Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP PERILAKU BIAYA DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA

Mata Kuliah Akuntansi Biaya


Dosen Pengampu : Dra. Erry Andhaniwati, M.Aks., Ak., CA.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
2.1 Afiyatan Binuril Mukharromah (22013010192)
2.2 Ferina Octaviana Sari Oding (22013010299)
2.3 Wakhid Ardiansyah (22013010344)
2.4 Mohammad Khaidzar Al Ghiffari (22013010347)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Definisi Cost Object, Cost Units, dan Cost Centers..........................................................4
2.2 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Karakteristik, Perilaku, dan Tujuannya.......................4
2.3 Tingkatan Kemampuan Penelurusan Biaya (cost traceability)........................................5
2.4 Ketepatan dalam menjelaskan karakteristik dan contoh atas biaya variable, tetap dan
campuran.........................................................................................................................................5
2.5 Ketepatan dalam menjelaskan komponen biaya produksi dan biaya non produksi......6
2.6 Ketepatan dalam menguraikan komponen-komponen biaya produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.............................8
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................9
3.2 Kritik dan Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi biaya adalah sistem informasi yang menyajikan laporan-laporan yang
berisikan biaya yang telah dikeluarkan sebuah estitas setelah melalui serangkaian
perhitungan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi
mengenai biaya yang dikeluarkan entitas tersebut. Akuntansi biaya memiliki peran yang
cukup penting dalam sebuah entitas, khususnya pada entitas ekoomi yang tujuannya
menghasilkan laba, yaitu perusahaan. Salah satu untur terpenting dalam menghitung nilai
laba yaitu biaya. Akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya
bagi manajemen baik produksi maupun non produksi. Oleh karena itu akuntansi biaya
dapat digunakan untuk perusahaan manufaktur dan non manufaktur.
Definisi biaya secara sempit adalah pngorbanan sumber ekonomi yang diperlukan
untuk memperoleh barang atau jasa yang secara langsung berhubungan dengan usha
memperoleh penghasilan. Yang dimaksud sumber ekonomi adalah barang atau jasa yang
mempunyai sifat atau memiliki manfaat yang langka.
Biaya dibedakan antara lain sebagai berikut:
a. Biaya yang manfaatnya digunakan agar memperoleh penghasilan pada periode
saat terjadinya (expense). Contoh, harga pokok produk yang dijual (harga pokok
penjualan).
b. Biaya yang manfaatnya untuk memperoleh penghasilan pada periode yang akan
datang, atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati pada periode
terjadinya (unexpense cost).

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi istilah cost object, cost units, dan cost centers
2. Klasifikasi biaya berdasarkan karakteristik, perilaku dan tujuannya
3. Tingkatan kemampuan penelurusuran biaya (cost traceability)
4. Karakteristik dan contoh atas biaya variable, tetap dan campuran
5. Komponen biaya produksi dan biaya non produksi
6. Komponen-komponen biaya produksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Cost Object, Cost Units, dan Cost Centers


Pertama, cost object. Cost object atau bisa disebut objek biaya, yaitu sesuatu
yang anda telah dikenakan biaya untuk memperolehnya. Dengan kata lain, semua
yang melekat nilai pada diri sesuatu yang menyebabkan anda harus mengorbankan
milik anda untuk mendapatkannya. Contohnya, motor anda dimana anda harus
membayar biaya untuk mendapatkan motor tersebut. Motor anda itulah yang disebut
objek biaya. Sedangkan dalam perusahaan, contohnya adalah karyawan. Untuk
mendapatkan tenaga kerja dan keahlian yang dimiliki oleh seorang karyawan maka
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk menggajinya.

Kedua,cost units. Cost units atau bisa disebut biaya per unit, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk menciptakan satu unit produk. Perusahaan wajib mengetahui biaya
per unit jika produksinya menghasilkan produk sejenis dalam jumlah yang banyak
atau massal. Apabila perusahaan manufaktur produk tidak dalam jumlah yang banyak
tau massal maka biaya per unit produk tersebut mudah untuk ditentukan.

Ketiga, cost centers. Cost centers atau bisa disebut pusat biaya, yaitu
departemen yang bertanggung jawab hanya pada biaya, yaitu biaya yang
dikeluarkannya. Aktivitasnya ialah pengeluaran uang untuk biaya, tetapi pengendalian
atas deprtemen tersebut tetap ada. Pengendalian ini umumnya berbentuk anggaran.

2.2 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Karakteristik, Perilaku, dan Tujuannya


a. Klasifikasi biaya berdasarkan karakteristik
Pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu:
 Direct Cost / Biaya Langsung
Biaya ini adalah biaya yang jelas-jelas berubungan langsung dengan suatu
produk. Langsung dalam artian dapat diidentifikasi dengan mudah dan
tidak memerlukan perhitungan yang rumit. Biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Indirect Cost / Biaya Tidak Langsung
Sedangkan biaya ini adalah biaya yang tidak langsung berhubungan
dengan suatu produk. Karena biaya tersebut bukan hanya untuk 1 produk,
namun berkaitan dengan banyak produk.
b. Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku
Berdasarkan perilakunnya, dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
 Biaya Variabel
Biaya variable merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan tingkat aktivitas. Contoh biaya variable yairu biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap adalah gaji direktur
produksi, biaya penyusutan, gaji direksi, walaupun perusahaan tidak
berproduksi, maka biaya ini akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri

4
dari biaya tetap ialah biaya yang secara total tetap tapi per unitnya
berubah-ubah.
 Biaya Campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variable
dan biaya tetap sekaligus.

2.3 Tingkatan Kemampuan Penelurusan Biaya (cost traceability)


Pengukuran biaya sebagian besar bergantung pada kemampuan untuk
menelusuri (traceability) biaya terhadap objek biaya. Kemampuan untuk menelusuri
biaya menentukan seberapa objektif, dapat diandalkan, dan berartinya ukuran yang
dihasilkan, dan seberapa yakinnya pengambilan keputusan dalam memahami dan
mengandalkan ukuran biaya sebagai dasar untuk membuat prediksi dan mengambil
keputusan.
Untuk mengilustrasikan tingkat kemampuan penelusuran yang berbeda-beda
di sepanjang kontinum, objek biaya diidentifikasikan sebagai satu unit produk.
Misalnya, Ketika istilah biaya langsung dan biaya tidak langsung digunakan tanpa
objek biaya tertentu, sudah menjadi tradisi untuk mengansumsikan bahwa satu unit
produk adalah objek biayanya.

2.4 Ketepatan dalam menjelaskan karakteristik dan contoh atas biaya variable,
tetap dan campuran

Selama ini tidak banyak pelaku bisnis yang peka dengan


karakteristik biaya yang timbul dalam operasional bisnis mereka. Pada
kenyataannya biaya-biaya yang timbul sebenarnya memiliki karakteristik
yang membentuk suatu pola tertentu. Pada dasarnya pola biaya ini bisa di
klasifikasikan ke dalam 4 kelompok, antara lain adalah

 Biaya Variabel (Variable Cost)


 Biaya Tetap (Fix Cost)
 Biaya Campuran (Mixed Cost)
 Biaya Bertingkat (Step Cost)

Biaya variabel (Variable Cost)  adalah biaya-biaya yang nilainya


meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun-nya aktivitas.
Sehingga, biaya variabel bisa didefinisikan sebagai jenis biaya yang
berubah mengikuti perubahan volume aktivitas. Beberapa contoh biaya
yang tergolong dalam Variable Cost  anatara lain Biaya bahan baku, bahan
penolong, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. Contoh
aplikasi Variable Cost adalah sebagai berikut, Dalam sebuah perusahaan
yang bergerak dalam produksi mebel, biaya bahan baku kayu akan
bergerak fluktuatif mengikuti penjualan mebel. Peningkatan maupun
penurunan biaya nya juga akan mengikuti pergerakan omset penjualan.
Apabila peningkatan biaya lebih besar dibanding peningkatan penjualan,
disitu harus di telaah lebih jauh lagi, kemungkinan terjadi pemborosan
bahan atau kenaikan harga dsb.

Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya-biaya yang TETAP alias tidak


berubah, terlepas apakah aktivitas produksi/pembentukan jasa meningkat
atau menurun, dalam jangka pendek. Ya dalam jangka pendek, karena

5
dalam jangka panjang komponen biaya ini bisa bergerak mengikuti
kapasitas produksi. Beberapa contoh biaya tetap antara lain biaya gaji
pegawai tetap, biaya sewa, biaya penyusutan dll. Sebagai contoh
perusahaan mebel di atas menyewa sebuah gedung untuk operasionalnya.
Sebera besarpun peningkatan atau penurunan kapasitas produksinya, biaya
sewa tetap akan konstan pada nilai tertentu.

Biaya Campuran (Mixed Cost) adalah biaya yang didalamnya terdiri dari


kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Sehingga biaya yang masuk
dalam kategori ini tetap hingga titik tertentu (porsi biaya tetap) dan
meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas setelahnya (porsi biaya
variabel). Contoh biaya yang termasuk dalam kategori biaya campuran ini
seperti biaya Listrik. Biaya listrik ini dikategorikan biaya campuran
karena dalam satu rekening listrik seringkali digunakan untuk keperluan
kantor (porsi fixed cost) sekaligus untuk keperluan produksi (porsi biaya
variabel). Biaya listrik bersifat tetap (konstan) untuk porsi penggunaan
kantor, sedangkan porsi penggunaan keperluan produksi meningkat seiring
dengan peningkatan aktivitas produksi.

Biaya Bertingkat (Step Cost)adalah biaya yang bersifat tetap atau


konstan pada kisaran sempit suatu volume aktivitas, untuk kemudian
berpindah ke tingkatan yang di atasnya begitu volume aktivitas melampui
batas kisaran. Contoh dari biaya ini seperti biaya Insentive penjualan.
Sebagai contoh insentive penjualan adalah 2 juta untuk penjualan di bawah
Rp 500 juta, berubah menjadi 3 juta untuk penjualan 501 juta hingga 1
milyar, dan 5 juta untuk penjualan di atas 1 milyar. Biaya ini cenderung
mengikuti kapasitas produksi, tetapi lebih bisa diprediksi karena sudah
memiliki tingkatan tertentu.

2.5 Ketepatan dalam menjelaskan komponen biaya produksi dan biaya non
produksi

Menjalankan sebuah perusahaan manufaktur tentu membutuhkan banyak


perhitungan, salah satunya perhitungan komponen biaya produksi. Biaya produksi
merupakan biaya atau harga yang dikeluarkan selama proses produksi hingga
menghasilkan suatu produk atau yang biasa juga dikenal dengan work in process.
Harga pokok produksi inilah yang akan menentukan harga jual.

Biaya produksi juga dapat diartikan sebagai keluarnya modal usaha untuk
penyediaan produk.Maka, perhitungan harga pokok produksi penting dilakukan untuk
mengetahui laba ruginya perusahaan manufaktur. Dengan begitu perusahaan dapat
menentukan langkah yang akan diambil untuk memaksimalkan laba.

1. Komponen Biaya Produksi


Untuk perusahaan manufaktur, ada lima komponen biaya produksi diantaranya,
 Biaya Bahan Baku Juga Bahan Setengah Jadi
Salah satu komponen biaya produksi yang penting adalah bahan baku atau
bahan setengah jadi. Nantinya bahan baku diolah menjadi barang jadi melalui
proses yang jelas dan rinci, supaya jelas asal-usul harga pokok produksinya.

6
 Biaya Bahan Pembantu / Penolong
Bahan pembantu atau penolong merupakan bahan yang tidak dapat
diperhitungkan jumlah pemakaiannya. Walaupun begitu bahan pembantu
dibutuhkan untuk membantu membereskan proses produksi.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung Dan Tak Langsung
Untuk memproses bahan baku menjadi bahan jadi membutuhkan peran tenaga
kerja, maka kegiatan produksi termasuk dalam komponen biaya produksi.
Adapun tenaga kerja tak langsung yaitu orang yang berpengaruh dalam proses
produksi, namun tidak terlibat langsung.
 Biaya Penyusutan Alat Produksi
Untuk memelihara serta menjaga performa mesin, maka biaya penyusutan alat
masuk dalam komponen biaya produksi. Pada perusahaan manufaktur mesin
produksi memegang peranan yang sama pentingnya dengan tenaga kerja
langsung, sehingga perlu perawatan khusus.
 Pajak Perusahaan Manufaktur
Pajak yang dipungut oleh Ditjen Pajak juga merupakan salah satu komponen
biaya produksi.

2. Jenis-Jenis Biaya Produksi


Selain komponen biaya produksi, perusahaan manufaktur juga perlu
menghitung jenis-jenis biaya produksi. Berikut adalah jenis-jenis biaya produksi :
- Fixed Cost
Fixed cost (biaya tetap) merupakan biaya yang terlibat pada aset perusahaan
seperti properti, pajak, administrasi, listrik, dan komponen lainnya. Fixed cost
memiliki nilai yang tetap setiap periodenya, tidak seperti jenis-jenis biaya
produksi lain yang nilainya berubah-ubah.
- Variable Cost
Variable cost (biaya variabel) tergantung pada jumlah produksi, dan berkaitan
langsung dengan pasar. Apabila trend pasar mengalami peningkatan maka
biaya variabel juga akan meningkat, begitupun sebaliknya.
- Total Cost
Total cost (biaya total) merupakan total seluruh biaya variabel dan biaya tetap.
- Average Cost
Average cost (biaya rata-rata tiap periode) dihitung dari total cost dibagi total
produk yang diproduksi. Average cost dapat digunakan untuk menentukan
harga jual produk.
- Marginal Cost
Marginal cost (biaya marginal) merupakan biaya tambahan ketika Anda
melakukan perluasan usaha dan proses produksi yang mengeluarkan biaya.

3. Cara Menghitung HPP


Pada umumnya cara menghitung hpp dilakukan pada seluruh komponen biaya
produksi. Setiap pengeluaran harus dicatat baik jumlah atau biayanya. Setelah
ditotalkan berdasarkan unit produksinya, maka biaya produksi total sudah mulai
terlihat. Contoh di bawah ini merupakan simple manufacturing yang diterapkan.
Berikutnya cara menghitung hpp mengikuti seperti pada average cost. Contohnya

7
biaya produksi untuk 1000 kg produk totalnya Rp 20 juta. Maka, biaya
produksinya Rp 20.000.000 / 1000 kg menjadi Rp 20.000/kg

Sebagai pebisnis, tentunya memahami komponen biaya produksi menjadi hal


yang sangat perlu diperhatikan detail. Karena jika Anda salah dalam merumuskan
harga produksi dan harga jual, maka profit tidak akan tercapai dengan baik. Untuk
membantu mengatasi perhitungan komponen biaya, maka Anda perlu
menggunakan software akuntansi seperti Harmony. Sistem pembukuan ini sangat
membantu Anda menangani segala transaksi baik penjualan dan pembelian dengan
cepat dan modern. Harmony berbasis cloud juga hadir dengan kemudahan seperti
rekonsiliasi bank otomatis, catat stok barang, konversi stok bisnis, hingga lacak
pengeluaran bisnis.

2.6 Ketepatan dalam menguraikan komponen-komponen biaya produksi yang


terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik

Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur
yang saling terkait yang harus diperhatikan, yaitu terdiri dari:

 Biaya Material Langsung (Direct Material)


Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan
langsung dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang timbul
cenderung mudah ditelusuri. Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi di kafe-
kafe, harga beli komposisi utama produk tersebut seperti biji kopi, air, gula dan
bahan lainnya bisa dikategorikan sebagai Biaya Material Langsung.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
memproduksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang
mengoperasikan mesin untuk membuat produk.
 Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)
Biaya Overhead  Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung
berkaitan dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk.
Biaya overhead pabrik meliputi:
1. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem,
minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan
tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk
dilacak dalam suatu proses produksi.
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi.Contoh petugas keamanan, pengawas
dan supervisor quality control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Biaya Overhead Lain
Biaya produksi yang dikeluarkan selain untuk keperluan bahan material dan
biaya tenaga kerja. Contohnya adalah biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan
tanah, serta depresiasi mesin dan asuransi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya atau cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Objek
biaya atau tujuan biaya merupakan tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau
diukur. Objek biaya dapat digunakan untuk menelusuri biaya dan menentukan seberapa
objektif biaya tersebut dapat diandalkan dan seberapa berartinya ukuran biaya yang
dihasilkan. Pengukuran biaya tergantung pada kemampuan untuk menelusuri biaya tersebut
ke objek biaya. Menelusuri biaya ke objek biaya dapat membedakan biaya menjadi biaya
langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang dapat ditelusuri
secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya. Sedangkan biaya tidak langsung tidak
dapat ditelusuri langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa
berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulis dan penyusunan makalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis serta
pembaca makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Karli Soedijatno, M.Si, Ak, “Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya”, diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-USRY/BAB_2.pdf, pada tanggal 10
Februari 2023
Marsela, Ayu. 2021. “Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya”. Diakses pada 10 Februari 2023, dari
https://www.academia.edu/51459999/Makalah_Akuntansi_Biaya_dan_Pengertian_Biaya_lanjutan_
Drs. A. Assegaff, Ak. MPAC, “Biaya: Akuntansi dan Klasifikasinya”, diakses dari
http://repository.ut.ac.id/4488/1/PAJA3336-M1.pdf, pada tanggal 10 Februari 2023
Retno, dc. 2016. “Perilaku Biaya”. Diakses pada 11 Februari 2023, dari
https://dconsultingbusinessconsultant.com/3110/
https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-produksi-cost-of-production-dalam-pelaporan-keuangan-
perusahaan/ (Diakses pada 11 Februari 2023)

Muthia Handayani, S.E., M.Ak, “Konsep Biaya dan Perilaku Biaya”, diakses dari
http://eprints.binadarma.ac.id/7723/1/KONSEP%20DAN%20PERILAKU%20BIAYA.pdf, pada tanggal
11 Februari 2023

10

Anda mungkin juga menyukai