Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. E DENGAN FEBRIS DI


POLI ANAK RSUD SLEMAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing Wiwi Kustio, MPH

Disusun Oleh:
Kiki Paramita (2720162963)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan yang berjudul “Febris” pada An. E di Poli Anak RSUD
Sleman disusun untuk memenuhi tugas individu PKK Keperawatan Anak yang
disahkan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat : RSUD Sleman

Praktikan

(Kiki Paramita)

Pembimbing Lahan (CI) Pembimbing Akademik

(……………………………..) (Wiwi Kustio, MPH)


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian
yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi
yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat
dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena adanya
kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan
antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan
hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan
tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
(Ngastiyah, 2008)
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C. Suhu
normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-
380C. Umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, kemudian
menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada
anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2009)

2. Etiologi
Menurut Guyton (2010),
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
3. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point,
tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas
berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point (Julia,2008)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya.
Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa
pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat
serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini
akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas
“tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat
asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem
kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil
atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan
mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari
normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk
mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan
mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke
tingkat normal. (Corwin, 2008)

4. Tanda dan Gejala


a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan (Nurarif & Kusuma, 2013)

5. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang
siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau
scanning, masih dapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi. (Soedarto, 2008).

6. Komplikasi
Menurut Corwin (2008),komplikasi febris diantaranya:
a. Takikardi
b. Sufisiensi Jantung
c. Sufisiensi Pulmonal
d. Kejang Demam
B. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah:
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan,
malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan
insomnia.
b. Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit
membrane mukosa kotor, turgor buruk, kering dan lidah pecah-
pecah akan ditemukan pada pasien febris.
c. Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda
seperti menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam
pengkajian integrits ego pasien
d. Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang
bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal
dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus,
tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.
e. Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan
berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi
rongga mulut.
f. Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan
perawatan diri dan bau badan.
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan
titik nyeri yang dapat berpindah.
h. Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan
peningkatan suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

2. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan dengan keperawatan selama…x24jam  Monitir suhu sesering
proses infeksi, proses klien menunjukkan temperatur mungkin
penyakit. dalam batas normal dengan  Monitor IWL
Batasan karakeristik : kriteria hasil:  Monitor warna dan suhu kulit
 Kenaikan suhu tubuh  Suhu Tubuh dalam batas normal  Monitor tekanan darah, nadi
diatas rentang normal  Bebas dari kedinginan dan RR
 Serangan atau  Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c  Monitor penurunan tingkat
konvulsi (kejang)  Termoregulasi dbn kesadaran
 Kulit kemerahan  Nadi dbn  Monitor WBC, HB dan HCT
 Pertambahan RR <1 bln : 90-170  Monitor intake dan output
 Takikardi <1 thn : 80-160  Kolaborasikan pemberian
 Saat disentuh tangan 2 thn : 80-120 antipiretik
terasa hangat 6 thn : 75-115  Berikan pengobatan untuk
10 thn : 70-110 mengatasi penyebab demam
14 thn : 65-100  Selimuti pasien
>14thn : 60-100  Berikan cairan intravena
 Respirasi dbn  Kompres pasien pada lipat
BBL : 30-50 x/m paha dan aksila
Anak-anak : 15-30 x/m
 Tingkatkan sirkulasi udara
Dewasa : 12-20 x/m
 Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2
jam
 Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
 Monitor TD, nadi dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
 Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative
dari kedinginan
 Berikan antipiretik bila perlu

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu dan
RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
 Monitor VS pada saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
 Monitor TD , nadi, RR,
sebelum, selama dan sesudah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama
dari pernafasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernafasan
abnormal
 Monitor warna, suhu dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2. Resiko injuri Setelah dilakukan tindakan  Sediakan lingkungan yang
berhubungan dengan keperawatan selama …x24jam aman untuk pasien
infeksi anak bebas dari cidera dengan  Identifikasi kebutuhan
mikroorganisme. kriteria hasil: keamanan pasien sesuai
 Menunjukan homeostatis dengan kondisi fisik dan
 Tidak ada perdarahan mukosa fungsi kognitif pasien dan
dan bebas dari komplikasi lain riwayat penyakit terdahulu
pasien
 Menghindari lingkungan yang
berbahaya misalnya
memindahkan perabotan
 Memasang side rail tempat
tidur
 Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
 Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang
cukup
 Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien
 Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
 Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
 Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab
penyakit.
3. Resiko kurang cairan Setelah dilakukan tindakan Fluid management:
berhubungan dengan keperawatan selama …x24jam  Pertahankan catatan intake dan
intake yang kurang volume cairan adekuat dengan output yang akurat
dan diaphoresis, kriteria hasil:  Monitor status dehidrasi
faktor yang  Mempertahankan urine output (kelembaban membrane
mempengaruhi sesuai dengan usia dan BB, BJ mukosa, nadi adekuat, tekanan
kebutuhan cairan urine normal, HT normal darah ortostatik)
(hipermetabolik).  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh Monitor vital sign
dalam batas normal  Monitor asupan makanan/
 Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, cairan dan hitung intake kalori
elastisitas turgor kulit baik, harian
membrane mukosa lembab, tidak Lakukan terapi IV
ada rasa haus yang berlebihan.  Monitor status nutrisi

 Berikan cairan
 Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian
nasogastrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
 Anjurkan minum kurang lebih
7-8 gelas belimbing perhari
 Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
 Atur kemungkinan transfusi
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan  Kaji dan identifikasi serta
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24jam luruskan informasi yang
hipertermi, efek ansietas klien/keluarga hilang dimiliki klien/keluarga
proses penyakit dengan kriteria hasil: mengenai hipertermi
 Klien/keluarga dapat  Berikan informasi pada
mengidentifikasi hal-hal yang klien/keluarga yang akurat
dapat meningkatkan dan tentang penyebab hipertermi
menurunkan suhu tubuh  Validasi perasaan
 Klien/keluarga mau klien/keluarga dan yakinkan
berpartisipasi dalam setiap klien/keluarga bahwa
tidakan yang dilakukan kecemasan merupakan respon
 Klien/keluarga mengungkapkan yang normal
penurunan cemas yang  Diskusikan dengan
berhubungan dengan hipertermi, klien/keluarga rencana
proses penyakit tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan
hipertermi dan keadaan
penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2008. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC


Guyton, Arthur C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
Julia Klaartje Kadang, SpA (2008). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com diakses tanggal 20 November 2018.
Ngastiyah. 2008. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Robert, 2009, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari
www.who_peditric.com
Soedarto, 2008, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai