Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :
Ni Kadek Dwi Antari (2107311029)/7
Wina Berliana (2107311037)/15
Ni Luh Putu Eka Wulandari (2107311039)/17

JURUSAN DIPLOMA TIGA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas Asung Kertha WaranugrahaNya makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudal “Sejarah Dan Teori Manajemen” ini dalam
rangka sebagai sarana pembelajaran mahasiswa.
Selama proses penyusunan dan hasil yang disajikan dalam bentuk laporan ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, karena itu
penulis senantiasa memohon maaf kepada pembaca apabila masih menemukan kesalahan
dalam penulisan. Penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari
pembaca, dengan begitu dapat meningkatkan dan membantu penulis untuk terus berkembang
di masa depan.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan rekan kami dan
berbagai sumber yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Akhir
kata, semoga laporan yang kami susun ini dapat menambah wawasan bagi pembaca secara
umum dan penulis secara khusus. Semoga dari laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Denpasar, 25 September 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………….......
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………...……………………….......

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………..
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang dan Sejarah Manajemen………………………...
B. Teori Manajemen Klasik…………………………………………
C. Manajemen Ilmiah……………………………………….............

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………….......
B. Saran …………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu makalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi),
teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang
lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang
terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen
dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan
aliran organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang
merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran
lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produk,
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya
manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan
memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah
rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga
manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi
tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang manajemen?
2. Apakah yang di maksud dengan era manajemen sains, era manusia sosial, dan era
moderen?
3. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen klasik?
4. Apa yg dimaksud sengan manajemen ilmiah?
5. Siapa saja tokoh-tohoh yang mengemukakan pendapat tentang manajemen ilmiah?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang sejarah dan latar belakang manajemen.
2. Menjelaskan tentang era manajemen sains, era manusia social dan era modern.
3. Menjelaskan teori manajemen klasik.
4. Menyebutkan tokoh manajemen ilmiah.
5. Menjelaskan tentang apa itu manajemen ilmiah.
6. Menyebutkan tokoh-tokoh manajemen ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang dan Sejarah Manajemen

Kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui


bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan
dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya,
memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna
menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di
kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan.
Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di
gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap
perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip
dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-
mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Untuk membangun piramida itu, pasti dilakukan ini: perencanaan (planning),
pengorganisasian pekerja dan juga bahan baku (organizing), pengarahan pekerja
(actuating). Dan juga mengenalikan pengendalian (controlling). Untuk memastikan
semua yang direncanakan bisa berjalan dengan baik.
Menurut Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu
pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern.

1. Pemikiran Awal
Sebelum abad ke -20 , ada dua peristiwa penting terjadi dalam ilmu manajemen
. Peristiwa yang pertama yaitu Tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin
ekonomi klasic “The Wealth of Nation” yang dalam buku yang ia terbitkan
mengemukakan tentang keungulan ekonomis yang akan didapat oleh organisasi atas
pembagian kerja( division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang. Adam Smith mengungkapkan bahwa dengan sepuluh orang
masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan
kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan dua puluh peniti sehari.
Adam Smith menyimpulkan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan tingkat
produktifitas dengan:
1. Meningkatkan keterampilan dan kecekatan tenaga kerja
2. Menghemat waktu
3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga pekerja

Peristiwa yang kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen


adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik."
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,
dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2. Era Manajemen Sains atau Ilmiah

Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu manajemen dari


kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A.
Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick
Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun
1911.
Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode
ilmiah untuk. Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori
manajemen modern.
Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran
pemikiran yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth. Henry Gantt mengemukakan ide
bahwa seorang mandor seharusnya mampu untuk memberikan pendidikan kepada para
pekerja atau karyawan untuk lebih bersifat rajin dan kooperatif. Kemudian dia
mendesain sebuah grafik untuk berupaya membantu manajemen yang bisa
dipergunakan dalam merancang serta mengontrol pekerjaan yang kemudian diberinama
Gantt Chart. Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan suami
istri menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dilakukan oleh pekerja serta
lama waktu yang mereka habiskan dalam gerakan tersebut. Alat ini dipakai untuk
mewujudkan sistem produksi yang efisien yang disebut sebagai “micromotion”
Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif. Yaitu teori
tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana membentuk sebuah
praktek manajemen yang baik. Henry Fayol, seorang industriawan dari Prancis
mengemukakan gagasan tentang lima fungsi manajemen yang utama.
Fungsi fungsi manajemen menurut Henry Fayol tersebut antara lain:
a) Merancang
b) Mengorganisasi
c) Memerintah
d) Mengoordinasi
e) Mengendalikan
Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian digunakan
sebagai kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus
berkembang sampai saat ini.
Max Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman mengambarkan sebuah tipe
ideal bagi organisasi yang disebut dengan birokrasi. Bentuk organisasi yang bercirikan
dengan pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan secara jelas, peraturan serta
ketetapan yang sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Max Weber sadar
bahwa birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max Weber bermaksud
menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan landasan dalam berteori
mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam kelompok yang besar. Teori
tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi besar pada masa sekarang. Pada
tahun 1940 an, Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset operasi yang merupakan
ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori statistika.
Riset operasi ini lebih familiar dikenal dengan ‘manajemen sains’ dengan
mencoba pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang ada pada manajemen
khususnya dibidang operasi dan logistik. Tahun 1946, Peter F Drucker menerbitkan
buku mengenai manajemen terapan. “Concept of the Corporation”, yang menugaskan
penelitian tentang organisasi.

3. Era Manusia Social


Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral
school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku
tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran
mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthorne.
Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di
Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian
ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan
lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata
insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit
pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan
suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi
konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang
pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya
dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa
organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan
demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The
Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka
untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan
antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah
sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal
sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerja sama, tujuan bersama, dan komunikasi
sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga
mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa
atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.

4. Era Modern
Dalam era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen
kualitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen W. Edwards Deming
dan Joseph Juran.
Deming yang di Jepang dianggap sebagai bapak kontrol kualitas berpendapat
bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas bukanlah berasal dari kesalahan para
pekerja, tetapi pada sistemnya.
Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori
lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:
a) Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan
yang sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh
lebih baik atas waktu serta material
b) Produktifitas meningkat
c) Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap
kualitas serta penurunan harga
d) Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
e) Jumlah pekerjaan bertambah.

Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen


cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh
manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan
perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk
memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut
kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
B. Teori Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan
pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Dalam Fattah teori manajemen klasik berasumsi
bahwa manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang
diharapkan. Oleh karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja
dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung
menurut struktural atau anatomi organisasi.
Pendahulu/Pionir Teori Manajemen Klasik
a. Robert Owen (1771—1858)
Robert Owen merupakan manajer dan pemilik beberapa pabrik kapas (cotton)
di Inggris. Pada waktu itu, kondisi kerja di pabrik sangat buruk. Owen sampai pada
kesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaru (reformer). Ia melihat peranan
pekerja yang cukup penting sebagai asset perusahaan. Pekerja bukan hanya merupakan
input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Selanjutnya, dia
memperbaiki kondisi kerja pekerjanya dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal)
yang lebih baik. Ia mendirikan toko tempat pekerja bisa membeli barang kebutuhan di
toko tersebut dengan harga murah. Mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam per hari
dari sebelumnya sekitar 15 jam sehari dan menolak pekerja di bawah umur 10 tahun.
Owen berpendapat, dengan memperbaiki kondisi kerja atau investasi pada sumber daya
manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Manajer lain
pada waktu itu lebih senang melakukan investasi pada sisi teknis, seperti investasi pada
mesin, dan melupakan perbaikan/investasi pada sumber daya manusia.
Di samping itu, Owen memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan
setiap hari. Dengan cara semacam itu, manajer diharapkan bias melokalisasi masalah
yang ada dengan cepat. Cara semacam itu juga membuat pekerja yang berprestasi
menjadi bangga karena Namanya dikenalkan ke pekerja lain. Cara semacam itu
mendorong sistem feedback yang banyak dibicarakan pada masa-masa berikutnya.

b. Charles Babbage (1792—1871)


Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan latar belakang
kuantitatifnya, ia percaya bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk
meningkatkan efisiensi produksi, produktivitas naik, dan biaya operasi turun.
Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of Machinery and Manufactures.
Ia menganjurkan pembagian kerja (division of labor) sehingga kerja/operasi setiap
pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam itu, training bisa
dilakukan dengan lebih murah. Pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama secara
berulang-ulang akan semakin terampil dan berarti semakin efisien. Dia percaya bahwa
metode kuantitatif bisa digunakan untuk menganalisis persoalan perusahaan, seperti
untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku atau fasilitas lain. Dengan ide-ide
semacam itu, Babbage merupakan pionir manajemen ilmiah.
C. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah kepemimpinan
ataupengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kerja
yangberdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman keilmuan.
Berawal dari teori manajemen klasik yang dikemukakan oleh Robert Owen dan
Charles Babbage, kemudian berkembang dan memunculkan teori lain tentang
manajemen, yang disebut dengan teori manajemen ilmiah (scientific management).
Teori manajemen ilmiah ini dikemukakan oleh (yang kemudian dikenal sebagai tokoh
aliran manajemen ilmiah) :
1. Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915).
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangakan oleh Frederick W. Taylor sekitar
tahun 1900 an. Karena karyanya tersebut Frederick W. Taylor disebut sebagai "Bapak
Manajemen Ilmiah". Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan
berbeda-beda, diantaranya adalah :
 Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan
pemecahan masalah-masalah organisasi.
 Manajemen ilmiah merupakan seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-
teknik - "a bag of tricks"- untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.

Frederick W. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya tersebut dalam tiga


makalah, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan
Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku
yang berjudul "Scientific Management".
Frederick W. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan
pendekatan ilmiah pada manajemen, yaitu :
 Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.
 Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung
jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
 Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
 Kerja sama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Sedangkan mekanisme dan teknik-teknik yang dikembangkan Frederick W.


Taylor untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar tersebut, antara lain :

 Studi gerak dan waktu.


 Pengawasan fungsional (functional foremanship).
 Sistem upah per potong diferensial.
 Prinsip pengecualian.
 Kartu instruksi.
 Pembelian dengan spesifikasi.
 Standarisasi pekerjaan, peralatan, serta tenaga kerja.
Manfaat yang didapat dari pengembangan teknik-teknik manajemen ilmiah ini
tampak pada perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisasi, dan
sebagainya dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.

2. Frank Gilbreth dan Lillian Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972).
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan
suami isteri Frank Bunker Gilbreth dan Lillian Gilbreth.
 Frank Gilbreth, adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu,
menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Frederick W. Taylor.
Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan cara
terbaik pengerjaan suatu tugas, sedangkan ;
 Lillian Gilbreth, lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti
seleksi, penempatan, dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya
dalam bukunya yang berjudul "The Psychology of Management". Baginya,
manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir, yaitu membantu para
karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahkluk hidup.

3. Henry L. Gantt (1861 - 1919).


Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasannya, yaitu :

 Kerjasama yag saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen.


 Seleksi ilmiah tenaga kerja.
 Sistem insentif (bonus) untuk memacu produktivitas.
 Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Konstribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal
sebagai "bagan Gantt (Gantt Chart)", untuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas dasar metoda
scheduling produksi dari Gantt.

4. Harrington Emerson (1853 - 1931).


Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat oleh
Harrington Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Harrington
Emerson mengemukakan 12 prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yaitu :
 Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
 Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
 Adanya staf yang cakap.
 Disiplin.
 Balas jasa yang adil.
 Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg (sistem informasi dan
akuntansi)
 Pemberian perintah (perencanaan dan pengurutan kerja).
 Adanya standar-standar dan skedul-skedul (metoda dan waktu setiap kegiatan).
 Kondisi yang distandarisasi.
 Operasi yang distandarisasi.
 Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
 Balas jasa efisiensi (rencana insentif).

Manajemen ilmiah memberikan sumbangan yang besar terhadap dunia usaha


dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah :

 Metoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-


macam kegiatan perusahaani, terutama dalam peningkatan produktivitas.
 Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah
menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien.
 Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan
kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan
efektivitas karyawan.
 Manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja,
mendorong manajer untuk mencari "cara terbaik" pelaksanaan tugas.
 Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk
pemecahan masalah-masalah perusahaan tetapi juga meletakkan dasar
profesiobalisasi manajemen.

Namun begitu, sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dipakai sebagai


pendekatan dalam sistem manajemen perusahaan yang terus berkembang, manajemen
ilmiah diakui masih mempunyai keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
diantaranya adalah :
 Kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan.
 Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan.
 Pendekatan "rasional" hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan
phisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan.
 Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa
ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut Daniel Wren membagi
evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen
sains, era manusia sosial, dan era modern. Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia
menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat
dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang
memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan
manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area
tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan. Pertama teori
manajemen klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya.
Adapun tokoh tokoh teori manajemen klasik yaitu Robert Owen dan Charles Babbage .
Kemudian ada Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah
kepemimpinan ataupengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan cara kerja yangberdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman
keilmuan. Tokoh tokoh teori manajemen ilmiah sebagai berikut ; Frederick Winslow
Taylor , Frank Gilbreth dan Lillian Gilbreth , Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
Dengan berbagai pendapat dari tokoh tokoh diatas mengenai manajemen dimana yang
sudah dipaparkan dimateri .

B. SARAN
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan paper yang
berjudul sejarah dan teori manajemen ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
kami . Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Priyono.(2007).Pengantar Manajemen. Zifatama Publisher


Setyabudi Indartono, Ph.D. Pengantar Manajemen. Fakutas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Sarinah, S.Ag, M.Pd.I., Dr. Mardalena, M.Pd.BI. PENGANTAR MANAJEMEN.
Deepublish Publisher
nurminasarluf.wordpress.com. Ringkasan Materi Manajemen “T.Hani Handoko”.
https://nurminasarluf.wordpress.com/pendidikan-2/ringkasan-materi-manajemen-t-hani-
handoko/
s2.universitassuryadarma.ac.id. (2019). 4 Fase Sejarah Manajemen.
https://s2.universitassuryadarma.ac.id/2019/06/13/4-fase-sejarah-manajemen/
academia.edu. MAKALAH SEJARAH MANAJEMEN.
https://www.academia.edu/6390718/MAKALAH_SEJARAH_MANAJEMEN
Legalstudies71.blogspot.com.(2021). Aliran Manajemen Ilmiah.
https://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/aliran-manajemen-ilmiah.html?m=1
Repository.ut.ac.id. http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf. Diakses pada 25
September 2021

Anda mungkin juga menyukai