Disusun Oleh:
Kiki Paramita (2720162963)
Laporan pendahuluan yang berjudul “Febris” pada An. E di Poli Anak RSUD
Sleman disusun untuk memenuhi tugas individu PKK Keperawatan Anak yang
disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : RSUD Sleman
Praktikan
(Kiki Paramita)
2. Etiologi
Menurut Guyton (2010),
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
3. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point,
tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas
berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point (Julia,2008)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya.
Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa
pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat
serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini
akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas
“tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat
asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem
kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil
atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan
mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari
normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk
mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan
mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke
tingkat normal. (Corwin, 2008)
5. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang
siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau
scanning, masih dapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi. (Soedarto, 2008).
6. Komplikasi
Menurut Corwin (2008),komplikasi febris diantaranya:
a. Takikardi
b. Sufisiensi Jantung
c. Sufisiensi Pulmonal
d. Kejang Demam
B. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah:
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan,
malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan
insomnia.
b. Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit
membrane mukosa kotor, turgor buruk, kering dan lidah pecah-
pecah akan ditemukan pada pasien febris.
c. Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda
seperti menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam
pengkajian integrits ego pasien
d. Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang
bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal
dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus,
tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.
e. Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan
berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi
rongga mulut.
f. Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan
perawatan diri dan bau badan.
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan
titik nyeri yang dapat berpindah.
h. Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan
peningkatan suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.
2. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan dengan keperawatan selama…x24jam Monitir suhu sesering
proses infeksi, proses klien menunjukkan temperatur mungkin
penyakit. dalam batas normal dengan Monitor IWL
Batasan karakeristik : kriteria hasil: Monitor warna dan suhu kulit
Kenaikan suhu tubuh Suhu Tubuh dalam batas normal Monitor tekanan darah, nadi
diatas rentang normal Bebas dari kedinginan dan RR
Serangan atau Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c Monitor penurunan tingkat
konvulsi (kejang) Termoregulasi dbn kesadaran
Kulit kemerahan Nadi dbn Monitor WBC, HB dan HCT
Pertambahan RR <1 bln : 90-170 Monitor intake dan output
Takikardi <1 thn : 80-160 Kolaborasikan pemberian
Saat disentuh tangan 2 thn : 80-120 antipiretik
terasa hangat 6 thn : 75-115 Berikan pengobatan untuk
10 thn : 70-110 mengatasi penyebab demam
14 thn : 65-100 Selimuti pasien
>14thn : 60-100 Berikan cairan intravena
Respirasi dbn Kompres pasien pada lipat
BBL : 30-50 x/m paha dan aksila
Anak-anak : 15-30 x/m
Tingkatkan sirkulasi udara
Dewasa : 12-20 x/m
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor TD, nadi dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative
dari kedinginan
Berikan antipiretik bila perlu
Berikan cairan
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nasogastrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Anjurkan minum kurang lebih
7-8 gelas belimbing perhari
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfusi
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Kaji dan identifikasi serta
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24jam luruskan informasi yang
hipertermi, efek ansietas klien/keluarga hilang dimiliki klien/keluarga
proses penyakit dengan kriteria hasil: mengenai hipertermi
Klien/keluarga dapat Berikan informasi pada
mengidentifikasi hal-hal yang klien/keluarga yang akurat
dapat meningkatkan dan tentang penyebab hipertermi
menurunkan suhu tubuh Validasi perasaan
Klien/keluarga mau klien/keluarga dan yakinkan
berpartisipasi dalam setiap klien/keluarga bahwa
tidakan yang dilakukan kecemasan merupakan respon
Klien/keluarga mengungkapkan yang normal
penurunan cemas yang Diskusikan dengan
berhubungan dengan hipertermi, klien/keluarga rencana
proses penyakit tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan
hipertermi dan keadaan
penyakit
DAFTAR PUSTAKA