Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Komunitas (community)

adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan


kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal

kelompok

ibu hamil, kelompok

ibu menyusui,

kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu


wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Oleh
karena itu, disusun sebuah makalah sebagai pedoman untuk melaksanakan
asuhan keperawatan komunitas secara optimal dengan judul Asuhan
Keperawatan Komunitas.
1.2

1.3

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dari makalah
ini yaitu :
1. Apa pengertian asuhan keperawatan komunitas ?
2. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian asuhan keperawatan komunitas.
2. Mengetahui proses dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas.

1.4

Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP

BAB II
PEMBAHASAN

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat

melalui

langkah-langkah

seperti

pengkajian,

perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
2

kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat
maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka
miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup
sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009). Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,
2009).
Teori Newman menyatakan kelompok / komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima
tahapan, yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
3

a. Pengumpulan Data
Metode yang dapat digunakan dalam rangka pengumpulan data
di komunitas :
1) Interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya
dikembangkan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu
dikembangkan untuk melakukan pengkajian terhadap masyarakat
antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat membina
rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama
dengan

komunitas.

Perawat

juga

harus

menyertakan

lembar

persetujuan (informed consent) komunitas yang disertakan dengan


tanda tangan

atau cap jempol akan melakukan tindakan yang

membutuhkan

persetujuan

komunitas.

Informed

consent

juga

mencantumkan jaminan kerahasian terhadap isi persetujuan dan yang


telah disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key informant atau
tokoh yang menguasai program.
2) Observasi partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi.
Tentukan berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu,
dan tempat komunitas yang akan di observasi. Kegiatan observasi
dapat dilakukan menggunakan format observasi yang sudah disiapkan
terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan
penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh
menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di
komunitas. Observasi dilakukan terhadap kepercayaan komunitas,
norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan masalah di komunitas.
3) Windshield survey
Windshield survery

dilakukan

dengan

berjalan-jalan

di

lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran tentang kondisi


dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk yang ditemui di
jalan saat survai dilakukan.
4

4) Focus Group Discussion (FGD)


FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran
mengenai satu topic melaui proses diskusi kelompok, berdasarkan
pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap satu institusi/produk
tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi
terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari
consensus serta tidak mengambil keputusan menganai tindaka yang
harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12 orang dan harus
homogen, dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia,
latar belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status perkawinan,
dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus memberikan
situasi yang

aman dan nyaman sehingga menjamin narasumber

berbicara terbuka dan wajar


FGD
menggunakan

diskusi

yang

terfokus

sehingga

membutuhkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka,


fasilitator, moderato, notulen, dan observer. Fasilitator dapat
menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus. Peran fasilitator
menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta
untuk berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik,
fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan, dan
kurangnya partisipasi.
Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat
merangkap pencatat (observer dan recorder) hal yang perlu dicatat
adalah tanggal diskusi, waktu diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah
peserta, tingkat partisipasi peserta, gangguan selama proses diskusi,
pendapat peserta apa yang membuat peserta menolak menjawab atau
membaut peserta tertawa, kesimpulan

diskusi , dan sebagainya.

Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus mendapat izin


dari responden terlebih dahulu.
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
1) Data Subjektif
5

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang


dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Pengkajian data dasar
Pengkajian data dasar merupakan pengkajian inti komunitas yang
dilakukan dengan singkat mengenai data penduduk sebagai
struktur inti, meliputi :
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai
lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat
rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
c) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau
CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran.

d) Status Kesehatan Komunitas


Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan
vital statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas,
IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan
komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus
di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular.
2) Pengkajian data masyarakat
Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Lingkungan fisik, meliputi bagaimana bentuk rumah, kondisi
rumah, halaman rumah, pembuangan sampah, MCK, sumber
air, denah daerah, batas wilayah, keadaan di lingkungan
sekitarnya,

kondisinya,

geografisnya,

kepadatan

(luas

daerah/jumlah penduduk), bagaimana kualitas udara-tumbuhtumbuhan-binatang peliharaan, keindahan alam, kondisi air,
dan lain-lain.
b) Pelayanan kesehatan/sosial, yaitu apakah ada pusat pelayanan
umum,

jenisnya,

bagaimana

karakteristik

pemakainya,

statistiknya, adekuat atau tidak, dapat dicapai maupun


diterima, bagaimana tingkat kepercayaan pengguna jasa.
c) Ekonomi, meliputi bagaimana tingkat perekonomiannya,
sejauh mana mempengaruhi tingkat kesehatan, berapa jumlah
pengangguran, presentase masyarakat yang hidup di bawah
garis kemiskinan, pendapatan per bulan, kemampuan daya beli
masyarakat terutama kesehatan, apakah terdapat tempat
industri, pertokoan, lapangan kerja, dan kemana warga
berbelanja.
d) Keamanan & transportasi, meliputi bagaimana keadaan
keamanan

masyarakat,

pelayanan

keamanan,

tingkat

kriminalitas, jenis transportasi yang ada, bagaimana situasi


jalannya, apakah dekat dengan pelayanan kesehatan termasuk
cara mencapai tempat pelayanan kesehatan tersebut.
e) Politik dan pemerintahan, meliputi bagaimana struktur
organisasi di masyarakat (aktif atau tidak, formal/non formal),

bagaimana jenis keyakinan atau nilai terhadap politik


kelompok tertentu, apakah ada peran serta partai politik dalam
layanan kesehatan, adakah distribusi power di masyarakat,
toma, toga maupun tempat untuk berkumpul.
f) Komunikasi, meliputi bagaimana masyarakat memperoleh
informasi, apakah ada papan informasi, jenis perkumpulan atau
pertemuan yang ada serta alat komunikasi,
g) Pendidikan, merupakan presentase masyarakat yang sekolah,
apa saja pendidikan yang tersedia di masyarakat, apakah
masyarakat memerlukan pengetahuan khusus, apakah tersedia
sarana pendidikan khusus, siapakah pengguna, dan bagaimana
karakteristiknya.
h) Rekreasi, yaitu bagaimana persepsi masyarakat tentang
rekreasi, tempat yang sering digunakan, fasilitas rekreasi yang
ada, apakah terjangkau oleh komunitas, serta di mana tempat
anak-anak bermain,
d. Analisa Data
Analisa data masyarakat digunakan sebagai bahan :
1) Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan dirasakan oleh
2)
3)
4)
5)

masyarakat
Menetapkan kebutuhan masyarakat
Menetapkan kekuatan masyarakat
Mengidentifikasi pola respon sehat-sakit masyarakat
Mengidentifikasi
pola
kecenderungan

penggunaan

pelayanan.kesehatan
Hasil dari analisa data sebagai dasar membuat diagnosa
keperawatan.

e. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.
f. Prioritas Masalah
8

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan


keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya adalah :
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk diatasi
e) Tersedianya sumber daya masyarakat
f) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu :
a) Keadaan yang mengancam kehidupan
b) Keadaan yang mengancam kesehatan
g. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
Formulasi diagnosa keperawatan komunitas menurut Logan &
Dawkins (1986) adalah sebagai berikut :
Diagnosa resiko

: (masalah)

Diantara

: (komunity)

berhub dgn

: (karakteristik komunity & lingkungan )

Yang dimanifestasikan oleh : (indikator kesehatan / analisa


data). Jadi formulasi diagnosa keperawatan komunitas dalam kalimat
menjadi :
Resiko

..

(masalah)

diantara

(menggambarkan komunitas yang beresiko), berhubungan dengan


..

(karakteristik

komunitas

dan

lingkungan),

yang

dimenifestasikan dengan . (indikator kesehatan/hasil analisa data).


2.3 Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan. Adapun rumusan rencana tindakan yang terdiri
dari : tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, strategi ntervensi,
rencana evaluasi.
Merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
a. Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang adalah hasil akhir yang diharapkan atau
merupakan target akhir dari semua kegiatan dari serangkaian proses
pemecahan satu masalah keperawatan (1 diagnosa), terdiri dari
indikator yang sangat luas dan cenderung abstrak yang pada dasarnya
diharapkan terjadi perubahan (pengetahuan, ketramp, sikap) dari
masyarakat.
b. Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan
yang dilakukan pada waktu tertentu, merupakan penjabaran dari
tujuan jangka panjang terdiri dari indikator yang spesifik.
c. Menentukan strategi intervensi
Menetapkan strategi intervensi
1) Merencanakan :
kegiatan apa yang akan dilaksanakan
kapan kegiatan itu dilaksanakan

10

bagaimana cara pelaksanaan kegiatan tersebut


siapa yang akan melakukannya
berapa banyak kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Memperhatikan :
program yang ada termasuk program yang telah lalu
organisasi yang ada
situasi dan kondisi di masyarakat
sumber-sumber yang ada
3) Menetapkan : kegiatan/aktivitas utama dalam setiap tujuan
sehingga masalah dapat teratasi
d. Merumuskan rencana evaluasi
Merumuskan rencana evaluasi meliputi 2 hal, yaitu :
1. Kriteria : tanda atau indikator yang mengukur pencapaian
tujuan atau tolok ukur dari suatu kegiatan tertentu.
2. Standart : tingkat performan (penampilan/kinerja) yang
diterima, sesuai degan tolok ukur yang ada.
2.4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan

tahap

realisasi

dari

rencana

asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan


keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
Prinsip umum dalam implementasi pada keperawatan komunitas
diantaranya :
a. Inovatif
b. Integrated yaitu mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan.
c. Rasional
d. Mampu dan mandiri

11

e. Ugem yaitu harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan


bertindak dengan sikap optimis
2.5 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

12

2.6

Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Komunitas

A. Pengkajian
Data Inti
1. Riwayat perkembangan komunitas
a. Lokasi daerah binaan : Desa Dawan Kaler termasuk satu dari 12
Desa di Kecamatan Dawan dan terletak di sebelah timur Kota
Semarapura yang berjarak 10 Km, dan 42 KM dari Denpasar. Desa
Dawan Kaler terdiri dari : 4 Dusun yaitu Dusun dan 4 Banjar Adat
dari utara keselatan :
1. Dusun Kayehan
2. Dusun Pasekan
3. Dusun Metulis
4. Dusun Sengguan
Tahun 2013
No

Jenis Penggunaan

Tahun
2014

Luas (Ha) Prosentase

Luas (Ha)

220.47

220.47

13.28

13.28

1.00

1.00

Tanah alang - alang

2.12

2.12

Tanah Lainnya (Jalan,

1.50

1.50

1 Tanah Tegalan
2
3 Tanah Pekarangan
4
5 Tanah Kering

bangunan Pura, Sekolah,


Banjar dll)
b. Luas Wilayah :
Tabel 1 : Luas wilayah Desa Dawan Kaler

13

Prosentase

2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Tabel 2 : Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Dawan
Kaler tahun 2013 dan 2014
No

Indikator

Data
2013

2014

Laki-laki

1.437 jiwa

1.449 jiwa

Perempuan

1.421 jiwa

1.406 jiwa

Jumlah 2.858 jiwa

2.855 jiwa

Jumlah KK 663 KK

668 KK

Tabel 3 : Jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa Dawan Kaler


tahun 2013 dan 2014

NO

INDIKATOR

DATA
2013

2014

0 12 bulan

68 orang

57 orang

>1 - <5 tahun

261 orang

253 orang

5 - < 7 tahun

112 orang

113 orang

7 - <56 tahun

397 orang

394 orang

>15 - 56 tahun

1.540 orang

1.591 orang

>56 tahun

480 orang

454 orang

2.858 orang

2.855 orang

Jumlah

b. Pekerjaan
Penduduk Usia 15-54 tahun di Desa Dawan Kaler yang tidak
bekerja sebanyak : 351 orang, sedangkan yang usia produktif 1.651

14

orang. Jadi angka pengangguran di Desa Dawan Kaler adalah


21.26 %
c. Tingkat Pendapatan
Income Perkapita : : 3.142.2016 atau penghasilan rumah tangga
perbulan: Rp. 261.851

Tabel 4 : Tingkat kesejahteraan dan tingkat kemiskinan keluarga di Desa Dawan


Kaler
Tingkat
Kesejahteraan

1. Jumlah Keluarga

117 KK

253KK

70 KK

42 KK

264 KK

212 KK

530 KK

1 KK

1. Jumlah Rumah Tangga

663 RT

668 RT

2.Jumlah Rumah Tangga Miskin

141 RTM

141 RTM

Prasejahtera
1. Jumlah Keluarga
Sejahtera 1
1. Jumlah Keluarga
Sejahtera 2
1. Jumlah Keluarga
Sejahtera 3
1. Jumlah Keluarga
Sejahtera 3 plus

Tingkat
kemiskinan

3. Status Kesehatan Komunitas


a. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil
Tabel 5 : Cakupan KIA per Dusun Desa Dawan Kaler Tahun 2014

15

KI (100%)

Deteksi Resti

Nakes

Masyarakat

(100%)

(60%)

14

14

100

57

57

150

Pasekan 13

12

53,8

46

50

100

Metulis

100

112,5

100

100

100

140

00

40

38

34

85

30

75

26

68,4

87,5

Senggu
an
Desa

b.

Hasil

Hasil

14

Kayeha

hasil

Hasil

Sasaran Resti

Dusun

Sasaran Bulin

Sasaran Bumil

K4 (98%)

Persalinan

Usia Harapan Hidup (UHH)


Dari data, maka diperoleh Angka Harapan Hidup Desa Dawan
Kaler tahun 2013 yaitu 423/ 7 = 60,42 th dan pada tahun 2014
adalah 689,5/10 = 68,95 th

Data Masyarakat ( 8 Subsistem)


1. Data Lingkungan Fisik
a. Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilyun
3) Jenis bangunan: permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah: genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
5) Dinding: tembok, kayu, bamboo, atau lainnya (sebutkan)
6) Lantai: semen, tegel, keramik, tanah, kayu tau lainnya (sebutkan)
7) Ventilasi: kurang atau lebih dari 15-20% dari luas lantai

16

8) Pencahayaan: kurang/baik
9) Penerangan: kurang/baik
10) Kebersihan: kurang/baik
11) Pengaturan ruangan dan perabotan: kurang/baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga: kurang/baik
b. Sanitasi
1) Penyedian air bersih (MCK)
2) Penyedian air minum
3) Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jaraknya dengan sumber air bersih
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah: sarana untuk tempat pembuangan dan
pengelolaan sampah belum optimal
6) Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan
7) Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan
8) Fasillitas
9) Batas-batas wilayah
10) Kondisi geografis
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Lokasi sarana kesehatan
b) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
c) Jumlah kunjungan
d) Sistem rujukan
2) Fasilitas Sosial (pasar, toko, swalayan)
a) Lokasi
b) Kepemilikan
c) Kecukupan
3. Ekonomi
1) Jenis pekerjaan
2) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
3) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4. Keamanan dan Tranportasi
1) Keamanan
a) Sistem keamanan lingkungan
b) Penanggulangan kebakaran
c) Penanggulangan bencana
d) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
2) Transportasi
a) Kondisi jalan
b) Jenis transportasi yang dimiliki
c) Sarana transportasi yang ada
5. Politik

17

1) Sistem pengorganisasian
2) Struktur organisasi
3) Kelompok organisasi dalam komunitas
4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6. Sistem Komunikasi
1) Sarana untuk komunikasi
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
3) Cara penyebaran informasi
7. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan komunitas
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
3) Jenis bahasa yang digunakan
8. Rekrasi
1) Kebiasaan rekreasi
2) Fasilitas tempat rekreasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
No.
1

Data subyektif dan obyektif


DS : -

Data Standar

Masalah

DO :
-

Hanya ada 1 dari 4 banjar


yang

menyelenggarakan

dusun Resiko terjadinya

menyelenggar

Posbindu lansia
-

Setiap

penurunan

akan Posbindu kesehatan

UHH Desa Dawan Kaler


pada tahun 2014

adalah

lansia
Berdasarkan
Badan

68,95 tahun

pada

lansia

Pusat

Statistik (BPS)
Provinsi Bali,
UHH

daerah

Kabupaten
Klungkung
adalah

69,52

tahun
2

Dari

40

orang

sasaran

ibu

hamil :
-

34

orang

(85%)

18

Target

Risiko penurunan

pencapain

derajat kesehatan

memeriksakan

cakupan

kehamilannya

pada

ibu dan bayi

pemeriksaan

trimester I (KI)

ibu hamil (K1)


berdasarkan
SPM

30

orang

(75%)

memeriksakan

adalah

100%
Target
pencapain

kehamilannya

pada

cakupan

trimester 3 (K4)

pemeriksaan
ibu hamil (K4)
berdasarkan
SPM

adalah

98%
Dari

38

orang

sasaran

ibu

bersalin :
-

26

orang

melakukan

(68,4%)
persalinan

yang dibantu oleh tenaga


kesehatan

Target
pencapain
cakupan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
berdasarkan
SPM

adalah

100%
2. Perumusan Masalah
a. P : Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia di desa Dawan
Kaler
E : Kurangnya penyelenggaraan Posbindu lansia disetiap dusun dan
rendahnya UHH desa Dawan Kaler akibat kurangnya pengetahuan
terhadap kesehatan lansia dan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia
S:
- Hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu lansia

19

UHH Desa Dawan Kaler pada tahun 2014 adalah 68,95 tahun

b. P : Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler
E : Kurangnya angka pemeriksaan ibu hamil dan persalinan yang dibantu
oleh tenaga kesehatan akibat kurang terpajan informasi tentang
kesehatan ibu selama hamil dan pentingnya persalinan yang dibantu
oleh tenaga kesehatan
S:
Dari 40 orang sasaran ibu hamil :
- 34 orang (85%) memeriksakan kehamilannya pada trimester I (KI)
- 30 orang (75%) memeriksakan kehamilannya pada trimester 3 (K4)
Dari 38 orang sasaran ibu bersalin :
- 26 orang (68,4%) melakukan persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan

3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia di desa Dawan Kaler
berhubungan dengan kurangnya penyelenggaraan Posbindu lansia disetiap
dusun dan rendahnya UHH desa Dawan Kaler akibat kurangnya
pengetahuan terhadap kesehatan lansia dan perubahan-perubahan yang
terjadi pada lansia ditandai dengan :
- Hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu lansia
- UHH Desa Dawan Kaler pada tahun 2014 adalah 68,95 tahun
b. Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler
berhubungan dengan kurangnya angka pemeriksaan ibu hamil dan
persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan akibat kurang terpajan
informasi tentang kesehatan ibu selama hamil dan pentingnya persalinan
yang dibantu oleh tenaga kesehatan ditandai dengan :
Dari 40 orang sasaran ibu hamil :
- 34 orang (85%) memeriksakan kehamilannya pada trimester I (KI)
- 30 orang (75%) memeriksakan kehamilannya pada trimester 3 (K4)
Dari 38 orang sasaran ibu bersalin :
- 26 orang (68,4%) melakukan persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan
PRIORITAS MASALAH

20

No

Masalah

Pentingnya
masalah

Kemungkinan

Peningkatan

Total

untuk perubahan positif terhadap

dipecahkan

jika diatasi

kualitas

hidup

1 = rendah

0 = tidak ada

bila

2 = sedang

1 = rendah

diatasi

3 = tinggi

2 = sedang

0 = tidak ada

3 = tinggi

1 = rendah

masalah

2 = sedang
3 = tinggi

1.

Risiko

penurunan
status
kesehatan
lansia

di

desa Dawan
2.

Kaler
Risiko

penurunan
derajat
kesehatan
ibu dan bayi
di

desa

Dawan
Kaler
Jadi, dapat disimpulkan prioritas masalah di desa Dawan Kaler yaitu :
1. Resiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler
2. Resiko penurunan status kesehatan lansia di desa Dawan Kaler

C. Rencana Tindakan dan Rencana Evaluasi


N

DX

TUJUAN

INTERVENSI
21

EVALUASI

KRITERIA
Tujuan

Tujuan Jangka

Jangka

Pendek

Panjang
Setelah

1 Risiko

Setelah

1. Kaji

tingkat 1. Peningkatan

STANDAR

90% ibu hamil di Des

penurunan

dilaksanakanti dilakukan

pengetahuan

pengetahuan

derajat

ndakan

tindakan

ibu

ibu

kesehatan ibu keperawatan

keperawatan

kesehatan

dan bayi di selama

selama..

selama

Desa

diharapkan ibu

dan pentingnya

selama hamil trimester

Dawan Diharapkan

tentang
ibu

hamil menjelaskan

tentang

hamil

Dawan Kaler mamp


manfaat

tentan

pemeriksaa

kesehatan ibu kehamilan

pad
1

sampa

Kaler

kurangnya

hamil yang ada

persalinan

dan

trimester 3

berhubungan

pengetahuan

di Desa Dawan

yang

dibantu

pentingnya

dan

dengan

tentang

Kaler mampu:

oleh

tenaga

persalinan

persalinan yang dibant

kurangnya

kesehatan ibu 1. Menjelaskan

angka

selama hamil

pemeriksaan

dan

manfaat
pemeriksaan

ibu hamil dan pentingnya

kehamilan

persalinan

pada

persalinan

yang dibantu yang dibantu

trimester

oleh

sampai

tenaga oleh

kesehatan

tenaga

kesehatan

akibat kurang dapat teratasi,


terpajan

dengan angka

informasi

pemeriksaan

tentang

ibu

hamil

kesehatan ibu pada

K1

selama hamil meningkat


dan

dari

pentingnya

menjadi

persalinan

100%,

yang dibantu dari


oleh

85%

75%

tenaga menjadi 98%,

kesehatan

dan persalinan

yang dibantu oleh tenaga kesehatan


oleh

Pendidikan
Kesehatan

2.

tentang
1

trimester 3
2. Menjelaskan

kesehatan
selama

ibu
hamil

kesehatan
Adanya
ibu

hamil

dalam

meliputi

memeriksakan

pemeriksaan

kehamilannya.

kehamilan dari

melakukan

trimester

proses

dan pentingnya

persalinan

persalinan

yang

yang

dibantu

dibantu oleh

oleh

tenaga

kesehatan

tenaga

motivasi pada

pentingnya

tenaga
K4

kesehatan
2. Berikan

1-3

kesehatan
3. Motivasi
hamil

ibu
untuk

melakukan
pemeriksaan
kehamilan
22

pentingny

ditandai

nakes

dengan

dari 68,4%

40

dari

dari trimester

naik

1-3

orang manjadi 100%

dan

memanfaatka

sasaran

ibu

tenaga

hamil,

34

kesehatan

orang

(85%)

untuk

memeriksaka

membantu

proses

kehamilannya

persalinan
4. Lakukan

pada trimester
I

(KI),

orang

penyebaran

30

leafleat

(75%)

tentang

memeriksaka

kesehatan ibu

selama hamil

kehamilannya

dan

pada trimester

pentingnya

3 (K4) serta

persalinan

dari 38 orang
sasaran

ibu

bersalin,

26

yang dibantu
oleh

tenaga

kesehatan

orang (68,4%)
melakukan
persalinan
yang dibantu
oleh

tenaga

kesehatan,
2 Resiko

Setelah

Setelah

terjadinya

diberikan

diberikan

penyuluhan

pemahaman

kader

penurunan

tindakan

tindakan

kesehatan

masyarakat/

acara pembentuka

kesehatan

keperawatan,

keperawatan,

pada

lansia tentang

diharapkan

masyarakat

perubahan-

/lansia tentang

perubahan

perubahan-

yang

pada lansia di diharapkan


desa
Kaler

Dawan tidak

terjadi tidak

penurunan

1. Berikan

terjadi

penurunan

23

1. Peningkatan

terjadi

1. 80%

lansia

da

mengiku

posyandu lansia
2. 80%
lansi
mengikuti
pemeriksaan

fisi

berhubungan

kesehatan

dengan

kesehatan lansia

perubahan

pada

lansia di desa di Desa Kaler

yang

terjadi

dan perawatan

kurangnya

Dawan Kaler Dawan dengan

pada

lansia

pada

penyelenggar

dengan

kriteria hasil :

dan perawatan

- Masyarakat/la

pada

aan Posbindu terselenggara


lansia disetiap nya Posbindu

nsia

dusun

mendapatkan

dan lansia disetiap

rendahnya
UHH

dusun

dan

desa peningkatan

Dawan Kaler UHH

desa

masalah
kesehatan

akibat

Dawan Kaler

lansia,

kurangnya

dari

perubahan-

pengetahuan

tahun menjadi

perubahan

terhadap

69,52 tahun

yang

terjadi

pada

lansia

kesehatan
lansia

dan

68,95

dan perawatan

perubahan-

terhadap

perubahan

lansia

yang

terjadi

pada

lansia

sakit
- Kader mampu
memotivasi

ditandai
dengan hanya
ada 1 dari 4
banjar

yang

menyelenggar
akan
Posbindu
lansia

dan

UHH

desa

Dawan Kaler
pada

tahun

2014

adalah

dan

kader

dapat

memberikan

menyebutkan

penyuluhan

kembali

dalam

materi

pentingnya

yang

diberikan
3. Terbentuknya

perawatan

rencana

kesehatan

kegiatan

lansia
3. Bentuk

dalam 1 tahun
4. Pemeriksaan

posbindu
dan

susun rencana

fisik

lansia

tercatat
KMS

kegiatan
bersama kader
4. Bimbing
kader

memberikan

dalam

penyuluhan,

dalam

lansia
yang

lansia

yang sakit
2. Kader
ikut
serta

yang sakit
2. Bimbing
kader

informasi

lansia

lansia

dalam

di
oleh

kader/mahasis
wa
5. Lansia

yang

mengalami

pengisian

penyuluhan

KMS lansia
pada keluarga 5. Laksanakan

gangguan
kesehatan

yang memiliki

pemeriksaan

dirujuk

lansia tentang

fisik

puskesmas

perawatan

tenaga

lansia
- Terbentuknya
posbindu
lansia
- Lansia

oleh

kesehatan
6. Catat
pemeriksaan
fisik lansia di

dapat

KMS lansia

24

ke

untuk
mendapatkan
pengobatan

lansia

68,95 tahun

melakukan
pemeriksaan
fisik teratur
- Kader mampu
mengisi KMS
lansia

7. Rujuk

lansia

yang
mengalami
gangguan
kesehatan

ke

puskesmas
untuk
mendapatkan
pengobatan

BAB III
PENUTUP
3.1

Simpulan
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase
yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien
yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau

25

kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial


ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S).
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan.
Pelaksanaan merupakan

tahap

realisasi

dari

rencana

asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan


keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.
3.2

Saran
Diharapkan mahasiswa dapat membuat dan melaksanakan Proses
Asuhan Keperawatan Komunitas dengan baik sesuai dengan fase-fase
pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien serta dapat memberikan pelayanan secara optimal
kepada masyarakat sesuai dengan asuhan keperawatan komunitas.

26

Anda mungkin juga menyukai