Anda di halaman 1dari 19

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS (PENGKAJIAN-DIAGNOSA)

OLEH:

KELOMPOK III

DJULISRIANTI ALI 2121001

RAMLAWATI NEBU 2121003

SEPTIA MALIKI 2121005

DELFITA GEGO 2121023

OSIANA MANTIR 2121015

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik

Kesehatan masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan

proses keperawatan yangmasyarakat, yang sistematis, dirancang

untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakitsistematis,

pada kelompok populasi.. Dimanasebagai pelayanan keperawatan

professional diberikan komprehensif ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok dandiberikan komprehensif ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipengaruhi oleh

lingkungan (bio, psiko, sosio, mental danmasyarakat dan spiritual)

mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

Proses keperawatanspiritual) mempengaruhi status kesehatan

masyarakat. Proses keperawatan digunakan untuk membantu

perawat melakukan praktik keperawatan secara digunakan untuk

membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara

sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan

menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan

tanggung gugat dan tanggung jawab pada,klien, sehingga kualitas

keperawatan dapat ditingkatkan.

Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan

dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas,

serta merupakan metodemkepada klien, keluarga dan komunitas,


serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan

klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial

dalam mempertahankan kesehatan. Pada praktik keperawatan

komunitas itu sendiri rangkaian prosesnyadimulai dari awal tahap

pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alihdimulai

dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan

terjadi alih peran sehingga peran perawat yang lebih banyak

berangsur-angsur berkurang digantikan dengan meningkatnya

kemandirian masyarakat. Terwujudnya kemandirian masyarakat

untuk menyelesaikan masalah kesehatan dapat dicapai dengan

pengorganisasian masyarakat karena peran serta masyarakat

didalamnya dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta

masyarakat didalamnya akan meningkat.

Oleh karena itu, dalam proses keperawatan komunitas ada

tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat yaitu: Tahap pesiapan:

Memilih area atau tahap yang perlu dilaksanakan perawat yaitu:

Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,

menentukan cara untuk berhubungan dengandaerah yang menjadi

prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,

mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat. Tahap

masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat.

Tahap pengorganisasian dimana persiapan pembentukan kelompok

dan penyesuaian polapengorganisasian dimana persiapan

pembentukan kelompok dan penyesuaian pola dalam masyarakat

dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pengurusdalam


masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan

pengurus inti Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat

dimana kegiatan perTahap pertemuan teratur dengan kelompok

masyarakat, melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan

masalah atau diagnosa keperawatan,melatih kader Kesehatan yang

akan membina masyarakat dilingkungannya dan pelayanan

keperawatan langsungakan terhadap individu, keluarga dan

masyarakat. Tahap formasi kepemimpinan :terhadap individu,

keluarga dan masyarakat. Tahap formasi kepemimpinan :

memberi dukungan latihan dan pengembangan keterampilan

kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan.

Tahap koordinasi intersectoral pemeliharaan kesehatan. kerjasama

dengan sector terkait dalam upaya memandirikan masyarakat, serta

Tahap akhir dimana dilakukanTahap akhir dimana dilakukan

supervise bertahap, evaluasi serta umpan balisu pervise serta umpan

balik untuk perbaikan kegiatan kelompokk kerja berikutnya. Maka

dari itu di dalam makalah ini akan dibahas lebih detailkerja

berikutnya. mengenai Proses Keperawatan Komunitas.mengenai

Proses Keperawatan Komunitas.

B .Tujuan

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai

berikut: 1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care)

terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau

tindakanProses untuk ,menetapkan, merencanakan dan

melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien

untuk mencapai dan memelihara kesehatanny lseoptimal mungkin.

Tindakan keperawatan tersebut secara berurutan, terus menerus,

saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan Langkah

proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian,

perencanaan dan pelaksanaan. (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979).

proses keperawatan komunitas adalaha metode asuhan

keperawatan yang bersifat,ilmiah, sistematis, ,dinamis, kontinyu dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan

masalah kesehatan dari klien, keluarga atau masyarakat masyarakat

yang langkah –– langkahnya dimulai dari pengkajian : pengumpulan

data,data, analisdata dan penentuan masalah, diagnosis

keperawatan, perencanaan Tindakan keperawatan, pelaksanaandan

evaluasi keperawatan (Wahit,(Wahit,

2005).2005). Proses keperawatan komunitas mencakup,individu,

keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayananasuhan

keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitasketerlibatan

kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal sangat

diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara


terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar-benarmampu

dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan

yang.diberikan.

B. Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan

1. Tujuan

Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas

adalah :

a. Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang

bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang

terjadi pada masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan

secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

b. Meningkatkan status Kesehatan masyarakat.Meningkatkan

status kesehatan masyarakat.

c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan

komunitas harus memiliki keterampilan dasar yang meliputi :

epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan

hubungan

interpersonal yang baik

2. Fungsi

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan

ilmiah bagi tenagakesehatan masyarakat dan keperawatan

dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan

keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal

sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang

kesehatan.

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan

pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta

melibatkan peran serta masyarakat.serta masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan

dengan permasalahannya atau kebutuhannya sehingga

mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada

akhirnya dapat

mempercepat proses penyembuhannya.

C. Langkah Proses Keperawatan

Langkah - langkah dalam proses keperawatan, antara lain :

1) Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat dikaji dan

dianalisis sehingga masalah Kesehatan yang dihadapi oleh

masyarakat baik,individu, keluarga atau kelompok yang

menyangkut permasalahan pada fisiologis, sosial ekonomi,

maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam pengkajian yang

perlu dikaji pada kelompok pengkajian yang perlu dikaji pada

kelompok atau komunitas adalah:

a.Datat nti/ Comnti/ Community Core

Data inti dalam pengkajian meliputi :

1). Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas


Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan

informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah

komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum

mengenaikomunitas tersebut. lokasi daerah binaan (yang

dijadikan praktek keperawatan komunitas), keadaan

demografi, struktur politik, distribusi

komunitas),.kekuatan dan pola perubahan komunitas.

2). Data Demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis

kelamin, status perkawinan, rasa tau suku, bahasa, tingkat

pendapatan, pendidikan, ,pekerjaan, agama, dan komposisi

keluarga.

Sumber informasi data dapat diperoleh dari catatan

pemerintah.

3). Distribusi Ras/Etnis Identifikasi berbagai suku dan etnis

yang dijumpai di komunitas. Sumber informasi data dapat

diperoleh dari hasil komunitas. catatan pemerintah

4) .Sistem Nilai/Value

Identifikasi nilai dan keyakinan dalam masyarakat. Sumber

informasi dapat diperoleh dari kontak personal serta observasi.

b. Data Subsia Subsistem

Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat

dilakukandengan metode "windshield survey" yaitu survey

dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas dengan

melihat beberapa komponen antara lain :


1. Perumahan, yang dihuni oleh penduduk, penerangan,

sirkulasi, kepadatan,

2. Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang

dapat digunakanuntuk meningkatkan pengetahuan

3. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat

tinggal : apakah

tidak menimbulkan stress

4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan ;

apakah cukupPolitik dan kebijakan pemerintah terkait

kesehatan ; apakah cukup

menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat

pelayanan menunjang sehingga memudahkan komunitas

mendapat pelayanan diberbagai bidang termasuk

kesehatan

5. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan

deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau

apabila gangguan sudah terjadi

6. Sistem komunikasi; sarana; sarana komunikasi apa

saja yang dapat

dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk

meningkatkan

pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi (misal

televisi, ,radio,

koran, atau liflet yang diberikan kepada komunitas)


7. Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara

keseluruhan apakah sesuai dengan Upah Minum

Regional (UMR), sehingga

upaya kesehatan yang diberikan dapat terjangkau

(misalnya anjuran upaya

untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi

tersebutu

8. Rekreasi : apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,

apakah biaya terjangkau oleh masyarakat (komunitas).

Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas

untuk mengurangi stres.

Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data

subyektif dan obyektif.

a) Data Subyektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah

yang dirasakan oleh

individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang

diungkapkan langsung/lisan.

b) Data Obyektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, dan

pengukuran.

Sumber data

c) Data Primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini


mahasiswa atau

perawat kesehatan masyarakat dari,individu,

keluarga, kelompok dan

komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan dan

pengkajian.

d) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat

dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat

kesehatan pasien atau medical record (Wahit,

2005)

Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data

dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

masalah kesehatan pada masalah kesehatan pada

masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang

harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang

menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi

dan spiritual serta faktor lingkungan yang

mempengaruhi sosial (Mubarak, 2005). Pengumpulan

data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik

yang berbentuk tanyak jawab antara perawat dengan

pasien keluarga pasien, masyarakat


tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan

pasien.

Wawancara harus dilakukan dengan ramah,

terbuka, menggunakan bahasa yangharus dilakukan

dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau

keluarga pasien, dan

selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat

dalam format proses

keperawatan (Mubarak, 2005).keperawatan (Mubarak,

2005).

2. Diagnosa

Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons


individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggungjawab
perawat (disetujui oleh anggota North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA), Konferensi IX, Maret 1990). Perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA). Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.

3. Tujuan Diagnosa Keperawatan

Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah memungkinkan


perawat untuk menganalisis dan mensintesis data yang dicantumkan
dibawah pola kesehatan dan divisi diagnosa disfungsional. Diagnosa
keperawatan dirumuskan berdasarkan pada respons klien terhadap
perbahan-perubahan pada status kesehatan, masalah-masalah yang
diidentifikasi, dan kemampuan perawat untuk membantu
menemukan penyelesaian masalah. Diagnosa keperawatan dapat
tersusun dengan baik ketika data mayor dan data minor dalam
sebuah diagnosa ditemukan dalam hasil pengkajian.
mempengaruhi tingkat kualitas dalam keperawatan. Pada
tahapan diagnosis keperawatan ada beberapa kegiatan yang
perlu dilakukan perawat sebagai berikut :
4. Pengelompokkan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada
asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil
pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok
diagnosis keperawatan.

5. Perumusan diagnosis keperawatan


Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada
sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis
keperawatan meliputi maslaah (problem), penyebab (etiologi), dan
atau tanda (sign).
a.) Masalah (Problem, P)
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu)
keluarga.
b.) Indikator Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan
faktor resiko dengan uraian sebagai berikut :

c.) Penyebab (Etiology, E) adalah suatu pernyataan yang dapat


menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas
keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Etiologi ini dapat
mencakup 4 kategori, yaitu;
- Fisiologis, Biologis atau Psikologis,
- Efek Terapi/Tindakan,
- Situasional (lingkungan atau personal)
- Maturasional

d.)Tanda (Sign, S) dan Gejala (Symptom)


Tanda adalah sekumpulan data subjektif dan objetif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
yang mendukung masalah dan penyebab. Sedangkan gejala
merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis
atau pengkajian. Tanda/gejala dikelompokan menjadi 2
kategori, yaitu:
- Tanda/Gejala Mayor: Ditemukan sekitar 80% – 100% untuk
validasi diagnosis.
- Tanda/Gejala Minor: Tidak harus ditemukan, namun jika
ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis.

6. Faktor Resiko (Risk Factor)


Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien dalam mengalami masalah kesehatan atau
proses kehidupannya. Indikator diagnosis ini akan berbeda-beda
pada masing-masing macam jenis diagnosis.
- Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri dari
penyebab dan tanda/gejala.
- Pada diagnosis resiko, tidak memiliki penyebab dan
tanda/gejala, melainkan hanya faktor resiko saja.
- Pada diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki
tanda/gejala yang menunjukan kesiapan klien untuk
mencapai kondisi yang lebih optimal.

Penulisan dan pendokumentasian diagnosa keperawatan menurut


Nursalam (2009), memiliki kriteria yang harus diketahui, yaitu:

1. Menulis masalah/perubahan kondisi kesehatan pasien.


2. Memastikan masalah kesehatan pasien didahului penyebab dan
dihubungkan dengan kata “berhubungan dengan”.
3. Jika diikuti dengan penyebab maka dihubungkan dengan kata
“dimanifestasikan dengan”.
4. Menulis istilah umum.
5. Menggunakan bahasa yang memvonis.
6. Memastikan pernyataan masalah mencantumkan keadaan yang
tidak sehat atau keadaan pasien yang dapat berubah.
7. Menghindari penggunaan definisi karakteristik, diagnosis, atau
sesuatu yang tidak bisa diubah dalam pernyataan masalah.
8. Membaca ulang diagnosa keperawatan untuk memastikan
pernyataan yang benar.

Menurut Dinari, dkk (2009), petunjuk untuk pencatatan diagnosa


keperawatan, yaitu:
1. Menuliskan diagnosa keperawatan dalam terminologi respon.
Contoh: kurangnya volume cairan berhubungan dengan muntah
dan mual.
2. Menghindari pernyataan bersifat memutuskan dan secara hukum
tidak disarankan.
Contoh: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi
yang tidak adekuat.
3. Menghindari kebalikan kalimat faktor yang berkontribusi
dinyatakan sebelum respon. Contoh: Ketidakmampuan
menggunakan sistem pertukaran makanan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan diet.
4. Menempatkan faktor lingkungan yang merupakan bagian etiologi,
di bagian kedua daripernyataan diagnostik. Contoh: Gangguan
pola tidur berhubungan dengan rangsangan pendengaran yang
konstan
5. Menghindari pertanyaan diagnosa yang tidak membimbing untuk
merencanakantindakan asuhan keperawatan. Contoh:
Ketidakmampuan berkomunikasi berhubungan dengan hilangnya
kemampuan bicara.
6. Menyatakan diangnosa keperawatan potensial bila respon pasien
pada kondisi dapatdiperkirakan atau jika pasien memerlukan
terapi preventif untuk mempertahankan keadaan yang sehat.
Contoh: Resiko terjadinya atelectasis berhubungan dengan efek
anestesi dan imobilitas pasien bedah.
7. Diagnosa keperawatan perlu ditulis.
8. Menuliskan diagnose keperawatan segera.
9. Respon pasien adalah sesuatu yang dapat dirubah kepada respon
yang lebih sehatmelalui intervensi keperawatan.
10. Kata kata dalam diagnosa harus jelas dan singkat.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik

Kesehatan masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan

proses keperawatan yangmasyarakat, yang sistematis, dirancang

untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakitsistematis,

pada kelompok populasi.. Dimanasebagai pelayanan keperawatan

professional diberikan komprehensif ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok dandiberikan komprehensif ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipengaruhi oleh

lingkungan (bio, psiko, sosio, mental danmasyarakat dan spiritual)

mempengaruhi status kesehatan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/acer/Downloads/pdf-makalah-keperawatan-

komunitas_compress-1.pdf

Allen,Carol Vestal.(1998). Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan


Latihan.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Apriyani,Heni. (2015). Identiifksi Diagnosis Keperawatan pada Pasien di Ruang Paru
Sebuah Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan. IX(1).
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 13
ed.). Jakarta: EGC
Harnilawati.(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As Salam.
Haryanto.(2007). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep (Mapping
Concept).
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Indriatie. (2013). Berfikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan.
VI(6).
Muhith,Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.Yogyakarta:
CV Andi Offset.
NANDA.(2018). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2018-2020.
Philadelphia:
NANDA International.
Rofi’i,Muhammad. (2018). Diagnosa Keperawatan Yang Sering Ditegakkan Perawat
Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit. Jurnal Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan. 1(2): 1-8.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde
keperawatan di rumah sakit royal prima medan. Jurnal pengabdian kepada
masyarakat, 23(2), 300-304.
Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and
Knowledge of Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North
Sumatra. Editorial Preface From the Desk of Managing Editor…, 10(9).
Sunaryo, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga:Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wulandini,P. Krianto,T. dkk. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa. Ners Jurnal
Keperawatan. 12(2): 131-142
Zaini,Mad.(2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai