Pembimbing :
drg. Naninda, Sp.KGA
Mahasiswa :
Inviolita Annisaa M
160112170069
Faktor yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap terjadinya karies yaitu
frekuensi konsumsi dan pola makan anak. Penelitian yang dilakukan Gustaffson
diantara jam makan dapat meningkatkan insidensi karies pada individu dengan
kesehatan mulut dan gigi yang buruk. Pada setiap gigi yang terekspos makanan
pada permukaan enamel gigi terluar1. Selama 2-3 menit memakan makanan manis
atau berkumur dengan cairan yang manis, menyebabkan pH plak menurun dari
pada akan enamel terjadi, dan disebut juga dengan pH kritis, hal ini berdasarkan
kurva Stephen (Gambar 1). Selain itu, kondisi asam yang sering terjadi di rongga
untuk menetralkan ph asam2. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan
Curve
Makanan manis lebih baik dimakan pada saat jam makan utama, seperti
sarapan, makan siang, dan makan malam, karena pada waktu jam makan utama
biasanya air ludah yang dihasilkan cukup banyak, sehingga dapat membantu
membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies menjadi suatu lubang pada gigi sangat bervariasi, diperkirakan
antara 6-48 bulan. Golongan anak sering terjadi serangan karies dalam kurun
waktu 2-4 tahun sesudah erupsi gigi, yaitu biasanya pada anak usia 4-8 tahun.
Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan
karena enamel pada gigi tetap lebih banyak mengandung mineral, maka enamel
pada gigi tetap semakin padat dibandingkan enamel pada gigi susu. Hal ini
karies yaitu saliva. Jika laju aliran saliva terganggu, maka karies dapat
berkembang lebih cepat. Adanya makanan pada rongga mulut dapat menstimulus
saliva. Saliva bukan hanya dapat menghilangkan substrat dan asam yang
dihasilkan oleh plak pada mulut, tetapi berperan penting kapasitas penyangga pH
pada saliva dan plak. Aliran salirva yang tinggi/cepat menunjukkan pH alkalin
mulut yang sebelumnya diturunkan oleh adanya paparan gula dan karbohidrat.
Gigi sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat, konsentrasi kalsium dan fosfat
dalam saliva dan plak dianggap penting dalam menentukan perkembangan atau
remineralisasi 4.
Proses tterjadinya karies gigi dimulai adanya Asam (H+) terbentuk karena
adanya gula (sukrosa) dan bakteri dalam plak. Gula (sukrosa) akan mengalami
fermentasi oleh bakteri dalam plak sehingga terbentuk asam (H+) dan dextran.
Dextran akan melekatkan asam (H+) yang terbentuk pada permukaan email gigi.
Apabila individu hanya satu kali malam gula (sukrosa), maka asam (H+) yang
terbentuk sedikit. Apabila berkali-kali makan gula (sukrosa), maka akan terbentuk
Asam (H+) dengan pH 5 akan masuk ke dalam email melalu enamel rod,
tetapi permukaan emai memiliki lebih banyak kandungan Kristal fluorapatit yang
lebih tahan terhadap asam, sehingga asam (H+) akan melarutkan Kristal
hidroksiapatit yang ada dan akan terbentuk reaksi kimia sebagai berikut :
Apabila asam yang masuk ke permukaan email sudah banyak, maka reaksi
akan terjadi berulang kali. Jumlah Ca2+ yang lepas bertambah banyak yang lama
kelamaan Ca2+ akan keluar dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi yang
terjadi pada bagian bawah email maka biasa disebut dekalsifikasi bagian bawah
email 4.
White spot adalah tahap awal karies / prekavitasi lesi awal yang terlihat
berwana titik putih. White spot dapat terjadi dalam beberapa minggu jika kondisi
4 tahun untuk berkembangnya karies dari enamel hingga dentin pada bagian
proksimal. White spot dapat terlihat secara klinis dan dalam permukaan yang
kering. Hal ini karena ketika enamel demineralisasi maka akan terjadi porus,
porus berisi air, dan jika kering maka air yang berada pada porus akan digantikan
dengan udara dan lesi akan menjadi lebih jelas. Jika karies terus berlangsung,
maka lesi akan menjadi lebih jelas meskipun dalam keadaan basah/lembab 4.
berupa hancurnya ameloblas dan timbulnya bintik- bintik abnormal pada email.
Pada fluorosis gigi ditemukan kelainan gigi yang awalnya berupa suatu garis
putih menyilang pada permukaan email sedangkan pada tingkat berat dapat
merubah bentuk gigi. Tanda awal gigi terpapar fluor berlebih ialah email yang
kuning atau coklat akibat permukaan email gigi yang tidak sempurna4.
White spot dan Flourosis dibedakan berdasarkan faktor seperti lokasi lesi
dan karakteristik permukaan. Karies sering terjadi pada gingival margin dan
proksimal gigi. Lesi karies yang aktif berwarna matt white, berporus dan kasar,
di bagian labial gigi serta permukaan yang halus. Selain itu, adanya lesi karies jug
merupakan lapisan bahan restorasi tipis dari resin, porselen, dan hidrosi apatit,
dilekatkan ke permukaan fasial gigi yang telah dipreparasi. Mikroabrasi salah satu
email. Teknik ini merupakan alternatif terbaik setelah menggunakan metode bor
menimbulkan rasa sakit, nyeri, linu, tidak menghasilkan getaran, gesekan dan
perawatannya selektif karena hanya menghilangkan struktur gigi yang rusak, lebih
mudah, biayanya mudah, waktu kerja yang lebih cepat dan nyaman bagi pasien.
Teknik mikroabrasi terdiri dari aplikasi pasta asam dan scrubbing pada
area yang terlibat pertama yang dilakukan adalah isolasi gigi dengan rubberdam
untuk melindungi gingiva dari zat asam dan dapat ditambahkan rubberdum flow
pada area gingiva yang terpapar jika dibutuhkan. Kemudian campurkan pasta
dengan pumis (tanpa gliserol) dan asam hidroklorit 18% dan tambahkan
sejumlah kecil pasta pada area yang mengalami defek dan gunakan stik
dental untuk menggosok area defek maksimal 5 detik. Selanjutnya bilas gigi dan
hingga diperoleh hasil yang diinginkan dan hentikan prosedur jika email menjadi
Sarankan pasien untuk berkumur degan obat kumur NaF 0.2% pada pagi dan sore
calcium phosphate complexes (CPP-ACP) adalah produk dari susu yang mampu
mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP), kalsium dan fosfat tinggi,
dengan berbagai cara, yaitu rangkaian fosfoprotein kasein (CPP) akan memutus
gigi melalui ikatan yang terbentuk dari matrik protein polisakarida ekstraseluler
bakteri dengan reseptor pelikel saliva, namun CPP memutus ikatan tersebut.
Hal ini menyebabkan perlekatan bakteri pada permukaan gigi terlepas. CPP
defisiensi saliva seperti xerostomia atau ketika tindakan membersihkan gigi sulit
dilakukan.
dentin.
c. Riset membuktikan Recaldent (CPP - ACP) juga dapat mengubah warna gigi
d. Dapat digunakan untuk gigi permanen, aman untuk diaplikasikan pada bayi
terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi karies awal.
e. Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti yang dengan gangguan
Pada anak atau pasien yang terdapat riwayat alergi pada jenis makanan yang
mengandung susu.
Selain itu, perawatan fluorosis dapat dilakukan dengan teknik resin
tanpa membuang struktur jaringan gigi yang sehat, menghindari sejauh mungkin
microporosity dibuat melalui difusi asam dan bahan pelarut. Prosedur resin
infiltration dilakukan dengan menggunakan gel asam klorida 15% selama 2 menit,
CAMBRA
Skor akhir :
o High Risk.
pasien berada pada kategori High risk. Jika tidak terdapat ya pada
indicator penyakit, maka tetap dalam kateori high risk jika faktor resiko
melebih faktor perlindungan. Ibu atau pengasuh anak yang memiliki karies
pada setiap kolum fakotr resiko dan faktor perlindungan agar dapat
o Moderate Risk
Jika tidak terdapat indicator penyakor, dan faktor resiko dan faktor
o Low Risk
Jika tidak terdapat indicator penyakit, terdapat sedikit atau tidak ada fakotr
low risk.
Bagian kolom yang dinyatakan ya dapat digunakan sebagian topic untuk
difermentasi, khususnya sukrosa, fruktosa, dan jus buah (seperti jus apel)
Botol yang digunakan berkelanjutan pada saat tidur atau ketika menyusui
khusus (CHSN)
Aliran saliva yang kurang dan penggunaan obat, kondisi medis atau sakit.
Menentukan resiko karies low, moderate, high atau extreme.
Tulis di kolum Ya pada setiap indicator penyakit (kolum 1) dan faktor resiko (kolum 2).
Cek dan lihat total indicator penyakit dengan kolum Ya pada faktor perlindungan (kolum
3). Gunakan angka tersebut untuk menentukan apakah pasien memiliki resiko faktor yang
tinggi atau fakor perlindungan atau sama. Gunakan kurva keseimbangan karies untuk
Satu atau lebih indicator penyakit paling sedikit pada kategori high risk. Jika
terdapat hiposalivasi, pasien termasuk pada kategori extreme risk. Walaupun jika
tidak terdapat indicator penyakit, pasien tetap dalam high risk jika pasien di luar
Low risk
Jika tidak ada indicator penyakit terdapat sedikit atau tidak ada fakotr resiko dan
Moderate risk
Jika pasien tidak berada pada resiko tinggi atau ekstrim dan tidak pada reskio
rendah, maka pasien berada pada moderate risk dan di perhatikan kembali dengan
adanya tambhan terapi kimia. Sebagia contoh pasien yang memiliki perawatan
saluran akar sebagai hasil karies 4 tahun yang lalu dan tidak emmiliki lesi karies
yang baru, tetapi tereksposnya akar gigi dan hanya menggunakan pasta gigi
AAPD
kategori risiko karies yaitu low, moderate, high sesuai dengan fakotr dominan
pada individu. Namun penilaian klinis dapat digunakan untuk penilaian satu
faktor (contohnya lesi di interproksimal, laju aliran saliva yang renda) untuk
kategori risiko karies yaitu low, moderate, high sesuai dengan fakotr dominan
pada individu. Namun penilaian klinis dapat digunakan untuk penilaian satu
faktor (contohnya frekuensi tereksposnya gula yang berada pada snacks atau
makanan lainnya, lebih dari 1 gigi berlubang, hilang, atau permukaan gigi yang
risk = menandakan hanya di kolom ‘low risk’, moderate risk = hanya kondisi
dalam kolom ‘low’ dan atau ‘moderate risk’ yang ada, High risk = satu atau lebih
kondisi di kolom ‘high risk’ yang ada. Penilaian klinis dokter gigi dapat menilai
sebagai resiko tinggi, atau faktor resiko lainnya yang tidak tertulis.
Frutti Fluor
hyroxybenzoate
o Sediaan : krim
Ftor Lux
(0.5%),
o Sediaan : larutan.
Clinpro White Varnish
o Komposisi :
o Sediaan : larutan.
MI Varnish
o Indikasi : untuk perawatan pencegahan hipersensitivitas pada
berbagai situasi klinis yatiu, area servikal, insisif & molar yang
oklusal.
o Komposisi :
- Fluoride
- Kalsium
- Fosfat
o Sediaan : gel.
DAFTAR PUSTAKA
cambridgecore/content/view/621E55DA8901950C95859FA2D48F5938/S00071145
97000147a.pdf/sugar_alternative_sweeteners_and_meal_frequency_in_relation_to_c
Usia 5-6 Tahun di Kota Padang. Andalas Dental Journal. 1-13. Available at
http://repo.unand.ac.id/3879/1/ANALISIS%20HUBUNGAN%20JENIS%20DAN
%20FREKUENSI%20MENGKONSUMSI%20JAJANAN%20KARIOGENIK
%20DENGAN%20KEJADIAN%20RAMPAN%20KARIES%20PADA%20ANAK
%20USIA%205-6%20TAHUN%20DI%20KOTA%20PADANG.pdf. Accessed
December 15 2019.
Konsumsi Makanan Kariogenik dan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar. Journal
https://media.neliti.com/media/publications/185789-ID-hubungan-kejadian-karies-
5. Yulina, V.; Gartika, M. 2018. Mikroabrasi Salah Satu Teknik Perawatan Defek
2019.
ortodontik dengan Teknik Resin Infiltration. Journal Kedokteran Gigi Unpad. 2019