Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme karies :

pellicle formation,
demineralisasi dan
remineralisasi
Kelompok 4
01
pelicle
formation
Pellicle formation
Pembentukan pelikel saliva merupakan proses dinamis dan selektif yang dipengaruhi oleh
proses adsorpsi dan desorpsi . Prekursor protein pelikel saliva yang didapat, seperti protein
kaya prolin, statherin, dan histatin, menempel pada permukaan gigi dalam hitungan detik
hingga beberapa menit pada tahap awal. Mereka memiliki domain pengikat kalsium yang
dapat melekat pada kristal hidroksiapatit pada permukaan gigi.Ketebalan pelikel mencapai
sekitar 10-20nm hanya dalam beberapa menit setelah pembentukan.

Journal of Dental sciences, pages 523-529


Tahap Perkembangan
Pada tahap perkembangan, lebih banyak protein saliva berkumpul dengan protein
prekursor pelikel saliva 30-45 menit setelah perlekatan awal. Interaksi protein-protein
terjadi pada permukaan gigi. Protein berkumpul dalam bentuk globular, dan diameter
bola protein secara bertahap meningkat pada tahap ini. Pada tahap pematangan, musin
dengan berat molekul tinggi secara bertahap melekat pada pelikel .Diameter struktur
globular yang dibangun dan ketebalan pelikel saliva terus meningkat sampai pematangan
tercapai.Pelikel mencapai keseimbangan antara adsorpsi dan desorpsi dalam waktu 90-
120 menit, dan ketebalan pelikel matang. pelikel saliva sekitar 100-1000nm.

Journal of Dental sciences, pages 523-529


Komponen Pellicel
Komponen pelikel saliva didapat terutama berasal dari sekresi kelenjar saliva, cairan
sulkus gingiva, produk dari mukosa mulut, dan produk dari mikroorganisme mulut.
Pelikel saliva terutama terdiri dari protein, lipid, dan makromolekul lainnya, seperti
karbohidrat. Komponen utama pelikel saliva adalah protein saliva dan glikoprotein.
Beberapa asam amino juga ada dalam pelikel saliva didapat. Protein menyediakan
fungsi pelikel saliva didapat respon imun, efek antimikroba, dan proses
remineralisasi.

Journal of Dental sciences, pages 523-529


02
Demineralisasi
Demineralisasi
Demineralisasi gigi adalah larutnya mineral enamel gigi akibat konsentrasi asam
yang mempunyai pH di bawah 5,5, karena pada pH yang rendah ini akan
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen yang dapat merusak ikatan
hidroksiapatit yang terkandung pada email gigi (Prasetyo, 2005).

Demineralisasi akan berhenti jika konsentrasi asam rendah dan


konsentrasi kalsium atau fosfor dalam saliva kembali tinggi sehingga terjadi
proses remineralisasi. Demineralisasi yang terjadi terus-menerus akan
mengakibatkan porositas pada permukaan enamel

Beatrice K, Gandara, Edmond L.T. 1999. Diagnosis and management of dental erosion. The Journal of Contemporary Dental
Practice. 1: 1-17.
Faktor Demineralisasi

Faktor yang mempengaruhi:


-host = gigi
-agen = plak/
mikroorganisme
-environtment = substrat /
makanan
-time = waktu

Samaranayake Lakshman.2012 - Essential microbiology for dentistry.4th ed. Elsevier. Page 280
Faktor Substrat
Ada hubungan langsung antara karies gigi dengan asupan karbohidrat. Gula
yang paling kariogenik adalah sukrosa, dan bukti peran sentralnya dalam inisiasi
karies gigi meliputi:
• peningkatan prevalensi karies pada populasi terisolasi dengan pengenalan
diet kaya sukrosa
• studi asosiasi klinis
• percobaan jangka pendek pada sukarelawan manusia menggunakan bilasan
sukrosa
• penelitian hewan percobaan.

Samaranayake Lakshman.2012 - Essential microbiology for dentistry.4th ed. Page 280


Faktor Waktu
● Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau
tahun.

● Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali


mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan
bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan
perbaikan yang silih berganti (Kidd, 2013).

Samaranayake Lakshman.2012 - Essential microbiology for dentistry.4th ed. Page 280


Faktor Host
•Enamel tersusun dari bahan kimia (Mineral) yang sebagian besar terdiri dari hiroxy apatite dan
sebagian kecil flourapatite. Diantara kedua susunan tersebut yang paling kuat tahan terhadap
serangan asam adalah fluoroapatite. Dikarenakan pH kritis untuk fluor apatite pH < 4,5 sedangkan pH
kritis untuk Hidroxyapatite sebesar pH 5-5,5.

•Morfologi: Pit dan fisur pada permukaan oklusal, bukal dan lingual yang dalam sangat rentan
terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk.

Samaranayake Lakshman.2007- Essential microbiology for dentistry.3th ed. Elsevier.


Faktor Agen
•Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada
permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak
dalam suatu matrik interseluler jika seseorang melalaikan
kebersihan gigi dan mulutnya.
•Terbentuk dari air ludah, sisa makanan yang halus, serta kuman.
•Bakteri yang terdapat di dalam plak memegang peranan penting
dalam terjadinya kerusakan gigi.

Samaranayake Lakshman.2007- Essential microbiology for dentistry.3th ed. Elsevier.


Mekanisme Demineralisasi
Bakteri →Permukaan gigi → Dental plaque →

fermentasi KH
(sukrosa) → Asam → pH menurun →

Melepaskan ion hidrogen yg


Buffer Saliva → Asam laktat → ]
bereaksi dgn kristal HA shg →
tersebar tidak stabil


Mineral Larut White spot
Graham J,dkk. Preservation and Restoration of Tooth Structure.Ed 3.2016.Page:54-51
03
Remineralisasi
Remineralisasi
- Remineralisasi merupakan proes pemulihan mineral atau proses pengembalian ion-ion mineral
(kalsium dan phospat) di dalam saliva dan kemampuannya akan meningkatkan jika ada ion fluor, serta
tergantung pada kemampuan buffer saliva yang dapat mengontrol pH asam.

- Remineralisasi dilakukan agar email tetap kuat jika berhadapan dengan bakteri, asam, dan gula yang
ada di dalam makanan dan penting untuk mencegah pengeroposan pada gigi.

- Penting untuk dipahami bahwa karies pada gigi diwarnai oleh periode perusakan dan perbaikan,
untungnya gigi geligi terbenam di dalam saliva, cairan saliva ini yang berpotensi untuk menimbulkan
remineralisasi.

Kidd, E. A.M. & Bechal, S.J. 2012. Dasar-Dasar Karies dan Penanggulangan. Jakarta: EGC. Hal: 29-30
Proses Remineralisasi
Alamiah Perawatan

Proses yang Proses yang dilakukan melalui


mempertahankan alami gigi perawatan topical fluor di
terhadap kerusakan, dan dokter gigi atau
hanya dapat dicapai dengan menggunakan pasta gigi
menjaga oral hygiene atau berfluoride. Bersifat
kebersihan mulut pencegahan terhadap
kerusakan gigi lanjut

Kidd, E. A.M. & Bechal, S.J. 2012. Dasar-Dasar Karies dan Penanggulangan. Jakarta: EGC. Hal: 29-30
Thank you

Anda mungkin juga menyukai