Anda di halaman 1dari 16

IPTEK dalam pandangan Islam

Disusun Oleh :
Innu Treesna Juniarta
10005
EVE 10 HOLCIM CILACAP

D3 TEKNIK MESIN
KERJASAMA HOLCIM DAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT saya panjatkan atas terciptanya makalah judul :
IPTEK dalam pandangan Islam

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah sedikit nilai prestasi
saya. Kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam akan isi
maupun bahasa serta tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan demi
bertambahnya ilmu pengetahuan saya.

Hanya inilah yang dapat saya sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, saya ucapkan terimakasih,

Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun

Innu Treesna Juniarta

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...2


Daftar isi .......3

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..4
B. Rumusan Masalah.5
C. Tujuan.6
Bab II Pembahasan
A. Pengertian IPTEK.7
B. Pandangan Islam tentang IPTEK8

C. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK..11


D. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK.12
Bab III Penutup
A. Kesimpulan.15
B. Saran...16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tolak ukur era modern ini adalah sains dan teknologi. Sains dan teknologi mengalami
perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan
ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih
dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila
ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi, maka
bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.
Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat
mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk
sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu
digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini,
dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5)

Peradaban Islam pernah memiliki khazanah ilmu yang sangat luas dan menghasilkan para
ilmuwan yang begitu luar biasa. Ilmuwan-ilmuwan ini ternyata jika kita baca, mempunyai
keahlian dalam berbagai bidang. Sebut saja Ibnu Sina. Dalam umurnya yang sangat muda, dia
telah berhasil menguasai berbagai ilmu kedokteran. Mognum opusnya al-Qanun fi al-
Thib menjadi sumber rujukan utama di berbagai Universitas Barat.
Selain Ibnu Sina, al-Ghazali juga bisa dibilang ilmuwan yang representatif untuk kita sebut
di sini. Dia teolog, filosof, dan sufi. Selain itu, dia juga terkenal sebagai orang yang
menganjurkan ijtihad kepada orang yang mampu melakukan itu. Dia juga ahli fiqih. Al-
Mushtasfa adalah bukti keahliannya dalam bidang ushul fiqih. Tidak hanya itu, al-Ghazali juga
ternyata mempunyai paradigma yang begitu modern. Dia pernah mempunyai proyek untuk
menggabungkan, tidak mendikotomi ilmu agama dan ilmu umum. Baginya, kedua jenis ilmu
tersebut sama-sama wajib dipelajari oleh umat Islam.
Adapun kondisi umat Islam sekarang yang mengalami kemunduran dalam bidang sains dan
teknologi adalah disebabkan oleh berbagai hal. Sains Islam mulai terlihat kemunduran yang

4
signifikan adalah selepas tahun 1800 disebabkan faktor eksternal seperti pengaruh penjajahan
yang dengan sengaja menghancurkan sistem ekonomi lokal yang menyokong kegiatan sains dan
industri lokal. Contohnya seperti apa yang terjadi di Bengali, India, saat sistem kerajinan industri
dan kerajinan lokal dihancurkan demi mensukseskan revolusi industri di Inggris.
Sains dan teknologi adalah simbol kemodernan. Akan tetapi, tidak hanya karena modern,
kemudian kita mengabaikan agama sebagaimana yang terjadi di Barat dengan ideologi
sekularisme. Karena sains dan teknologi tidak akan pernah bertentangan dengan ajaran Islam
yang relevan di setiap zaman.
Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad
ke-18, terutama sejak Napoleon menduduki Mesir pada 1798 dan makin meningkat setelah
sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau pengaruh Eropa. Serangkaian peristiwa
kekalahan berjalan hingga mencapai puncaknya dengan jatuhnya Dinasti Usmani di Turki.
Proses ini terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi militer Barat.
Ketika sains dan teknologi Muslim tertinggal dari Eropa dan berusaha mengejar
ketertinggalan itu maka timbulah dua sikap, yaitu merumuskan sikap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban Barat modern, serta sikap terhadap tradisi Islam.
Kedua unsur ini masih mewarnai pemikiran Muslim hingga kini.
Saat ini sains teknologi telah dikuasai dunia Barat yang jelas-jelas ingin menghancurkan
umat Islam, seperti yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Karena teknologi yang tidak
dilandasi dengan akhlakul kharimah akan menjadi penghancur dan merusak bumi. Padahal Islam
sejak turunnya kitab suci Al Quran dan diutusnya Nabi Muhammad saw. sebagai Rasulullah.
Menunjukkan bahwa teknologi yang terkandung di dalam kitab suci Al-Quran akan membawa
rahmat bagi segenap umat di muka bumi ini.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat
satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan
dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu
mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap
segala dampak negatif yang diakibatkanya.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa Pengertian IPTEK

2. Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?

3. Pentingkah umat beragama mengikuti perkembangan IPTEK ?

4. Bagaimana dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK?

5
C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.

2. Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.

3. Untuk memehami tentang Pentingnya Umat Beragama Mengikuti IPTEK.

4. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi PAI.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai
penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh
maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini
banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan
dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara
atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah
SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan iptek harus
didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat
mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali
di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.

Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan


pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus mereka
tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut,
agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK
disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin antara lain:

1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya


permasalahan di tempat itu.

7
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.

Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguatan
iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek dirumuskan
sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitiha, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang yelah berlaku sejak 29 Juli 2002,
merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945
Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat
dengan sebaik baiknya. Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah
perkembangan zaman yang semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM

di tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan
pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan
baru tersebut.

B. Pandangan Islam Tentang IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa alat untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2) naluri,
untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun sosial, (3)
pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar
untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan
kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia
untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan
perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan
IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang
menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK
moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan
IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam
dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang
mengintrodusir istilah islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak
ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu
pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebenaran
Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang

8
dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan
manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK
yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah
martabatnya.

Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada
kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-
tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan
persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila
ia mengandung manfaat dalam arti luas.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:

1. Berseberangan atau bertentangan.

2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai

3. Tidak bertentangan satu sama lain

4. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap
benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula
sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan
cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia.
Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat
bahwa bumi mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang
mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap
menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran
iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara
keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran
yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan.

9
Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya
berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak
dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada
wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak
mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan
negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran agama
tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi.
Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan
iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan
agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat
terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan
agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan
itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara
individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak
menimbulkan dampak apa-apa.

Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan
seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan
serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi
dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak
mendukung ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama
tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan
demikian pula sebaliknya.

Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung
pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk mendalami
ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan mendorong orang
untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud
ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan menghayati
ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk
mengembangkan iptek.

Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok, yakni:

1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara
barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.

10
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-
negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.

3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-
nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk
sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.

C. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK

Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada
pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam
lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu
melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan
pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan
ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur
serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil
teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan
manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat
mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak
oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara
memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai
fitrahnya.

Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau
anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami
adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan
cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam
tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara
kebenaran dan keindahan.

Ada 4 hal pandangan Islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja,
Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin
yang kuat lebih disukai.

Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena empat alasan:

11
Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa
asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat
mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan
gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan
dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi juga
membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan
pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan
menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa
raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.

Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat,
iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan
menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Quran :

Artinya : Dan orang orang yang kafir amal amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya,
lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal amal dengan cukup dan Allah adalah
sangat cepat perhitungan-Nya. (Q.S An-Nur : 39)

Dengan demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga
keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia dan kebaikan
akhirat seperti doa yang setiap saat kita panjatkan kepada Allah.

Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Al-Baqarah : 201)

Sehubungan dengan alasan yang disebutkan di atas, maka perlu dikembangkan usaha perbaikan
yang lebih mendasar terhadap pendekatan dan metode pembelajaran misalnya usaha-usaha yang
berhubungan dengan psikologi belajar, mengintensifkan program imtaq di sekolah-sekolah salah

12
satunya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama (imtaq) ke dalam setiap
mata pelajaran. Dengan kata lain model pembelajaran harus memadukan
antaraIptek dengan imtaq.

D. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK


Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban modern
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan dasar dan pondasi yang
menjadi penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa
akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap Iptek. Suatu masyarakat
atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia
tidak mengambil dan mengembangkan Iptek. Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi
sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan
iptek.
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan berkah dan anugrah yang luar biasa bagi
kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan petaka yang pada
gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah
menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia. Perubahan ini, selain
sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang
tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran
nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan
kemanusiaan.
1. Bidang Sosial dan Budaya
Dampak Positif Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin
besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan
maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya
merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for
Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt
(1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin
banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur,
menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan
fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa
percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat
tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi,
akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya

Dampak Negatif

13
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi
tetapi miskin dalam rohani.
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong
telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan
kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di
kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
c. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah
tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan
dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik
dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah
memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet
sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang
yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer.
2. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
Dampak Positif
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang
membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan
bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa
pos internet dan lain-lain.
Dampak Negatif
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential
Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes
psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu
dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan
tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka
orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia tidak tahu.
Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki
akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana
sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan
selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia
tetap saja diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam
suasana yang diliputi dengan pertanyaanpertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada dunia
filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia. Berdasarkan rasa, karsa dan daya
cipta yang dimilikinya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
termasuk didalamnya adalah teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Namun,
perkembangan teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia lupa diri. Manusia menjadi
individual, egoistik dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri, sesamanya, masyarakatnya, alam
lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya sendiri. Karena itulah filsafat ilmu
pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah keaneka ragaman IPTEK untuk meluruskan jalan dan
menepatkan fungsinya bagi hidup dan kehidupan manusia di dunia ini. Kemajuan sains dan
teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia
sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.
Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. Agama dan Ilmu
pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu
adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan
rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk
berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan teknologi tidak
boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang dibangun oleh
Fisikawan besar, Albert Einstin yang menyatakan: Agama tanpa ilmu akan pincang, sedangkan
ilmu tanpa agama akan Buta. Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan
teknologi komunikasi dan teknologi informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan taat pada
15
aturan ajaran agamanya, hendaknya berawal dari diri sendiri dalam menyikapi terpaan
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Pergunakanlah manfaat yang
postifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu
bisa bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Dan Jauhilah atau buanglah manfaat negatifnya
apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu cenderung
bersifat menjerumuskan kedalam kebathilan. Dikarenakan agama Islam tidak menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk
teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang, maupun di waktu-waktu yg kan datang.
Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan
Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang
disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana
diajarkan oleh Islam tidak ada yg hukumnya haram, kecuali jika terdapat nash atau dalil yang
tegas dan pasti mengherankannya.

B. Saran

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat mewujudkan
Imtaq dan Iptek secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui
peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta
menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam
dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.

16

Anda mungkin juga menyukai