Anda di halaman 1dari 24

SUSPENSI

B Y: D R . S U M A I YA H , M . S I . , A P T .
TUJUAN UMUM PERKULIAHAN
• Mahasiswa dapat menjelaskan dan memecahkan persoalan yang
berhubungan dengan fenomena fisikokimia yang berkaitan erat
dengan formulasi sediaan sistem dispersi (suspensi dan emulsi)

Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat:
• menjelaskan suspensi yang baik dalam farmasi
• menjelaskan pengendapan dalam suspensi
•   menjelaskan mekanisme flokulasi dan deflokulasi dalam suspensi
• membuat formulasi suspensi
• mengevaluasi formulasi suspensi farmasi
 Suspensi dalam bidang Farmasi :
- suatu dispersi kasar dimana partikel zat
padat yang tidak larut terdispersi dalam
suatu medium cair.
- suatu dispersi kasar di fasa internal yang
tersebar merata di seluruh fase eksternal

 Fase internal terdiri dari partikel padat yang tidak larut memiliki
berbagai ukuran tertentu yang dipertahankan secara merata
dengan satu atau kombinasi suspending agent. Zat padat yang
tidak larut bisa bersifat hidrofilik atau hidrofob.

 Fasa eksternal (medium suspensi) umumnya


berair dalam beberapa contoh, bisa berupa cairan organik atau
berminyak untuk penggunaan non oral.
ALASAN PENGGUNAAN SUSPENSI
DALAM FARMASI

• Zat berkhasiat tidak larut dalam air


• Zat berkhasiat tidak enak atau pahit
• Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air
• Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat
• Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembawa
minyak
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan:
• Suspensi dapat meningkatkan stabilitas kimia obat tertentu.
Contoh: Suspensi Procaine penisilin G
menunjukkan bioavailabilitas lebih tinggi daripada bentuk
sediaan lain.
Urutan ketersediaan hayati adalah sebagai berikut:
Larutan> Suspensi> Kapsul> Compressed Tablet> Coated
Tablet
• Durasi dan onset of action dapat dikendalikan.
Contoh: Suspensi Protamin Seng-Insulin
• Suspensi dapat menutupi rasa tidak menyenangkan/pahit dari
obat.
Contoh: Kloramfenikol
Kerugian:
• Stabilitas fisik, sedimentasi dan pemadatan dapat
menimbulkan masalah.
• Memerlukan perawatan yang cukup besar selama
penanganan dan transportasi.
• Sulit untuk memformulasinya
• Keseragaman dan ketepatan dosis tidak dapat dicapai
kecuali suspensi dikemas dalam bentuk sediaan
tunggal
APLIKASI
• Suspensi biasanya berlaku untuk obat yang tidak larut, cth:
suspensi Prednisolone
• Untuk mencegah degradasi obat atau untuk meningkatkan
stabilitas obat, cth: suspensi Oxytetracycline
• Untuk menutupi rasa pahit dari obat yang tidak menyenangkan
(penggunaan oral), cth: suspensi Chloramphenicol palmitate
• Suspensi obat dapat dibuat untuk penggunaan topikal (cth:
Caladin losio), parenteral (intra muskular (suspensi Penisilin
G) dan sub kutan) untuk mengendalikan laju penyerapan obat
(controlled release), intranasal, inhaler, dan sediaan ophtalmic
(susp hidrokortison asetat), rectal (susp paranitro sulfathiazol)
• Vaksin sebagai bahan imunisasi sering dibuat sebagai
suspensi, cth: Vaksin kolera
• Bahan kontras X-ray juga dibuat sebagai suspensi, cth: Barium
sulfat untuk pemeriksaan saluran pencernaan
Contoh sediaan suspensi…..

Cefixime syrup
Suspensi oral
Suspensi nasal

Suspensi topikal

Suspensi ophtalmic

Estrone injection
Suspensi parenteral
SUSPENSI YANG DIINGINKAN:

• Partikel suspensi tidak boleh cepat mengendap dan sedimen yang


dihasilkan harus mudah disuspensikan kembali dengan pengocokan
sedang
• Tidak terlalu kental untuk dituang dengan mudah dari botolnya atau untuk
mengalir melewati jarum injeksi
• Produk harus cukup cair hingga dapat tersebar dengan mudah ke seluruh
daerah yang sedang diobati, tetapi tidak boleh terlalu mudah bergerak
hingga gampang hilang dari permukaan dimana obat digunakan.
• Cairan harus dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan
pelindung yang elastis hingga tidak mudah terhapus.
• Bau, warna dan rasa menyenangkan
• Dapat melalui syringe
• Stabil secara fisik, mikrobiologi, dan kimia
• Suspensi Parenteral/Ophthalmic harus dapat disterilkan
Jadi, ada tiga hal yang harus diperhatikan berkaitan
dengan sediaan suspensi:
1. Menjamin partikel terdispersi dalam pembawa
2. Mengurangi pengendapan partikel terdispersi
3. Mencegah pembentukan cake ketika terbentuk endapan
• Berdasarkan Kelas Umum
- suspensi oral
- suspensi penggunaan luar
- suspensi parenteral

• Berdasarkan Proporsi Partikel Padat


- suspensi encer (2 to10% b / v padat)
- suspensi kental (50% b / v padat)

• Berdasarkan sifat elektrokinetik dari partikel padat


- suspensi terflokulasi
- suspensi terdeflokulasi

• Berdasarkan ukuran partikel padat


Nano uspensi
- suspensi kasar (> 1 mikron) Nano uspensi

- suspensi koloid (<1 mikron)


- nano suspensi (10-100 nm)
POTENSIAL ZETA
• Potensial zeta adalah perbedaan potensial antara
permukaan lapisan ion-ion yang terikat kuat pada
permukaan zat padat dan bagian elektroneutral dari
larutan
• Partikel-partikel membawa muatan yang
diperolehnya dari bahan tambahan juga proses
seperti penggilingan, adsorpsi ion dari larutan
• Zeta meter digunakan untuk mengukur potensial zeta
suatu sistem
FLOKULASI DAN DEFLOKULASI

• Jika potensial zeta relatif tinggi (25 mV atau lebih), gaya tolak
menolak antar dua partikel melebihi gaya tarik menarik (gaya
London), oleh karena itu partikel-partikel terdispersi dan
disebut terdeflokulasi (deflocculated).
• Penambahan secara khusus ion yang diadsorpsi yang
muatannya berlawanan dengan muatan partikel menyebabkan
penurunan potensial zeta. Pada sejumlah konsentrasi yang
ditambahkan, gaya elektris tolak menolak menurun sehingga
gaya tarik menarik lebih kuat. Dalam keadaan ini partikel
mendekat satu sama lain dan membentuk agregat longgar yang
disebut flok. Sistem seperti ini disebut terflokulasi (flocculated).
ψz>25 mV

Terdeflokulasi

(+) Ditambah
ion (-)

Terflokulasi

Ditambah
ion (-)
(+)

Terdeflokulasi

ψz>25 mV
TEORI SUSPENSI
A. Pengendapan Dalam Suspensi
• Sedimentasi berarti pengendapan partikel atau flokul yang terjadi di
bawah gaya gravitasi dalam bentuk sediaan cair.

• Teori Sedimentasi
Kecepatan sedimentasi diungkapkan dalam persamaan Stokes: v =
2r2 (ρs – ρo)g
9ηo

Di mana:
v = kecepatan sedimentasi (cm/detik)
d = Diameter partikel
r = jari-jari partikel
ρs = kerapatan fase terdispersi
ρo = densitas media terdispersi
g = gravitasi
ηo = viskositas medium terdispersi (poise)
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI…

Persamaan Stokes berlaku hanya untuk:


• Partikel sferis dalam suspensi yang sangat encer (0,5-
2 gr per 100 ml).
• Partikel yang mengendap secara bebas.
• Partikel-partikel tidak saling mempengaruhi satu
dengan lainnya selama terjadi pengendapan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIMENTASI

• Diameter ukuran partikel (d)


V α d2
Kecepatan sedimentasi (v) berbanding lurus dengan kuadrat
dari diameter partikel.
• Perbedaan densitas antara fase terdispersi dan medium
dispersi (ρs - ρo)
V α (ρs - ρo)
Umumnya, kerapatan partikel lebih besar daripada medium
terdispersi, tetapi dalam kasus tertentu densitas partikel kurang
dari fase terdispersi, sehingga partikel tersuspensi mengapung
& sulit untuk berdistribusi/tersebar seragam dalam pembawa.
Jika densitas fase terdispersi dan medium dispersi adalah
sama, maka laju pengendapan menjadi nol.
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI…

• Viskositas medium dispersi (η)


V α 1 / ηo
Kecepatan sedimentasi berbanding terbalik dengan viskositas
medium dispersi.
Jadi peningkatan viskositas medium mengurangi
pengendapan, sehingga partikel mencapai sistem dispersi yang
baik.
Tetapi viskositas yang lebih tinggi menimbulkan masalah
seperti: penuangan, kemampuan keluar dari syringe dan
dispersi ulang dari suspensi.
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI…

Viskositas yang terlalu tinggi dari suatu suspensi tidak


diinginkan, khususnya jika medium suspensi merupakan
cairan Newtonian, karena:
- Sulit untuk diredispersi jika terjadi endapan
- Sulit untuk menuang cairan suspensi dari wadahnya

Ketika ukuran partikel yang mengalami pengendapan


dikurangi menjadi sekitar 2 μm, gerakan acak Brown
diamati
PERILAKU SEDIMENTASI DARI SUSPENSI
TERFLOKULASI DAN TERDEFLOKULASI
• Suspensi terflokulasi 
Dalam suspensi terflokulasi, terbentuk flok (agregat
longgar) yang akan menyebabkan flok turun bersamaan,
sehingga tampak pemisahan antara sedimen dan
supernatan. Supernatan akan tampak jernih.
Laju sedimentasi ditentukan oleh ukuran dan porositas
dari flok. Volume sedimen akhir relatif besar dan mudah
diredispersi dengan pengocokan/agitasi.
 
Gambar sedimentasi suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi
• Suspensi terdeflokulasi 
Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel-partikel mengendap dengan laju
sedimentasi lambat yang mencegah cairan terperangkap dan membuatnya
sulit untuk kembali didispersikan oleh pengocokan/agitasi.
Fenomena ini disebut 'cracking' atau 'claying'.

Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel lebih besar turun dengan cepat, dan
partikel lebih kecil tetap berada dalam cairan, sehingga supernatan tampak
keruh.

• Gerakan Brown  
Gerakan Brown mencegah pengendapan partikel dengan menjaga partikel-
partikel tersebar dalam gerak yang tidak beraturan.
 
PARAMETER SEDIMENTASI
Dua parameter penting dipertimbangkan:
1. Volume Sedimentasi (F)  
F = V u / Vo -------------- (A)
 
Di mana:
F = volume sedimentasi
Vu = volume endapan 
Vo = volume total suspensi

F normal < 1
F = 1, produk dikatakan berada
dalam kesetimbangan flokulasi 
2. Derajat Flokulasi (β)
β = F / F∞
dimana:
β = derajat flokulasi
F = volume sedimentasi
suspensi terflokulasi
F∞ = volume sedimentasi
suspensi bila
terdeflokulasi

Anda mungkin juga menyukai