri malu
 Ageratum conyzoides L. Babadotan
 Eleusine indica (L) Gaertn Carulang
 Richardia brasiliensis Gomez Goletrak beuti
 Oxalis corniculata L. Cacalincingan
Cara Kerja Herbisida
 Mengganggu proses anabolisme senyawa penting
yang ada, seperti pati, asam lemak atau asam amino
melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal"
dalam proses tersebut
 Mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan
kimia yang diperlukan tumbuhan
Penggolongan Herbisida
Herbisida dapat digolongkan berdasarkan:
 aktivitas

 mekanisme kerja

 kelompok kimia
Berdasarkan aktivitas
 Kontak
 Sistemik
Kontak
- Menghancurkan jaringan tumbuhan yang
terkena kontak langsung dengan herbisida
- Merupakan herbisida yang tercepat cara
kerjanya
- Tidak efektif digunakan pada tanaman
perenial
Tumbuhan perenial (tumbuhan tahunan):
tumbuhan yang dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus
hidupnya dalam jangka waktu lebih daripada dua
tahun. Banyak di antaranya berupa pohon, meskipun
terdapat pula terna (tumbuhan yang batangnya lunak,
karena tidak membentuk kayu) ataupun semak
Untuk mengatasi tantangan lingkungan, tumbuhan
tahunan mengembangkan berbagai strategi untuk
bertahan hidup, seperti menggugurkan daun,
mengubah morfologi, atau menghasilkan senyawa
tertentu yang membuat sel-selnya mampu bertahan
pada perubahan lingkungan yang ekstrem.
Sistemik
 Dimasukkan langsung ke tumbuhan baik itu lewat
akar maupun lewat tanah
 Bekerja lebih lambat dari herbisida kontak
 Efektif untuk tumbuhan perenial
Berdasarkan mekanisme kerja
 Inhibitor ACCase (Asetil koenzim A karboksilase)
 Inhibitor ALS (asetolaktat sintase)
 Inhibitor EPSPS (enolpyruvylshikimate 3-phosphate
synthase)
 Auksin sintetik
 Inhibitor fotosistem II
Inhibitor ACCase

 ACCase (Asetil koenzim A karboksilase) adalah zat


yang terdapat pada awal sintesa lemak
 Merusak produksi sel membran pada sel meristem
rumput
 ACCase dari tanaman rumput sangat sensitif pada
herbisida ini, dan tidak untuk tanaman dikotil
 Contohnya diclofop acid (2-
aryloxyphenoxypropionate)
Inhibitor ALS
 ALS (asetolaktat sintase) merupakan enzim yang
terbentuk saat awal pembentukan rantai cabang asam
amino (valin, isolisin dan lisin)
 Menghambat sintesis DNA tanaman akibat produksi
asam amino terganggu
 Berfungsi baik pada tanaman rumput dan dikotil
 Merupakan herbisida paling aman (ALS tidak terdapat
pada sel hewan)
 Contoh herbisida: sulfonylureas (SUs), imidazolinones
(IMIs), triazolopyrimidines (TPs), dll.
Inhibitor EPSPS
 EPSPS (enolpyruvylshikimate 3-phosphate
synthase) merupakan enzim yang digunakan untuk
sintesa asam amino (triptofan, fenilalanin dan
tirosin)
 Berfungsi baik pada tanaman rumput maupun
dikotil
 Contohnya glifosfat
Auksin Sintetik
 Hormon auksin merupakan hormon yang berfungsi
sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel pada meristem tumbuhan
 Dengan hormon auksin buatan maka pertumbuhan
tumbuhan dapat dikontrol
 Sangat efektif untuk tumbuhan dikotil
 Contohnya 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetic acid)
Inhibitor Fotosistem II
 Menyebabkan elektron pada fotosistem II
terakumulasi pada molekul klorofil
 Berakibat terjadinya oksidasi yang berlebihan
dari yang dapat ditoleransi oleh sel, akibatnya
tanaman mati
 Contohnya herbisida triazine dan urea
Fotosistem
 Pada tumbuhan terdapat beberapa pigmen yang
berfungsi menyerap energi cahaya. Pigmen-
pigmen itu antara lain klorofil a, klorofil b, dan
pigmen tambahan karotenoid.
 Setiap jenis pigmen menyerap cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Molekul klorofil dan
pigmen asesori (tambahan) membentuk satu
kesatuan unit sistem yang dinamakan fotosistem.
 Pada tumbuhan, terdapat dua pusat reaksi fotosintesis yang
berbeda, yakni fotosistem I dan fotosistem II.
 Keduanya dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam
menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda.
Perbedaan kemampuan tersebut disebabkan oleh perbedaan
kombinasi antara klorofil a dan klorofil b. Perbedaan
kombinasi antara klorofil a dan klorofil b berpengaruh
terhadap panjang gelombang yang diterima oleh klorofil.
 Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan pigmen tambahan
yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang
gelombang 700 nm sehingga sering disebut P700.
 Fotosistem II tersusun atas klorofil a yang menyerap kuat
energi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm sehingga
sering disebut P680.
Berdasarkan kelompok kimia
 Anilida  Triazin
 Asam Aromatik  Urea
 Arsenik  Lain-lain
 Organofosfor
 Fenoksi
 Piridin
 Quartener
Herbisida yang banyak digunakan

 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid
 Atrazine

 Glifosfat

 Paraquat

 Aminopiralid

 Dicamba
2,4-Dichlorophenoxyacetic acid
2,4-Dichlorophenoxyacetic acid
 Termasuk dalam kelompok Fenoksi
 Rumus molekul C8H6Cl2O3
 Merupakan herbisida yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia
 Merupakan auksin sintetis
 Masuk ke meristem melalui daun, menyebabkan
pertumbuhan batang yang tak terkontrol, daun
layu, kemudian tanaman mati
Atrazine
Atrazine
 Rumus molekul: C8H14ClN5
 Termasuk dalam kelompok triazin
 Merupakan herbisida yang bekerja sebagai inhibitor
dalam fotosistem II
 Digunakan pada tanah sebelum atau sesudah
munculnya gulma
 Pada tahun 2004 telah dilarang penggunaannya
karena mencemari air tanah
Glifosfat
Glifosfat
 Rumus molekul: C3H8NO5P
 Termasuk dalam kelompok organofosfor
 Merupakan herbisida sistemik
 Cara penggunaannya dengan disemprotkan ke
daun atau disuntikan ke dahan
 Bekerja dengan merusak enzim yang berperan
dalam pembentukan asam amino (tirosin, triptofan
dan fenilalanin)
 Hanya efektif digunakan pada tanaman yang telah
tumbuh besar
Paraquat
Paraquat
 Rumus molekul: C12H14Cl2N2
 Termasuk dalam kelompok quartener
 Bereaksi dengan cepat mematikan jaringan
tumbuhan hijau lewat kontak langsung
 Berbahaya bagi manusia bila sampai tertelan
 Menjadi tidak aktif ketika masuk ke tanah
Aminopiralid
Aminopiralid
 Rumus molekul: C6H4Cl2N2O2
 Termasuk dalam kelompok piridin

 Terkenal karena kemampuannya bertahan dalam


kompos
Dicamba
Dicamba
 Rumus molekul: C8H6Cl2O3
 Termasuk dalam grup asam aromatik
 Salah satu contoh auksin sintetis
 Digunakan setelah gulma tumbuh
Selektivitas Herbisida
Herbisida ada yang selektif dan tidak selektif
1. Herbisida selektif hanya membasmi gulma dan tidak
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Contoh:
- Herbisida propanil, membasmi gulma golongan
berdaun pita
- herbisida 2,4 D amina membasmi gulma berdaun
lebar dan teki
2. Herbisida tidak selektif, herbisida ini dapat membasmi
gulma sekaligus tanamannya. Contoh:
- herbisida glifosat, membasmi semua gulma dan
tanaman yang mengandung butir hijau daun.
 Selektifitas tidaknya suatu herbisida
tergantung juga pada takaran yang digunakan.
Semakin tinggi takaran yang digunakan, akan
semakin berkurang selektivitasnya.
FORMULASI (BENTUK
SEDIAAN) HERBISIDA
Oleh: Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt.
 Bahan aktif dalam herbisida merupakan bahan kimia
yang mengendalikan target rumput liar.
 Produk herbisida jarang hanya terdiri dari bahan aktif.
Seringnya herbisida diencerkan dalam air atau
petroleum, dan bahan kimia lain ditambahkan sebelum
produk dijual.
 Bahan-bahan kimia ini bisa berupa wetting agents,
spreaders, stickers, extenders, or diluents.
 Bahan-bahan ini membuat produk lebih mudah untuk
digunakan dan lebih menyenangkan.
 Campuran bahan aktif dan tambahan (inaktif) disebut
dengan formulasi (bentuk sediaan)
beberapa bentuk sediaan herbisida
 Bahan aktif sering dijual dalam beberapa bentuk sediaan. Sebelum
membeli sediaan herbisida, perlu dipertimbangkan:
- peralatan aplikasi yang tersedia dan
disesuaikan dengan pekerjaan
- bahaya pengapungan dan runoff (dekat dengan
daerah sensitif, kemungkinan terkena angin
atau hujan)
- keamanan bagi aplikator, penolong, dan yang
lain yang mungkin terkena paparan herbisida
- pola pertumbuhan tanaman
- biaya
Bentuk sediaan kering
 Granul
 Pelet
 Serbuk yang dapat dibasahi
 Serbuk yang dapat larut
 Granul yang dapat terdispersi air
granul
 Granul ini adalah campuran yang siap pakai yang terdiri dari
sejumlah kecil bahan aktif dengan pembawa yang inert.
 Paling banyak dibuat dengan penggunaan formulasi cairan dari
bahan aktif untuk partikel padat (granul) dari bahan berpori
seperti clay, pasir atau bahan dari tumbuhan
 Partikel granul jauh lebih besar dari debu
 Granul dapat melewati ayakan 8 mesh
 Herbisida diserap ke dalam granul, atau melapisi bagian luarnya,
atau keduanya
 Bahan tambahan inert bisa ditambahkan untuk membuat sediaan
lebih baik
 Jumlah bahan aktif biasanya 1 – 15%
 Sering digunakan sebagai tritmen tanah yang memberi keuntungan
dari beratnya yang dapat melalui dedaunan hingga ke tanah
 Granul tidak dapat melekat pada tumbuhan berdaun,
tapi dapat terjerat dalam ulir tanaman
 Granul selalu digunakan dalam bentuk kering, tidak
pernah dicampur dengan air
 Granul tidak dapat digunakan untuk tanah yang
dibekukan atau lahan miring
 Ukuran partikel granul yang besar mengurangi daya
mengapung dan resiko terhisap
 Granul memiliki resiko ringan pada kulit
 Contoh: Top-site, Sprakill 13, Arsenal 0.5 G.
pelet
 Pelet sama dengan granul, tetapi cara pembuatannya berbeda
 Bahan aktif digabungkan dengan bahan inert untuk membentuk
slurry (cairan kental), slurry ini kemudian ditekan dibawah tekanan
sebuah die dan dipotong sesuai dengan panjang yang diinginkan
untuk menghasilkan partikel yang memiliki bentuk dan ukuran yang
relatif sama, tapi lebih besar dari granul
 Pelet sama dengan granul dalam hal siap pakai, digunakan dalam
bentuk kering, dan mengandung bahan aktif dalam jumlah kecil
(biasanya 10 – 20%/berat) yang dicampur dengan pembawa inert
 Bentuk sediaan pelet dapat digunakan dengan tangan atau secara
mekanik, dan untuk tritmen tanah
 Pelet memberikan keamanan yang tinggi pada aplikator
 Contoh: Spike 20P
Serbuk yang dapat dibasahi
 Serbuk yang dapat dibasahi adalah padatan yang digiling halus, yang
bahan aktifnya diserap
 Memberikan cara efektif untuk menggunakan bahan aktif dalam
semprotan air yang tidak segera larut dalam air
 Sediaan kering ini terlihat seperti debu, mengandung bahan aktif yang
tinggi (biasanya 50% atau lebih) dan dicampurkan dengan air untuk
aplikasinya
 Membentuk suspensi ketika ditambahkan air
 Pengocokan (pencampuran) diperlukan dalam tanki semprot untuk menjaga
suspensi
 Menyemprot dengan baik
 Dapat mengabrasi pompa dan nozzle
 Serbuk alam dari formulasi ini tidak memberikan resiko inhalasi pada
aplikator selama pencampuran dan pemuatan bahan
 Contoh:Spike 80W
Serbuk yang dapat larut
 Formulasi kering yang mengandung banyak bahan
aktif (>50%)
 Terlihat seperti serbuk yang dapat dibasahi tetapi
serbuk ini dapat membentuk larutan ketika
ditambahkan air
 Pengocokan dapat membantu pelarutan, dan
setelah larut pengocokan tidak diperlukan lagi
 Herbisida dalam bentuk ini karena bahan aktifnya
larut dalam air.
Granul yang dapat terdispersi dalam
air
 Bentuk sediaan dibuat dengan cara yang sama seperti
serbuk yang dapat dibasahi kecuali serbuk dibuat menjadi
partikel granul
 Bentuk sediaan ini biasanya mengandung 70 – 90% bahan
aktif
 Granul dicampur dengan air dan digunakan dalam spray
seperti serbuk yang dapat dibasahi
 Sediaan dituang dengan mudah dan segera terdispersi
dalam air membentuk suspensi
 Pengocokan diperlukan, karena ukuran partikelnya besar
 Contoh: Diuron 80, Escort, Karmex IWC, Oust, Sahara,
Velpar DF
Bentuk sediaan cair
 Konsentrat (sari, ekstrak) larut air
 Konsentrat yang dapat diemulsikan
 Suspensi air
Konsentrat larut air
 Konsentrat larut air membentuk larutan ketika
ditambahkan air (digunakan air sebagai pembawa)
 Herbisida ini biasanya memiliki gugus amin (garam
amonium) atau garam mineral pada molekulnya yang
dapat larut dalam air
 Formulasi ini tidak menguap
 Biasanya mengandung 2 – 6 pound (1 pound = 0,45
kg) bahan aktif per galon (3,78 liter)
 Memerlukan pengocokan untuk menghomogenkan
bahan aktif dalam larutan
 Contoh: Arsenal, Formula 40, Garlon 3A, Krenite,
Roundup Pro, Tordon K, Vanquish, Veteran 720.
Konsentrat yang diemulsikan
 Formulasi ini mengandung bahan aktif, satu atau lebih
pelarut petroleum, dan emulsifier
 Biasanya mengandung 2 – 8 pound bahan aktif per
galon
 Ekstrak larut dalam minyak dan membentuk emulsi
dalam air
 Droplet minyak yang mengandung bahan aktif
didispersikan dalam air (emulsi m/a) menghasilkan
warna seperti susu
 Biasanya berbahaya bila terkena pada kulit (kontak
dengan kulit)
 Herbisida pengatur pertumbuhan biasanya tidak
diformulasikan dalam bentuk sediaan emulsi dan
ekstrak larut air
 Bentuk sediaan ini (ester) lebih fitotoksik daripada amin
yang larut air
 Bentuk ester lebih toksik untuk ikan daripada bentuk
amin
 Bentuk ester memiliki potensial untuk menguap sehingga
temperatur harus diperhatikan (pada label)
 Contoh : Garlon 4.
Suspensi air
 Padatan yang telah digiling disuspensikan dalam
cairan
 Cairan yang dapat mengalir biasanya mengandung
bahan aktif dengan jumlah yang banyak (4 pound
atau lebih) dan dicampurkan dengan air pada
penggunaannya
 Suspensi ini jarang menyumbat nosel semprot dan
memerlukan sedikit pengocokan
 Contoh: Diuron 4L
adjuvant
 Bentuk alami beberapa herbisida tidak larut dalam air
 Karena hanya sedikit (beberapa ons atau pound) dari
bahan ini yang disemprotkan untuk lahan yang luas (1
acre), maka perlu diencerkan dengan air
 Ada yang siap dicampurkan dalam herbisida; ada
yang dibeli terpisah dan ditambahkan ke dalam
larutan herbisida
 Adjuvant adalah bahan yang ditambahkan ke suatu
herbisida untuk meningkatkan atau memodifikasi
larutan
Ada tiga adjuvan yang biasa digunakan dalam
herbisida
 Aktivator: surfaktan, bahan pembasah, penetran,

dan minyak
 Pemodifikasi semprot: pelekat, penyebar,

pengental, pembentuk film, dan busa


 Pemodifikasi penggunaan: emulsifier, dispersant,

stabilizing agent, coupling agent, co-solvent,


compatibility agent, and anti-foam agent.
Jenis-jenis adjuvan aktivator yang penting:
 Surfaktan, yang mengurangi tegangan permukaan air
dan meningkatkan penyebaran dari semprot
 Penetrant, yang membantu herbisida untuk sampai ke
tanaman
 Minyak, yang meningkatkan penyebaran larutan dan
penetrasi pada daun
 Pelekat

 Drift inhibitor (pencegahan pengapungan)

 Antifoaming agent
HERBISIDA CONTROLLED
RELEASE
 Herbisida diterapkan dalam dosis relatif tinggi yang kadang-
kadang beracun, meskipun toksisitas akan hilang dengan
waktu dalam konsentrasi dibawah level efektif minimal.
Sebagai akibatnya, diperlukan pengulangan penggunaan
sediaan untuk mengendalikan wabah (Scher, 1999;
Fernández-Pérez, 2007)
 Tidak semua pestisida yang diterapkan mencapai tujuannya,
ketika pestisida mencapai permukaan tanah, mereka mungkin
mengalami serangkaian proses seperti degradasi kimia
dan/atau biologi, serta fotodekomposisi
Tujuan formulasi herbisida

 Untuk memperoleh efektivitas biologi yang tinggi


dalam mengendalikan bahaya gulma
 Untuk memungkinkan manajemen dan aplikasi herbisida
 Untuk mengurangi penggunaan pelarut yang
berbahaya atau toksik
 Untuk mengurangi atau mencegah efek samping pada
organisme lingkungan yang bukan tujuan dari aplikasi
herbisida (ikan, tanaman panen, dll)
 Untuk menjamin keamanan penggunaan herbisida
oleh pekerja dan pengguna
 Untuk memperluas daerah aplikasi herbisida
 Agar stabil secara fisik dan kimia, dan pada waktu
yang sama, kompatibel dengan formulasi lain yang
mungkin ada dalam sistem pencampuran dari
peralatan yang digunakan
 Sediaan konvensional dapat menyebabkan toksisitas dan
kontaminasi lingkungan pada area pertanian tempat
aplikasi
 Dosis tinggi diperlukan untuk mengganti kekurangan
sebagai hasil penurunan aktivitas bahan kimia dan/atau
biologi, fotodekomposisi, penguapan, penyerapan oleh
tumbuhan, adsorpsi oleh lahan, dll. (Markus, 1996; Scher,
1999; Geisler et al., 2004)
 Sediaan ini memberikan resiko pada pekerja, seperti iritasi
pada mata, absorpsi melalui kulit, dan inhalasi (Tsuji, 2001)
Systems of controlled liberation (SCL)
 Sistem dengan pelepasan terkontrol (Systems of controlled
liberation (SCL) ) merupakan suatu alternatif untuk aplikasi
herbisida
 Herbisida SCL bisa didefinisikan sebagai suatu teknologi
dimana bahan aktif tersedia untuk suatu tujuan tertentu
pada suatu konsentrasi dan dengan durasi yang dirancang
untuk mencapai efek yang diharapkan, bertujuan untuk
mencapai efektivitas biologi dan mengurangi efek bahaya
(Rüeg et al., 2007; Undabeytia et al., 2003; Fernández-
Pérez, 2007)
 Pengurangan level herbisida juga mengurangi biaya bagi
petani juga perusahaan (Markus, 1996)
Keuntungan SCL

SLC menawarkan beberapa keuntungan (Mulqueen, 2003;


Sopeña et al., 2007; Sopeña et al., 2007a; 2008a):
(i). Dapat mengurangi kehilangan herbisida akibat penguapan,
pengapungan, dan degradasi dalam tanah
(ii). Dapat mengurangi fitotoksisitas
(iii). Dapat memudahkan manajemen dan aplikasi, serta mengurangi
toksisitas pada manusia
(iv). Memungkinkan bertindak lebih selektif pada target yang diharapkan
(v). Menambah durasi aktivitas dan efektivitas bahan aktif dalam tanah
(vi). Mengijinkan penggabungan bahan reaktif dalam formulasi yang sama
Klasifikasi SCL

A. Sistem reservoir yang ditutupi oleh membran pengendali kecepatan


 Sistem ini terdiri dari membran polimer yang mengelilingi sebuah reservoir,
dimana bahan aktif dalam bentuk partikel padat, droplet cair, atau
dispersi padat dalam cairan
 Membran menutupi dan melindungi inti dari kerusakan lingkungan dan
interaksi dengan bahan lain (Arshady, 1999a).
 Membran mengendalikan kecepatan keluarnya bahan aktif dari sistem,
jadi membran harus permeabel terhadap hidrasi atau pelarutan bahan
aktifnya
 Polimer yang digunakan harus tetap utuh selama periode pelepasan, tanpa
pengembangan atau mengalami erosi (Collet and Moreton, 2004)
 Ini berlaku pada mikro dan makrokapsul, juga sistem penyalutan (Wilkins,
1990)
B. Sistem reservoir tanpa membran pengendali kecepatan
 Hollow fibers adalah contoh paling sederhana; bahan aktif
tersebar dalam rongga dalam, yang bisa meluas sampai
melingkupi dinding (jika ujungnya disegel) atau,
secara berurutan, melalui satu atau kedua ujungnya
(Wilkins, 1990; Scher, 1999)
 Sistem lain seperti busa dan bahan polimer berpori yang
mempunyai potensi untuk digunakan dalam pengendali
wabah (Wilkins, 1990)
C. Sistem Monolitik
 Dalam sistem ini, bahan aktif dilarutkan atau didispersikan dalam
polimer inert atau matriks hingga jenuh
 Bahan aktif dilepaskan dari sistem monolitik kemudian menyebar
ke permukaan luar, sebagai respon terhadap pengurangan
konsentrasi
 Jika bahan yang digunakan membentuk matriks yang dapat larut
atau terdegradasi selama penggunaan, maka ini dikatakan alat
monolitik yang dapat terkikis
 Dalam hal ini bahan aktif mengalami difusi dan liberasi akibat
erosi matriks (Wilkins, 1990; Scher, 1999)
 Perbedaan mendasar antara sistem membran dan matriks
adalah: membran berada hanya pada permukaan sistem,
sedangkan pada matriks, polimer berada pada keseluruhan
sistem
 Sistem ini dapat dibagi dalam 2 kelompok:
1) bahan aktif didispersikan dalam suatu matriks larut yang
membebaskan bahan aktif ketika dilarutkan, atau ketika
mengembang dan larut (matriks koloid hidrofilik)
2) bahan aktif didispersikan dalam matriks yang tidak
larut, dan akan dilepaskan ketika pelarut berpenetrasi ke
dalam matriks dan melarutkan partikel (matriks lipid dan
polimer tidak larut) (Collet and Moreton, 2004)
D. Struktur lapis tipis (laminate structures)
 Ini adalah sistem berlapis, dimana lapisan tengah

diisi dengan bahan aktif dan lapisan luar lainnya


melindungi bahan aktif tersebut, dan mengatur
pelepasan bahan aktif (Wilkins, 1990; Scher,
1999)
E. Pertukaran ion resin
 Dalam sistem ini, bahan aktif berinteraksi dengan
resin penukar ion, membentuk suatu kompleks melalui
substitusi atom hidrogen
 Kompleks yang terbentuk dapat dienkapsulasi
atau disuspensikan dalam medium air
 Pelepasan bahan aktif dari kompleks akan
bergantung pada pH dan konsentrasi elektrolit
dalam medium (Ansel et al., 1999)
Contoh:
 Formulasi herbisida anionik dirancang dengan
enkapsulasi dalam vesikel (mikrosfer) yang dibuat
dengan kation alkilamonium dengan rantai alkil
panjang
 Vesikel yang mengandung herbisida dapat
mengadsorpsi molekul melalui proses interaksi
elektrostatik dalam montmorillonite (Undabeytia et
al., 2003; 2004).
NANOTECHNOLOGY AND
AGROECOSYSTEM
C.R. CHINNAMUTHU *1 AND P. MURUGESA BOOPATHI
2
TAMIL NADU AGRICULTURAL UNIVERSITY, COIMBATORE-641 003
Definisi
 Herbisida adalah senyawa atau material yang
disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan
atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan
penurunan hasil (gulma).
 Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada
skala atomik dan skala molekular. Diameter atom
berkisar antara 62 pikometer (atom Helium)
sampai 520 pikometer (atom Cesium), atau
kombinasi dari beberapa atom membentuk
molekul dengan kisaran ukuran nano.
Manfaat Nanoherbisida
 Penggunaan teknologi nano pada pupuk akan
memungkinkan pelepasan nutrisi yang terkandung pada
pupuk dapat dikontrol. Jadi hanya nutrisi yang benar-benar
akan diserap oleh tanaman saja yang dilepaskan, sehingga
tidak terjadi kehilangan nutrisi pada target yang tidak
dikehendaki seperti tanah, air dan mikroorganisme.
 Penggunaan herbisida yang langsung pada target akan
meminimalisir berkembangnya mekanisme resistensi pada
gulma dan mengurangi kematian serangga non target.
 Nanoteknologi dapat digunakan untuk mendegradasi
residu herbisida baik itu di air, udara maupun di tanah
melalui mekanisme fotokatalis oksida logam dengan
menggunakan materi berbahan oksida semikonduktor
seperti titanium oksida (TiO2) dan Zinc oksida (ZnO).
 Herbisida bentuk tunggal dapat meninggalkan residu
pada tanah sehingga merusak struktur tanah tetapi
apabila herbisida dibuat dalam bentuk nanopartikel akan
melindungi tanah dan juga melindungi hasil tanaman
dari bahaya keracunan residu herbisida.
Kekurangan Nanoherbisida
 Herbisida dalam ukuran nano dapat menjadi
berbahaya bagi manusia karena bisa menginfeksi
kulit atau terhirup dan masuk ke paru-paru
kemudian sampai ke otak maka diminimalisir
efek bahaya dengan proses fotokatalisis.
Mekanisme Sistem Penyampaian
Nanoherbisida
Herbisida dalam nanopartikel replikasi gen
gulma yang menduduki reseptor pada akar gulma
target masuk ke dalam akar maka terjadi
translokasi (menghambat proses glikolisis pada
cadangan makanan di akar) gulma target
kekurangan cadangan makanan gulma mati.
 Nanoherbisida tidak dapat diterapkan pada wilayah
pertanian tadah hujan yang curah hujannya tidak
dapat diprediksikan karena kelembaban tanah
berlebihan mengakibatkan pelepasan terkontrol dari
nanoherbisida terhambat oleh uap tanah.
Metode Untuk Menghasilkan
Nanopartikel
 Metode Kopresipitasi
- Didasarkan pada pengendapan lebih dari satu substansi
secara bersama-sama ketika melewati titik jenuhnya.
- Prosesnya menggunakan suhu rendah dan mudah untuk
mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang
dibutuhkan relatif singkat.
- Biasanya zat pengendap yang digunakan adalah hidroksida,
karbonat, sulfat dan oksalat.
• Metode Sol-gel
- Proses pembentukan melalui reaksi kimia dalam larutan pada
suhu rendah, dimana terjadi perubahan fase dari suspensi koloid
(sol) membentuk fase cair kontinyu (gel).
- Keuntungan dari metode ini adalah tingkat stabilitas termal yang
baik, stabilitas mekaniknya tinggi, daya tahan pelarut yang baik
dan modifikasi permukaan dapat dilakukan dengan berbagai
kemungkinan.
- Prekursor yang biasa digunakan pada umumnya adalah logam
organik atau logam anorganik yang dikelillingi oleh ligan yang
reaktif seperti alkosida yang banyak digunakan karena sifatnya
yang mudah bereaksi dengan air.
 Metode Mikroemulsi
- Suatu proses mengkombinasikan air, minyak,
surfaktan dan alkohol atau amina yang
merupakan ko-surfaktan menghasilkan larutan
yang jernih dan homogen.
- Secara umum mikroemulsi dapat dibedakan atas
mikroemulsi langsung (minyak dalam air) dan
mikroemulsi balik (air dalam minyak).
 Metode Hidrothermal/Solvothermal
- Proses solvothermal melibatkan penggunaan pelarut di
atas suhu dan tekanan titik didihnya sehingga akan
mengakibatkan terjadi peningkatan daya larut dari
padatan dan kecepatan reaksi antar padatan.
- Proses ini harus terjadi dalam keadaan tertutup untuk
mencegah hilangnya pelarut pada saat diuapkan.
- Post hidrothermal merupakan perlakuan pada material
setelah mengalami proses sol-gel dengan tujuan
meningkatkan kristalisasi dari partikel tersebut.
Metode ini menggunakan pelarut superkritis
dengan beberapa pertimbangan yaitu:
1. Memiliki tegangan permukaan rendah sehingga
kemampuan daya larutnya tinggi
2. Viskositasnya rendah
3. Difusi tinggi sehingga memberikan pengaruh
terhadap peningkatan daya larut.
 Metode Cetakan (templated synthesis)
- Cetakan yang digunakan disebut nanoreaktor.
- Ukuran pori yang halus dan seragam akan membantu nano
partikel terbentuk sesuai dengan ukurannya dan mengontrol
distribusi ukuran pada produk akhir.
- Ada dua macam metode yang digunakan untuk memasukkan
nanopartikel semikonduktor kedalam pori dari material
mesopori yaitu:
1. Proses in situ/post treatment yaitu mencampurkan
prekursor nanopartikel dengan misel sebelum
terbentuknya material mesopori.
2. Grafting/penempelan secara langsung nanopartikel ke
dalam permukaan pori.
 Nanopartikel semikonduktor organik
- Mekanisme utama semikonduktor ini adalah
melibatkan hantaran melalui elektron pi atau elektron
yang tidak berpasangan.
- Metode yang dipakai untuk membuat nanopartikel
organik adalah metode represipitasi dengan
mekanisme larutan zat terlarut dari starting material di
dalam air diinjeksikan ke dalam air yang diaduk
sehingga kelarutan zat akan berubah secara mendadak
dan mengakibatkan terbentuk nanokristal dari zat
terlarut.
Kesimpulan
Dengan munculnya teknologi baru di bidang pertanian
seperti nanoherbisida dapat menghasilkan inovasi-inovasi
baru yang dapat menyelesaikan masalah di bidang pertanian
seperti resintensi gulma terhadap herbisida, kerusakan
struktur tanah dan keracunan hasil panen akibat residu
herbisida, dan penggunaan herbisida berlebihan.
Nanoherbisida dapat meningkatkan efisiensi sumber
daya tanah dan tumbuhan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas hasil panen tanpa menghambat ekosistem alami
tanah.
Contoh Sediaan Nanoherbisida di
Pasaran
• HERBISIDA POINTER 276 SL
(PT Dalzon Chemicals Indonesia)
Merk Dagang: POINTER 276 SL (PT Dalzon Chemicals Indonesia)
No. Pendaftaran (Registration No.): RI.01030120062184
Bahan aktif (Active Ingredient): Parakuat diklorida 276 g/l (setara dengan ion parakuat 200 g/l)
Cara kerja (Mode of Action): Kontak non-selektif purna tumbuh (Non-selective contact post-emergence)
Bentuk (Form): Larutan dalam air (Soluble concentrate)
Warna (Color): Hijau tua (Dark green)
Kemasan (Pack): 200 L, 20 L, 5 L, 4 L, 1 L, 500 ml, 250 ml

Keunggulan:
1. Herbisida reaksi cepat.
2. Herbisida POINTER diformulasi dengan teknologi canggih (NANO Technology) sehingga sangat cepat.
3. Mematikan dan membusukkan gulma.
4. Spektrum pengendalian sangat luas sehingga mampu membasmi berbagai jenis gulma dengan tuntas.
5. Tahan hujan sehingga tetap efektif walau hujan turun 15 menit setelah penyemprotan.
6. Fleksibel sebab dapat disemprotkan menggunakan air biasa, air pasang surut maupun air gambut.
7. Tanggug sebab efektif membasmi gulma pada lahan kering maupun pada lahan tergenang air .
8. Membantu mencegah erosi dan mempercepat penambahan bahan organik tanah sehingga tanah lebih
subur.
9. Aman terhadap tanaman utama, baik tanaman muda maupun tanaman tua.

Anda mungkin juga menyukai