Oleh Kelompok 4 :
Fachri Okta Surya 173110202
Indri Yani 173110210
Nadya Putri 173110217
Resti Andani 173110224
Kelas:
III B
Dosen Pembimbing:
Ns.Hj.Sila Dewi Anggreni.M.Kep.Sp.KMB
2. Indikasi
Hanya pasien trauma yang dicurigai mengalami cedera spinal dan atau cervical yang
diindikasikan untuk menggunakan LSB. Penggunaan LSB yang tidak tepat dan
kurang bijaksana dapat menyebabkan kerugian pada pasien.
3. Cara
Penderita dewasa
Empat orang dibutuhkan untuk melakukan prosedur modifikasi log roll dan imobilisasi
penderita, seperti pada long spine board:
(1) satu untuk mempertahankan imobilisasi segaris kepala dan leher penderita;
(2) satu untuk badan (termasuk pelvis dan panggul);
(3) satu untuk pelvis dan tungkai; dan
(4) satu mengatur prosedur ini dan mencabut spine board. Prosedur ini mempertahankan
seluruh tubuh penderita dalam kesegarisan, tetapi masih terdapat gerakan minimal pada
tulang belakang. Saat melakukan prosedur ini, imobilisasi sudah dilakukan pada ekstremitas
yang diduga mengalami fraktur.
a. Long spine board dengan tali pengikat dipasang pada sisi penderita. Tali pengikat
ini dipasang pada bagian toraks, diatas krista iliaka, paha, dan diatas pergelangan
kaki. Tali pengikat atau plester dipergunakan untuk memfiksasi kepala dan leher
penderita ke long spine board.
b. Dilakukan in line imobilisasi kepala dan leher secara manual, kemudian dipasang
kolar servikal semirigid.
c. Lengan penderita diluruskan dan diletakkan di samping badan.
d. Tungkai bawah penderita diluruskan secara hati-hati dan diletakkan dalam posisi
kesegarisan netral sesuai dengan tulang belakang. Kedua pergelangan kaki diikat satu
sama lain dengan plester.
e. Pertahankan kesegarisan kepala dan leher penderita sewaktu orang kedua
memegang penderita pada daerah bahu dan pergelangan tangan. Orang ke tiga
memasukkan tangan dan memegang panggul penderita dengan satu tangan dan
dengan tangan yang lain memegang plester yang mengikat ke dua pergelangan kaki.
f. Dengan komando dari penolong yang mempertahankan kepala dan leher, dilakukan
log roll sebagai satu unit ke arah ke dua penolong yang berada pada sisi penderita,
hanya diperlukan pemutaran minimal untuk meletakkan spine board di bawah
penderita. Kesegarisan badan penderita harus dipertahankan sewaktu menjalankan
prosedur ini.
g. Spine board diletakkan dibawah penderita, dan dilakukan log roll ke arah spine
board. Harap diingat, spine board hanya digunakan untuk transfer penderita dan
jangan dipakai untuk waktu lama.
h. Untuk mencegah terjadinya hiperekstensi leher dan kenyamanan penderita, maka
diperlukan bantalan yang diletakkan dibawah kepala penderita.
i. Bantalan, selimut yang dibulatkan atau alat penyangga lain ditempatkan di kiri
dan kanan kepala dan leher penderita, dan kepala penderita diikat ke long spine
board. Juga dipasang plester di atas kolar servikal untuk menjamin tidak adanya
gerakan pada kepala dan leher.
Penderita Anak-anak
Untuk imobilisasi anak diperlukan long spine board pediatrik. Bila tidak ada, maka dapat
menggunakan long spine board untuk dewasa dengan gulungan selimut diletakkan di seluruh
sisi tubuh untuk mencegah pergerakan ke arah lateral.
Proporsi kepala anak jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, oleh karena itu
harus dipasang bantalan dibawah bahu untuk menaikkan badan, sehingga kepala yang besar
pada anak tidak menyebabkan fleksi tulang leher, sehingga dapat mempertahankan
kesegarisan tulang belakang anak. Bantalan dipasang dari tulang lumbal sampai ujung bahu
dan kearah lateral sampai di ujung board.
Komplikasi
Bila penderita dalam waktu lama (kurang lebih 2 jam atau lebih lama lagi) diimobilisasi
dalam long spine board, penderita dapat mengalami dekubitus pada oksiput, skapula, sakrum,
dan tumit. Oleh karena itu, secepatnya bantalan harus dipasang dibawah daerah ini, dan
apabila keadaan penderita mengizinkan secepatnya long spine board dilepas.
b. Spine board harus dilepaskan secepatnya, waktu yang tepat untuk melepas long spine
board adalah sewaktu dilakukan tindakan log roll untuk memeriksa bagian belakang
penderita.
c. Pergerakan yang aman bagi penderita dengan cedera yang tidak stabil atau potensial
tidak stabil membutuhkan kesegarisan anatomik kolumna vertebralis yang
dipertahankan secara kontinyu. Rotasi, fleksi, ekstensi, bending lateral, pergerakan
tipe shearing ke berbagai arah harus dihindarkan. Yang terbaik untuk mengontrol
kepala dan leher adalah dengan imobilisasi inline manual. Tidak ada bagian tubuh
penderita yang boleh melekuk sewaktu penderita dilepaskan dari spine board.
Harap diingat, penderita harus tetap dalam imobilisasi sampai cedera tulang belakang
disingkirkan. Setelah penderita ditransfer dari backboard ke tempat tidur dan scoop stretcher
dilepas, penderita harus di reimobilisasi secara baik ke ranjang/tandu. Scoop stretcher
bukanlah alat untuk imobilisasi penderita. Scoop stretcher bukanlah alat transport, dan jangan
mengangkat scoop stretcher hanya pada ujung-ujungnya saja, karena akan melekuk di bagian
tengah dengan akibat kehilangan kesegarisan dari tulang belakang.
5. Pasien sakit atau cedera harus distabilkan agar kondisinya tidak memburuk.
6. Perawatan luka dan cedera lain yang diperlukan harus segera diselesaikan, benda yang
menusuk harus difiksasi, dan seluruh balut serta bidai harus diperiksa sebelum pasien
diletakkan di alat pengangkut pasien.
7. Jangan menghabiskan banyak waktu untuk merawat pasien dengan cedera yang sangat
buruk atau korban yang telah meninggal. Pada prinsipnya, kapanpun seorang pasien
dikategorikan dalam prioritas tinggi, segera transpor dengan cepat.
8. Penyelimutan pasien membantu menjaga suhu tubuh, mencegah paparan cuaca, dan
menjaga privasi.
9. Alat angkut (carrying device) pasien harus memiliki tiga tali pengikat untuk menjaga
posisi pasien tetap aman. Yang pertama diletakkan setinggi dada, yang kedua setinggi
pinggang atau panggul, dan yang ketiga setinggi tungkai. Kadang-kadang digunakan
empat tali pengikat di mana dua tali disilangkan di dada.
10. Jika penderita/korban tidak mungkin diangkut dengan tandu misalnya pada penggunaan
spinalboard dan hanya bisa diletakkan di atas tandu/usungan ambulans (ambulance
stretcher),maka disyaratkan untuk menggunakan tali kekang yang dapat mencegah pasien
tergelincir ke depan jika ambulans berhenti mendadak
Alat Transportasi
Walaupun telah dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik,
tentang standarisasi pelayanan ambulans, masih terdapat heberapa hal yang memerlukan
perbaikan. Karena penggunaan alat transportasi untuk membawa penderita gawat darurat
memerlukan persyaratan khusus yang berlaku baik pada penggunaan alat transportasi darat,
udara maupun laut.
Persyaratan tersebut antara lain :
1. Tidak memperberat keadaan penderita, antara lain:
a) Suspensinya
b) Kebisingan minimal
c) Getaran minimal
d) Kecepatan tertentu
2. Mempunyai peralatan bantu untuk mempertahankan keadaan penderita selama perjalanan,
antara lain:
a) Memiliki tabung oksigen
b) Memiliki suction
c) Memiliki ambu-bag
d) Cairan infus dan perlengkapannya dll.
3. Mempunyai peralatan bantu untuk mengeluarkan penderita dari jepitan/reruntuhan, antara
lain :
a) gergaji/pemotong besi
b) dongkrak peregang besi dll.
4. Memiliki ruangan dimana tenaga medis/paramedis dapat bekerja di dalamnya.
Untuk ambulans mobil, karoserinya harus tinggi sehingga petugas bisa berdiri di
dalamnya.
5. Mudah dikenal oleh masyarakat
Mempunyai ciri tertentu (bentuk dan warna tulisan)
6. Dilengkapi dengan petugas/crew ambulans yang mempunyai pengetahuan dalam
a) mengemudikan kendaraan
b) menggunakan alat komunikasi