Anda di halaman 1dari 16

PAPER

DISTIRIBUSI
VITAMIN

NAMA : ALFAIS MUHAMMAD

NPM : 5417221060
Sejarah Vitamin
Penemuan penyakit akibat defisiensi nutrisi, yang pertama kali ditemukan
pada zaman Mesir Kuno yakni rabun senja menjadi tonggak awal manusia mulai
mengenal salah satu nutrisi yang dikandung makanan. Hal tersebut tertera dalam
buku pengobatan yang berisikan pola-pola pengobatan pada zaman tersebut,
dimana tertulis bahwa obat dari rabun senja adalah ekstrak hati yang telah dimasak.
Ternyata pengobatan Yunani pun yang menjadi cikal bakal pengobatan modern
mengikuti pola pengobatan Mesir Kuno tersebut. Namun, pada tahun 1913 barulah
diketahui bahwa kandungan ekstrak hati yang telah dimasak adalah retinol.
Penemuan lain yang mencetus penamaan vitamin adalah seorang ahli kimia yang
berasal dari Polandia, yakni Funk yang mengemukakan bahwa penangkal beri-beri
yang terlarut dalam air itu berupa amina yang sangat vital. Oleh karena itu ia
menyebutnya “vitamine” yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “vitamin”.
Penemuan mengenai vitamin tidak berhenti sampai disitu saja pada tahun 1930,
seorang ilmuan bernama T. More mengemukakan bahwa karoten dapat mencegah
rabun senja (Jurnal kesehatan Masyarakat, Hal.40)
Vitamin adalah sekumpulan atau sekelompok senyawa organik yang
memiliki komposisi kimia yang berbeda dengan karbohidrat, lipid, protein dan
asam nukleat serta mengalami perbedaan katalisis esensial dalam metabolisme
normal dari nutrien-nutrien lain. Secara umum vitamin berguna untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal.Penggolongan terhadap vitamin dapat
didasarkan pada media pelarutnya, yakni ada vitamin yang dapat larut dalam lemak
dan air. Vitamin yang dapat larut dalam lemak diantaranya vitamin A, D, E, dan K.
Sedangkan yang dapat larut dalam air adalah vitamin B dan C.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini zat gizi mikro (micronutrient), terutama
vitamin dan mineral secara internasional telah mendapat perhatian yang lebih besar
dalam ilmu gizi. Hal ini disebabkan makin banyaknya penemuan penelitian gizi
baru yang mengungkapkan mengenai makin luas dan pentingnya peranan vitamin
dan mineral bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Usia dan kualitas hidup
manusia sangat bergantung pada peran vitamin dan mineral dalam mengatur fungsi
otak, ketahanan tubuh (imunitas), fungsi kehamilan, dan pengolahan energi.
Kekurangan zat gizi mikro pada tingkat ringan sekalipun diketahui akan dapat
mengganggu kemampuan belajar, menurunkan produktivitas kerja, bahkan
memperparah penyakit dan meningkatkan kematian (Soekirman 2000).
Multivitamin
International Market Research Report (IMRR 2005) melaporkan bahwa
food suplements (termasuk vitamin dan mineral) market di Indonesia diperkirakan
mencapai $ 100 juta pada tahun 2001, dan meningkat 10% pada tahun 2002 menjadi
$ 110 juta. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan permintaan pasar antara lain
adalah perubahan pola makan, kesadaran untuk hidup sehat, pengaruh turis dan
warga negara asing, mahalnya harga obat - obatan, pengaruh pelajar yang belajar di
luar negeri, ketidak seimbangan antara diet dengan gaya hidup yang stress,
stabilnya penghasilan, serta merebaknya penyakit epidemic (International Market
Research Report, 2005)
Suplemen makanan adalah produk jadi yang dikonsumsi untuk melengkapi
makanan sehari - hari. Suplemen makanan mengandung satu atau lebih bahan
sebagai berikut: vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari
tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG),atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak, atau
kombinasi dari beberapa bahan sebagaimana tercantum dalam butir dalam (BPOM
(1996).
Jenis suplemen makanan bermacam-macam, antara lain suplemen yang
mengandung vitamin dan mineral, suplemen yang mengandung minyak alami, dan
suplemen yang mengandung enzim dan lain-lain. Namun beberapa sumber
menyatakan bahwa suplemen vitamin dan mineral merupakan suplemen yang
paling sering dikonsumsi oleh masyarakat (McDowall, 2007). Hal ini disebakan
karena vitamin dan mineral adalah bahan organik yang esensial bagi tubuh namun
tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus disediakan lewat makanan,
salah satunya adalah vitamin E, oleh karena itu banyak produsen makanan
memanfaatkan hal ini dengan memproduksi berbagai macam suplemen vitamin E.
Selama tahun 2008 Badan POM telah mengeluarkan 881 nomor registrasi
suplemen makanan yang meliputi 608 suplemen makanan produk dalam negeri
(SD), 261 suplemen makanan produk impor (S1) dan 12 suplemen makanan lisensi
(SL). BPOM juga telah melakukan pengujian laboratorium terhadap 1189 sampel
suplemen makanan dari peredaran. Hasil pengujian mutu peoduk suplemen
makanan menunjukkan bahwa 1,35% tidak memenuhi syarat mutu, selain itu
BPOM juga melakukan pemeriksaan terhadap 1028 sarana distribusi suplemen
makanan. hasil pemeriksaan terhadap sarana distribusi suplemen makanan
menunjukkan bahwa terdapat 11.09 % sarana distribusi suplemen makanan masih
menjual suplemen makanan yang tidak terdaftar (BPOM, 2008).
CDOB yang Baik dan Benar
Anda yang punya usaha dagang di bidang farmasi pasti tidak asing dengan
obat-obatan dan alat kesehatan lainnya. Dalam pendistribusian obat-obatan dan alat
kesehatan tadi, tentu ada standar operasional yang harus dilakukan untuk menjaga
mutu dan kualitas barang. Tata cara pendistribusian barang telah diatur pada
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Pedoman teknis ini telah
diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM
RI) pada tahun 2012 lalu untuk selanjutnya diteruskan ke seluruh lapisan
masyarakat yang bergerak di bidang farmasi.
Yang dimaksud cara distribusi obat yang baik adalah cara distribusi/
penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Lalu perusahaan
berbentuk badan hukum yang memiliki izin pengadaan, penyimpanan, penyaluran
obat dan bahan obat dalam jumlah besar sesuai peraturan undang-undang disebut
dengan pedagang besar farmasi. BPOM RI akan mengeluarkan sertifikat Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) kepada perusahaan farmasi sebagai bukti sah
bahwa perusaan tadi telah memenuhi persyaratan dalam mendistribusikan obat-
obatan dan alat kesehatan lainnya (CDOB,2012).
Prinsip – Prinsip CDOB yang Baik
Adapun prinsip-prinsip umum cara pendistribusian obat yang baik adalah
berlaku untuk aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian
obat dan juga bahan obat dalam rantai distribusi. Semua pihak yang terlibat dalam
distribusi obat mempunyai tanggung jawab dalam memastikan mutu obat dan
mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses.
Pelatihan dasar yang harus diberikan pada petugas yang terlibat dalam
distribusi obat di bidang usaha farmasi ini seperti Hazardous obat (toksisitas &
produk infeksius/sensitif) dengan pakaian yang sesuai & dapat memproteksi diri.
Pelatihan diisi oleh tenaga yang kompeten, berkesinambungan dan dengan
frekuensi memadai. Prosedur pelatihan distribusi obat ini juga harus berhubungan
dengan higiene perorangan, kesehatan & pakaian. Harus diperhatikan pula SOP
pertolongan pertama & peralatan untuk keadaan darurat. Pada pendistribusian obat
yang baik dan benar, perlu dokumentasi barang yang jelas dan mudah diketahui
stok persediaannya. Pelaksanaan pengadaan dan distribusi obat yang sesuai UU
adalah penyediaan data & info yang akurat, tingkat stok pada kondisi yang
menjamin kelancaran pelayanan, penerimaan produk yang benar, penyimpanan
yang tepat serta dokumentasi obat yang benar & lengkap. Prosedur tetap dari
pendistribusian obat yang baik dan benar dibuat oleh orang yang kompeten,
kemudian ditandatangani dan dilegalisasi oleh penanggung jawab perusahaan
dagang yang bergerak di bidang farmasi tadi. Isi dari prosedur tetap distribusi ini
adalah antara lain judul, nomor, dokumen, revisi, jumlah halaman, dokumen acuan,
nama berikut tanda tangan penanggung jawab laporan dan yang terakhir adalah
uraian proses.
Untuk skema pengadaan obat, pada alur distribusi dimulai dari pemesanan
dari pedagang besar farmasi ke sumber resmi yang ditunjuk untuk pembelian obat.
Setelah mengetahui stok hidup dan stok pengaman, dikeluarkanlah surat pemesanan
obat yang telah ditanda tangani oleh penanggung jawab yang dilengkapi dengan
nama dan nomor Surat Ijin Kerja Apoteker (SIKA). Setelah pemesanan dilakukan,
obat akan diterima dengan beberapa proses. Mulai dari pemeriksaan kelengkapan
obat yang telah dipesan, bila telah sesuai segera disimpan di tempat persediaan
perusahaan dagang farmasi tadi. Bila masih ada yang kurang atau tidak sesuai,
makan dikembalikan atau diganti di tempat pemesanan obat tadi, faktur dan surat
penyerahan barang harus ada pada proses ini. Setelah proses ini selesai, maka mulai
masuk ke sistem administrasi dengan barang (obat) yang dimasukkan ke kartu
persediaan dan buku pembelian sehingga stok barang dapat terlihat dengan jelas
dan akurat.
Hal yang tidak kalah penting pada proses distribusi obat adalah bagaimana
cara penyimpanannya. Sesuai yang diatur di UU, penyimpanan obat yang baik dan
benar adalah disimpan pada kondisi yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis obat.
Prosedur umum tentang penyimpanan obat yang baik dan benar antara lain stok
obat disimpan pada tempat yang terlindung dari kontak cahaya langsung dan
kelembaban suhu ruangan yang tidak beku. Untuk obat yang telah mendekati atau
sudah masuk masa kadaluarsa, harus dipisahkan dari obat yang masih bagus. Hal
ini berlaku juga untuk obat yang rusak. Yang bertanggung jawab pada penyimpanan
stok barang (obat) ini adalah kepala gudang yang memiliki kartu barang untuk
mengetahui stok persediaan barang yang dimiliki (CDOB,2012).
PBF dalam Distribusi Obat atau Multivitamin
PT Mensa Binasukses (MBS)
Mensa Binasukses awalnya dikenal sebagai Masa Bhakti Surya (MBS).
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973. Ini dimulai dari 4 (empat) kantor cabang
dan terlibat dalam distribusi bahan baku farmasi dan barang jadi. Pada tahun 1985,
Masa Bhakti Surya diakuisisi dan menjadi salah satu perusahaan utama dalam
Mensa Group. Pada tahun 1993 namanya diubah menjadi Mensa Binasukses untuk
mencerminkan hubungan dengan Mensa Group. Dengan perubahan nama, awal,
MBS, masih dipertahankan.
Saat ini MBS merupakan pesusahaan distribusi farmasi , alat kesehatan
terbesar dan kelompok konsumen distributor peringkat dalam sepuluh distributor
farmasi nasional atas dan telah mendapatkan kepercayaan dari prinsipal
multinasional dan nasional.
Komitmen PT. Mensa Binasukses sebagai perusahaan distribusi menyediakan
distribusi dan solusi untuk produk kesehatan melalui seluruh cabang kami dengan
baik Distribution Practice Standard (Praktek Kerja Lapangan, MBS cabang
Makassar,2016).
Visi dan Misi PT. Mensa Binasukses
Visi
Menjadi mitra pilihan yang terpercaya sebagai penyedia jasa distribusi
untuk produk farmasi, alat kesehatan, dan produk konsumer kesehatan.
Misi
Memastikan mitra pilihan yang handal secara berkesinambungan melalui
kerja sama yang saling menguntungkan dengan mitra dalam jalur distribusi.
Nilai-nilai Mensa Binasukses
1. Selalu menjunjung tinggi setiap komitmen
2. Mengutamakan keseimbangan hubungan usaha dan hubungan jangka panjang
3. Menumbuh kembangkan upaya-upaya inovatif
4. Berusaha mencapai yang terbaik
5. Mengusahakan perbaikan yang berkesinambungan
Kegiatan Perusahaan
Pengadan barang PT. Mensa Binasukses cabang makassar, sudah diatur dari
pusat PT. Mensa Binasukses, yang berada pusat yang berada di Jakarta. Pengiriman
barang ke PT.Mensa Binasukses, di kota Makassar tergantung permintaan, tidak
mesti awal bulan atau akhir bulan. Semua kegiatan diperusahaan bisa dipantau
melalui computer yang telah online. Apabila barang meningkat dari konsumen
sedangkan stok kurang maka untuk mengantisipasi supaya cukup perusahaan bisa
melakukan pesanan tambahan.
Pada penerimaan barang diterima oleh penanggung jawab gudang dan pada
waktu menerima barang surat pengantar barang dan atau faktur barang. Apabila
tidak ada surat pengantar barang maka penanggung jawab gudang tidak akan
menerima barang yang dikirim tersebut, dan juga pada waktu penerimaan barang
perlu dicocokkan antara faktur dengan fisik barang juga perlu dicek kebenarannya
seperti spesifikasi, jumlah, dan sebagainya. Barang langsung masuk gudang.
Setiap pengiriman barang dari pusat ke cabang disertai dengan surat barang
yang disebut dengan ship list yang berisi nama barang dan jumlah barang, setelah
sampai di cabang fisik barang dicocokkan dengan ship list.
Pendistribusian Obat dan Alkes
Barang keluar merupakan permintaan orderan dari cabang lain, ke Rumah
Sakit, Apotek, Toko-toko, dan Mini Market .
Cara pendistribusian barang di PT. Mensa Binasukses, antara lain:
1. Pendistribusian secara umum
a. Outlet bisa memesan barang langsung melalui via telephone kepada ECC
b. Salesman yang berkunjung langsung ke outlet untuk melakukan orderan, lalu
salesman mengirimkan orderan dari outlet kepada ECC melalui PDA yang telah
diprogam pada handphone salesman. Pemesanan barang-barang PHARMA
harus menggunakan Surat Pesanan (SP) dan obat psikotropika harus
menggunakan Surat Pesanan khusus
c. Lalu bagian ECC mengentry orderan di komputer, hasil entrynya berupa Surat
Orderan (SO)
d. Jika tidak ada masalah dengan outlet maka secara otomatis data pesanan yang
telah di entry oleh ECC akan langsung ke gudang
e. Apabila pending, ditanda tangani supervisor baru dibawa ke ABM/KSA
kemudian kebagian Aproved. Apabila order langsung ditanda tangani DSS ETH
baru kebagian Aproved.
f. Data proses mengimput SO (sales Order) untuk sampai ke gudang secara
otomatis
g. Dan komputer memproses secara otomatis tentang ketersediaan barang. Jika
barang tidak tersedia maka akan keluar Surat Pesanan Tidak Terpenuhi yaitu
surat yang dikeluarkan jika barangnya yang diminta sedang habis atau stok
sedang kosong.
h. Surat Orderan (SO) disebut juga dengan picklist sampai digudang terdiri dari 2
lampir.
i. Dilakukan picking barang oleh picker
j. Setelah picker selesai melakukan picking barang diletakkan di masing-masing
tempat, ada yang dalam kota dan luar kota, dan diselipkan copy picklist untuk
proses pengecekan barang
k. Pick list yang asli diserahkan ke admin faktur untuk difakturkan dan ditanda
tangani oleh apoteker
l. Yang harus dicek oleh checker yaitu nama barang, no batch, kadar, jumlah
barang, dan outlet yang dituju.
Pendistribusian Secara Khusus
Diutamakan terhadap produk-produk yang memerlukan suhu dibawah suhu
kamar, biasanya pengantaran untuk produk-produk tersebut membutuhkan alat
pendingin sejenis “stereoform” dengan menambahkan es gell/dryes yang akan
mempertahankan suhu pada produk tersebut dalam batas waktu tidak lebih dari 2
jam pengantaran.
Pendistribusian kanvas
Orderan dilakukan melalui salesman yang keluar kota dengan menggunakan
mobil box. Adapun tata cara pendistribusian kanvas antara lain:
1) Sebelum kanvas melakukan perjalanan, harus ada rencana kanvas yaitu
beberapa banyak barang yang akan dibawa
2) Jika ada pemesanan diluar kota maka salesman memfax ke Enseval cabang
untuk pengiriman barang
3) Biasanya barang-barang didistribusikan oleh kanvas adalah barang-barang
kosmetik, makanan dan minuman
4) Kanvas dimulai hari senin dan kembali hari jum’at sore.
Pengadaan Obat
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat di PBF Mensa Binasukses cabang
Makassar memakai sistem droping dari sistem pusat, yang ada di Jakarta.Stok
barang-barang / obat-obat yang dipesan untuk digunakan sampai masa ED nya
habis. Barang atau obat yang dipesan biasanya dikirim melalui jalur laut dan
udara. Apabila barang / obat yang dipesan.Barang / obat yang telah dipesanakan
disalurkan ke apotek, rumah sakit, dan lain-lain.Obat-obat yang masuk / yang
datang harus dibukukan dalam buku khusus gudang.
2. Pengadaan
PBF Mensa Binasukses mengadakan kebutuhan obat dari MBS pusat.
Stok barang yang diadakan di PBF, sekali pengadaan tergantung kebutuhan obat
yang dibutuhkan, dan PBF MBS tidak memesan dari PBF luar karena barang
atau obat dipesan dari MBS pusat
Untuk pengadaan psikotropika dan prekusor didatangkan dari pusat
dengan surat pesanan khusus yang kirim oleh apoteker penanggung jawab PBF
cabang, kemudian akan diproses dan siap dikirimkan sesuai dengan pesanan
melalui ekspedisi. Pemesanan tentunya terdapat batasan pemesanan tertentu
yang harus ditaati, sehingga pemesanan tidak boleh berlebihan hanya sesuai
kepentingan. Untuk pelayanan pengadaan sediaan psikotropika harus dari surat
pesanan (SP) asli dilengkapi dengan tanda tangan direktur perusahaan atau
kepala cabang dan apoteker, stempel perusahaan yang bersangkutan serta
dengan syarat-syarat kelengkapan lainnya.
3. Penerimaan
Obat-obatan di PBF Mensa Binasukses diterima dari pusat / Depo
Central.Barang yang diterima rutin dikirim melalui tim ekspedisi untuk tiap
pesanan.
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang
bergerak di Gudang. Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan
memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang
mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut
adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :
a. Bukti Pesanan Barang dari Gudang ( untuk memastikan pesanan barang
dalam spesifikasi tepat)
b. Bukti Tanda Barang diterima ( untuk penagihan )
c. Cek Bukti Pemesanan dengan fisik barang
d. Cek Expired Date dan kondisi barang ke penyimpanan.
Barang-barang / obat-obat yang masuk dicatat dalam pembukuan
Gudang kemudian dilakukan pengeditan di komputer.
4. Penyimpanan
Setelah barang diterima dan dicek, selanjutnya adalah proses
penyimpanan barang / obat di gudang. Penyimpanan obat harus disesuaikan
dengan suhu tertentu sesuai jenis obatnya.Tetapi tidak semua obat harus
disimpan pada suhu tertentu, adapula obat yang disimpan pada suhu
normal.Pengaturan suhu dilakukan dengan tujuan agar obat yang disimpan
digudang, pada saat dilakukan pengepakan obat dalam keadaan baik atau bagus.
Suhu yang tidak sesuai akan merusak obat. Misalnya saja pada tablet salut gula,
apabila tablet salut gula disimpan pada suhu yang panas, maka obat tersebut
dapat meleleh dan tidak dapat digunakan sehingga harus disimpan pada suhu
yang sejuk.Selain itu obat yang harus disimpan pada suhu yang dingin adalah
vaksin, injeksi dan supositoria.Vaksin harus disimpan pada kulkas, tetapi
suhunya harus diatur sesuai ketetapan suhunya (suhu kamar), dengan
menyesuaikan sediaan dengan ketentuan suhunya sehingga kualitas dari sediaan
dapat terjaga.
Penyimpanan injeksi selain vaksin, dapat disimpan seperti obat biasa
lainnya, yakni pada suhu normal.
a. Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai satu pintu dengan
duabuah kunci yang kuat dengan merek yang berlainan.
b. Langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi.
c. Dilengkapi dengan lemari besi yang beratnya tidak kurang dari 150 kg
danmempunyai kunci yang kuat.
d. Gudang dan lemari tidak boleh untuk menyimpan barang lain
kecualiditentukan lain oleh Menteri.
PBF atau PBF cabang menyalurkan obat berdasarkan pesanan yang di
apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung jawab. Dikecualikan
untuk pesanan untuk kepentingan lembaga ilmu pengetahuan, surat pesanan
ditandatangani oleh pimpinan lembaga. Untuk peyaluran obat atau bahan obat
berupa obat keras, surat pesanan harus ditandatangai oleh apoteker penanggung
jawab atau apoteker pengelola apotik. PBF atau PBF cabang yang melakukan
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran narkotik harus memiliki izin khusus
sesuai peraturan perundang undangan. PBF atau PBF cabang yang melakukan
pegubahan kemasan dari kemasan aslinya atau pengemasan kembali terhdap
kemasan aslinya dari bahan obat wajib melakukan pengujian mutu dan wajib
memiliki ruang pengemasan kembali.
(Praktek Kerja Lapangan, MBS cabang Makassar,2016)
Multivitamin Fatigon Spirit
Sejarah Fatigon
Pada tahun 1982, Fatigon dipasarkan oleh tim Ethical sebagai
multivitamin untuk menguatkan otot jantung. Pada tahun 1984 Fatigon
dipasarkan oleh tim OTC dengan klaim “Membuat badan sehat penuh tenaga”.
Dengan spesifikasi produk :
 Bentuk : Kaplet salut selaput
 Warna : Oranye
 Kemasan : Kaft kantong isi strip @ 10 kaplet, Tulisan Fatigon warna merah,
tanpa outline, Dos isi 10 kaft kantong
HNA : Rp.9.000,- per box. Promosi dilakukan secara intensif dan
konsisten di seluruh Indonesia melalui above the line dan below the line Iklan
Fatigon versi Pilot yang menerangkan Fatigon sebagai multivitamin untuk
orang yang pucat / lemas karena baru sembuh dari sakit, konsentrasi dan
disiplin.
Pada tahun 1999, Setelah 2 tahun lama nya Fatigon mengalami kesulitan
dengan regulasi Badan POM yang mengharuskan multivitamin klaimnya hanya
untuk orang yang baru sembuh dari sakit. TV Comm. baru Fatigon dengan
bintang Ari Wibowo dengan tema “testimonial” membawa kesuksesan dengan
pertumbuhan sales sebesar 159%.
Pada tahun 2002 Fatigon dikembangkan dengan perluasan market dari
konsumen “pria” ke “pria dan wanita”. TV Comm. dengan bintang Ari Wibowo
dan Indy Barends. Dengan adanya data-data yang kuat, Fatigon boleh
mengklaim sebagai multivitamin untuk capek. Fatigon di tahun ini tumbuh
pesat sebesar 210% dan menjadi market leaderdi kategori physical health
multivitamin (survey AC Nielsen in unit). Pada tahun 2003 Fatigon
dikembangkan positioning-nya sebagai multivitamin untuk capek, pegal, kram
dan kesemutan. Fatigon tumbuh sebesar 27% . Di tahun ini Fatigon mulai
menggalakkan kegiatan event “Aerobic” di setiap kabupaten di seluruh
Indonesia (Fatigon Aerobic Club). Fatigon menjadi market leader di kategori
physical health multivitamin (survey AC Nielsen in unit & value)
Pada tahun 2004 Fatigon dikembangkan positioning-nya yaitu akibat
capek badan jadi pegal, kram, kesemutan dan susah tidur bangun kesiangan
telat kerja. TV Comm. Fatigon baru dengan tema diatas dan bintangnya Ari
Wibowo & Tamara Geraldine. Fatigon tumbuh sebesar 28%. Pada tahun 2005
Fatigon dikembangkan ke usia lanjut. TV Comm. Fatigon baru dengan bintang
Ari Wibowo, Tamara Geraldine dan Roy Marten. Fatigon memperoleh
penghargaan “Superbrands”. Pada tahun 2006 Fatigon dikembangkan untuk
konsumen malas kerja akibat capek dengan tema TV Comm. “I Like Monday”.
Pada bulan Desember 2006, Fatigon masuk sebagai nominasi untuk
penghargaan Anugerah Produk Asli Indonesia, yang diselenggarakan oleh
Departemen Perdagangan dan Industri RI dan Koran Bisnis Indonesia.
Saat ini banyak multivitamin yang dipasarkan dan dipromosikan dengan
gencar, salah satunya Multivitamin Fatigon Spirit® yang mengklaim
mempunyai khasiat bermacam-macam diantaranya dapat menghilangkan
kelelahan, meningkatkan ketahanan (endurance), kewaspadaan dan energi,
yang kadang-kadang promosinya berlebihan dan belum banyak bukti yang
membenarkan. Pemberian multivitamin selama aktivitas fisik/latihan dapat
mempertahankan kadar gula dalam darah dan menghindari dehidrasi melalui
keringat yang berlebihan selama aktivitas fisik/latihan dalam kondisi panas dan
lembab tinggi (The Journal of Nutrition 2006;136:1359.-64).
Olahraga merupakan bagian penting dari pendidikan yang dapat
memberikan sumbangan berharga terhadap kemajuan manusia. Salah satu
manfaat dari olahraga yaitu meningkatkan kesegaran jasmani. Unsur terpenting
dari kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiovaskuler (cardiovascular
endurance). Macam atau jenis aktifitas fisik menentukan nilai daya tahan
kardiovaskular. Daya tahan kardiovaskular tersebut secara fisiologis
dipengaruhi faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan aktifitas fisik. Adapun alat
untuk mengukur daya tahan kardiovaskular salah satunya dengan mengukur
kadar VO2 maks (CDK 2008; 35: 394-5).
VO2 maks adalah konsumsi oksigen maksimum dengan satuan
ml/kg/menit, yang dapat diukur salahsatunya dengan menggunakan multistage
fitness test. Multistage fitness test merupakan etode untuk mengukur langsung
VO2 maksimum dengan cara berlari bolak-balik menggunakan jarak tertentu
hingga batas maksimal kemampuan seseorang (Peter G.J.M.Janssen,1993).
Kesimpulan
Distribusi adalah kegiatan penting dalam supply-chain management dari
produk farmasetik yang terintegrasi. Menurut dokumen Good Distribution
Practices for Pharmaceutical Products yang dikeluarkan World Health
Organization (WHO), GDP meliputi organization and manajement, personel,
quality system, premises, warehousing and storage, vehicles and equipment,
shipment containers and container labeling, dispatch, transportation and
products in transit, documentation, repacking and relabeling, complains, recall,
returned products, counterfeit pharmaceutical products, importation, contract
activities, and self-inspection.
Cara Distribusi Obat yang Baik merupakan pedoman bagi semua pihak
yang terlibat dalam distribusi obat tentang cara distribusi obat yang meliputi
aspek, bangunan, penyimpanan obat, pengadaan dan penyaluran obat,
dokumentasi, penarikan kembali dan penerimaan kembali obat. Fasilitas
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi adalah sarana yang digunakan untuk
mendistribusikan atau menyalurkan sediaan farmasi, yaitu pedagang besar
farmasi dan instalasi sediaan farmasi. Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah
perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Vitamin-vitamin B yang ada dalam Multivitamin Fatigon Spirit® adalah
Vitamin B1, B6, B12. Vitamin B1 (tiamin) berperan dalam koenzim untuk
reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi dari
bentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin Tri Fosfat). Tiamin
ditransformasikan menjadi koenzim pirofosfat tianin oleh transfer langsung
pirofosfat dari ATP. Vitamin B12 (kobalamin), adalah vitamin larut air yang
berperan penting kinerja fungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam
pembentukan darah. Vitamin B12 juga menjaga kesehatan sistem saraf serta
mengurangi rasa lelah, kesemutan, dan anemia.
Saran
Perlu dilakukan diskusi lebih dalam lagi tentang cara – cara
pendistribusian obat yang baik, agar paper ini dapat dikembangkan dan dapat
menjadi sumber informasi untuk membuat suatu tugas dan laporan. Apabila
masih banyak kekurangan dari paper diatas itu adalah kekurangan rujukan dari
saya sendiri, semoga bisa menjadi tambahan pelajaran dan pengetahuan.

REFERENSI

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2008, ”Keputusan Kepalan Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia”, nomor HK.00.0523.3644.
Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan.
Jakarta : BPOM.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012, “ Peraturan Kepala Badan


Pengawas Obat dan Makanan RI”, No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Cara distribusi Obat Yang Baik. Jakarta: Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

CDK 2008; 35: 394-5. Peter G.J.M.Janssen, Latihan laktat denyut nadi, Jakarta:
Tempirit, 1993.

Huldani. 2015, “Perbedaan VO2 maks antara siswa yang latihan sepakbola
dengan yang tidak latihan sepakbola di pondok pesantren darul hijrah”.

International Market Research Report (IMRR),2005.


Mc. Dowell LR, 2007, Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic
Press. Inc.

Park SY, Murphy SP, Wilkens LR, et al. Allowing for variationsin multivitamin
supplement composition improves nutrient intake estimates for epidemiologic
studies. The Journal of Nutrition 2006;136:1359-64.

Petunjuk Pelaksana Cara Distribusi Obat yang Baik, CDOB 2012.


Praktek Kerja Lapangan, 2016, Pedagang Besar Farmasi PT. Mensa Binasukses
(MBS),Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan NANI Hasanuddin ; Makassar
Soekirman, 2008, Fortifikasi Pangan : Program Gizi Utama Masa Depan?.
Koalisi Fortifikasi Indonesia. Micronutrient Initiative.

Triana Vivi, 2016, Macam - Macam Vitamin dan Fungsinya, Jurnal Kesehatan
Masyarkat vol. I.

Anda mungkin juga menyukai