Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

Dosen Pengampu:
AYU OKTAVIANI SE, M.Si., Ak., C.A.
Disusun Oleh:
1. Tia Ramadhani Badja (2110313320024)
2. Nihal Salsabilla Arisya Purbiono (2110313320023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perilaku Biaya Aktivitas”. Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen, Ibu Ayu Oktaviani SE,
M.Si., Ak., C.A.dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh serta mengandalkan


seluruh kemampuan kami dan juga bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu. Sehingga dapat memper lancar dan memperlengkap
penyusunan dan pencarian referensi.

Selain  dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi dan
memperlengkap makalah ini.  

Banjarmasin, 28 Feb 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya......................................................................................3
2.2 Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku....................................................5
2.3 Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya........................................6
2.4 Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi komponen Tetap dan
Variabel...........................................................................................................................8
2.4.1 ASUMSI LINEARITAS............................................................................................8
2.4.2 METODE TINGGI RENDAH ( High – Low Method )...............................................9
2.4.3 METODE SCATTERPLOT ( Diagram Pencar )......................................................10
(1) Pola positif diagram scatter..................................................................................11
(2) Pola negatif diagaram Scatter...............................................................................11
(3) Pola yang tidak memiliki hubungan tidak berkorelasi (nonlinier).........................11
2.5 METODE REGRESI KUADRAT TERKECIL...................................................................12
2.6 METODE REGRESI BERGANDA.................................................................................12
2.6.1 Penggunaan program regresi............................................................................13
2.6.2.Keandalan Rumus Biaya....................................................................................13
2.6.3 Koefisien Determinansi ( R ) – R kuadrat...........................................................13
2.6.3 Koefisien korelasi (R²).......................................................................................13
2.7 Penilaian Manajerial................................................................................................14
BAB III...................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan


dapat menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada
tingkat yang optimal. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang
seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di masa
yang akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal
menimpa perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu
mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan, karena
bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap untuk
rentang waktu dan aktivitas tertentu di masa yang akan datang.

Kebanyakan keputusan taktis membutuhkan analisis yang lebih rumit


khususnya keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih ekstensif
menenai prilaku biaya. Perhitungan biaya relevan pada awalnya menekankan
pentingnya biaya relevan versus biaya tetap. Biasanya biaya variabel adalah
relevan sementara biaya tetap tidak.

Di dalam akauntansi manajerial, istilah biaya dapat digunakan untuk


berbagai hal. Alasannya adalah karena banyak jenis biaya, dan biaya-biaya
tersebut diklasifikasikan sesuai kebutuhan manajemen. Seperti, seorang
manajer yang ingin menyusun laporan keuangan eksternal, membuat anggaran,
atau mengambil keputusan, akan menggunakan data biaya. Setiap penggunaan
atas data yang berbeda membutuhkan klasifikasi dan definisi biaya yang
berbeda juga. Seperti contohnya, laporan keuangan eksternal membutuhkan
data biaya historis karena pengambilan keputusan memerlukan perkiraan
terhadap biaya di masa mendatang.

Ketika kita akan mengawali pembahasan mengenai konsep biaya


dengan berfokus pada perusahaan manufaktur, karena aktivitas perusahaan
tersebut terdapat dalam hampir sebagian besar aktivitas di organisasi lainnya.
Perusahaan manufaktur seperti Texas Instruments, Ford, dan DuPont
melakukan aktivitas seperti membeli bahan baku, memproduksi barang jadi,

1
memasarkan, mendistribusikan, mengirimkan tagihan, dan hampir semua
aktivitas bisnis lainnya.

Makalah ini berupaya untuk menghadirkan konsep perilaku biaya


dalam akuntansi manajerial, mengunakan metode pemusahan biaya, dan
penyusunan dalam laporan laba rugi format kontrbusi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah yang berjudul ”Perilaku Biaya Aktivitas”


adalah sebagai berikut:
1. Apa itu konsep perilaku biaya aktivitas?
2. Bagaimana peranan model penggunaan sumber daya dalam memahami
perilaku biaya?
3. Bagaimana pemisahan biaya campuran menjadi komponen tetap dan
variabel?
4. Apa yang dimaksud dengan keandalan rumus biaya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah yang berjudul”Perilaku BIaya Aktivitas”


adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep perilaku biaya aktivitas.
2. Memahami peranan model penggunaan sumber daya dalam memahami
perilaku biaya
3. Mengatahui apa saja metode dalam pemisahan biaya campuran menjadi
komponen tetap dan variable,
4. Mengetahui keandalan suatu rumus biaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya
Biaya memiliki peran penting dalam menyiapkan laporan keuangan
eksternal, yakni laporan laba-rugi dan posisi keuangan. biaya yang terdapat
pada laporan tersebut diatur berdasarkan fungsi masing-masing. Dalam hal ini,
biaya dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga kategori, yaitu : produksi atau
manufaktur ( dalam akun harga pokok penjualan), biaya pemasaran, dan biaya
administrasi.

Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk


mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output.
Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai cara. Ada tiga
pola perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variable, dan biaya campuran.

a. Biaya Tetap

Biaya tetap (cost fixed) adalah biaya yang jumlahnya tetap sama ketika
output berubah. Biaya tetap juga dapat diartikan sebagai biaya yang dalam
jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat
output berubah. Contohnya aktivitas pemotongan pipa, mesin digunakan untuk
memotong pipa logam tipis menjadi potongan-potongan sepanjang 3 inci.
mesin pemotong disewa seharga $60.000 pertahun dan memiliki kapasitas
untuk memproduksi sampai dengan 240.000 potongan 3 inci dalam setahun.
Biaya sewa mesin pemotong merupakan biaya tetap karena berapapun hasil
produksinya, biaya sewa nya adalah tetap seharga $60.000 per tahun. Berikut
ilustrasi dari perilaku ini.

Sewa Mesin Jumlah Potongan 3 Inci Biaya per Unit


$60.000 0 N/A
60.000 60.000 $1,00
60.000 120.000 0,50
60.000 180.000 0.33
60.000 240.000 0,25
Rentang yang relevan (relevant range) adalah rentang output di mana
asumsi hubungan biaya/ output berlaku. Dalam aktivitas diatas, mesin
pemotong yang disewa dapat memproduksi hingga 240.000 unit potongan pipa
3
3 inci per tahun. Jadi, rentang yang relevan adalah dari 0 sampai 240.000 unit
tingkat output dengan jumlah biaya tetap konstan.

b. Biaya Variabel

Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah


keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Jadi,
biaya variable naik ketika output naik dan akan turunu ketika output turun.
Contohnya, dalam aktibitas pemotongan terdapat sumber daya lain yaitu
listrik. Perilaku biaya listrik akan berbeda dari biaya mesin pemotong.
Listrik dikonsumsi hanya jika ouput diproduksi. Untuk memotong satu
potongan logam, 3 inci mesin menggunakan 0,1/jam kilowatt dan biaya
listrik adalah $2,00/jam kilowatt. Jadi, biaya listrik per potongan 3 inci
adalah $0,20 ($2,00 x 0,1). Biaya listrik untuk berbagai tingkat keluaran
aktivitas adalah sebagai berikut :

Biaya Listrik Jumlah Potongan 3 Inci Biaya per Unit


$ 0 0 $ 0
12.000 60.000 0,20
24.000 120.000 0,20
36.000 180.000 0,20
48.000 240.000 0,20
Biaya variable juga dapat dinyatakan dengan persamaan linier. Di
mana jumlah biaya variable bergantung pada tingkat penggerak. Hubungan
ini dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Jumlah biaya variable = Biaya variable per unit x Jumlah unit

c. Biaya Campuran

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan


variable. Contohnya, agen penjualan sering dibayar dengan gaji yang
ditambah dengan komisi penjualan. Persamaan linier untuk biaya campuran
adalah sebagai berikut.

Jumlah biaya campuran = Biaya tetap + Jumlah biaya variable

Tabel berikut menunjukkan biaya penjualan untuk tingkat aktivitas


penjualan yang berbeda-beda.

4
Pemanas Biaya Biaya Tetap Jumlah Biaya Biaya
yang Variabel Penjualan Penjualan Penjualan per
Terjual Penjualan Unit
40.000 $ 20.000 $ 30.000 $ 50.000 $ 1,25
80.000 40.000 30.000 70.000 0,88
120.000 60.000 30.000 90.000 0,75
160.000 80.000 30.000 110.000 0,69
200.000 100.000 30.000 130.000 0,65

2.2 Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku


Penentuan antara biaya tetap atau variable adalah tergantung pada
batasan waktu. Berdasarkan ilmu ekonomi, dalam jangka panjang (long
run) semua merupakan biaya variable. Sedangkan dalam jangka pendek
(short run) minimal satu diantara seluruh biaya adalah biaya tetap. Lama
dari jangka pendek antara biaya yang satu dan biaya yang lainnya dapat
berbeda satu sama lain. Bergantung pada pertimbangan subjektif
manajemen dan tujuan dilakukannya perkiraan perilaku biaya tersebut.

Di beberapa kasus untuk tujuan praktis perusahaan mungkin saja


mengubah biaya bahan baku langsung menjadi biaya variable meskipun
jumlah bahan yang dibeli masih sama dalam beberapa waktu. Namun
berbeda dengan tenaga kerja langsung, biaya ini tidak akan dapt diubah
menjadi biay avariabel karena sifatnya yang absolut. Perushaan tidak dapat
mengubah-ubah gaji karyawan apalagi ynag memiliki kontrak kerja dengan
perusahaan. Hal ini lah yang menjadi acuan mengapa biaya tenaga kerja
langsung tidak akan mungkin dimasukkan dalam biaya variable.

Untuk sumber daya setiap aktivitas meliputi bahan bakar, tenaga


kerja, dan modal dapat digabungkan untuk memproduksi suatu output. Cara
yang efektif untuk mengukur output tersebut adalah frekuensi dilakukannya
aktivitas tersebut. Selanjutnya output tersebut dapat juga disebut sebagai
penggerak.

5
Masukkan:

Bahan Baku

Energi Aktivitas Output


aktivitas
Tenaga Kerja

Modal

Perilaku
Biaya

(Model Perilaku Biaya Aktivitas)

Penggerak aktivitas adalah factor penyebab pengukur jumlah


sumber daya yang digunakan sumber daya. penggerak aktivitas
menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada biaya aktivitas dengan
mengukur perubahan dalam penggunaan aktivitas atau output (penggerak).

Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu


penggerak produksi (tingkat unit) dan penggerak tingkat nonunit.
Penggerak produksi adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang
diproduksi berubah. Dengan kata lain, output akan meningkat ketika
pemakaian penggerak produksi meningkat.

Sedangkan penggerak nonunit adalah perubahan dalam biaya ketika


biaya factor-faktor lain selain unit berubah. Contoh penggerak nonunit
adalah penyetelan.

Dalam system biaya berdasarkan fungsi, perilaku biaya diasumsikan


sebagai penggerak tingkat unit. System berdasarkan aktivitas menggunakan
penggerak tingkat unit dan nonunit. Oleh karena itu, system ABC
menghasilkan pandangan yang lebih kaya terhadap perilaku biaya daripada
system berdasarkan fungsi.

2.3 Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya


Perilaku biaya jangka panjang dan jangka pendek berhubungan
dengan aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya.
Kapasitas adalah sebuah kemampuan actual atau potensial untuk

6
melakukan sesuatu. Banyaknya kapasitas yang diperlukan bergantung pada
kinerja yang diminta.

1) Sumber Daya Fleksibel (flexible resources)


Merupakan sumber daya yang dipasok ketika diperlukan dan digunakan.
Sumber daya ini diperoleh atau dipasok dari pihak luar dan tidak
membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah daya
tertentu. Karenanya, jumlah sumber daya yang dipasok akan naik ketika
permintaan untuk sumber daya tersebut naik.
2) Sumber Daya Terikat (committed resources)
Merupakan sumber daya yang dipasok sebelum digunakan. Sumber daya
ini dipasok menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh
sejumlah sumber daya tertentu. Sumber daya ini juga dapat disebut dengan
pembebanan biaya tetap terikat dan menyediakan kapasitas aktivitas jangka
panjang.
3) Perilaku Biaya Bertahap (step cost)
Pada dasarnya fungsi biaya adalah kontinu, namun dibeberapa fungsi ada
biaya yang sifatnya tidak kontinu. Fungsi ini biasanya disebut dengan
fungsi bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya konstan pada
rentang output tertentu serta pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang
lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak pernah berubah untuk rentang
output yang sama.
Dalam perilaku biaya bertahap perlu diketahui tentang biaya satu pesanan,
yaitu suatu kombinasi dari biaya tetap (sumber daya terikat/teknisi) dan
biaya variabelnya (sumber daya fleksibel/perlengkapan). Untuk
menghitung biaya tetap per unit, maka harus menghitung tariff aktivitas
terlebih dahulu yaitu jumlah biaya terikat dibagi dengan jumlah kapsitas
yang tersedia.
System perhitungan biaya berdasarkan fungsi pada umumnya hanya
menyediakan informasi tentang biaya sumber daya yang dibeli. Di lain
pihak, system manajemen berdasarkan aktivitas memberikan informasi
tentang banyaknya aktivitas yang digunakan dan biaya penggunaannya.
Hubungan antara jumlah sumber daya yang tersedia dan sumber daya yang
digunakan dinyatakan oleh persamaan berikut ini

Sumber daya Sumber daya Kapasitas yang


Yang tersedia yang 7digunakan tidak
digunakan
4) Implikasi-Implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
System operasional pengendalian mendorong para manajer untuk lebih
memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran sumber
daya. Selain itu, model penggunaan sumber daya berdasarkan aktivitas juga
memungkinkan para manajer untuk menghitung perubahan pasokan dan
permintaan sumber daya yang disebabkan oleh implementasi keputusan
untuk membuat atau membeli peralatan, menerima atau menolak pesanan
khusus, dan memertahankan atau menghilangkan lini produk.

2.4 Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi komponen


Tetap dan Variabel
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan
biaya campuran menjadi komponen tetap dan variable, yaitu metode tinggi-
rendah, scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Setiap metode
menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Karena setiap metode
menggunakan asumsi hubungan linier, maka asumsi linearitas perlu untuk
ditinjau lebih dalam.

2.4.1 ASUMSI LINEARITAS


Definisi dari biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara
biaya aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Dimana jumlah biaya
variabel adalah jumlah biaya tetap dikali jumlah unit yang diproduksi. Jika
dilihat dari pengertian tersebut maka total biaya akan meningkat seiring
dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi.

Namun terkadang ada kondisi dimana adanya jenis perilaku


nonlinear dimana biaya variabel akan tampak meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah unit, tapi tidak secara proporsional. Jika permasalahan
tersebut diasumsikan dengan hubungan linear, maka masalahnya adalah
seberapa baik asumsi ini mengestimasi fungsi biaya yang mendasarinya.
Perlu diingat bahwa rentang yang relevan merupakan rentang keluaran
dimana hubungan biaya yang diasumsikan adalah valid. Dalam hal ini

8
validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear memperkirakan
fungsi biaya yang mendasarinya.

Jumlah Biaya = Biaya Tetap + ( Biaya Variable per unit x Keluaran )


Atau

Y = a + bX

Fungsi biaya pada dasarnya adalah bentuk persamaan matematika seperti


table diatas. Persamaan diatas merupakan rumus biaya, dimana “Jumlah
Biaya” Merupakan variable terikat ( dependen ), besarnya jumlah biaya
bergantung kepada satu variable yaitu “Keluaran” yang disebut juga
dengan variable bebas yang menjadi penggerak aktivitas . Jadi seberapa
banyak perkiraan jumlah biaya ditentukan oleh sebarapa banyak aktivitas
keluaran yang digunakan. Sedangankan “Biaya Tetap” merupakan
parameter perpotongan dari rumus tersebut. “Biaya Variable per unit”
adalah biaya per satuan unit aktivitas yang terjadi.

Pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan


nilai ekonominya. Oleh karena itu, manajer akan berusaha menemukan
variabel bebas yang menyebabkan atau berhubungan dengan variabel
terikat secara dekat. Dengan memperkirakan biaya tetap dan biaya variable
per unit, komponen tetap dan variable dapat diperkirakan. Perlaku biaya
campuran pun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas berubah.

Untuk menentukan yang mana variable tetap dan variable bebas


dalam suatu biaya campuran kita dapat menggunakan tiga metode yaitu: (1)
Metode Tinggi-Rendah, (2) Metode Scatterplot, (3) Metode Kuadrat
terkecil.

2.4.2 METODE TINGGI RENDAH ( High – Low Method )


Merupakan suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis
lurus dengan sebelumnya memilih dua titik (tinggi dan rendah) yang akan
digunakan untuk menghitung parameter perpotongan kemiringan. Titik
tinggi diartikan sebagai titik dengan tingkat keluaran tertinggi. Sedangkan
titik rendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran rendah.
Perlu diperhatikan bahwa titik tinggi rendah ditentukan oleh jumlah tinggi
9
dan rendah dari variabel bebas. Adapun persamaan untuk menentukan
biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut

Biaya Variabel Per Unit = Perubahan Biaya/Perubahan Keluaran

Biaya Variabel per Unit = (Biaya Tinggi – Biaya Rendah) / (Keluaran Tinggi –
Keluaran Rendah)
atau
dan
Biaya Tetap = Jumlah biaya Tinggi – ( Biaya Variabel per unit x keluaran tinggi)
atau
Biaya Tetap = Jumlah Biaya Rendah - (Biaya Variabel per unit x keluaran
Rendah)

Analisis biaya ini dimulai dengan mengidentifikasikan periode


dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi.
Perbedaan biaya pada kedua periode pada kedua periode tersebut dibagi
dengan perubahaan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk
memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
Adapun keunggulan metode ini ialah:
1. sangat mudah digunakan
2. hanya memerlukan 2 data saja
Kelemahan metode ini adalah:
1. Tidak menggunakan semua data yang tersedia
2. Titik Tinggi dan Rendah bisa jadi data outlier (aktivitas biaya yang tidak
umum) sehingga tidak mencerminkan apa yang biasanya terjadi.
3. Kurang akurat dan kurang dapat dipercaya untuk dijadikan acuan rumus
biaya.

2.4.3 METODE SCATTERPLOT ( Diagram Pencar )


Adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan
menggambarkan data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam
menerapkan metode ini adalah menggambar titik-titik data sehingga
hubungan antara biaya penyetelan dan tingkat aktivitas dapat terlihat.
10
Sumbu vertical (Y) merupakan jumlah biaya penyetelan , sedangkan sumbu
horizontal (X) merupakan jumlah waktu penyetelan.

Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk


menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu
apakah hubungannya mendekati linear. Meskipun demikian, suatu analisis
perilaku biaya menggunnakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias
karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada
interprestasi visual.

Keunggulan dari metode ini adalah memungkinkan kita untuk


melihat data secara visual, metode ini juga lebih baik daripada metode
tinggi-rendah dikarenakan menggunakan semua data yang ada dalam
penggambaran grafik nya. Namun kelemahannya adalah tidak adanya
kriteria objektif untuk memilih garis terbaik, maksudnya adalah yang garis
terbaik bisa saja berbeda – beda tergantung apa yang diyakini analisis data
tersebut mengakibatkan kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas
penilaian subjektif dan analis, dalam hal ini biasanya manajer dapat dilihat
kemampuan nya dalam menginterpretasikan data yang digunakan.

Diagram Scatter memiliki tiga pola :

(1) Pola positif diagram scatter


Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi positif di
antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar dan Variabel X
berbungan dengan nilai-nilai hesarnya Variabel Y, sedangkan nilai-nilai
kecil variabel X berhubungan dengan nilai-nila kecil Variabel Y.

(2) Pola negatif diagaram Scatter


Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di
antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar Variabel X
berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-nilai kecil
Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel X.

11
(3) Pola yang tidak memiliki hubungan tidak
berkorelasi (nonlinier)
Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak memiliki hubungan karena
tidak ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-
nilai tertentu pada Variabel Y.
Kemudian memiliki Empat derajat korelasi yaitu: (1) Tidak ada, (2)
Lemah, (4) Kuat dan (3) Sempurna.

Kemudian agar diagram Scatter dapat lebih diandalkan akan lebih


baik jika data yang dimiliki minimal 30 ( n=30 ).

2.5 METODE REGRESI KUADRAT TERKECIL

Metode pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara


menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan
variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam
hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud
variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah
tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika
hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel
bebas, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple
regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat
tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi
berganda (multiple regression).

Metode ini mengkuadratkan setiap deviasi, dan menjumlahkan


deviasi yang dikuadratkan sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan deviasi tersebut menghindari masalah yang disebabkan oleh
bauran angka positif dan negatif. Karena kedekatan adalah jumlah deviasi
kuadrat titik-titik dari garis, dimana semakin kecil ukurannya, maka
kesuaian garis ke semua titik akan semakin baik.

12
Metode ini lebih obyektif dan tepat dibandingkan dengan metode
scattergraph. Garis yang ditarik dengan metode scattergraph ditentukan
berdasarkan inspeksi visual sedangkan dengan metode regresi kuadrat
terkecil garis tersebut ditentukan berdasarkan rumus matematis. Selain itu
metode regresi kuadrat terkecil menggunakan semua data yang tersedia
untuk menentukan rumus biaya.

2.6 METODE REGRESI BERGANDA

Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil


yang digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau
lebih variabel penjelasDi dalam metode regresi sederhana hanya dipakai
satu variabel bebas.

Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh


beberapa variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus
dianalisa dengan metode regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang
lebih akurat didalam menentukan prediksi

2.6.1 Penggunaan program regresi


Program regresi merupakan perhitungan yang mengacu pada
penggunaan program computer seperti excel. Program ini menyediakan
informasi yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besarkah
persamaan biaya dapat dipercaya sampai suatu fungsi yang tidak tersedia
pada metode sccaterplot dan tinggi rendah. Selain itu, penggunaan program
regresi juga akan memberikan informasi tentang seberapa jauh rumus biaya
diperkirakan dapat diandalkan. Hal ini disebut juga sebagai keandalan
rumus biaya atau goodness of fit.

2.6.2.Keandalan Rumus Biaya


Yaitu untuk mengukur kemampuan suatu rumus biaya
menginformasikan seberapa jauh rumus yang diperkirakan dapat
diandalkan. Rumus yang diukur kemampuannya ialah rumus regresi
dikarenakan menggunakan analisis statisik yang diolah dengan bantuan
komputer. Telah disebutkan bahwa Metode Regresi adalah metode yang
terbaik diantara ketiga metode diatas namun tidak dijelaskan seberap baik
kesesuaian tersebut. Maka dari itu dengan mengukur keandalan rumus
13
tersebut dapat diketahui seberapa baik metode dan rumus tersebut dapat
diandalkan.

2.6.3 Koefisien Determinansi ( R ) – R kuadrat


Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas
variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini
merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas
biaya yang dijelaskan, semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi
tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya selalu
berkisar antara 0 dan 1.

2.6.3 Koefisien korelasi (R²)


Koefisien korelasi merupakan alternatif untuk goodness of fit atau
disebut dengan akar koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai
negative, nilai koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 atau +1. Jika
koefisien korelasinya posiitif. Maka kedua variabel bergerak menuju arah
yang sama dan terdapat korelasi positif. Begitu juga sebaliknya. Jika
koefisien korelasinya negative, maka kedua variabel akan bergerak menuju
arah yang dapat diprediksi tapi berlawanan arah. Korelasi positif sempurna
akan menghasilkan nilai 1.

2.7 Penilaian Manajerial

Secara sederhana, beberapa manajer menentukan biaya aktivitas


tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel, tanpa
menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Kemungkinan lain adalah
manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya-biaya ini
ke dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian bagian
biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Keunggulan dari
penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan
variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya,
metode ini dapat memberikan hasil yang baik.

Akan tetapi, apabila manajer tidak memilki pertimbangan yang


baik, kesalahan yang akan terjadi. Oleh karena itu, merupakan hal yang

14
penting untuk mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan,
dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang terkait.

Pemisahan biaya semi variabel ke biaya tetap dan biaya variabel


harus dilakukan manajemen karena bermanfaat:

a. Untuk perencanaan dan pengendalian, seperti menyusun rencana biaya


yang lebih teliti untuk suatu aktivitas tertentu di masa datang.

b. Pengambilan keputusan secara rasional dengan memperlihatkan biaya


variabel.

c. Untuk membuat laporan prestasi yang lebih adil dengan memperlihatkan


biaya variabel yang terkendali.

Pemisahan biaya tetap dan variabel tersebut dapat diperlukan untuk


tujuan-tujuan berikut contoh: Perhitungan tarif biaya overhead
predeterminasi dan analisis varians. Penyusunan anggaran fleksibel dan
analisis varians. Perhitungan biaya langsung dan marjin kontribusi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan


perubahan penggunaan aktivitas. Rentang waktu berperan penting dalam
pnentuan perilaku biaya karena biaya dapat berubah dari tetap menjadi
variabel. Hal itu tergantung pada apakah keputusan yang diambil mencakup
jangka pendek atau jangka Panjang. Adapun metode yang digunakan untuk
memisahkan biaya tetap menjadi komponen tetap dan variabel dapat
menggunakan metode tinggi-rendah, scatterplot, kuadrat terkecil, mengevaluasi
keandalan persamaan biaya, regresi berganda, dan pertimbangan manajerial.

Daftar Pustaka

Hansen, Don R., and Mowen M Maryanne. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat,
2011.
15
16

Anda mungkin juga menyukai