Anda di halaman 1dari 3

FLUOR

1.1 Definisi
Fluoride merupakan elemen ke-13 terbanyak yang terdapat pada kerak
bumi. Secara luas fluoride terdistribusi pada litosfer dalam bentuk fluorspar,
fluorapatit dan cyrolite. Konsentrasi fluoride pada air laut adalah sekitar 1.2 – 1.4
mg/L, sedangkan pada air tanah konsentrasi fluoride adalah diatas 67 mg/L dan
pada air permukaan konsentrasi fluoride adalah 0.1 mg/L. fluoride juga ditemukan
pada makanan terutama ikan dan teh (Lennon et al, 2004).
Fluoride dapat memberikan efek yang menguntungkan dan merugikan bagi
kesehatan manusia. Dalam kedokteran gigi, fluoride yang dikonsumsi dengan
jumlah yang tepat dapat menurunkan prevalensi karies, namun jika dikonsumsi
secara berlebihan akan menyebabkan terjadinya fluorosis. Sedangkan dalam
kesehatan secara umum, kelebihan konsumsi fluoride dapat menyebabkan skeletal
fluorosis dan fraktur tulang merupakan efek yang paling sering terjadi akibat
kelebihan konsumsi fluoride (Lennon et al, 2004).

1.2 Tujuan Penggunaan Fluor


Menurut Angela (2005) yang dikutip oleh Heriyati dkk (2010), tujuan
penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan
cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat
melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih
stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Fluoroapatit menghasilkan enamel
yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan
meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal
hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi
yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan
kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik
yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH
5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Heriyati dkk, 2010).

1.3 Manfaat Fluor


Penggunaan fluor mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Praerupsi
a. Selama pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari
pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk.
b. Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal apatit yang
lebih resisten terhadap asam
c. Pemberian yang optimal, kristal apatit lebih tahan terhadap
kelarutan yang disebabkan oleh asam.
2. Pascaerupsi
a. Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam.
b. Fluoroapatit lebih padat sehingga gigi lebih tahan oleh proses
demineralisasi
c. Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit.
d. Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi,
sehingga merangsang perbaikan atau penghentian lesi karies
awal.
e. Fluoride menghambat banyak sistem enzim.
Hambatan terhadap enzim yang terlibat dalam pembentukan
asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam
streptococcus oral dan juga membatasi penyediaan bahan
cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa polisakarida.
f. Mencegah demineralisasi.
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel
dalam asam rongga mulut. Dengan cara mengurangi
permeabilitas enamel maka mineral yang terkandung
dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva, melainkan
digantikan oleh ion-ion Fluor pada permukaan enamel.
g. Memiliki sifat antibakteri
Pada keadaan ph rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam
Hydrofluoric Acid. Hal ini menyebabkan fluoride
menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri
kariogenik sehingga menghalangi pembentukan asam.
h. Mempercepat demineralisasi
Dengan cara mengubah lingkungan permukaan dari enamel,
sehingga transfer ion antara saliva dan enamel dapat
berlangsung efektif. Keadaan ini mengakibatkan proses ionisasi
pada permukaan yang terdemineralisasi menjadi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai