SULIYANTO, MURADI
Abstrak
Abstract
kontaminasi dan penggunaan bahan kertas pencuplik khusus, pada luasan usap
pembungkus sumber radioaktif. Peralatan atau 100 cm2 dan dicacah untuk mendapatkan
instrumen radiasi yang diperlukan: cacahan total (gross). Fraksi yang tercuplik atau
perlengkapan proteksi radiasi, seperti: baju, terambil pada kertas filter ditetapkan sebesar
sepatu kerja, sarung tangan, masker, baju apron 10%. Kertas filter diusapkan ke permukaan
berperisai Pb, bahan-bahan dekontaminasi dan dengan tekanan sedang (tidak merusak kertas).
lain lain [1]. Tingkat radioaktivitas pada permukaan,
Pemantauan tingkat kontaminasi di dihitung menggunakan rumus [2] :
daerah kerja dilakukan melalui pengukuran
C
radioaktitivitas di udara dan di permukaan. A p
100
100 (1)
Pemantau kontaminasi beta di permukaan L E f F
daerah kerja tersedia surveymeter kontaminasi
dengan
untuk pengukuran langsung maupun tidak
langsung. Pemantauan kontaminasi zat Ap = Radioaktivitas pada permukaan
radioaktif pada permukaan persatuan luas (Bq/cm2)
dengan memperhatikan sifat dan keadaan fisika C = laju cacahan (cps)
serta kimia zat radioaktif tersebut. Pemantauan L = luas permukaan yang diusap (100
kontaminasi di permukaan secara tidak cm2)
langsung dilakukan melalui uji usap (smear Ef
test), pada permukaan daerah kerja yang sulit = efisiensi pencacah (%)
dijangkau atau permukaan yang tidak rata. F = fraksi yang terambil (10%).
Pengambilan cuplikan dan pencacahannya Radioaktivitas adalah jumlah inti yang
dilakukan secara tidak terintegrasi, sehingga meluruh per satuan waktu, dituliskan dengan
data yang dihasilkan merupakan data yang rumus:
terputus. Cuplikan yang terkumpul pada kertas dn
filter, kemudian dicacah dengan alat pencacah N (2)
cuplikan secara total (gross counting) [1]. dt
Pemantauan radioaktivitas beta secara dengan :
tidak langsung dilakukan dengan mengambil = konstanta peluruhan radioaktif
cuplikan di permukaan daerah kerja maupun N = jumlah inti radioaktif
alat, kemudian dilakukan pencacahan
menggunakan detektor sintilasi. Latar belakang Radioktivitas pada suatu saat ( A t ) dapat
masalah yang akan dibahas adalah untuk dihitung menggunakan rumus :
mengetahui efisiensi detektor, sebelum t
TEORI dengan :
T 1 / 2 = waktu yang dibutuhkan oleh inti
Pemantauan radioaktivitas di permukaan radioaktif untuk meluruh hingga
secara tidak langsung, dilakukan karena aktivitasnya tinggal separo dari
surveymeter kontaminasi tidak dapat aktivitas semula.
menjangkau posisi yang sulit dan permukaan T = selang waktu dari awal hingga saat ini
yang akan diukur tidak rata. Pengukuran tingkat dari sumber standar.
radioaktivitas permukaan pada posisi tersebut,
A0 = radioaktivitas sumber standar semula.
maka dilakukan dengan cara mengusap
permukaan yang terkontaminasi menggunakan
At = radioaktivitas sumber standar pada Alat cacah radioaktivitas harus diuji pada
saat ini (cps). waktu yang tertentu atau setelah perbaikan yang
Radioktivitas netto sumber standar mungkin dapat mempengaruhi unjuk kerja alat
tersebut. Sasaran hasil pengujian adalah untuk
( A n ), dapat dihitung dengan rumus: memperoleh atau mengkonfirmasikan efisiensi
Ac pencacahan (efisiensi cacah per disintegrasi)
An (6) dari alat cacah radioaktivitas terhadap
t radionuklida yang sesuai. Penggunaan efisiensi
dengan : pencacahan adalah untuk mengkonversi -1
A n = radioaktivitas sumber standar netto, cps pembacaan count per second atau cps (s ) ke
satuan Bq.Cm-2. Para pengguna alat cacah
Ac = hasil cacah sumber standar dikurangi
radioaktivitas perlu menyimpan sertifikat uji
cacah latar efisiensi terakhir dan perlu melakukan
t = waktu cacah (detik) pemeriksaan rutin terhadap alat tersebut..
Effisiensi pencacahan, dapat dihitung Detektor di dekatkan pada jarak sekitar 0,5 cm
dengan rumus [2]: dari sumber radiasi untuk memperoleh
pembacaan yang akurat. Photomultiplier yang
An
E f 100 % terdapat pada tabung probe sensitip terhadap
(7)
At kerusakan karena goncangan dan terpengaruh
dengan : oleh medan magnet. Bahkan kerusakan kecil
Ef pada lapisan tipis foil menyebabkan radiasi
= efisiensi pencacahan yang berasal dari cahaya lingkungan dapat
An = radioaktivitas sumber standar netto masuk ke photomultiplier [3].
(cps) Detektor sintilasi terdiri dari bahan
At = radioaktivitas sumber standar pada sintilator dan tabung photomultiplier. Bahan
saat ini (cps) sintilator berfungsi untuk menangkap radiasi
Setiap alat cacah radioaktivitas dirancang dan mengubah energinya menjadi percikan
dan diuji untuk mengukur suatu cakupan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi
spesifik dari radioaktivitas. Respon terhadap sinyal listrik. Energi radiasi yang mengenai
adanya radioaktivitas tergantung [3] : bahan sintilator akan diserap oleh atom-
1. jenis dan energi dari sumber radiasi atau atomnya sehingga terdapat beberapa elektron
radionuklidanya. yang tereksitasi (loncat ke orbit yang lebih
2. efisiensi alat untuk mencacah masing- tinggi). Beberapa saat kemudian (orde piko
masing radionuklida, ditentukan oleh detik), elektron-elektron yang terksitasi tadi
karakteristik detektor, lebar jendela dan akan kembali ke keadaan dasarnya, melalui
beberapa tingkat energi, dengan memancarkan
dimensi kisi-kisi pelindung.
foton (percikan cahaya). Semakin tinggi energi
3. geometri pencacahan meliputi dimensi dari
radiasi yang mengenainya semakin banyak
detektor.
elektron yang tereksitasi sehingga semakin
4. pengaruh noise listrik, umur atau kondisi
banyak pula percikan cahaya yang dipancarkan
dari komponen alat cacah radioaktivitas. [4]
. Proses pembentukan sinyal listrik pada
detektor sintilasi dapat dilihat pada Gambar 1.
diberi beda potensial secara bertingkat, 3. Efisiensi dengan sumber standar Cl36 (%
misalnya photokatoda 0 Volt; dinode pertama emisi permukaan): BP4/4A 44%; BP4/4B
100 Volt; dinode kedua 200 Volt dan 32%; BP4/4C 25%.
seterusnya, maka elektron yang dilepaskan oleh 4. Efisiensi dengan sumber standar Sr90/Y90
fotokatoda akan dipercepat menuju ke anode (% emisi permukaan): BP4/4A 46%;
pertama sehingga ketika elektron yang BP4/4B 34%; BP4/4C 27%.
berenergi tersebut menubruknya, maka akan Sumber standar yang digunakan untuk
dilepaskan beberapa elektron demikian penentuan efisiensi detektor sintilasi BP4/4A
seterusnya sampai beberapa buah dinoda ini adalah Sr90/Y90. Skema peluruhan Sr-
(biasanya 10 buah). Pada dinoda terakhir akan 90/Y-90 dapat dilihat pada Gambar 2 [6].
terkumpul elektron dengan jumlah yang sangat
banyak. Kumpulan elektron tersebut dapat
diukur sebagai tegangan (pulsa) ataupun arus
listrik. Pada detektor sintilasi, tegangan tinggi Gambar 2. Skema peluruhan Sr-90/Y-90
diperlukan untuk membuat beberapa tingkat Spektrum beta dari sumber standar Sr-
perbedaan potensial bagi beberapa dinoda, 90/Y-90 merupakan 2 komponen beta di dalam
biasanya menggunakan rangkaian voltage susunan spektra (Sr-90/Y-90). Kanal energi
divider. Semakin tinggi tegangan yang yang digunakan di antara 50 -800 keV. Spektra
diberikan perbedaan potensial antar dinoda beta dari sumber standar Sr-90/Y-90 dapat
semakin besar sehingga multiplikasi elektron dilihat pada Gambar 3.
semakin banyak. Hal ini selain menyebabkan
jumlah muatan yang semakin banyak (pulsa
semakin tingi) juga akan menyebabkan
kemungkinan pelepasan elektron secara spontan
semakin besar (terbentuk pulsa-pulsa palsu
yang bukan karena radiasi). Tegangan operasi
detektor sintilasi biasanya ditentukan dengan
mencari tegangan tinggi [4].
Probe beta tipe BP4/4A adalah detektor
sintilasi dengan daerah peka sebesar 19,6 cm2
untuk memantau kontaminasi beta. Sintilasi
fosfor yang direkatkan di belakang jendela
detektor, merupakan suatu lapisan anthracene.
Pipa photomultiplier dan jaringan film resistor Gambar 3. Spektra beta dari Sumber standar Sr-
dipasang di tangkai probe BP4/4A tersebut. 90/Y-90
Efisiensi detektor merupakan persentase deteksi Alat cacah cuplikan Portable Scaler
dari partikel beta yang dipancarkan didalam ratemeter (PSR 8) adalah suatu ratemeter
2 steradians terhadap distribusi permukaan portabel yang menyediakan fungsi-fungsi
yang sama (daerah yang sama) dengan kisi-kisi penting untuk pencacahan integral atau
permukaan probe berjarak 4 mm dari penganalisa pulsa saluran tunggal dari detektor
permukaan sumber. Probe beta tpe BP4/4 radiasi. Alat PSR 8 merupakan kombinasi dari
direkomendasikan untuk digunakan dengan [5]: suatu ketelitian, kesederhanaan dan keandalan
Ratemeter, Portable Contamination Monitor operasi berderajat tinggi di dalam suatu unit
dan Contamination Monitor. Probe sintilasi yang portabel. Alat PSR 8 berisi suatu unit
beta sensitivitas tinggi digunakan untuk radiasi tegangan tinggi, amplifier, penganalisa saluran
energi beta rendah, sedang dan tinggi. tunggal, scaler, pengatur waktu, serta ratemeter
Spesifikasi probe sintilasi beta, sebagai berikut: analog. Pada alat PSR 8 terdapat 2 konektor
1. Efisiensi dengan sumber standar C14 (% yaitu untuk detektor sintilasi dan probe GM,
emisi permukaan): BP4/4A 24%; BP4/4B dimana sinyal detektor diumpan secara
15%; BP4/4C 11%. langsung ke dalam amplifier sepanjang kabel
2. Efisiensi dengan sumber standar Co60 (% yang memasok tegangan tinggi ke probe. Suatu
emisi permukaan): BP4/4A 36%; BP4/4B eksternal preamplifier tidak diperlukan detektor
25%; BP4/4C 21%.
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4
4.6
4.8
5.0
5.2
5.4
5.6
5.8
6.0
Sr-90/Y-90
Tegangan operasi (x 150volt)
Tegangan operasi
(x 150 volt) Laju cacah (cpm)
Gambar 4. Tegangan operasi vs laju cacah Sr-90/Y-
3,0 0 90
DAFTAR PUSTAKA
1. BATAN, PTBN, Laporan Analisis
Keselamatan Instalasi Radiometalurgi, revisi
6, PTBN, Serpong , 2006.
2. MARTIN A. and HARBINSON S.A., An
introduction to radiation protection, London,
1986.
3. IAEA, International Atomic Energy Agency,
practical radiation technical manual,
workplace monitoring for radiation and
contamination, Vienna, 2004.
4. BATAN, Instrumentasi nuklir dan spektroskopi,
Diklat Keahlian Dasar XIII, Pusat Pendidikan
dan Latihan, 1997.
5. ANONIM, instruction manual for beta probe
type BP4/4, NE TECHNOLOGY LIMITED,
Reading England, 1989.
6. BARRIO G., OSSO J.A., Development of
methodology for the preparation of 90Sr-90Y
generators, International Nuclear Atlantic
Conference-INAC 2007, Barzil, 2007.
7. ANONIM, Portable Scale Ratemeter PSR 8
manual, nuclear enterprises limited, England,
1986.