Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN EXPANDING

MATERNAL AND NEWBORN SURVIVAL (SIjariEMAS)

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan


Dosen Pembimbing: Anni Suciawati, S.SiT., M.Kes

Kelas B1
Oleh:

Meisa Putri Oktavia (195402426017)


Yulia Dwi Yunara (195401426278)

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat
kesempatan untuk menyusun makalah yang bertema tentang “sistem informasi jejaring
rujukan expanding maternal and newborn survival (sijariemas)”untuk memenuhi tugas
mata kuliah SistemInformasi Kesehatan.
Ucapan terima kasih kami  sampaikan  kepada  dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan kepada kami  sehingga makalah ini dapat terselesaikan,
ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
         Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada penulis guna
penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.

                                                                            Jakarta, Juli 2020


                                         
  
                                                                                           Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................4
2.1 Pengertian SIjari Emas....................................................................................4
2.2 Tujuan Umum SIjari Emas.............................................................................4
2.3 Tujuan Khusus SIjariEmas.............................................................................4
2.4 Prosedur SIjariEmas........................................................................................5
2.5 Alur Rujukan...................................................................................................7
2.6 Dokumen Terkait............................................................................................7
BAB III PENUTUP .....................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Walau Indonesia telah membuat perbaikan yang tersebar luas dalam
keselamatan ibu dan bayi baru lahir selama beberapa dekade terakhir, kematian
ibu dan bayi baru lahir masih tinggi Banyak dari kematian ini dapat dicegah
dengan akses terhadap perawatan kegawatdaruratan medis yang berkualitas .
Rujukan yang efisien dan efektif untuk fasilitas kesehatan yang layak selama
kegawatdaruratan serta perbaikan kualitas perawatan selama kegawatdaruratan
merupakan kunci untuk mengurangi kematian ibu dan bayi.
Sebagai negara yang secara geografis sangat luas dan banyak jumlah
penduduknya, Indonesia memiliki sistem kesehatan yang mapan, terdesentralisasi
dengan jejaring komunitas bidan, puskesmas dan rumah sakit yang luas. Pada
tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan masyarakat untuk
mengatasi keterlambatan dalam mengenali kegawatdaruratan obstetri dan
mengupayakan perawatan. Berbagai prakarsa ini telah diangkat ke tingkat
nasional untuk meningkatkan kesadaran secara nasional tentang persiapan
kelahiran dan kesiapan komplikasi (terkenal sebagai Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K) serta untuk memobilisasi desa-
desa dalam merespon kasus kegawatdaruratan secara cepat, dengan cara
memberitahukan penyedia layanan kesehatan dan mengatur transportasi, donasi
darah, dan dana medis (dikenal sebagai desa siaga).
Namun, rujukan antara klinik kebidanan, puskesmas dan rumah sakit
seringkali dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan buruk. Akibatnya,
keterlambatan yang kritis terjadi selama rujukan kegawatdaruratan dan dalam
penerimaan serta tindakan pasien rujukan. Sejumlah isu yang membatasi
efektivitas sistem rujukan telah ditemukan. Perempuan seringkali dirujuk ke
beberapa fasilitas kesehatan sebelum memperoleh tindakan yang seharusnya;

1
rujukan dibuat ke fasilitas kesehatan yang tidak siap, tidak memiliki perlengkapan
atau staf untuk menangani kegawatdaruratan; bidan tidak merujuk pasien dengan
tepat, yang mungkin dikarenakan kurangnya pengetahuan kapan dan kemana
membuat rujukan; pasien di puskesmas tidak distabilisasi dengan selayaknya
sebelum mereka dirujuk; fasilitas kesehatan kekurangan protokol yang baku untuk
menangani kegawatdaruratan dan membuat rujukan; serta rumah sakit dan
puskesmas kekurangan koordinasi yang efektif dalam mengalokasikan dan
mengerahkan berbagai sumber daya untuk menangani kegawatdaruratan ibu dan
bayi baru lahir serta rujukan, juga melaksanakan berbagai kebijakan dan program
untuk kegawatdaruratan. Pada tahun 2011, program EMAS (Expanding Maternal
and Neonatal Survival) yang didanai USAID diluncurkan bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir.
Selain memperbaiki kualitas perawatan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal di rumah sakit dan puskesmas, EMAS memperkuat sistem rujukan di
antara fasilitas kesehatan. EMAS juga bertujuan untuk memperkuat akuntabilitas
untuk peningkatan keselamatan ibu dan bayi melalui keterlibatan masyarakat
madani. Sebelum EMAS, para bidan desa melaporkan bahwa mereka tidak
berkomunikasi dengan RS sebelum membuat rujukan, karena mereka merasa RS
akan mengatakan tidak ada ruangan dan menolak pasien
1.2 RumusanMasalah
a. Apa pengertian dari SIjariEmas?
b. Apa tujuan umum dari SIjariEmas?
c. Apa tujuan khusus dari SIjariemas?
d. Bagaimana prosedur SIjariEmas?
e. Apa saja yang terkait alur rujukan?
f. Apa saja dokumen terkait?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari SIjariEmas.
b. Untuk mengetahuan tujuan umum dari SIjariEmas.
c. Untuk mengetahui tujuan khusus dari SIjariEmas.

2
d. Untuk mengetahui Prosedur SIjariEmas.
e. Untuk mengetahui alur rujukan.
f. Untuk mengetahui dokumen terkait.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
SIJARIEMAS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan Expanding Maternal and
Newborn Survival) yaitu suatu Sistem informasi dan komunikasi timbal balik
dengan menggunakan pesan singkat elektronik (SMS Gateway) dan Internet
antara petugas pelayanan kesehatan dasar (Bidan Praktek Mandiri, bidan/dokter
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergesi Dasar), bidan/dokter
Puskesmas Non-PONED, bidan Rumah Bersalin) dengan rumah sakit dalam
jejaring rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal/PONEK (Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergesi Komprehensif).
Petugas Pelayanan Kesehatan adalah staf fasilitas kesehatan yang memberikan
layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Petugas Pelayanan Kesehatan
termasuk Bidan Desa, Bidan Puskesmas BPS (Bidan Praktek Swasta) dan DPS
(Dokter Praktek Swasta).Rumah Sakit Rujukan adalah rumah sakit yang siap
memberikan layanan 24 jam layanan rujukan ibu dan bayi baru lahir.Operator
SIJARIEMAS adalah staf di Rumah Sakit Rujukan yang bertanggung jawab dan
atau diberi tuhas menjawab dan mengelola informasi rujukan melalui
SIJARIEMAS.
Pasien harus dirujuk apabila penatalaksanaannya sudah tidak lagi menjadi
kewenangan bagi fasilitas kesehatan yang bersangkutan.Petugas
kesehatan/Dokter/Bidan harus melakukan stabilisasi pasien terlebih dahulu
sebelum merujuk pasiennya.Semua pasien maternal dan neonatal yang
merupakan pasien gawat darurat harus mendapat pertolongan segera.
2.2 TujuanUmum
Terlaksananya komunikasi untuk meningkatkan akurasi informasi,
kelengkapan data dan mempercepat penyampaian informasi rujukan pasien
gawat darurat meternal neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil dan bayi baru
lahir.
2.3 TujuanKhusus

4
a. Meningkatkan waktu respon penanganan terhadap pasien gawat darurat
maternal dan neonatal.
b. Memperoleh informasi rujukan yang lengkap dan akurat secara mudah dan
cepat.
c. Menerapkan pertukaran informasi rujukan gawat darurat maternal dan
neonatal sesuai kondisi rumah sakit rujukan dalam jejaring.
d. Meningkatkan kualitas layanan maternal dan neonatal di fasilitas kesehatan.
2.4 Prosedur
1. Status kegawatdaruratan pasien dikomunikasikan oleh Bidan Perujuk kepada
Dokter Puskesmas. Kasus gawat darurat yang tidak bias ditangani di tempat
pelayanan kesehatan dasar segera dirujuk ketempat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi.
2. Informasi rujukan kegawatdaruratan segera dikirim oleh Bidan Perujuk atau
Petugas Pelayanan Kesehatan yang sudah terdaftar pada database aplikasi
SIJARIEMAS melalui SMS Gateway (pesansingkat) ke nomor pusat SMS
SIJARIEMAS Kabupaten/Kota tersebut dengan nomor dengan nomor telepon
yang telah ditentukan dengan format berikut:
Rujukan Gawat-darurat Ibu Hamil: #kode praktek #namaibu #umur
#namasuami #asuransi #golongan darah #transportasi# diagnose # Tindakan
pra rujukan Rujukan Gawat-darurat Bayi: rb #kdoe praktek #namaibu
#umur #namasuami #asuransi #golongan darah #transportasi# diagnose
#tindakan pra rujukan. dalam keadaan darurat bias menggunakan layanan
telepon langsung ke nomor SIJARIEMAS tersebut diatas/hotline.
3. Apabila dalam waktu maksimal 5 menit petugas kesehatan yang merujuk
(selanjutnya disebut Petugas Kesehatan Perujuk) tidak mendapat SMS
pemberitahuan secara otomatis mengenai lokasi rumah sakit rujukan, maka
Petugas Kesehatan Perujuk wajib melakukan panggilan telepon ke IGD rumah
sakit rujukan, sesuai dengan nomor hotline masing-masing rumah sakit.

5
4. Apabila tidak berhasil melakukan panggilan telepon ke IGD Rumah Sakit
Rujukan, maka Bidan Perujuk segera mengirim pasien kerumah sakit rujukan
prioritas pertama.
5. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan yang menerima informasi rujukan segera
meneruskan informasi rujukan tersebut baik secara elektronik atau manual
kepada dokter Jaga IGD, bila mana diperlukan selanjutnya di konsultasikan
kepada Dokter Spesialis untuk mendapatkan saran umpan balik.
6. Dokter Jaga IGD Rumah Sakit Rujukan wajib mengirimkan umpan balik
mengenai tindak lanjut (advisi) penanganan pasien tersebut melalui formulir
SIJARIEMAS dalam waktu maksimal 5 menit. Umpan balik yang
dikirimkanberisiinformasi tata laksanastabilisasi yang disarankan dan atau
konfirmasi terkait kesiapan menerima rujukan gawat darurat.
a. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan yang membantu dokter jaga wajib
melakukan komunikasi dengan Bidan Perujuk guna mendapat informasi
lebih rinci terkait jenis dan status komplikasi pasien beserta arahan
penanganan stabilisasi yang dibutuhkan sampai pasien dan Bidan perujuk
sampai di rumah sakit tujuan rujukan
b. Bidan perujuk berkewajiban untuk terus melakukan komunikasi dengan
Petugas IGD PONEK/IGD sepanjang perjalanan menuju RS rujukan.
7. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan melakukan koordinasi dengan unit terkait
di Rumah Sakit untuk memastikan kesiapan dalam menerima pasien rujukan
gawat darurat.
8. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan menerima, melakukan tindakan
penanganan pasien dan mencatat status penanganan pasien dengan aplikasi
SIJARIEMAS. Setelah selesai penanganan pasien, Petugas IGD PONEK/IGD
mencatat resume medis tindakan penanganan yang dilakukan di IGD sesuai
standar kelengkapan rekam medis
9. Petugas Bagian Perawatan Rumah SAkit Rujukan melakukan tindakan
perawatan pasien. Operator SIJARIEMAS mencatat status perawatan pasien
dengan aplikasi SIJARIEMAS. Setelah selesai perawatan pasien, Operator

6
SIJARIEMAS mencatat resume medis tindakan perawatan yang dilakukan
sesuai standard kelengkapan rekam medis.
10. Petugas Bagian Perawatan atau Operator SIJARIEMAS Rumah Sakit Rujukan
mencatat rujukan balik di formulir yang disediakan pada aplikasi
SIJARIEMAS.
11. Bidan perujuk melakukan perawatan tindak lanjut pasca perawatan di rumah
sakit kepada pasien yang telah selesai perawatan sesuai arahan rujukan balik.
2.5 Unit Terkait Alur Rujukan
1. BidanPraktekMandiri (BPM)
2. Puskesmas PONED.
3. Puskesmas Non-PONED.
4. KlinikBersalin.
5. RumahSakit.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2.6 DokumenTerkait
1. Panduan Operasional Pelayanan Jejaring Sistem Rujukan Kegawat Daruratan
Maternal & Neonatal Puskesmas – Rumah Sakit.
2. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Kebidanan.
3. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Neonatal.
4. Panduan Daftar Istilah Singkatan dan Simbol.
5. Dokumen Administrasi Pasien gawat darurat, sebagai berikut:
Maternal:
a. Kartu Berobat Pasien (Ibu)
b. Buku KIA.
c. Kartu Identitas.
d. Kartu Keluarga.
e. Kartu Kepesertaan Asuransi
f. Surat Rujukan.
Neonatal:
a. Kartu Berobat Pasien (Bayi)

7
b. Surat Keterangan Kelahiran dari Bidan.
c. Kartu Identitas Orang Tua.
d. Kartu Keluarga
e. Kartu Kepesertaan Asuransi
f. Surat Rujukan
6. Data Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
7. Rekam Medis Rumah Sakit.
8. Buku Panduan Penggunaan Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal dan
Neonatal (SIJARIEMAS)

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SIJARIEMAS yaitu suatu Sistem informasi dan komunikasi timbal balik
dengan menggunakan pesan singkat elektronik (SMS Gateway) dan Internet
antara petugas pelayanan kesehatan dasar (Bidan Praktek Mandiri, bidan/dokter
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergesi Dasar), bidan/dokter
Puskesmas Non-PONED, bidan Rumah Bersalin) dengan rumah sakit dalam
jejaring rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal/PONEK (Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergesi Komprehensif).
TujuandariSIjariEmasyaituTerlaksananya komunikasi untuk meningkatkan
akurasi informasi, kelengkapan data dan mempercepat penyampaian informasi
rujukan pasien gawat darurat meternal neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil
dan bayi baru lahir.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (n.d). Panduan SIjariEMAS. Retrieved from www.academia.edu..


https://www.scribd.com/document/357123701/05-Panduan-Teknis-SijariEMAS
USAID, ed. 2014, Panduan Teknis SIJARIEMAS, hlm. 58-61

10

Anda mungkin juga menyukai