Anda di halaman 1dari 17

Makalah SCAL 1

DNA, RNA DAN PROTEIN

Disusun Oleh :

Tutorial 3

Syahla Mielda Nabila 2013101010021


Afa Ichsana Amala 2013101010022
Harlin Tando 2013101010023
Icha Chairunnisa Firza 2013101010024
Aida Kamelia 2013101010025
Annisa Deria 2013101010026
Fathia Nabila 2013101010027
Herliza Novita Sari 2013101010028
Luthfiana Fadhila 2013101010029
Ridwan Salim Husein 2013101010035

Fasilitator : Dr. drh. Basri A Gani, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya yang mana telah melimpah rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”DNA, RNA dan Protein” dengan lancar.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Maka
dari itu saya memohon kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Jika di dalam makalah ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
menyempatkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, 20 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3. Tujuan Makalah...........................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1. DNA...............................................................................................................................................6
2.1.1. Replikasi DNA.........................................................................................................................7
2.2. RNA.............................................................................................................................................10
2.2.1. Struktur Molekul RNA..........................................................................................................10
2.2.2. Transkripsi RNA.....................................................................................................................11
3.1. PROTEIN....................................................................................................................................13
3.1.1. Sintesis Protein......................................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2. Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terlepas dari keanekaragamannya yang luar biasa, organisme hidup memiliki fitur yang
sama penting, yaitu semua menggunakan sistem genetik yang serupa. Set lengkap instruksi
genetik untuk setiap organisme adalah genomnya, dan semua genom adalah dikodekan
dalam asam nukleat, baik DNA atau RNA.
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida. Satu
nukleotida terdiri atas komponen utama, yaitu gula pentosa yang terdiri dari Ribosa atau
Deoksiribosa, molekul fosfat dan basa nitrogen.
Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban
kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk
sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu
sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA(mRNA),
meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam
organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya.
Komponen protoplasma yang paling penting di samping air ialah protein. Istilah protein
berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang berarti utama atau didahulukan. Seorang ahli
kimia Belanda berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme, Senyawa protein ini terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan DNA?
2. Apa yang dimaksud dengan RNA?
3. Bagaimana susunan DNA dan RNA?
4. Apa itu replikasi DNA dan bagaimana prosesnya?
5. Apa itu transkripsi RNA dan bagaimana prosesnya?
6. Apa itu sintesis protein dan bagaimana proses sintesis protein?
1.3. Tujuan Makalah

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang DNA, RNA dan Protein
2. Mahasiwa dapat memamahi susunan DNA dan RNA
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tahapan proses yang terjadi DNA,
RNA dan Protein.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DNA

Deoksiribonukleic acid (DNA) merupakan asam inti (nucleicacid) merupakan


polimer yang dibentuk oleh mononukleotida sebagai satuan pembentuknya. DNA terdapat
pada inti sel eukariotik dan mitokondria. Struktur DNA terdiri atas 2 rantai polinukleotida
yang berbentuk spiral berputar ke kanan (two right-handed helical polynucleotides)
melingkar satu sumbu membentuk spiral berganda. Gugus-gugus basa purin dan pirimidin
dari kedua rantai terletak di bagian dalam dari struktur spiral berganda dan basa-basa dari
rantai pertama berpasangan sedimikian rupa hingga basa Adenin berpasangan dengan
Timin dan basa Guanin berpasangan dengan Sitosin (Thomy et.al., 2018).
DNA sangat berperan penting pada setiap organisme. Fungsi yang terpenting dalam
mekanisme molekuler adalah menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi
genetika. Fungsi lainnya adalah hubungannya dengan metabolisme antara dan reaksi-reaksi
transformasi energi. Secara umum dapat dikatakan bahwa DNA memegang peranan yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup karena berperan sebagai the blue
print of life (rancang bangun mahkluk hidup). Semua informasi mengenal karakter dari
individu makhluk hidup tersebut tersimpan di dalam DNA dan informasi tersebut akan
diwariskan kepada keturunannya pada proses mitosis dan meiosis (Thomy et.al., 2018).
Untai ganda DNA tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang terpilin. Kedua rantai
tersebut berikatan dengan adanya ikatan hidrogen antara basa adenin dengan timin
sebanyak dua ikatan dan antara guanin dan sitosin sebanyak tiga ikatan. Spesifisitas
pasangan basa tersebut disebut sebagai komplementaritas Replikasi merupakan proses
pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada
setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya
semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi
memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan
konjugat dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu
rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Salah satu teori yang
paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh pada
akhir proses replikasi, satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA
sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai
tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai cetakan untuk
membuat rantai pasangannya (Campbell, 2010).

2.1.1. Replikasi DNA


Sebelum sebuah dapat membelah, sel harus dapat melakukan replikasi DNA-nya
agar masing-masing sel anak menerima salinan yang sama dari materi genetik. Pos
pemeriksaan di siklus sel memastikan bahwa pembelahan sel tidak akan berlanjut jika
terjadi replikasi DNA, dihambat atau rusak. Replikasi DNA merupakan proses
kompleks yang membutuhkan jumlah yang besar komponen, tindakan yang harus
dikoordinasikan secara rumit untuk memastikannya bahwa DNA disalin secara akurat
(Snustad, 2012).
Replikasi merupakan fungsi genotip DNA yang membawa informasi genetik
yang harus diwariskan. Oleh karena DNA mengandung informasi genetik yang tetap
dari suatu sel, maka perlu sekali ia memperbanyak diri dengan ketelitian dan ketepatan
yang tinggi, dibagi sama rata antara sel sel hasil pada saat pembelahan, dan dengan
tepat diperbaiki manakala utadi kerusakan. Karena proses ini sangat penting untuk
kelangsungan hidup organisme, maka ia pun berlangsung dengan pengendalian yang
sangat ketat. Proses replikasi paling sedikit memerlukan tujuh langkah reaksi
enzimatik yang berbeda. Untuk menjamin perbaikan bagian DNA yang rusak, ada
empat proses perbaikan yang terpisah. Sebagai tambahan, pasangan protein di
perlukan untuk replikasi kromosom antara sel-sel anak (Gilbert, 2000).
Mekanisme replikasi atau sintesis DNA berlangsung dalam beberapa tahap yaitu
denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk, peng-”awal”-an atau permulaan (inisiasi)
sintesis DNA, pemanjangan untaian DNA, memprimerkan sintesis DNA (Ligasi
fragmen-fragmen DNA), dan terminasi sintesis DNA.
Sintesis untaian DNA baru akan dimulai segera setelah kedua untaian DNA
induk terpisah membentuk garpu replikasi. Pemisahan kedua untaian DNA induk yang
akan di replikasi dilakukan oleh enzim DNA Heliksase. Kedua untaian DNA induk
digunakan sebagai cetakan untuk menyintesis DNA baru. Sintesis DNA berlangsung
dengan orientasi 5 → 3. Oleh karena ada dua untaian DNA cetakan yang orientasinya
berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru juga berlangsung dengan arah
geometris yang berlawanan, namun semuanya tetap dengan orientasi 5 → 3. Keadaan
semacam ini menimbulkan perbedaan dalam hal mekanisme sintesis antara kedua
untaian DNA baru (Yuwono, 2002).
Inisiasi replikasi DNA adalah proses permulaan sintesis untaian DNA yang
sebelumnya didahului oleh sintesis molekul primer. Dalam proses replikasi, garrpu
replikasi akan membuka secara bertahap dimulai dari titik awal replikasi (ori)/pangkal
replikasi (origin of replication) dan akan bergerak sepanjang DNA cetakan sampai
semua molekul DNA induk di replikasi. Seperti telah disinggung sebelumnya, kedua
untaian DNA yang baru disintesis dengan arah geometris yang berlawanan. Salah satu
untaian DNA disintesis dengan arah geometris yang searah dengan pembukaan garpu
replikasi, sedangkan untaian DNA lain di sintesis dengan arah yang berlawanan. Oleh
karena itu, sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi
akan dapat dilakukan tanpa terputus atau dikatakan sintesis secara kontinu. Untaian
DNA yang di sintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA
awal (leading strand). Sebaliknya, sintesis untaian DNA yang berlawanan arah
geometrinya dengan arah pembukaan garpu replikasi dilakukan secara tahap demi
tahap atau sintes secara diskontinu. Hal ini terjadi karena proses polimerisasi pada
untaian DNA ini hanya dapat dilakukan setelah DNA cetakannya membuka seiring
dengan membukanya garpu replikasi. Untaian DNA yang disintesis secara lambat
semacam ini disebut untaian DNA lambat (lagging strand) (Yuwono, 2002).
Pemanjangan DNA baru pada cabang replikasi di katalis oleh enzim-enzim yang
disebut DNA polimerase. Saat nukleotida-nukleotida berjejer dengan basa-basa
komplementer sepanjang untaian pola cetakan DNA nukleotida-nukleotida ini di
tambahkan oleh polimerase satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai
DNA yang baru. Laju pemanjangannya kurang lebih 500 nukleotida per detik pada
bakteri dan 50 per detik pada sel-sel manusia (Campbell, 2002).
DNA polimerase menambahkan nukleotida hanya pada ujung 3’ yang bebas dari
untai DNA yang sedang terbentuk, tidak pernah pada ujung 5’. Jadi, untai DNA baru
dapat memanjang hanya pada arah 5’→ 3’. Disepanjang salah satu untai
cetakan, DNA polimerase dapat mensintesis untai komplementer yang kontinu dengan
memanjangkan DNA yang baru ini dengan arah 5’→ 3’ yang bersifat
wajib. Polimerase tersebut semata-mata bersarang pada cabang replikasi dan bergerak
di sepanjang untai cetakan seiring bergeraknya cabang. Untai DNA yang dibuat
dengan metode ini disebut leading strand (untai pemimpin) (Campbell, 2002).
Untuk memanjangkan untai baru DNA yang lain, polimerase harus bekerja di
sepanjang cetakan jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis dalam arah
ini disebut lagging strand. Prosesnya analog dengan metode menjahit yang disebut
stik balik. Saat gelembung replikasi terbuka, molekul polimerase dapat bekerja jauh
dari cabang replikasi dan mensintesis segmen pendek DNA. Saat gelembung
berkembang, satu segmen pendek lagging strand lainnya dapat dibuat dengan cara
yang sama. Berbeda dengan leading strand, yang memanjang terus menerus, lagging
strand pertama kali disintesis sebagai serangkaian segmen. Potongan ini disebut
fragmen Okazaki, sesuai dengan nama saintis Jepang yang menemukannya. Panjang
fragmen-fragmen ini sekitar 100-200 nukleotida (Campbell, 2002).
DNA polimerase sebenarnya tidak dapat memulai sintesis sebuah polinukleotida,
tetapi hanya dapat menambahkan nukleotida pada ujung rantai yang sebelumnya sudah
ada. Di dalam sel, rantai asli yang sebelumnya sudah ada, primer, bukanlah DNA,
tetapi potongan pendek RNA, kelas lain asam nukleat. Suatu enzim yang
disebut primase menggabungkan nukleotida-nukleotida RNA untuk membentuk
primer, yang panjangnya kurang lebih 10 nukleotida pada eukariota. DNA
polimerase yang lain kemudian menggantikan nukleotida-nukleotida RNA dari
primer-primer ini dengan versi DNA. Hanya satu primer yang dibutuhkan agar DNA
polimerase dapat mulai mensintesis leading strand dari untai DNA baru.
Untuk lagging strand, setiap fragmen harus diprimerkan, primer-primer ini diubah ke
DNA sebelum DNA ligase menggabungkan fragmen-fragmen tersebut menjadi satu
(Campbell, 2002).
Pada prokaryot, replikasi genom berbentuk lingkar akan berakhir pada waktu
kedua garpu replikasi bertemu pada satu titik. Titik tempat pengakhiran replikasi
disebut sisi terminasi. Pada eukariyot, keadaannya menjadi lain karena struktur
genomnya linear sehingga ada komplikasi terminasi replikasi pada ujung-ujung
kromosom (Campbell, 2002).

2.2. RNA
RNA terbuat dari nukleotida, seperti DNA, tetapi ada beberapa perbedaan. Huruf R
dalam namanya berasal dari bentuk gula, ribosa, yang dikandungnya, berbeda dengan gula
deoksiribosa ditemukan dalam DNA. (Perbedaannya terletak pada fakta bahwa ribosa
mengandung satu atom oksigen lebih banyak daripada deoksiribosa.) Seperti DNA, RNA
dieja dalam alfabet kimia yang terdiri dari empat huruf. Blok penyusun adenin, sitosin, dan
guanin sama pada keduanya molekul, tetapi menggantikan timin, RNA memiliki subunit
yang disebut “Urasil” (Hodge, 2009).
DNA membentuk heliks ganda karena sel terbentuk panjang untaian yang terbuat dari
basis komplementer yang strukturnya memungkinkan mereka untuk berfoto bersama. RNA
biasanya tetap beruntai tunggal karena sel biasanya tidak membangun komplementer untai.
(Beberapa pengecualian penting diperkenalkan selanjutnya bagian) (Hodge, 2009).
Interaksi kimiawi antara basa dalam satu RNA molekul menyebabkannya melipat
menjadi struktur sekunder kecil. Bentuk-bentuk ini menentukan protein mana yang dapat
menempel, dan apa yang terjadi, pada RNA. Ketika mRNA pertama kali dibuat, itu disebut
pra mRNA dan berisi semua informasi dalam gen, termasuk ekson pengkode protein dan
urutan intron nonkode. Molekul tersebut segera terlihat oleh mesin kecil yang terbuat dari
RNA lain dan protein yang mengenali garis batas antara ekson dan intron dan berlabuh di
sana. Mereka menarik mesin lain yang terbuat dari protein dan RNA — spliceosome —
yang memotong intron dan merekatkan ujung ekson yang rusak menjadi satu. Ini juga
tahap di mana penyambungan alternatif dapat menghasilkan versi berbeda dari mRNA
dengan set ekson yang unik (Hodge, 2009).

2.2.1. Struktur Molekul RNA


Seperti kita ketahui bahan penyusun molekul DNA dengan RNA dapat kita
bedakan dari gula Pentosa & Basa Pirimidin yang dikandungnya. Struktur molekul
RNA terdiri atas satu utas tunggal, utas tunggal ini berbentuk bangun linear atau
bangun tridimensi yang merupakan hasil berpilinan bentuk linear. Dikenal ada 3
macam RNA utama yaitu: RNA-duta (messenger RNA), RNA-pemindah (transfer
RNA) dan RNA-ribosom ribosomal RNA). Molekul mRNA berbentuk linear
sedangkan tRNA pemindah memiliki bentuk tridimensi (Thomy, 2018).
mRNA (RNA-duta) RNA duta merupakan cetakan untuk proses sintesis protein,
dinamakan duta karena merupakan perantara dari DNA untuk menyusun protein.
Bentuknya linear dengan jumlah nukleotida pada RNA-duta beragam tergantung dari
jenis protein yang disintesa. RNA-duta adanya tidak permanen, hanya dibentuk kalau
sel memerlukan protein dan setelah sintesis protein berakhir RNA duta akan terurai
menjadi nukleotida trifosfat dari nukleotida penyusunnya (Thomy, 2018).
RNA (RNA-pemindah) Molekul RNA-pemindah ini berfungsi memindahkan
atau menterjemahkan sandi genetik yang dibawa RNA duta menjadi rantai asam
amino, bentuknya tridimensi dari bentuk linear yang mengalami pelipatan struktur
tersiernya seperti daun semanggi, tangkai dengan 3 jari tangkai & Jari terbentuk dari
molekul primer yang berpasangan dan dari ke 3 ujung jari tersebut lengkung rantai
primer yang basanya tidak berpasangan (Thomy, 2018).
RNA-ribosom berfungsi menyusun kerangka organel sel ribosom, organel Sel ini
merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein. RNA-ribosom merupakan bagian
dari RNA yang terdapat di dalam sel. Berdasarkan Kecepatan sedimentasinya
dibedakan menjadi 3 jenis RNA ribosom ini yaitu S5-RNA, 165-RNA & 23s-RNA,
ketiga s-RNA trsebut terdapat pada Escherichia coll. Pada ribosom mammalia terdapat
jenis 58s RNA. Tiap ribosom tersusun atas 2 bagian yaitu: ribosom 30s & 28s,
ribosom 50s terdapat 2 molekul 23s RNA & 5s RNA. Pada ribosom terdapat molekul
16s (Thomy, 2018).

2.2.2. Transkripsi RNA


Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan
DNA menjadi molekul RNA. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA
digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang
komplementer (Yuwono, 2002).
Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua asam
nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya tinggal di transkripsi, atau
di salin,  dari satu molekul ke molekul yang lain. Transkripsi ini menyediakan suatu
cetakan untuk penyusunan urutan nukleotida RNA (Campbell, 2002).
Proses transkripsi RNA dilakukan dengan bantuan tiga enzim, yaitu RNA
polymerase I yang mentranskripsi rRNA ribosom 18s dan 28s, RNA polymerase II
yang mentranskripsi mRNA (RNA duta) dan RNA polymerase III yang melakukan
transkripsi tRNA (RNA pemindah) dan dan RNA ribosom 5s (Thomy, 2018).
DNA membimbing sintesis mRNA dengan cara yang amat serupa dengan cara
membimbing replikasi dirinya. Enzim RNA polimerase mengikatkan diri pada situs
khusus molekul DNA dan memisahkan kedua rantai pilinan ganda. Sintesis semua
molekul RNA berlangsung menuju 5’→3’ perangkaian ribonukleotida membebaskan
banyak sekali energi bebas karena kedua fosfat ujung setiap prekursor nukleotida
trifosfat terpisah lepas karena nukleotida itu di tambahkan pada untaian yang
bertumbuh (Kimball, 1983).
Tahapan transkripsi RNA terbagi atas tiga tahap yaitu :
a. Inisiasi, ada proses transkripsi messenger RNA (mRNA) memerlukan suatu
enzim, yaitu RNA polymerase, agar enzim tersebut dapat berkaitan dengan DNA
pada tempat yang spesifik, dibutuhkan suatu protein yang diesbut faktor sigma.
RNA polymerase dengan faktor sigma berekasi akan melekat pada DNA maka
proses transkripsi mulai berlangsung dan mulai dibentuk mRNA. Setelah
beberapa nukleotida mRNA terbentuk, faktor sigma akan dibebaskan dari RNA
polymerase karena sudah tidak diperlukan lagi (Thomy, 2018).
b. Elongasi, pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA itu terus membuka
pilinan heliks ganda tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-20 basa DNA
sekaligus untuk berpasangan dengan nukleotida RNA. Enzim ini menambahkan
nukleotida ke ujung 3’dari molekul RNA yang sedang tumbuh begitu enzim itu
berlanjut di sepanjang heliks ganda tersebut. Pada saat sintesis RNA berlangsung,
heliks ganda DNA terbentuk kembali dan molekul RNA baru akan lepas dari
cetakan DNA-nya. Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira 60 nukleotida per
detik pada eukariota. Satu gen tunggal dapat di transkripsi secara simultan oleh
beberapa molekul RNA polimerase yang saling mengikuti seperti barisan truk
dalam suatu konvoi. Untai RNA yang sedang tumbuh memperlihatkan jejak dari
setiap polimerase, dengan panjang setiap untai baru yang mencerminkan sejauh
mana enzim itu telah berjalan dari titik awalnya di sepanjang cetakan tersebut.
Banyaknya molekul polimerase yang secara simultan mentranskripsi gen tunggal
akan meningkatkan jumlah molekul mRNA dan membantu suatu sel membuat
protein dalam jumlah yang lebih besar (Campbell, 2002).
c. Terminasi, transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan
DNA yang disebut terminator. Terminator yang di traskripsi yakni, suatu urutan
RNA berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Terdapat beberapa
mekanisme yang berbeda untuk terminasi transkripsi, yang perinciannya
sebenarnya masih kurang jelas. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti
tepat pada akhir sinyal terminasi; ketika polimerase mencapai titik tersebut
polimerase melepas RNA dan DNA. Sebaliknya,  pada sel eukariota, polimerase
ini terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam pra-mRNA.
Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10-35 nukleotida, pra-mRNA ini dipotong
hingga terlepas dari enzim tersebut (Campbell, 2002).

3.1. PROTEIN
Dalam protein, unit dasarnya disebut asam amino. Evolusi telah menghasilkan 20 jenis
asam amino, yang dirangkai di sel oleh molekul lain atau berasal dari makanan dan
kemudian digantung bersama. Setiap organisme membutuhkan semua 20 jenis asam
amino, tetapi tidak setiap organisme bisa membuat semuanya. Sel manusia dan hewan,
misalnya, tidak mampu membuat asam amino leusin, jadi mereka harus mendapatkannya
melalui makanan mereka. (Mudah didapat, dengan makan protein lain) (Hodge, 2009).
Protein terdiri dari untaian panjang asam amino yang terhubung satu sama lain dalam
urutan tertentu, seperti huruf yang menyusun kalimat ini. Asam amino mengikat satu sama
lain ketika gugus karboksil dari satu terhubung ke gugus amino dari yang berikutnya. Itu
Proses pengikatan melepaskan molekul air dan mengarah ke pembentukan ikatan peptida.
Menambahkan air bisa membuat amino asam melepaskan satu sama lain lagi. Ini bisa
terjadi secara alami, dengan itu sendiri, tetapi itu akan memakan waktu lama — sekitar
seribu tahun jika molekul itu dibiarkan sendiri di air. Prosesnya bisa dipercepat oleh enzim
yang memutuskan ikatan dan dengan demikian membebaskan bagian dari molekul untuk
berinteraksi dengan cara baru. Dengan demikian, enzim akan bergerak kimiawi sel (Hodge,
2009).
Asam amino adalah kelompok kecil yang terdiri dari sekitar sembilan hingga 30 atom.
Inti dari setiap jenis adalah atom karbon, yang mengikat atom lain di empat sisi. Dalam
satu arah selalu ada atom hidrogen. Di sisi kedua ada unit yang disebut sebuah "gugus
amino" (satu atom nitrogen terikat pada dua atom hidrogen). Yang ketiga adalah
"kelompok karboksil," yang terbuat dari satu atom karbon, dua oksigen, dan satu hidrogen.
Sebuah kelompok atom yang disebut "rantai samping" terbentuk di sisi keempat (Hodge,
2009).

3.1.1. Sintesis Protein


Proses sintesis protein merupakan proses untuk mengubah asam amino yang terdapat
dalam linear menjadi protein dalam tubuh. Proses sintesis protein merupakan proses untuk
mengubah asam amino yang terdapat dalam linear menjadi protein dalam tubuh. Disini,
peran DNA dan RNA menjadi penting karena memiliki keterlibatan dalam proses sintesis
protein. Proses ini terdiri dari proses transkripsi, translasi, dan pelipatan protein. Tahap
transkripsi sendiri dibagi menjadi 3 yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
Proses inisiasi ialah proses yang memulai pembacaan kode genetik pada sintesis
protein. Dibantu faktor inisiasi 2 atau IF-2 dan GTP (guano sintriphosphate), inisiator
aminoasil-tRNA (transfer RNA) mengenali kodon start AUG yang membawa metionin dan
berikatan dengan subunit kecil dari ribosom yaitu subunit 30S. Komplek aminoasil-tRNA
dengan subunit 30S ini kemudian ber gabung dengan mRNA, dimana sejak saat ini sintesis
protein berjalan dengan menyan dingkan inisiator aminoasil-tRNA ke kodon start AUG di
mRNA. Faktor inisiasi ke mudian dilepas sehingga memungkinkan subunit besar ribosom
50S terikat ke subunit kecil. Dengan demikian unit ribosom fungsional telah terbentuk.
Letak molekul inisiator aminoasil-tRNA adalah pada P-site dari ribosom, sehingga sintesis
protein berkelanjutan dengan mengikat aminoasil tRNA ke-2 pada A-site ribosom. Setelah
berbagai faktor inisiasi dan GTP dilepas, proses inisiasi dinyatakan selesai (Nurtami et.al.,
2002).
Dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu tahap elongasi. dimana terjadi interaksi antara
aminoasil-tRNA dengan mRNA membentuk perpanjangan rantai polipeptida. Translasi
berjalan per-3 nukleotida dengan arah 5' ke 3' di sepanjang rantai mRNA. Setiap peptida
yang terbentuk spesifik dengan triplet kodon di molekul mRNA yang dipasangkan dengan
triplet antikodon pada ujung molekul tRNA. Elongasi di mulai dengan terjadinya ikatan
molekul aminoasil-tRNA berikutnya di A-site yang kosong dengan cara berpasangan
dengan 3 nukleotida di mRNA. Kemudian ujung karboksil dari rantai polipeptida yang
terikat di aminoasil-tRNA P-site dilepas, dan membentuk ikatan dengan peptida yang
dibawa aminoasil-tRNA A-site. Reaksi ini dibantu oleh enzim transferase dan enzim
peptidil transferase. Molekul tRNA bebas yang tadi menempati P-site kemudian dilepaskan
dari ribosom untuk kembali ke sitoplasma tRNA (Nurtami et.al., 2002).
Tahap selanjutnya adalah terjadinya translokasi peptidil-tRNA di A-site ke P-site.
bersamaan dengan bergeraknya ribosom per-3 nukleotida di sepanjang rantai mRNA.
Dengan demikian. A-site yang kosong sekarang siap untuk ditempati aminoasil-tRNA yang
baru yang membawa peptida selanjutnya dan proses ini ber langsung terus sampai molekul
mRNA mengandung triplet kodon stop (UAA, UAG atau UGA) dimana proses sintesis
protein memasuki tahap terminasi. Apabila release factor berikatan dengan salah satu
kodon tersebut di A-site. maka ikatan tersebut akan mengganggu aktivitas enzim peptidil
trans frasa. hingga ujung karboksil dari rantai polipeptida terlepas dari ikatannya di
molekul peptidil tRNA. Rantai polipeptida yang lepas tersebut adalah rantai protein yang
dinyatakan selesai terbentuk dan kemudian dilepaskan ke sitoplasma sel. Setelah itu
ribosom akan mengalami disosiasi menjadi subunit 50S dan 30S, dan proses kembali lagi
ke tahap awal (Nurtami et.al., 2002).
Pada tahap translasi juga dibedakan atas tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi dan
terminasi. Selanjutnya masuk tahap pelipatan protein yaitu dimana rantai polipeptida yang
baru disintesis tidak berfungsi sampai mengalami modifikasi struktur tertentu seperti
penambahan karbohidrat ekor (glikosilasi), lipid, kelompok prostetik, dll. Supaya menjadi
fungsional, dilakukan dengan modifikasi pasca-translasi dan pelipatan protein (Thomy,
2018).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida. Dua tipe
utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).
Deoksiribonukleic acid (DNA) merupakan asam inti (nucleicacid) merupakan polimer yang
dibentuk oleh mononukleotida sebagai satuan pembentuknya dan berbentuk heliks ganda.
Sedangkan asam ribonukleat atau RNA adalah asam nukleat beruntai tunggal yang tersusun
atas monomer-monomer nukleotida dengan gula ribosa.
Pada DNA terjadi proses replikasi. Replikasi merupakan fungsi genotip DNA yang
membawa informasi genetik yang harus diwariskan. Pada RNA terjadi proses transkripsi, yaitu
proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA.
Protein terdiri dari untaian panjang asam amino yang terhubung satu sama lain dalam
urutan tertentu. Pada protein terjadi proses sintesis protein, yaitu proses untuk mengubah asam
amino yang terdapat dalam linear menjadi protein dalam tubuh. Proses ini dapat dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu transkripsi, translasi dan pelipatan protein.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

Campbell, N.A. & Jane, B.R. 2010. Biologi Jilid I Edisi Kedelapan. Erlangga, Jakarta.

Gilbert, H.F. 2000. Basic Concepts in Biochemistry. Mc Graw-Hill, New York.

Hodge, R. 2009. The Molecules of Life. Facts on File, New York.

Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Nurtami & Auerkari, E. 2002. Mekanisme Inhibisi Sintesis Protein Dan Dasar Molekuler
Resistensi Antibiotik. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 9(1) : 25-28.

Snustad, D.P. & Simmons, M.J. 2012. Principles of Genetics Sixth Edition. John Wilwy & Sons
Inc, USA.

Thomy, Z. & Harnelly, S. 2018. Buku Ajar Dasar-Dasar Biologi Sel & Molekular. Syiah Kuala
University Press, Banda Aceh.

Yuwono, T. 2002. Biologi Molekular. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai