preventive dentistry
with flouride in
children who life in
wetland
PANDU RANA YUDHISI
FLORENCE BRENDA
Lahan Gambut
• Tanah gambut merupakan tanah yang jenuh air,
tersusun dari bahan organik berupa sisa-sisa tanaman
dan jaringan tanaman yang telah melapuk.
• Lahan rawa gambut adalah lahan rawa yang
didominasi oleh tanah gambut. Lahan rawa gambut
sebagian besar terdapat di empat pulau besar, yaitu
Sumatera 35%, Kalimantan 32%, Sulawesi 3%, dan
Papua 30%.
• Lahan ini mempunyai berbagai fungsi bagi kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya sehingga harus
dilindungi dan dilestarikan asal digunakan dan
dikelola dengan benar.
Karakteristik Lahan Gambut
Karies Gigi
karies gigi adalah ketidakseimbangan dari proses demineralisasi dan
remineralisasi gigi. Penggunaan lahan gambut yang memiliki pH rendah
dapat meningkatkan proses demineralisasi pada gigi sehingga mempercepat
terjadinya karies.
(Prasetyo, 2005)
Konsentrasi Merusak
pH rendah Demineralisasi
Ion H+ Hidroksiapatit
Hidroksiapatit
Ion H+
dalam suasana
Bereaksi
Membentuk Demineralisasi asam larut
dengan gugus
porositas terus menerus menjadi
PO49-, F+ atau
Ca2+,PO49-, F+
OH-
atau OH-
Membentuk
kavitas
Air gambut memiliki pH yang asam. Paparan air gambut secara terus menerus dapat menyebabkan efek demineralisasi pada
gigi. Kondisi air gambut yang asam dapat menyebabkan kandungan mineral pada gigi larut. Paparan asam akan memutuskan
ikatan kimia dalam kristal hidroksiapatit. Asam mengandung ion H+. Ion ini akan berdifusi ke dalam enamel dan dentin yang
akan merusak ikatan kimia gigi. Ion fluor dalam gigi ditemukan dalam jumlah yang terbatas, F dalam gigi dapat ditemukan
sebagai fluoro hidroksiapatit dan fluorapatit. Diketahui bahwa F rentan terhadap asam. Sehingga paparan air gambut dapat
menyebabkan ion fluor dari gigi terlarut.
Demineralisasi enamel terjadi melalui proses difus, yaitu proses
perpindahan ion yang larut dalam air dari dalam saliva, karena ada
perbedaan konsentrasi dari keasaman air dengan di dalam enamel gigi.
Ketika lingkungan menjadi asam atau di bawah pH kritis yaitu dibawah
5, demineralisasi menjadi dominan sehingga menyebabkan terlepasnya
mineral enamel yang akan menyebabkan gigi mudah mengalami karies.
Sepanjang aliran sungai di Banjarmasin pH air bersifat asam, hal ini
dikarenakan secara letak geografis sebagian sungai di Banjarmasin
bermuara ke sungai Barito yang memiliki pH asam karena rawa gambut.
• Konsentrasi yang disetujui FDA / • Campuran dari sodium fluoride, • Keuntungan : tidak menyebabkan
ADA adalah 2% dalam bentuk gel hydrofluoride acid dan phosphoric perubahan pada restorasi porselen
atau solution acid. Konsentrasi yang disetujui
• Keuntungan NaF : pH netral (7), ADA/FDA adalah 1,23% • Kerugian : rasa tidak enak,
rasa lebih dapat diterima • Keuntungan : rasa lebih dapat menyebabkan pigmentasi pada lesi
disbanding SnF, tidal ada pengaruh diterima dibanding SnF, tidak karies awal, mengiritasi gingiva,
merugikan pada bahan restorasi. menyebabkan staining, dapat menyebabkan staining pada
• Kerugian Naf : berbahaya jika diaplikasikan pada kedua lengkung restorasi silikat, larutan tidak stabil,
tertelan dalam jumlah besar rahang secara bersamaan, larutan berbahaya jika tertelan dalam
• Diaplikasikan 4x/ tahun bersifat stabil. jumlah besar
• Kerugian : merusak restorasi • Diaplikasiskan 1-2x/tahun
Porselen dan GIC, berbahaya jika
tertelan dalam jumlah besar.
• Diaplikasiskan 1-2x/tahun
Pemberian Fluor Secara Sistemik
Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi.
• Fluoridasi air minum
Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2
ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air
minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu
• Tablet fluor dan tetes
Rekomendasi jadwal dosis (bila terdapat < 0,3 F/L pada air minum)
0 – 24 bulan : tidak dilakukan
2 – 6 tahun : 0,25 mg F/hari
7 – 18 tahun : 0,5 mg F/hari
Jika terdapat > 0,7 mg F/L pada air minum maka tidak dianjurkan pemberian
suplemen fluor
• Susu yang mengandung fluoride
Konsentrasi fluoride pada susu berkisar 2,5 – 5,0 mg F/L
• Garam yang mengandung fluoride
Garam biasanya mengandung fluoride sebanyak 250 mg/kg
Pemberian Fluor Secara Topikal
• Pasta gigi
NaF 1% Na2FPO3 0,76% / SnF2 0,4%
Umumnya 1 mg fluor/g (1 g pasta gigi : 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) setara 1000 ppm, penggunaan teratur setiap
hari dapat menurunkan karies meski tanpa tambahan suplemen fluor pada orang dewasa
Pasta gigi anak – anak memiliki 400 ppm fluoride dapat menurunkan risiko tertelannya fluor akibat belum bias
mengontrol reflex menelan
• Gel
Dapat diaplikasikam pada tray
APF 1,23% gel = 12,3 mg ion F/g gel (12.300 ppm) memiliki pH 3,5
NaF 2% → 10 mg F/g (10.000 ppm) → pH 7
APF lebih efektif daripada NaF sebagai proteksi terhadap karies, namun efek asam kuatnya menyebabkan permukaan
restorasi GIC kasar dan mengikis glaze pada restorasi porselen.
Gel : berkontak dengan enamel dalam beberapa jam
• Solution /larutan
Dapat berupa fluoride kumur harian yang mengandung 0.05% (225 ppm) atau kumur mingguan 0,20% (900 ppm)
natrium fluoride
0,02% - 0,2% Naf (100 – 1000 ppm atau 1 mg F/10 mL – 1 mg F/mL)
Waktu kontak pendek
• Varnish fluor
Viscous resin varnish → 1,7% NaF (1000 ppm ion fluoride)
Viscous shellac type of varnish → 5% NaF (26.000 ppm)
Varnish : retentif lebih lama daripada gel dan melepaskan ion fluoride sedikit demi sedikit
Ketika terjadi ketidakseimangan antara
mineral gain dan mineral loss, maka
terjadi demineralisasi. Proses ini bias
dipengaruhi oleh fluoride. Mekanisme
fluoride dapat mencegah karies adalah
sebagai berikut :
1. Protect against demineralization
2. Remineralization
Mekanise
Kerja
Flouride
Bright Smile With
Protection against
demineralization
Regular Dental
• Fluoride berinteraksi dengan komponen mineral Checkup
pada gigi memproduksi mineral FHAP
(fluorohydroxy apaptite), dimana grup hidroksil
(OH-) digantikan oleh ion fluoride (F). Hasil dari
reaksi terebut adalah meningkatnya ikatan
hydrogen, kisi kristal memadat, dan secara
keseluruhan mengurangi kelarutan.
• Fluoride ditemukan pada pola larutan juga dapat
mempengaruhi tingkat peleburan tanpa
mempengaruhi perubahan dari mineral gigi.
• Pada media asam, tingkat peleburan dari apatit
menurun ketika konsentrasi dari fluoride kurang
dari 0,5mg/L.
• Penyerapan pada permukaan kristal termasuk pada
mekanisme ini. Dimana permukaan kristal bisa
berperan seperti fluorohydroxy apatite
dibandingkan hydroxy apatite dan memiliki tingkat
Remineralizatio
n
• Remineralisasi merupakan proses dimana
sebagian kristal enamel yang larut
berperan sebagai substrat untuk deposisi
mineral dari fase larutan yang dapat
mengaktifkan partial repair pada kristal
yang rusak.
• Lesi karies merupakan hasil dari
demineralisasi melebihi remineralisasi.
• Salah satu dari manfaat dari saling
berpengaruhnya demineralisasi dan
remineralisasi yaitu terciptanya sedikit
kelarutan mineral pada enamel gigi
Terbentuknya endapan kalsium fluoride
CaF2 (lapisan pelindung enamel terhadap
asam) pada permukaan enamel