DEFINISI
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebhi suhu normal yaitu suhu tubuh
mencapai sekitar 400 secara terus menerus
l. II. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang rrerrpengaruhi
pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan derrarn disebut progen . zat progen ini dapat
berupa protein , pecahan protein , dan zat lain . terutama toksin polisakari:la , yang
dilepas oleh bakteri toksik I progen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan derram selarra keadaan sakit .
Fase I: awal
• Minggu I
Pada urmmnya demam berangsur naik , terutama sore hari dan malam hari . Dengan keluhan
dan gejala demam , nyeri otot , nyeri kepaa , anoreksia , dan mual , batuk , epitaksis ,
obstpasi I diare , perasaan tidak enak di perut .
• Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam , bradikardi , lidah yang khas ( putih ,
kotor pinggir hiperemi ) hepatomegali , rreteorismus , penurunan kesadaran .
l. IV. PATOFISIOLOGI
PENGELUARAN ENDOTOKSIN
MERANGSANG HIPOTALAMUS
PROSES INFLAMASI
RESPON TUBUH
HIPERTERMI
1. V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
SGOT & SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya tpoid .
• Uji widal
Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang spesifik terhadap
sahmnela thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
pernah divaksinasi . Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum klien yang dsangka menderita typhoid
• BHSP.
• Kenakan pakaian yang tips .
• Beri banyak minum .
• Beri banyak stirahat
• Beri korrpres .
• Beri obat penurun panas .
Adalah pengkajian dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk rrengunpulkan tentang
penderita agar dapat rrengidentifikasi kebutuhan serta masalahnya .
l. Pengurrpulan data
1. Data subyektif : data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan
dapat diukur dengan rrenggunakan standart yang diakui .
2. Data obyektif : data yang didapat oleh pencatat dari perrerksaan dan dapat
diukur dengan rrenggunakan standart yang diakui .
3. Analisa data
1. Data primer : data yang diperoleh dari pasien itu sendri rrelalui
percakapan dengan pesen , perreriksaan fsik pasien .
2. Data sekunder : data yang diperoleh dari orang bin yang rrengetahui
keadaan pasien rrelalui korrunikasi dengan orang yang dikenal , dokter
I perawat .
Biodata
l. B. Anamnese
2. Keluhan utama
Biasanya klien dengan thypoid maka mengalami hipertermi , i:u adalah yang paling rrenoniol
Pengkajian rreliputi tindakan pertama yang pemah diberikan pada keluhan utama .
l. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian rrengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang
dialami saat ini . pemahk:ah mengalami panas yang dialami sekarang .
a) Riwayat psikososial
b) Aspek sosial
Pada klien yang rrengalarni hiperterrni akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan
orang bin .
c) Aspek spritual
Klien akan rrengaarni gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani
ibadah . namun ada klien yang cenderung lebih rrendekatkan diri pada Tuhan dan begru
sebaliknya rrenyalahkan Tuhan akan penyakitnya yang di deritanya .
l. Pola istirahat
Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung rremikirkan penyakit yang di:leritanya
daripada kebersihan diri
l. Pola nutrisi
l. D. Pemeriksaan fisik
2. Keadaan urrum
l. Menggigil .
2. Kulit pecah .
3. Pengeuaran kerngat berlebihan .
4. Tarrpak lemah .
5. Bibir kering .
6. Tingkat kesadaran compos mentis sarrpai terjadi shock
GCS: mata =4
Verbal= 5
Motorik = 6
l. Tanda - tanda vial
l. Tensi : 105/65 mmHg -125/80 mrnHg dbawah I diatas normal
2. Nadi : 70 - 110 x/rrenit dibawah I diatas normal .
3. Respirasi : 19 - 23 x/rrenit
4. Suhu : > 37°C
5. Berat badan
Perlu dikaji untuk rrenilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien mengalami
kehilangan I penurunan berat badan, asupan nutrisi yang ti:lak adekuat ataupun reaksi
psikobgis .
l. G. Intervensi
2. hipertermi berhubungan dengan proses penyakit .
• BHSP
• Beri penjelasan pada klien & keluarga tentang tindakan yang akan diakukan
• Lakukan korrpres air dingin .
• Anjurkan memakai pakaian tips & rrenyerap keringat
• Mengatur jumlah pengunjung .
• Observasi suhu tubuh .
• Beri banyak minum , sedikit tapi sering .
l. gangguan perrenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat .
• BHSP
• Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .
• Anjurkan makan & minum sedikit tapi sering .
• Anjurkan makan selagi hangat .
• Beri makanan yang rrenark dan tidak bertentangan dengan diit yang dianjurkan
Carpenito , lynda jual . 2006 . buku saku diagnosa keperawatan edisi l 0, EGC , Jakarta .
www.nursingbegin.com
www.perawatindonesia.co .cc
suhu 38,9
0
- 41, l
0
C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapatrne mb a nt u dalam
diagnosis; mis, kurvademam lanjut berakhir lebih dari 24
jammenunjukkan demam remitten ( bervariasihanya beberapa derajat pada arah
tertentu. Menggigil sering rrendahului puncak suhu.
d a p a t m e mb a n tu me n gu r a n g i demam.Catatan : penggunaan
air es/alcoholmungkin menyebabkan
k e ding in a n, Peningkatan suhu secara actual. Selain ituacohol dapat
rrengeringkan kulit.
Adanya peningkatan met ab o Ii s me menyebabkan
kehilangan ban yak energi.U ntuk itu diperlukan peningkatan intakecairan
dan nutrisi
a n t ip ir e t ik , misalnya ASA (aspirin),asetaminofen(fylenol)