ABSTRAK
Dalam sistem pelayanan kesehatan di EraJaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah menerapkan proses pengadaan
obat berdasarkan elektronik katalog (e-katalog) melalui mekanisme e-purchasing dan manual-purchasing. Penerapan sistem akan
berpengaruh pada efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat yang dapat dinilai dari persepsi farmasi, pelaksana pengadaan dan
perawat. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan penerapan e-katalog terhadap efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat di
RSUD Kelas B Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain survei cross sectional. Data diambil
secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dengan responden farmasi, pelaksana pengadaan dan perawat. Metode sampling
untuk responden perawat sebanyak 120 responden sedangkan responden farmasi dan pelaksana pengadaan dengan populasi
sebanyak 21 responden. Data dianalisis menggunakan uji regresi linear untuk melihat hubungan penerapan e-katalog dengan
efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat.Pengaruh e-purchasing terhadap efisiensi pengadaan pada responden farmasi dan
pelaksana pengadaan nilai signifikansi (p) untuk indikator persiapan, pelaksanaan dan manfaat kendala 0,001, 0,024, 0,007
sedangkan manual-purchasing nilai signifikan untuk indikator pelaksanaan 0,014, dengan koefisien korelasi (r) indikator persiapan
e-purchasing sebesar 0,690, menunjukkan hubungan antara persiapan e-purchasing dengan efisiensi sangat kuat, sedangkan untuk
responden perawat pengaruh penerapan e-katalog baik secara e-purchasing maupun manual-purchasing memiliki hubungan
terhadap ketersediaan obat nilai signifikansi (p) 0,000, dan nilai koefisien korelasi (r) 0,765 yang menunjukkan hubungan yang kuat
antara penerapan e-purchasing dan manual-purchasing dengan ketersediaan obat. Penerapan e-katalog baik secara e-purchasing dan
manual-purchasing meliputi indikator persiapan, pelaksanaan, dan manfaat kendala memiliki hubungan yang signifikan dengan
efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat di RSUD Kelas B di Yogyakarta.
ABSTRACT
In the health care system the Era of National Health Insurance (JKN), the government implemented a drug procurement
process based on electronic catalogue (e-catalogue) through the mechanism of e-Purchasing and manually-purchasing.
Implementation of this system will affect the efficiency of the procurement of drugs that can be assessed from the perception of
health professionals. This study aimed to examine the relationship of e-catalogs on the efficiency of procurement and availability of
drug in Government Hospital Class B Yogyakarta.This research was descriptive analytic with cross sectional survey design. Data
taken quantitatively by using questionnaires with pharmacy, procurement staff and nurses as respondents. The sampling method for
the nurses respondent as much as 120 respondents, while pharmacy and procurement staff were 21 respondents. Data were
analyzed using linear regression to see the implementation of e-catalog relationship with procurement efficiency and availability of
drugs. Purchasing influence on the efficiency of e-procurement in the pharmacy and procurement staff respondent significant value
(p) for indicator preparation, implementation and benefits of constraints were 0,001, 0,024, 0,007 while the manual-purchasing
significant value (p) was 0,014 for performance indicators, with a correlation coefficient (r). e-Purchasing preparation indicator was
0.690, showing the relationship between the e-Purchasing preparation and the efficiency was very strong, while the effect of the e-
catalogues to the nurses respondent either e-Purchasing or manual purchasing had significant value 0.000 and 0.765, showing the
strong relationship between the implementation of e-Purchasing and manual Purchasing to the availability of drugs. Implementation
of e-catalogs both e-Purchasing and manual-Purchasing include indicators of preparation, implementation, and benefit constraints
have a significant relationship with the efficiency of the procurement and availability of medicines in hospitals Class B in Yogyakarta.
241
Volume 5 Nomor 4 – Desember 2015
kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pengadaan, tenaga kefarmasian dan tenaga
menerapkan sistem kendali mutu, sistem teknis kefarmasian, serta perawat dapat
kendali biaya dan sistem pembayaran untuk berkolaborasi dengan bagian farmasi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi jaminan dapat mempertahankan persediaan obat dengan
kesehatan serta untuk mencegah cara koordinasi pemberian dan distribusi obat
penyalahgunaan pelayanan kesehatan ke depo farmasi rawat inap atau apotek sesuai
(Pemerintah Negara Republik Indonesia, 2004). tuntutan permintaan resep individu pasien
Berdasarkan surat edaran Menteri sehari-hari (Colella et al., 1999).
Kesehatan Republik Indonesia No. 167 tahun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
2014, pengadaan obat pemerintah harus mengetahui hubungan penerapan elektronik
dilaksanakan berdasarkan prinsip katalog secara e-purchasing (persiapan,
penyelenggaraan pemerintah yang baik dan pelaksanaan, manfaat kendala)terhadap efisiensi
bersih, prinsip keadilan, transparansi, pengadaan obat, untuk mengetahui hubungan
profesional, dan akuntabel sehingga ditetapkan penerapan elektronik katalog secara manual-
elektronik katalog (e-katalog) obat yang berisi purchasing (persiapan, pelaksanaan, manfaat
daftar harga, spesifikasi dan penyedia obat kendala) terhadap efisiensi pengadaan obat, dan
(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan surat edaran untuk mengetahui hubungan penerapan
tersebut pengadaan obat di rumah sakit elektronik katalog secara e-purchasing dan
pemerintah harus didasarkan pada e-katalog manual-purchasing (manfaat kendala) terhadap
dengan tujuan untuk menjamin ketersediaan ketersediaan obat di RSUD kelas B Yogyakarta.
dan pemerataan obat yang aman, bermutu, dan
berkhasiat untuk memenuhi kebutuhan METODE
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Rancangan Penelitian
Dengan diberlakukannya sistem rujukan Penelitian ini merupakan penelitian
berjenjang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) deskriptif analitik dengan menggunakan metode
kelas B sebagai sarana fasilitas sekunder yang survei cross sectional berupa data kuantitatif.
menangani setelah rujukan dari fasilitas primer, Data diambil secara kuantitatif dengan cara
harus berupaya keras dalam pengadaan obat pembagian kuesioner pada responden.
agar obat tersedia dan tidak pernah kosong Lokasi dan Sampel Penelitian
melalui penerapan sistem e-katalog. Staf Penelitian ini dilakukan pada Desember
pengadaan Rumah Sakit Umum (RSU) perlu 2014 sampai Februari 2015 di rumah sakit
memahami persyaratan pelayanan medis rumah pemerintah yaitu RSUD Panembahan Senopati
sakit dan memperoleh spesifikasi yang tepat Bantul, RSUD Sleman, RSUD Wates, dan RSUD
dari obat-obatan yang memenuhi kebutuhan Kota Yogyakarta. Sampel yang digunakan untuk
pasien, dari sumber yang tepat, kuantitas yang perawat adalah 120 responden dengan metode
tepat, dan pengiriman pada waktu yang tepat purposive sampling, sedangkan responden
(Bwana et al., 2014). Hal ini dapat dicapai farmasi (farmasi dan pelaksana pengadaan)
melalui koordinasi staf pengadaan dengan digunakan populasi sebanyak 21 orang
departemen terkait seperti farmasi di rumah responden.
sakit dalam memantau obat farmasi dengan Subjek Penelitian
permintaan tinggi dan rendah untuk Subjek penelitian dalam penelitian ini
merencanakan pengadaan yang baik dan adalah staf farmasi dan perawat bangsal rawat
menghindari kehabisan stok (stockout) ataupun inap di rumah sakit.
kelebihan stok (overstock) (Bwana et al., 2014). Staf farmasi yang dijadikan subjek
Efisiensi pengadaan obat secara elektronik dapat penelitian ini adalah staf IFRS dan pelaksana
dipengaruhi oleh persepsi dari tenaga kesehatan pengadaan obat yang terkait dalam pengadaan
yang terlibat dalam pengadaan secara langsung obat di rumah sakit. Staf pengadaan terdiri dari
maupun secara tidak langsung. Dalam hal ini, kepala unit pengadaan, ketua pokja pengadaan,
tenaga kesehatan yang terkait meliputi staf tim teknis pengadaan, anggota kelompok
242
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
243
Volume 5 Nomor 4 – Desember 2015
244
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
Tabel II. Data Deskriptif Responden Perawat dan teknologi, sehingga akan meningkatkan
Karakteristik Jumlah Proporsi produktivitas yang pada akhirnya akan
Responden meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Jenis Kelamin Pengujian Hipotesis
Laki-Laki 27 orang 22,5%
Responden Farmasi dan Pelaksana Pengadaan
Perempuan 93 orang 77,5%
Analisis Hubungan Penerapan e-Purchasing dan
Usia
Manual-Purchasing terhadap Efisiensi Pengadaan
21-30 tahun 42 orang 35%
Untuk melihat hubungan dari variabel
31-40 tahun 64 orang 53%
41-50 tahun 12 orang 10% bebas penerapan e-purchasing dan manual-
>50 tahun 2 orang 1,7% purchasing terhadap variabel terikat efisiensi
Lama kerja pengadaan digunakan analisis regresi linear.
1-3 tahun 19 orang 15,8% Penerapan e-purchasing dan manual-purchasing
3-5 tahun 28 orang 23,3% dikatakan memiliki hubungan yang signifikan
>5 tahun 73 orang 60,8% terhadap efisiensi pengadaan jika memiliki nilai
Pendidikan sig (p) <0,05 (Dahlan, 2011).
terakhir Penerapan e-Purchasing
D3 107 orang 89,2% Hasil analisis menunjukkan bahwa
D4 3 orang 2,5% indikator variabel bebas penerapan e-purchasing
S1 2 orang 1,7% yaitu persiapan, pelaksanaan dan manfaat
Ners 8 orang 6,7%
kendala memiliki hubungan dengan efisiensi
pengadaan dengan nilai signifikansi berturut-
laki karena ekspektasi wanita untuk bisa
turut 0,001, 0,024, dan 0,007.
bekerja rendah. Meskipun begitu, jenis kelamin
Persiapan dimulai dengan proses
tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pendaftaran dan klasifikasi kebijakan. Kebijakan
seseorang apabila pekerja termasuk golongan
yang mempengaruhi keputusan tentang
orang-orang dengan usia muda, berpendidikan
pendaftaran atau lisensi obat. Termasuk dalam
tinggi, dan seorang profesional (Kifle dan Kler,
kategori ini adalah kebijakan mengenai
2007).
pendaftaran obat baru, registrasi ulang,
Ditinjau dari usia responden sebanyak
pembatasan obat terdaftar, daftar obat esensial
53% adalah antara 31-40 tahun. Rentang usia ini
dan perubahan klasifikasi (Cochrane, 2007).
masih termasuk dalam usia produktif yang
Hubungannya dengan efisiensi pengadaan yaitu
cenderung dapat memberikan pelayanan yang
dengan kemudahan akses internet username dan
optimal. Karakteristik lain yaitu masa kerja,
password masing-masing pengguna maka dapat
responden yang terbanyak dengan masa kerja >5
dengan mudah dan cepat dalam mengakses
tahun. Masa kerja erat dihubungkan dengan
sehingga dapat menyusun rencana pengadaan
pengalaman, kepercayaan diri yang tinggi dan
obat dengan mengacu pada informasi
pemahaman job description yang lebih baik.
(spesifikasi teknis, harga, dan penyedia) dalam
Menurut Faizin dan Winarsih, (2008)
elektronik katalog. Hal ini akan secara bersama-
menyatakan bahwa lama bekerja seorang
sama berpengaruh pada efisiensi yaitu dari segi
karyawan berhubungan dengan kinerja dan
biaya mengurangi cost per tender (biaya
kualitas pelayanan yang diberikan terhadap
persatuan paket pendaftaran) karena dalam
pasien.
elektronik katalog harga yang tertera adalah
Karakteristik latar belakang pendidikan
paling murah disebabkan karena
responden terbanyak adalah dengan pendidikan
perusahaan/pabrik penyedia telah ditunjuk
terakhir D3 yakni sebanyak 89,2%. Menurut
secara langsung oleh pemerintah.
Grossmann (2000) pendidikan merupakan salah
Pelaksanaan pengadaan dimulai dari
satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan
seleksi, kuantifikasi dan penyusunan daftar
untuk pengembangan diri. Semakin tinggi
harga, selanjutnya paket tawaran dikirim ke
tingkat pendidikan, semakin mudah mereka
pemasok atau diposting di sebuah situs website
menerima serta mengembangkan pengetahuan
245
Volume 5 Nomor 4 – Desember 2015
(Cochrane, 2007). Pelaksaaan pengadaan e- lebih efisien. Staf yang diperlukan untuk
purchasing menjadi menarik dan berbeda dengan menempatkan pesanan, wewenang dan perintah
pengadaan sebelumnya karena harga obat telah penerimaan harus dilatih dalam penggunaan
terkover sepenuhnya dalam e-katalog. sistem yang tersedia untuk mendukung peran
Perbedaan harga memiliki beberapa mereka (Anonim, 2012).
keuntungan, yakni keuntungan lebih banyak Penerapan Manual-Purchasing
pasien yang akan mendapatkan akses ke obat- Indikator variabel bebas manual-
obatan yang murah dan terjangkau, khususnya purchasing yang memiliki hubungan dengan
bagi mereka dengan penghasilan rendah. Di efisiensi pengadaan hanya pelaksanaan dengan
Thailand, pemerintah melakukan pembatasan nilai signifikansi 0,014 < 0,05 yang berarti
dalam hal akses pasar dan pengadaan obat. terdapat hubungan yang signifikan antara
Setiap rumah sakit umum dalam proses pelaksanaan dengan efisiensi pengadaan obat.
pembelian obat-obatan dari Organisasi Farmasi Nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah
Pemerintah Milik Negara (GPO), dengan kriteria 0,525 yang berarti hubungan pelaksanaan
seleksi penetapan harga berdasarkan median dengan efisiensi memiliki hubungan yang
pricel. Median pricel ini dapat mendorong sedang.
transparansi pengadaan dan proses pemangku Indikator pelaksanaan antara lain,
kepentingan dimana industri dapat memberikan indikator perubahan spesifikasi permintaan
masukan yang tepat waktu pada keputusan paket pembelian dari rumah sakit segera
harga pemerintah yang mempengaruhi disampaikan pada rekan penyedia obat,
ketersediaan obat-obatan yang inovatif untuk indikator pengiriman obat yang dilakukan tepat
pasien (Anonim, 2014). waktu oleh distributor, disebabkan karena pihak
Manfaat dan kendala dalam pengadaan telah menyeleksi distributor terlebih
penggunaan sistem pengadaan secara dahulu dengan beberapa pertimbangan antara
elektronik, untuk meningkatkan efisiensi dan lain seleksi umum biaya terendah serta
mengurangi biaya dalam setiap tahap proses pemilihan penyedia yang terbukti dengan
pembelian. Manfaat bagi kepercayaan adalah kualitas barang yang terjamin dan memudahkan
peningkatan efisiensi (cara orang bekerja), proses pengiriman yang lebih cepat karena telah
meningkatkan hubungan komersial dengan terbangun kepercayaan dan kerja sama yang
pemasok, mengurangi biaya bagi pemasok dan baik antara kedua belah pihak.
kemampuan mengelola rantai pasokan yang
Tabel III. Analisis Regresi Linear Sederhana Hubungan Penerapan e-Purchasing dan Manual-Purchasing
terhadap Efisiensi Pengadaan
Variabel
Variabel Bebas r p Hasil
Tergantung
Persiapan 0,690 0,001 p<0,05; terdapat hubungan antara
Ketersediaan Penerapan e- persiapan dengan efisiensi
obat Purchasing Pelaksanaan 0,489 0,024 p<0,05; terdapat hubungan antara
pelaksanaan dengan efisiensi
Manfaat 0,571 0,007 p<0,05; terdapat hubungan antara
kendala manfaat kendala dengan efisiensi
Penerapan Persiapan 0,055 0,814 p>0,05; tidak terdapat hubungan
manual – antara persiapan dengan efisiensi
Purchasing Pelaksanaan 0,525 0,014 p<0,05; terdapat hubungan antara
pelaksanaan dengan efisiensi
Manfaat 0,242 0,290 p>0,05; tidak terdapat hubungan
kendala antara manfaat kendala dengan
efisiensi
246
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
Tabel IV. Analisis Regresi Linear Sederhana Hubungan Penerapan e-Purchasing dan Manual-
Purchasing terhadap Ketersediaan Obat
Variabel
Variabel Bebas r p Hasil
Tergantung
Ketersediaan Penerapan Manfaat 0,765 0,000 p < 0,05; terdapat hubungan antara
obat e-Purchasing dan kendala manfaat kendala dengan
manual-purchasing ketersediaan obat
247
Volume 5 Nomor 4 – Desember 2015
baik secara e-purchasing ataupun secara manual- Grossmann, M., 2000, The Human Capital Model
purchasing dengan ketersediaan kuat. of The Demand for Health, National Bureau
of Economic Research. ed. Cambridge.
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI, 2013, Surat Edaran Nomor
Agarwal, R. dan Prasad, J., 1998, A Conceptual KF/MENKES/337/VII/2013 Tentang
and Operational Definition of Personal Pengadaan Obat Pemerintah Melalui
Innovativeness in the Domain of Mekanisme E-Purchasing Berdasarkan
Information Technology, Information Katalog Elektronik, Pemerintah Negara
Systems Research, 9(2), 204-215. Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2012, Oxford Health NHS Foundation Kemenkes RI, 2014, Surat Edaran Nomor
Trust, http://www.oxfordhealth.nhs.uk/, KF/MENKES/167/III/2014 Tentang
diakses 24 November 2014. Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog
Anonim, 2014, Pharmaceutical Research And Elektronik (e-Catalogue), Kementerian
Manufacturers Of America (PhRMA) Special Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
301 Submission 2014, Amerika. Kifle, T., Kler, P., 2007, Job Satisfaction and
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Gender: Evidence From Australia.
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. In: Proceedings of the 36th Australian
Bennett, M.P., Branstetter, M.L., Howk, C., Joyce, Conference of Economists (CD-ROM), 36th
M., 2012, Nurse Practitioner and Australian Conference of Economists
Pharmacist Interactions: Implications for 2007, Hobart, Australia, (1-34), 24-26
Patient Outcomes, The Journal for Nurse September, 2007.
Practitioners, 8: 112–116. Nasution, S. P., 2012, Evaluasi Pengadaan
Bwana, F.O., Elijah, C.M., Magoyi, E.N., 2014, Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (e-
Effect of Information Communication Procurement) pada LPSE Kementerian
Technology On The Procurement Of Keuangan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Pharmaceutical Drugs In Public Hospitals Pemerintah Negara Republik Indonesia, 2004,
In Kenya : A Case Of Kissi County, Undang-Undang Pasal 19 No.40 Tahun
International Educative Research Foundation 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
and Publisher, 2, 89–113. Nasional, Pemerintah Negara Republik
Cochrane, 2007, Pharmaceutical Policies: Effects on Indonesia, Jakarta.
Rational Drug Use, an Overview of 13 Prayitno, D., 2008, Mandiri Belajar SPSS
Reviews (Protocol) The Cochrane (Statistical Product and Service Solution),
Collaboration, John Wiley & Sons, Ltd, USA. Mediakom, Yogyakarta.
Colella, S.J., Lawrence, S.M., Widenhofer, G.J., Sunyoto, D., 2007, Analisis Regresi Dan Korelasi
1999, System of drug distribution to health Bivariat, Penerbit Amara Books,
care providers, US6003006 A. Yogyakarta.
Cooper, R.J., Anderson, C., Avery, T., Bissell, P.,
Guillaume, L., Hutchinson, A., et al., 2008,
Nurse and pharmacist supplementary
prescribing in the UK—A thematic review
of the literature, Health Policy, 85: 277–292.
Dahlan, M.S., 2011, Statistik Untuk Kedokteran
Dan Kesehatan, edisi 5. ed., Salemba
Medika, Jakarta.
Faizin, A. dan Winarsih, 2008, Hubungan
Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja
Perawat Dengan Kinerja Perawat Di RSU
Pandan Arang Kabupaten Boyolali, Berita
Ilmu Keperawatan, 1:137-142.
248