drg.Bambang Tri Hartomo Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto 2013
The restoration of endodontically treated teeth is one of the most challenging situations of the dentist`s clinical practice, because it involves procedures related to several areas, such as Endodontics, Operative Dentistry, and Prosthetics
These restorations aim to replace the structures lost during endodontic surgery and access to both the pulp chamber and root canal system during the instrumentation
PROGNOSIS
The prognosis of endodontically treated teeth depends not only on endodontic treatment success itself, but also on the amount of remnant tooth tissue and the definitive restoration that will be placed onto the dental element
Beberapa penelitian menyatakan bahwa kegagalan perawatan endodontik sering terjadi akibat restorasi yang tidak adekuat. Hal ini menyebabkan restorasi yang tepat menjadi lebih penting dibandingkan dengan penutupan apikal
Berkurangnya struktur mahkota & struktur penguat gigi Dehidrasi dentin (hilangnya kelembaban) Efek samping larutan irigasi & medikasi intrakanal (melemahkan substrat dentin) Berkurangnya respon propioseptif (menurunkan refleks proteksi)
Warna gelap karena sisa bahan restoratif (obturasi) di kamar pulpa Pencegahannya menghilangkan sisa bahan obturasi di kamar pulpa & 2 mm di bawah CEJ Bahan obturasi mengandung iodoform atau perak cenderung menyebabkan perubahan warna
2.
3. 4.
Banyaknya jaringan gigi tersisa Fungsi gigi (mempengaruhi beban kunyah) Posisi atau lokasi gigi Morfologi atau anatomi saluran akar Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung rahang, maka pemilihan restorasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati.
Gigi dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar memiliki risiko fraktur yang lebih tinggi
2.
3. 4.
5.
Menutupi koronal secara menyeluruh Melindungi struktur gigi yang tersisa Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas Memiliki resistensi agar mampu menahan daya kunyah Mampu mengembalikan fungsi gigi yaitu fungsi pengunyahan, estetik, bicara, dan menjaga gigi antagonis dan gigi sebelahnya
Menurut Bahan :
a.
Restorasi Plastis :
Jenis logam : Amalgam, Gold foil Jenis non logam : Silikat, akrilik, GIC, Resin komposit, Kompomer
b.
Restorasi indirect inlay Onlay Mahkota jaket Mahkota jaket dengan inti pasak (logam,porcelain,PFM)
Restorasi direct dan indirect dapat digunakan pada perawatan paska endodontik baik gigi anterior maupun
Gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan memiliki struktur jaringan gigi yang sehat masih banyak, serta retensi yang cukup, dapat direstorasi secara langsung dengan komposit resin atau semen glass ionomer Gigi anterior dengan pewarnaan yang meliputi lebih dari setengah atau seluruh koronal, dapat direstorasi dengan veneer komposit atau porselen Gigi anterior dengan sisa jaringan keras gigi sedikit, retensi dari jaringan gigi yang tersisa tidak adekuat, dan tidak dapat digunakan restorasi lain, maka pasak dan inti menjadi pilihan Restorasi komposit menjadi kontraindikasi jika sisa jaringan kurang dari sepertiga koronal
Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan dengan gigi anterior, karena itu pertimbangan dalam pemilihan restorasi juga berbeda. Faktor yang paling utama dalam menentukan restorasi adalah banyaknya jaringan gigi sehat yang tersisa Gigi yang tidak berisiko fraktur dan memiliki sisa jaringan cukup banyak, diindikasikan menggunakan restorasi sederhana. Kavitas yang tidak meliputi proksimal dapat direstorasi dengan komposit high strength untuk gigi posterior Logam cor sepeti alloy emas, mahkota emas, mahkota metal porselen, dan restorasi all porcelain, merupakan restorasi pilihan pada gigi posterior yang telah dirawat endodontik,. Restorasi ini melindungi gigi dengan baik, walaupun membutuhkan pembuangan jaringan dan biayanya cukup besar
Gigi posterior selalu membutuhkan perlindungan koronal karena beban kunyahnya yang besar. Premolar lebih rentan terhadap fraktur dibandingkan dengan gigi molar dan harus direstorasi minimal dengan onlay pada kedua bonjol Gigi posterior secara umum tidak menggunakan mahkota pasak sebagai restorasi. Ukuran kamar pulpa yang besar menyebabkan gigi posterior lebih baik direstorasi dengan onlay atau mahkota penuh Mahkota pasak,menjadi pilihan jika restorasi yang lain tidak memiliki retensi yang cukup untuk menggantikan struktur gigi yang hilang, karena beberapa penelitian menyatakan bahwa restorasi mahkota pasak dapat meningkatkan risiko fraktur
DIRECT RESTORATIONS-DENTAL AMALGAM merupakan campuran beberapa logam (alloy) yang dikombinasikan dengan merkuri menjadi satu kesatuan hingga membentuk massa yang plastis dan solid Hasil campuran ini memiliki kekerasan dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan bahan tambal lainnya Alloy yang terdapat pada dental amalgam konvensional yaitu campuran dari silver, tin, cooper, zinc.
Amalgam merupakan restorasi kontroversial, karena kandungan merkuri yang terdapat di dalamnya. Suatu penelitian menemukan bahwa hasil evaluasi restorasi amalgam setelah tiga tahun pemakaian terbukti baik, namun setelah lima tahun ditemukan lebih banyak terjadi fraktur pada gigi yang direstorasi dengan amalgam setelah perawatan endodontik dibandingkan dengan restorasi komposit resin dan pasak fiber
Amalgam digunakan sebagai bahan tambal direk karena mudah ditempatkan pada kavitas dan setelah mengeras akan mengembalikan bentuk dan fungsi gigi seperti semula Indikasi dari dental amalgam diantaranya adalah pada gigi yang tidak membutuhkan pertimbangan estetika seperti pada gigi posterior Kontraindikasi dari dental amalgam adalah gigi yang membutuhkan nilai estetika yang tinggi seperti pada gigi anterior, dan gigi dengan retensi yang rendah. amalgam tidak menjadi pilihan utama sebagai restorasi gigi setelah perawatan endodontik, karena sisa jaringan keras gigi yang tersisa seringkali tidak memiliki retensi yang dibutuhkan oleh restorasi amalgam
DIRECT RESTORATIONS-DENTAL AMALGAM Amalgam bukan pilihan terbaik dalam merestorasi gigi setelah perawatan endodontik, hilangnya bonjol dalam preparasi kavitas perawatan endodontik menyebabkan gigi rentan terhadap fraktur vertikal, restorasi intrakoronal seperti amalgam tidak dapat melindungi gigi dari risiko ini
Semen Glass Ionomer merupakan materi plastis yang terdiri dari glass aluminosilikat dengan kandungan fluor yang tinggi, berinteraksi dengan asam polialkenoic. Semen glass ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior Semen glass ionomer bersifat rapuh sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar Kelebihan dari semen glass ionomer adalah bersifat adhesif. Semen glass ionomer mampu berikatan dengan enamel dan dentin secara kimia. Ikatan tersebut bersifat adhesif dan memerlukan ikatan mekanik dengan kavitas yang telah dipreparasi sehingga menghasilkan penutupan yang baik
Keunggulan lain dari semen glass ionomer adalah bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya karies, disebabkan terjadinya pembebasan flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam Kekurangan dari semen glass ionomer adalah ketahanan terhadap abrasi yang kurang. Semen glass ionomer kurang kuat, tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik
INLAY
Preparasi untuk restorasi tuang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Umum : 1. Outline form yang baik 2. Retention form yang baik 3. Resistance form yang baik
Khusus : 1. Dinding yang tegak / Divergen 5o (maksimal 10) 2. Tidak ada undercut 3. Dibuat bevel pada semua cavosurface angle
Adalah bentuk daerah tepi marginal dari preparasi Hal-hal yang perlu diperhatikan : Membuang semua jaringan karies dan fissure yang dalam Membuang semua jaringan email yang tidak didukung oleh dentin Perluasan kavitas sampai ke self cleansing area dan jaringan gigi yang sehat Cavosurface margin membentuk sudut 90o dibevel supaya batas tepi tumpatan dan gigi dapat halus
Adalah bentuk dari preparasi kavitas yang tahan terhadap pergeseran atau hilangnya restorasi dari gaya dorong dan daya angkat. Berupa : Dinding tegak bentuk box
Adalah bentuk preparasi kavitas harus sedemikian rupa sehingga sisa gigi masih cukup kuat untuk menahan daya kunyah (tidak pecah dengan adanya daya kunyah) Kavitas diperluas dari daerah yang banyak terkena tekanan ke daerah yang tidak langsung terkena tekanan
Tidak boleh ada undercut karena menyebabkan kesulitan saat mencetak Bila terdapat undercut harus dimanipulasi dengen semen
Dibuat pada cavosurface margin Tujuan : melindungi prisma enamel yang pendek yang tidak mendapat dukungan dentin yang terletak dibawahnya Agar peralihan antara permukaan logam dan gigi berkesinambungan (adaptasi) dengan baik Mencegah karies sekunder Menambah retensi
Preparasi untuk Inlay Mencetak Mengcarving / memodel malam Menanam dalam moffel (bumbung tuang) Menghilangkan malam Casting Pasang coba inlay Pemolesan Insersi
Pada prinsipnya preparasi inlay kavitas kelas II sama dengan amalgam kelas II (MO/DO/MOD) Bidang Oklusal : Preparasi dengan menggunakan bur tapered fissure. Bentuk preparasi divergen ke arah oklusal 2o 5o. Diameter bur disesuaikan dengan luas bidang yang akan dipreparasi Membuat dovetail dan channel pada restorasi inlay kelas II
Bidang Proksimal Preparasi dimulai dari bidang oklusal dilanjutkan ke arah proksimal dengan membuang jaringan karies dan sampai bebas dari kontak dengan gigi tetangga dan daerah yang mudah dibersihkan (self cleansing). Dengan tapered fissure bur dinding aksio bukal dan aksio lingual dibuat divergen ke arah oklusal
Dibuat bevel pada axio pulpa line angle serta seluruh permukaan cavo surface enamel margin dengan menggunakan bur fissure dan membentuk sudut 4o terhadap permukaan tersebut (lebar bevel 1 mm)
Penyelesaian tahap akhir preparasi Semua sudut yang tajam dibulatkan serta permukaan gigi dihaluskan dengan finishing diamond bur Pemberian basis Zinc Oxide Phosphat cement pada dinding pulpa. Basis di daerah dinding gingiva hanya sebatas dentin terbuka, tidak sampai ke tepi enamel.
Setelah tahap preparasi selesai dilakukan pencetakan Untuk mendapatkan bentuk negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya Kemudian diisi / dituang dengan dental stone (gips tipe IV) untuk memperoleh model kerja (bentuk positif)
1.
Heavy Body/ Putty type Digunakan sebagai cetakan pertama untuk membuat Individual Tray Light Body/ Syringe Type atau Injection Type Digunakan sebagai cetakan kedua, untuk mendapatkan detail cetakan yang tajam
2.
Double Impression technic Memakai dua bahan dengan viskositas yang berbeda (putty dikombinasikan dengan regular atau light body)
Pertama dilakukan pencetakan dengan bahan cetak putty, setelah mengeras dikeluarkan dari mulut penderita, daerah target dipotong/dikerok sekitar 2 mm, daerah tersebut diisi dengan bahan cetak regular atau light body kemudian dimasukkan kembali kemulut penderita
Malam inlay (blue wax) dilembekkan di atas lampu spirtus kemudian ditekantekan pada kavitas sampai penuh dan dimodel, baik cups maupun fissure sesuai bentuk anatomis semula. Kawat sprue yang dibuat dari kawat/penjepit kertas (paper clip) ditusukkan pada daerah tepi (marginal ridge) dekat titik kontak/ bagian paling tebal. Sprue ditarik ke luar dengan arah vertikal Apabila malam tak dapat keluar atau masih terdapat sisa malam di kavitas menandakan preparasi kavitas masih kurang baik atau masih ada undercut. Preparasi diperbaiki dengan menghilangkan bagian-bagian yang merupakan undercut
SPRUE
Sprue adalah saluran yang mana akan dilalui logam cair yang mengalir ke cetakan (mould) yang ada pada bumbung tuang (cincin cor / casting ring) setelah model malamnya dibuang. Persediaan sprue : Membuat sendiri dari malam model. Sudah jadi dari malam model dengan berbagai ukuran panjang atau diameter. Ada yang terbuat dari plastik atau logam.
Prinsip menentukan pilihan sprue : Diameter yang kira-kira sama dengan bagian yang paling tebal dari model malamnya. Tangkai sprue harus direkatkan pada bagian model malam yang penampang melintangnya terluas.
Prosedur Penanaman : a. Model malam harus bersih dari kotoran, debu dan minyak Perlu pembersih model malam komersial atau detergen cair Dibiarkan mengering. Mengurangi tegangan permukaan model malam Pembasahan oleh bahan tanam akan lebih baik Perlekatan yang sempurna pada bagian model yang kecil dan tipis
Setelah investment gips setting, Crucible former dan kawat sprue diambil dan bumbung tuang diletakkan posisi terbalik (bekas sprue di bawah) pada tungku dengan maksud untuk mencairkan malam yang ada pada investment gips dan lubang bekas sprue terlihat merah membara Siap dilakukan pengecoran Casting Machine
Casting adalah Pengecoran logam campur gigi (dental alloy) dalam rangka pembuatan restorasi gigi dari logam
Sprue
dipotong dengan diskus karborundum. Jika ada gelembung logam dihilangkan dengan bur (bagian dalam inlay jangan dibur) Kavitas didisinfeksi Inlay dicoba dimasukkan dan dikeluarkan dari kavitas. Letak inlay pada kavitas harus stabil dan tidak goyang, hubungan tepi harus baik, tidak ada trauma tekanan oklusi dengan gigi antagonis dan pada bagian proksimal tidak ada overhanging
Inlay dihaluskan dengan batu karborundum. Kemudian dengan bur finishing. Terakhir dibuat mengkilap dengan menggunakan sikat dan serbuk batu apung (pumice) dengan air
Setelah inlay dipoles, inlay dibersihkan dengan alkohol Kavitas juga didisinfeksi Inlay dan kavitas dikeringkan Aduk GIC tipe I ( luting cement ) dengan konsistensi yang tepat. Oleskan GIC pada bagian dalam inlay tipis-tipis saja. Kemudian inlay dimasukkan pada kavitas. Tekan inlay tersebut tetap pada arahnya sampai GIC setting.
ONLAY
RESTORASI ONLAY
indirect restoration which incorporates a cusp or cusps by covering or onlaying the missing cusps. Onlay/ Uplay merupakan modifikasi dari MOD inlay Restorasi onlay berfungsi untuk menyatukan dinding mahkota gigi dengan adanya kontrabevel sekaligus untuk melindungi gigi dari tekanan oklusi pada waktu gigi berfungsi
PREPARASI
Preparasi kavitas, dinding tegak dibuat sejajar atau divergen ke oklusal maksimal 10. Dasar kavitas diratakan dan garis sudut dibuat membulat. Preparasi oklusal, tentukan ketebalan onlay dengan beberapa alur pedoman menggunakan fissure bur sedalam 1mm mengikuti kontur permukaan oklusal.
Preparasi bevel, sudut kavitas dan permukaan yang tajam dibevel. Kontrabevel dibuat pada permukaan bukal dan lingual sebesar 30 Pemeriksaan kavitas, dinding kavitas terlihat rata dan halus semua garis sudut kavitas terlihat dari okusal.
INLAY
Pada onlay/ uplay: Menutup seluruh permukaan okusal sehingga dapat memperbaiki oklusi (anatomis & fungsi) Dengan adanya logam yang menutupi permukaan oklusal, maka cups akan terlindung Tekanan kunyah pada uplay dapat diteruskan dengan lebih baik Tekanan pada uplay condong untuk lebih menyatukan cups dibandinglan dengan MOD inlay.
KONTRA INDIKASI 1. Dinding bukal dan lingual sudah rusak 2. Mahkota klinis pendek
Dowel (pasak)
pasak (biasanya logam) yang dimasukkan ke dalam sal.akar gigi pasca perawatan endodontik
(panah atas)
Core (inti)
Dowel (pasak)
Mempertahankan dan mendukung restorasi akhir pada gigi yang rusak parah (panah atas) Sebagai tempat meletakkan restorasi akhir (panah bawah)
Core (inti)
80
PANJANG PASAK
Sama panjang mahkota anatomis 2/3 panjang saluran akar Menyisakan gutapercha di apeks minimal 4 mm
1.
2. 3.
4.
Preparasi labial dan insisal Bagian insisal dikurangi 2 mm Preparasi proksimal membentuk sudut 6 derajat Pengurangan bagian labial menggunakan bur diamond meruncing ujung datar (flat end tapered diamond bur) sedalam 1,25 mm Untuk finishing dan menegaskan pundak menggunakan no.170 non dentate tapered fissure bur
1.
2.
3.
Preparasi bagian lingual Pengurangan bagian lingual 2/3 arah insisal menggunakan bur diamond bentuk roda kecil (small wheel diamond) sedalam 1 mm Pengurangan bagian cingulum kearah servikal menggunakan bur diamond meruncing ujung bulat (round-end tapered diamond) membentuk chamfer Jika cingulum sangat pendek maka bagian lingual dibuat pundak
Preparasi tonggak untuk mahkota jaket dengan inti pasak tuang secara garis besar selesai,dilanjutkan penghilangan semua jaringan karies menggunakan bur bulat besar no 4 dan 6 Penghilangan jaringan gigi tipis yang tidak didukung dentin dengan bur no.170 juga daerah undercut pada bagian koronal pada preparasi saluran akar gigi
Pelebaran saluran akar dilanjutkan dengan peeso reamer no 6,bentuk preparasi saluran akar tidak boleh bulat, sebaiknya dibuat oval atau trianguler Preparasi cavosurface dengan bur diamond bentuk flame membentuk semacam kerah (collar) dengan tujuan untuk mencegah gigi yang dipegang supaya tidak fraktur, juga untuk ketepatan pengepasan pasak
Setelah itu sprue dipasang dari kawat yang dipanasi terlebih dahulu. Arah sprue diusahakan sejajar dengan arah gigi. Sprue diberi tanda dengan membelokkan supaya mengetahui bagian labial dan lingual/palatal Setelah model malam baik,maka model ditanam dalam mofel dan dicor dengan logam
(A) kawat penguat disiapkan (B) bahan cetak dimasukkan ke saluran akar yang sudah dipreparasi untuk pasak lalu kawat penguat dimasukkan. Kemudian keseluruhan rahang juga dicetak (C) hasil cetakan kemudian diisi gips (D) hasil pengisian sesuai dengan keadaan gigi pasien yang sudah dipreparasi pasak Tahap berikutnya sama dengan metode direk
92
paling sering digunakan untuk pasak logam Tidak memperkuat sisa akar Aplikasi mudah
Konvensional diindikasikan untuk pasak logam Konvensional tidak memperkuat sisa akar Saat ini paling sering digunakan Meningkatkan retensi, marginal leakage minimal, memperkuat sisa akar (jangka pendek) Aplikasi lebih rumit
94
PENENTUAN WARNA
Dilakukan 2 kali, sebelum dan sesudah preparasi supaya diketahui apakah dalam menentukan warna sudah baik Cara : 1. Pengaruh warna sekeliling ditutup 2. Peta warna : crevical colour,body colour,incisal colour 3. Kamus warna (shade guide colour)
Note : warna cervical lebih tua dari warna labial (body colour), warna labial lebih tua daripada warna insisal
MAHKOTA SEMENTARA
Digunakan selama menunggu proses pengerjaan mahkota jaket di laboratorium Berfungsi untuk : 1. Melindungi pulpa gigi dari rangsang termis,khemis, dan mekanis supaya tidak terjadi iritasi pulpa yang dapat menyebabkan hipersensitivitas dentin (pada gigi vital) 2. Mencegah terjadinya migrasi/drifting,extrusi gigi yang dipreparasi 3. Mencegah supra erupsi/ekstrusi gigi antagonis 4. Melindungi gingiva margin darah servikal untuk estetika, terutama untuk restorasi gigi anterior
Sterilisasi daerah operasi dengan cara isolasi dengan gulungan kapas, penyedot ludah Tonggak preparasi dibersihkan dengan larutan germisida/alkohol Dikeringkan Semen diaduk dengan konsistensi sebagai bahan perekat (sticky) Semen dioleskan pada tonggak preparasi dan bagian dalam mahkota jaket Mahkota jaket dipasang,ditekan,kelebihan semen dihilangkan Semen yang digunakan : GIC tipe 1 semen seng fosfat polikarboksilat