Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS Hipertermi

Pada Pasien Tn.S dengan SNH


Di Ruang Yudistira RSUD Kota Semarang

Disusun Oleh:
Nama : Dinda Asyifa Febanisa
NIM : P1337420114035

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Di Ruang Yudistira RSUD
Kota Semarang

Tanggal Pengkajian : 22 juni 2016

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Ngaliyan, Semarang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal Masuk : 21 Juni 2016
Diagnosa Medis : HT, SNH
No. Registrasi : 365627

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. K
Umur : 44 tahun
Alamat : ngaliyan, Semarang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pegawai rumah makan
Hubungan dg klien : istri

B. Keluhan Utama
Kesadaran klien menurun, klien demam.
2
C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
5 tahun yang lalu sekitar tahun 2011 klien pertama kali terkena
stroke. Sejak saat itu aktivitas klien sedikit terganggu namun keluarga
tidak membawanya untuk periksa ke rumah sakit karena masalah
biaya. Kemudian Sekitar satu minggu yang lalu stroke klien kambuh.
Klien hanya di rawat di rumah, klien tidak bisa apa-apa. Setiap hari
keadaan klien semakin memburuk hingga pada tanggal 19 juni 2016
kesadaran klien menurun dan pada tanggal 21 juni 2016 klien akhirnya
di bawa ke rumah sakit oleh keluarganya dalam keadaan tidak sadar da
masuk ke ICU selama 1 hari setelah itu baru di pindahkan ke ruang
Yudistira. Sekarang keadaan klien lemah dan kesadaran menurun
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit. Namun
klien mempunyai riwayat Hipertensi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Bapak dari klien juga mengalami hipertensi seperti yang di alami
klien. Kakak dari klien juga sekarang mengalami stroke.

D. Pengkajian Mengacu Pola Fungsional Gordon


1. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum klien sakit, klien melakukan aktivitas secara normal,
Setelah di rawat di rumah sakit aktivitas yang klien lakukan berbaring
di tempat tidur dan mendapat bantuan dari keluarga dalam beraktivitas
karena merasa lemah.

NO Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan dan minum 
2 toileting 
3 Mobilisasi di tempat 
tidur

3
4 berpindah 
5 ambulasi 
6 berpakaian 
7 Naik tangga 

Keterangan:
0 = mandiri
1 = di bantu sebagian
2 = di bantu orang lain
3 = di bantu orang lain dan peralatan
4 = ketergantungan / tidak mampu

2. Pola Presepsi Sensori


Selama praktikan melakukan perawatan, klien bersikap tidak
kooperatif karena kesadaran klien menurun. Tidak ada gangguan pada
indera pendengaran, tapi klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : menurun
Nadi : 98/mnt
Pernafasan : 20x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh : 38,50 C
Tekanan darah :190/120 mmHg

Pemeriksaan fisik
Kulit :
▪ lembab, turgor baik, tidak ada lesi.
▪ Warna kulit pucat.
Kepala :
▪ Rambut : warna hitam putih, lurus

4
▪ Kulit kepala : tidak ada lesi, kulit kepala berminyak.
Mata :
 Bentuk : bulat, simetris kanan kiri.
▪ Konjungtiva : anemis
▪ Sclera : tidak ikteric
▪ Pupil : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan
Hidung :
▪ tidak ada polip, rongga hidung bersih tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga :
▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
▪ Liang telinga : bersih, sedikit serumen
▪ Fungsi pendengaran : dalam batas normal
Mulut :
▪ Mulut kotor, berbau, bibir kering, lidah kotor, mukosa lembab

F. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 21 juni 2016
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal satuan

HEMATOLOGI
Hemaglobin 15.5 13.2 – 17.3 g/dL
Hematokrit 42.90 40-52 %
Jumlah leukosit 14.0 3.8 -10.6 /uL
Jumlah trombosit 160 150 -400 /uL
KIMIA KLINIK
Ureum 273.3 17.0 – 40.0 Mg/dL
Creatinin 8.7 0.6 – 1.1 Mg/dL
Kolesterol total 363 < 200 Mg/dL

SGOT 36 0 – 50 u/L

5
SGPT 18 0 – 50 u/L
CKMB 24 0 – 24 U/L
Natrium 150.0 135.0 – 147.0 Mmol/L
Kalium 3.00 3.50 – 5.0 Mmol/L
Calsium 1.02 1.12 – 1.32 Mmol/L

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 22 juni 2016


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu 193 70-118 mg/dL
Ureum 333,6 17.0-43.0 mg/dL

Creatinin 9,9 0.6-1.1 mg/dL

Therapy yang Diberikan


 Infus RL / D 5% 20 tpm
 Herbesser 5g.
 Ranitidin 50 mg/ 12 jam, IV.
 Cefotaxine 1 gr

6
DAFTAR MASALAH
No. Tgl / Data Fokus Masalah Keperawatan Tgl Ttd
Jam Teratasi
1. 22 juni DS : istri pasien Hipertermi
2016 mengatakan badan berhubungan
jam suaminya panas dengan proses
16..00 DO: penyakit
Suhu: 38.50c
Kulit teraba hangat
N: 98/mnt

RENCANA KEPERAWATAN
NO Tgl / Diagnosa Tujuan intervensi ttd
jam keperawatan
1 22 juni Hipertermi Setelah diberikan - Memonitor suhu
2016 berhubungan asuhan sesering mungkin
dengan keperawatan - Monitor warna
proses selama 1x 24 jam dan suhu kulit
penyakit pasien - Monitoring vital
menunjukan suhu sign
tubuh dalam batas - Selimuti pasien
normal , dengan - Kompres pasien
kriteria hasil: untuk
- Suhu tubuh 36- mengurangi
370c demam
- Nadi dan RR - berikan cairan
dalam rentang intravena dan
normal peroral
- Tidak ada - kolaborasi
perubahan pemberian anti
warna kulit piretik

7
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl/ No Tindakan Respon Ttd
jam diagnosa
22 juni
2016 1. suhu 38,50c
1 1. Memonitor suhu
15.00 2. akral hangat, warna
2. Memonitor warna dan suhu
kult sedikit kemerahan
kulit
3. TD : 190/120, RR :
3. Memonitoring vital sign
23/mnt, N: 98/mnt
4. menyelimuti pasien
4. –
5. mengompres pasien untuk
5. Demam sedikit
mengurangi demam
menurun setelah di
6. memberikan cairan
kompres, suhu setelah
intravena dan peroral
di kompres: 37,70c
6. Susu 200 ml dan air
putih 200 ml masuk
melalui selang NGT

8
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl / jam No Dx. Subjektif, Obyektif, Assasment, Planning TTD


(SOAP)
16 juni 1 S: - pasien mengatakan nyeri berkurang
2016 - Skala nyeri 3
O: - klien tampak lebih rileks
- Pasien mampu mempraktikan teknik
manajmen nyeri relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi nyeri
- TD : 120/80, RR: 20x/mnt, N: 90x/mnt
A:masalah teratasi
P: hentikan intervensi
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengontrol nyeri
- Beri tahu untuk toleransi aktivitas saat di
rumah
- Rutin kontrol untuk fisioterapi

9
PEMBAHASAN

HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan


oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada
daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan nyeri punggung
bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh ( Doenges, 1999).
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralis menekan radiks.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat
menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput
pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan
nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan
peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua,
penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya.
Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka
terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan
Laseque.
Pada pasien kelolaan, klien Ny. S mengalami nyeri pada bagian punggung
bawah, hal ini sesuai pada penjelasan di atas. Nyeri di rasakan klien setelah
melakukan aktivitas berat. Nyeri klien dengan skala 6, pada bagian pinggang atau
punggung bawah.
Berasarkan pada kasus Ny. S, sesuai Nanda maka dapat di ambil masalah
keperwatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis. Di ambil
masalah nyeri akut karena Ny. S mengalami nyeri secara tiba-tiba dan TTV klien
meningkat.
Klien mendapatkan terapi analgesik untuk mengurangi nyeri sesuai anfis
dokter, seperti obat ketorolac. Nyeri yang di rasakan klien berkurang setelah

10
mendapat injeksi obat tersebut. Selain itu klien juga di programkan untuk
fisioterapi untuk menangani masalah saraf yang terjepit. Setelah melakukan
fisioterapi selama 2 hari, neri klien bekurang dan klien merasa lebih nyaman.
Selain itu untuk menangani masalah keperawatannya sesuai dengan NIC
NOC, klien di ajarkan cara untuk mengontrol nyeri yaitu relaksai nafas dalam,
setelah di ajarkan relaksasi nafas dalam klien tampak lebih rileks dan dapat
menongtrol nyerinya.

SIMPULAN DAN SARAN

HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan


oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada
daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan nyeri punggung
bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh ( Doenges, 1999).
Penyebabnya antara lain
1.Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra
2. Spinal stenosis
3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll
4. Pembentukan osteophyte
5. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus
mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari
nucleus hingga annulus.

Untuk penanganan nyerinya sebaiknya berkolaborasi dengan tim


medis seperti pemberian obat analgesik untuk mengurangi nyeri. Selain itu
pada pasien dengan HNP juga di kolaorasikan dengan fisioterapi untuk
mengangi penyebab nyerinya.
Selain itu untuk menangani masalah keperawatannya dapat di lakukan
dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri,
kompres hangat agar daerah sekitar nyeri lebih nyaman, dan juga menciptakan
ruangan agar tenang sehingga nyeri klien dapat terkontrol dan klien dapat
beristirahat.
11
12

Anda mungkin juga menyukai