PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan, melaksanankan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya Sepotimal mungkin.
Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus, saling
berkaitan, dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai
proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan, dan implementasi. Jadi, proses
keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,
sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Wawancara atau anamnesa yaitu menanyakan atau tanya jawab sebagai bentuk
komunikasi yang direncanakan berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
Teknik komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terapeutik yang
menakup keterampilan verbal, non verbal, empati, serta rasa kepedulian yang
tinggi.
Pengamatan atau observasi yaitu dengan mengamati perilaku dan keadaan
komunitas untuk memperoleh data berkaitan masalah kesehatan dan
keperawatan.
Pemeriksaan fisik merupakan data penunjang untuk menemukan kebutuhan
komunitas. Pengkajian ini digunakan untuk memperoleh data objektif dari
riwayat komunitas
Data yang dipergunakan dalam pengkajian dapat diperoleh melalui beberapa
sumber seperti : sensus, laporan penyakit yang terinformasikan, catatan medis
dan rumah sakit
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan ara
berikut :
Klasifikasi data atau kategori data
Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly
Tabulasi data
Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis merupakan proses studi dan pemeriksaan data yang dapat berupa data
subjektif maupun objektif. Analisis diperlukan untuk menentukan kebutuhan
kesehatan komunitas dan kekuatan komunitas serta untuk mengidentifikasi pola
respon kesehatan dan kecendrungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Analisis dilakukan pada data ini maupun subsistem. Hasil akhir dari proses analisis
data adalah penentuan diagnosa keperawatan komunitas.
Fase-fase yang digunakan dalam membantu proses analisis data adalah :
1). Kategorisasi
Data pengkajian dapat dikategorikan dalam berbagai cara, meliputi
- Karakteristik demografi ( ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok
etnik dan ras)
- Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal,
ruang publik, dan jalan)
- Karakteristik sosial – ekonomi (jenis pekerjaan, jumlah penghasilan, tingkat
pendidikan, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah)
- Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat pelayanan kesehatan
mental, panti,dan sebagainya).
2). Ringkasan
Membuat ringkasan data dalam setiap kategori berupa rates, diagram, dan
grafik
3). Pembandingan
Mengidentifikasi kejanggalan, kesenjangan, dan kehilangan data dengan cara
menganalisa data secara kritis dan menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan
kehilangan data.
4). Penarikan kesimpulan
Menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas.
d. Perumusan masalah
Masalah keperawatan dirumuskan berdasarkan hasil analisa data yang telah
dilakukan. Data-data yang didapatkan melalui proses pengkajian kemudian
dikelompokkan berdasarkan kategori sampai dapat ditarik kesimpulan seperti pada
proses analisa data.
e. Prioritas masalah
Untuk menentukan masalah mana yang lebih dahulu diatasi, perlu dilakukan
penentuan prioritas masalah dengan cara memperhatikan kriteria penapisan. Kriteri
penapisan terdiri dari :
- Sesuai dengan peran perawat komunitas
- Jumlah yang beresiko
- Besarnya resiko
- Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
- Minat masyarakat
- Kemungkinan untuk diatasi
- Sesuai program pemerintah
- Sumber daya tempat
- Sumber daya waktu
- Sumber daya dana
- Sumber daya peralatan
- Sumber daya manusia
Jumlah skor untuk masing masing kriteria antara rentang 1 sampai 5 dengan skala
1 paling rendah dan 5 paling tinggi. Untuk prioritas dituliskan berdasarkan
jumlah skor tertinggi.
B. Diagnosa keperawatan
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperwatan spesifik yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan. Perencanaan merupakan
suatu proses sistemik yang dibuat melalui kemitraan dengan komunitas ( community
as partner).
Rencana keperawatan komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan 4
macam strategi : pendidikan / penyuluhan kesehatan, kemitraan, empowerment
(pemberdayaan) serta proses kelompok. Selain menggunakan keempat strategi,
rencana keperawatan yang akan dilakukan harus memperhatikan hal hal berikut :
S = Spesific atau jelas
M = Measurable atau dapat diukur
A = Attainable atau dapat dicapai
R = Relevan/ Realistic atau sesuai
T =Time-bound atau dalam waktu tertentu
S =Sustainable atau berkelanjutan
Menurut mubarak, chayatin dan santoso (2010) langkah – langkah yang harus
dilakukan dala merumuskan perencanaan asuhan keperawatan komunitas antara lain :
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana melalui musyawarah
masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
f. Perencanaan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai
g. Disusun secara berurutan
a. Kemitraan
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan,
kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi
PKP. Anderson dan McFarlane dalam hal ini mengembangkan model keperawatan
komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra (community as partner model).
Fokus dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama
keperawatan komunitas, yaitu lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model
yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan
kesehatan, dan proses keperawatan.
b. Pemberdayaan
a). Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
sehingga merasa membutuhkan kemampuan dalam mengelola secara mandiri. Dalam
tahap ini, perawat komunitas berusaha mengkondisikan lingkungan yang kondusif
bagi efektifitas proses pemberdayaan agregat .
c. Pendidikan kesehatan
d. Proses kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang
dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok
atau kelompok swabantu (self-help group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan
komunitas menjadi lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk melaksanakan
perubahan pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas bekerja
bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di masyarakat dapat dikembangkan
sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina
Keluarga , atau Karang . Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna, dan produktif selama mungkin.
Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok sosial dan
menerima dukungan dari kelompok tersebut akan memperlihatkan kondisi kesehatan
fisik dan mental yang lebih baik daripada yang lebih sedikit mendapatkan dukungan
kelompok. Bentuk dukungan kelompok ini juga terkait dengan rendahnya risiko
morbiditas dan mortalitas. Meskipun penjelasan risiko morbiditas dan mortalitas
tersebut tidak lengkap dikemukakan, beberapa laporan menekankan bahwa dukungan
yang diterimadapat meningkatkan pemanfaatan dan kepatuhan individu terhadap
pelayanan yang diinginkan dengan mengikuti informasi yang diberikan, ikut serta
dalam kelompok dan meningkatkan perilaku mencari bantuan.
Model perencanaan sosial dalam pengelolaan agregat lebih menekankan pada teknik
menyelesaikan masalah kesehatan agregat dari pengelola program di birokrasi, misalnya
Dinas Kesehatan atau Puskesmas. Kegiatan bersifat kegiatan top-down planning. Tugas
perencana program kesehatan adalah menetapkan tujuan kegiatan, menyusun rencana
kegiatan, dan mensosialisasikan rencana tindakan kepada masyarakat. Perencana program
harus memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk menyelesaikan permasalahan yang
kompleks termasuk kemampuan untuk mengorganisasikan lintas sektor terkait.
D. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
komunitas harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, tokoh serta anggota masyarakat. Prinsip
umum yang harus dimiliki perawat komunitas dalam melakukan implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Artinya mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdasarkan iman dan taqwa
b. Integrated
Artiya harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain,
indiidu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
c. Rasional
Artinya harus menggunakan pengetahuan secara rasional dalam melakukan
asuhan keperawatan demi terapainya rencana program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Artinya diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
e. Ugem
Artinya harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap
optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan terapai. Dalam
melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah program kesehatan
komunitas dengan strategi community as partner.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan.
Dibandingkan dengan tujuan atau target pelaksanaan. Ealuasi dilakukan untuk
mengukur kemajuan terhadap tujuan objektif program, menentukan perkembangan
serta menilai asuhan keperawatan komunitas yang diberikan. Selain itu juga untuk
menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
Fokus dalam melakukan evaluasi adalah relevansi atau hubungan antara kenyataan
yang ada dengan target pelaksanaan, perkembangan atau kemajuan proses, efisiensi
biaya, efisiensi kerja serta dampak.
Evaluasi dalam keperawatan komunitas dapat dibagi menjadi 3 yaitu : evaluasi
struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi digunakan sebagai umpan
balik untuk memperbaiki atau merumuskan rencana baru dalam proses keperawatan.
Komponen yang dievaluasi meliputi kognitif (pengetahuan), afektif (status
emossional), dan psikomotor (perilaku).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Achjar, komang ayu henny .2011. Asuhan keperawatan komunitas teori dan
praktik. Jakarta:EGC
Mubarak, wahid iqbal dan nurul chayatin. 2009. Ilmu kesehatan masyarakat : teori