Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REPORT

EVALUASI HASIL BELAJAR KEJURUAN OTOMOTIF

Disusun Oleh :

Nama : OKTAVIANUS SITUMORANG

Nim : 5183122023

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Abd.Hasan Saragih,M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kekuasaan-Nya
makalah ini dapat terwujud. Makalah ini sengaja disusun sebagai upaya yang sangat strategis
bagi para pendidik (guru), mahasiswa calon guru atau semua pihak yang terkait dengan
pendidikan dengan mengkritik jurnal maka kita akan mengetahui dan memahami kelebihan
dan kekurangan jurnal tersebut. Kelebihan dan kekurangan yang kita ketahui bisa menjadi
panduan kita jika ingin membuat jurnal dengan memperbaiki kekurangannya.

Medan, November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
Review Jurnal........................................................................................1
BAB I (PENDAHULUAN)....................................................................................3

LATAR BELAKANG.............................................................................................3

TUJUAN..................................................................................................................3

MANFAAT..............................................................................................................3

BAB II (RINGKASAN ISI JURNAL)..................................................................4

BAB III (PEMBAHASAN)....................................................................................8

KELEBIHAN JURNAL...........................................................................................8

KEKURANGAN JURNAL.....................................................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................11

KESIMPULAN......................................................................................................11

SARAN..................................................................................................................11

LAMPIRAN...........................................................................................................12

3
REVIEW JURNAL

JURNAL 1 (INTERNASIONAL)

Judul : Evaluation of Educational Programmes – The Contribution of History to Modern


evaluation thinking

Penulis : Areti Stavropoulou and Theodora Stroubouki

Sumber : Health Science Jornal

Halaman : 12 Hlm

Vol : Vol 8

JURNAL 2 (NASIONAL)

Judul : Model Evaluasi Program Pendidikan

Penulis :Darodjat dan wahyudhiana M

Jurnal : ISLAMADINA

Halaman : 28 Hlm

VOL : vol XIV No 1

4
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya belum begitu di
kenal benar-benar baik bentuk maupun pelaksanaannya. Masih banyak guru-guru yang belum
begitu mengetahui apakah sebenarnya dan bagaimana seharusnya melakukan evaluasi itu
dalam pendidikan.
Mengingat pentingnya hal ini dan mengingat pula bahwa evaluasi itu merupakan salah
satu fungsi administrasi pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini
akan dibicarakan mengenai evaluasi program dalam pendidikan.
Masalah yang sering di jumpai dalam sisitem pendidikan ialah kurangnya evaluasi yang
efektif yang disebabkan oleh kurangnya informasi yang dapat diandalkan teentang hasil
pendidikan, tentang praktek, dan programnya, kurangnya suatu sistem yang standar untuk
memperoleh informasi tersebut dalam butir satu.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah perbaikan, evaluasi
dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada
pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Oleh sebab
itu, orang-orang yang berpengaruh dalam pendidikan, pakar-pakar pendidikan, dan para
pemimpin menyokong dan menyetujui bahwa program pendidikan harus dievaluasi.

TUJUAN

Tujuan saya menulis makalah ini yang utama adalah untuk menyelesaikan tugas
kritikal jurnal mata kuliah “Evaluasi Program” dengan mengerjakan tugas ini kita dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan jurnal tersebut.

MANFAAT

Manfaat saya menulis makalah ini adalah agar para pembaca mengetahui kelemahan
dan kelebihan jurnal ini, serta dapat menambah wawasan dan agar para calon pendidik
tentang bagimana cara mengevaluasi suatu program di lembaga pendidikan.

5
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

JURNAL UTAMA (BAHASA INGGRIS)

Dari tahun-tahun awal evaluasi, evaluasi program dianggap sebagai masalah yang
bermasalah karena beberapa alasan. Ketidak praktisan instrumen evaluasi,
kurangnya keterlibatan siswa dalam proses evaluasi, rendahnya tingkat respons dan lemahnya
komitmen staf pengajar adalah beberapa masalah yang telah menimbulkan keraguan pada
kepraktisan evaluasi program. Di masa lalu, evaluasi program ditandai sebagai prosedur yang
memakan waktu, monoton, dengan hasil yang meragukan dan proses yang sulit. Lainnya
menganggap evaluasi sebagai komponen yang diperlukan tetapi kompleks dari desain
kurikulum, pengembangan dan implementasi. Secara tradisional, kompleksitas evaluasi
disorot dan, untuk alasan ini, evaluasi adalah elemen dan desain kurikulum yang paling
kurang dipahami dan paling diabaikan. Dalam konteks yang sama, evaluasi program
dianggap sebagai elemen penting dari pengembangan program, meskipun diabaikan karena
sifatnya yang kompleks dan meningkatnya masalah bagi pembuat kebijakan dan perencana
program.
 
Pandangan berbeda disajikan di masa lalu oleh berbagai penulis yang mengungkapkan
sifat konstruktif evaluasi dan mengklaim bahwa evaluasi merupakan komponen penting dari
pengembangan program. Rolfe misalnya, yang menyatakan keprihatinan tentang kepraktisan
evaluasi pendidikan, juga menekankan bahwa evaluasi merupakan elemen penting dari
pengembangan kurikulum dan implementasi. O 'Neill menekankan bahwa evaluasi adalah
salah satu aspek paling penting dari pengembangan kurikulum, bahkan jika itu dilakukan
semata-mata untuk tujuan memberikan fakultas dengan rasa aman. Selain itu, Shapiro  dan
Grant-Haworth dan Conrad,  asosiasi gagasan berkualitas dengan evaluasi dan
mempertimbangkan evaluasi sebagai prasyarat untuk mengembangkan dan mempertahankan
tinggi - program pendidikan yang berkualitas.Para penulis menggarisbawahi bahwa kualitas
program dan evaluasi program sangat kuat

Pada saat yang sama, Stake  mengembangkan model yang mencakup tiga aspek:
anteseden, transaksi, dan hasil. Ini disebut "Model Penghormatan " . Anteseden mengacu
pada kondisi yang terkait dengan kemampuan dan kemauan individu untuk belajar. Kondisi
ini ada pada individu sebelum pelatihan terjadi. Transaksi terkait dengan metode pengajaran,
ujian atau tes, dan mewakili semua proses yang terlibat dalam pelatihan. Hasil mengacu pada
faktor-faktor seperti kemampuan dan pencapaian, yang merupakan produk dari pendahulu
dan transaksi. Pasak  menghubungkan informasi yang diperoleh dengan penilaian dan
deskripsi, dan menghubungkan ini bersama dengan kontingensi dan kesesuaian, karena
menemukan kemungkinan di antara anteseden, transaksi dan hasil, dan mengungkapkan
keselarasan antara maksud dan pengamatan, adalah dua cara utama memproses
data. Pasak  juga mengembangkan model “ evaluasi responsif ” dan menekankan bahwa

6
evaluator harus menghadiri kegiatan program yang sebenarnya, menggunakan skema
pengumpulan data apa pun yang tampaknya tepat, dan untuk menanggapi kebutuhan
audiens akan informasi.
 
Stufflebeam mengakui perlunya evaluasi untuk lebih holistik dalam pendekatannya dan
mengembangkan model yang berfokus pada proses pengambilan keputusan yang digunakan
untuk pengembangan dan implementasi kurikulum. Model 's angsuran pertama diterbitkan
lebih dari 35 tahun yang lalu dan proses evaluasi difokuskan pada salah satu dari empat
kategori: Konteks-Input-Proses-Produk. Dengan demikian model ini diberi label sebagai
model CIPP. Model CIPP juga telah digunakan untuk tujuan akuntabilitas karena ini
merupakan alasan untuk membantu pendidik agar bertanggung jawab atas keputusan yang
mereka buat di program penerapan suatu program. Evaluasi konteks mengacu pada sifat
kurikulum, evaluasi input fokus pada sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
kurikulum, dan evaluasi proses menyangkut hubungan antara teori dan praktek dan
pelaksanaan kurikulum. Akhirnya, evaluasi produk mengacu pada hasil akhir, sejauh mana
tujuan kurikulum telah dipenuhi.  Secara umum, keempat bagian evaluasi ini masing-masing
bertanya: Apa yang perlu dilakukan? Bagaimana cara melakukannya? Apakah sudah
selesai? Apakah itu berhasil? Stufflebeam  juga mendamaikan modelnya
dengan evaluasi formatif dan sumatif Scriven dengan menyatakan bahwa evaluasi formatif
berfokus pada pengambilan keputusan dan evaluasi sumatif tentang
akuntabilitas.  Stufflebeam  telah terlibat dalam metaevaluation formatif dan metaevaluation
sumatif. Evaluasi meta (evaluasi evaluasi) harus dilakukan sepanjang proses
evaluasi; evaluator juga harus mendorong dan bekerja sama dengan penilaian independen
atas pekerjaan mereka. Stufflebeam percaya bahwa metaevaluation harus menjadi bentuk
komunikasi dan teknis, proses pengumpulan data.
 
Model CIPP telah berguna dalam membimbing pendidik dalam perencanaan program,
operasi dan tinjauan, serta peningkatan program.  Di sisi lain, ia dikritik karena kesulitan
mengukur dan merekam konteks dan masukan.  Selain itu, model menjadi sulit untuk bekerja
karena proses pengambilan keputusan yang diperlukan untuk mempraktekkan model, dan
ketidakmampuan peserta untuk mengevaluasi tindakan mereka sendiri.

7
 JURNAL UTAMA (BAHASA INDONESIA)
Berdasarkan pada beberapa definisi , dapat dipahami bahwa kegiatan evaluasi adalah
membandingkan apa yang telah dicapai dari suatu program dengan apa yang seharusnya
dicapai berdasarkan standar/kriteria yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanan
program, kriteria yang dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaannya, sedangkan hal
yang dinilai adalah proses dan hasilnya untuk diambil suatu keputusan. Evaluasi dapat
digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan program, kemudian diambil suatu keputusan
apakah program diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak.

Berdasarkan pada pendapat Griffin & Nix di atas, pengukuran, penilaian dan evaluasi
adalah hirarkhis. Kegiatan evaluasi didahului oleh penilaian (assessment), sedangkan
penilaian didahului oleh pengukuran (measurement). Pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, sedangkan penilaian (assessment)
merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, dan evaluasi
merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku.

Beberapa model yang banyak dipakai untuk mengevaluasi program


pendidikan antara lain:

a. Evaluasi Model CIPP


Model evaluasi ini banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Konsep
evaluasi model CIPP (Context, Input, Process and Product) pertama kali dikenalkan oleh
Stufflebeam (1985:153) pada 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (the
Elementary and Secondary Education Act). Menurut Madaus, Scriven, Stufflebeam (1993:
118), tujuan penting evaluasi model ini adalah untuk memperbaiki, dikatakan: “the CIPP
approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove
but to improve". Evaluasi model Stufflebeam terdiri dari empat dimensi, yaitu: context, input,
process, dan product, sehingga model evaluasinya diberi nama CIPP. Keempat kata yang
disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yaitu komponen dan
proses sebuah program kegiatan.

b. Evaluasi Model Provus (Discrepancy Model)


Model ini menekankan pada terrumuskannya standard, performance, dan
discrepancy secara rinci dan terukur. Evaluasi program yang dilaksanakan oleh evaluator

8
mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen program. Dengan adanya
penjabaran kesenjangan pada setiap komponen program, maka langkah-langkah perbaikan
dapat dilakukan secara jelas.

c. Evaluasi Model Stake (Countenance Model)


Model ini dikembangkan oleh Robert E. Stake dari University of Illinois. Menurut
Worthen & Sanders (1981: 113), Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi,
yaitu description dan judgment, dan membedakan adanya tiga tahap, yaitu: antecedent
(context), transaction/process, dan outcomes. Deskripsi menyangkut dua hal yang
menunjukkan posisi sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi, yaitu: apa tujuan yang diharapkan
oleh program, dan apa yang sesungguhnya terjadi. Evaluator menunjukkan langkah
pertimbangan yang mengacu pada standar.

d. Evaluasi Model Kirkpatrick


Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick ini telah mengalami beberapa
penyempurnaan, terakhir diperbarui tahun 1998 yang dikenal dengan Evaluating Training
Programs: the Four Levels atau Kirkpatrick‟s evaluation model. Evaluasi terhadap program
pelatihan mencakup empat level evaluasi, yaitu: (a) reaction, (b) learning, (c) behavior, dan
(d) result

e. Evaluasi Model Brinkerhoff

Brinkerhoff, et.al., (1983: 37) mengemukakan tiga pendekatan evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, yaitu :

(1) Fixed vs Emergent Evaluation Design.


(2) Formative vs Sumative Evaluation
(3) Experimental & Quasi-Experimental Designs vs. Unobtrusive Inquiry

9
BAB III

PEMBAHASAN

JURNAL 1 (INTERNASIONAL)

KELEBIHAN

Menurut saya jurnal (internasional) yang berjudul “Evaluation of Educational


Programmes – The Contribution of History to Modern evaluation thinking” sudah cukup bagus
karena pada jurnal ini membahas masalah yang terjadi pada saat melaksanaan evaluasi suatu
program serta penulis memecahkan masalah tersebut dalam penelitiannya. Penulis juga
menjelaskan beberapa model evaluasi program pada kajian teorinya, terdapat juga beberapa para
ahli yang menjelaskan bagaimana evaluasi menurut pendapat mereka. Ada juga manfaat dari
menjaga kegiatan evaluasi yang diselenggarakan secara sistematis, yang memberikan tujuan,
tujuan, sasaran, metode, dan upaya yang pasti untuk hasil-hasil tertentu. Namun, konseptualisasi
bebas dan potensi untuk mengungkap bidang kekuatan dan kelemahan dalam program yang
berada di luar kerangka evaluasi tertentu terhambat.

KEKURANGAN

Menurut saya jurnal (internasional) ini terlalu luas pembahasannya tentang evaluasi
program beda dengan jurnal (nasional) yang biasanya hanya membahas serta membuat inti-
intinya saja, jika kita ingin memahami jurnal internasional ini kita harus mentraslate keseluruhan
isi jurnal ini dan memerlukan banyak waktu.

JURNAL 2 (NASIONAL)

KELEBIHAN

Menurut saya jurnal yang berjudul “Model Evaluasi Program Pendidikan” ini sangat
membantu saya dalam memahami bermacam-macam model-model evaluasi seperti

x
CIPP,Kirkpatrick,Provus,Brinkerhoff, dan Stake. Penjelasan tentang berbagai model evaluasi ini
sangat mudah dipahami oleh pembaca.

KEKURANGAN

Menurut saya jurnal ini sudah cukup bagus sesuai dengan judul jurnal ini tentang “Model
Evaluasi Program Pendidikan” namun saja kurangnya contoh-contoh yang dapat diaplikasikan ke
lembaga pendidikan langsungnya. Penulis hanya menuliskan sejaragh-sejarah dan teori tentang
model-model ini saja.

xi
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa dengan
evaluasi, measurement atau pengukuran, assigment atau penafsiran dan evaluasi. Berikut ini
beberapa gambaran tentang pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi:

-Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
-Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan uuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
-Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily,1983:220). Pendapat lain mengatakan
bahwa ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartian sebagai prose menentukan nilai suatu objek
(Nana Sudjana, 1989:3).
Diantara kelima jurnal yang sudah saya kritik diatas memiliki kelemahan dan
kelebihannya masing-masing.

SARAN
Menurut saya dengan melalakukan kritik jurnal ini kita dapat menetahui kelemahan-
kelemahan dari jurnal dan dapat memperbaiki serta menambah apa yang kurang pada jurnal-
jurnal tersebut.

xii
LAMPIRAN

JURNAL 1

xiii
JURNAL 2

xiv
xv

Anda mungkin juga menyukai