Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN EFISIENSI DETEKTOR SINTILASI UNTUK PEMANTAUAN

RADIOAKTIVITAS BETA

1)
Mohammad Zulkarnaen (081411331020), 2) Dhede Catur Saputro (081411331022), 3) Miftachul Nur
Afiffah (081411331062), 4) Rizki Nur Afifah (08141331065), 5) Maghfira Rushi Rahmananda
(081411333006), 6) Putri Sulistyanti Utomo (081411333009)

Abstrak

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mencari efisiensi detektor sintilasi untuk menentukan
radioaktivitas beta di permukaan daerah kerja secara tidak langsung. Metoda yang digunakan
adalah membandingkan hasil cacah netto sumber standar beta, dengan perhitungan aktivitasnya
pada waktu itu. Peralatan yang digunakan: detektor sintilasi BP4/4A, Portable Scaler
Ratemeter (PSR8) dan standar Sr90/Y-90 pemancar radionuklida datar (planar). Detektor
sintilasi BP4/4A optimal dioperasikan menggunakan PSR8 dengan parameter: Jendela pada
skala 2,0; Threshold pada skala 4,2 dan Tegangan tinggi (HV) pada skala 5,2 (780 volt). Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa efisiensi detektor sintilasi BP4/4A untuk pemantauan
radioaktivitas beta secara tidak langsung adalah (0,247 0,08) %. Efisiensi detektor sintilasi
BP4/4A tersebut dapat digunakan untuk pemantauan radioaktivitas beta secara tidak langsung.

Kata kunci : Radioaktivitas beta, detektor sintilasi, efisiensi

PENDAHULUAN sinar gamma (). Adanya pancaran radiasi


ini dapat diketahui dari detektor yang
Radioaktivitas adalah suatu proses
sensitif terhadap radiasi, salah satunya
yang terjadi secara spontan tanpa ada
adalah detektor sintilasi. Tetapi, bahan
kendali apapun dari lingkungannya. Proses
radioaktif ini mampu lolos atau keluar dari
ini terjadi karena ketidakstabilan suatu inti
wadah (hot cell, glove box, dan fume hood)
atom (radioisotop atau inti radioaktif)
ke daerah kerja. Tentunya, ini menjadi suatu
berubah menjadi inti yang lebih stabil.
masalah jika kontaminasi terjadi di sekitar
Radiasi yang dipancarkan dapat berupa
detektor. Kontaminasi ini bisa terjadi pada
partikel alpha (), partikel beta (), atau
daerah kerja, seperti lantai ruangan, dinding permukaan daerah kerja tersedia
ruangan, serta fasilitas kerja yang lain. Maka surveymeter kontaminasi untuk pengukuran
dari itu, pemaksimalan parameter detektor langsung maupun tidak langsung dengan
sintilasi dalam pencacahan sangat memperhatikan sifat dan keadaan fisika
diperlukan. Efisiensi merupakan salah satu serta kimia zat radioaktif tersebut.
parameter utama detektor. Efisiensi ini Pemantauan radioaktivitas beta secara tidak
menunjukkan perbandingan antara jumlah langsung dilakukan dengan cara mengambil
pulsa listrik yang dihasilkan sistem cuplikan di permukaan daerah kerja maupun
pencacah terhadap radiasi yang diterima alat, kemudian dilakukan pencacahan
detektor. menggunakan detektor sintilasi. Hal inilah
yang menjadi latar belakang tujuan kegiatan
Pemantauan tingkat kontaminasi di
ini, yakni menentukan efisiensi detektor
daerah kerja dapat dilakukan melalui
sintilasi untuk pemantauan beta
pengukuran radioaktivitas di udara dan
menggunakan Portable Scaler Ratemeter
permukaan. Pemantauan kontaminasi beta di
(PSR 8).

METODE posisi 0.Lalu putar tombol HV pada posisi


HV CHECK kemudian dinaikkan ke posisi
Metode yang digunakan untuk mencari
skala 1,50. Setelah itu memilih moda
efisiensi detektor adalah membandingkan hasil
DIFERENSIAL , GAIN diatur ke posisi X1
cacah netto standar beta dengan perhitungan
dan RATEMETER ke posisi 103. Dan tombol
aktivitasnya pada waktu itu. Peralatan yang
JENDELA serta THRESHOLD diatur pada
digunakan untuk mencari efisiensi detektor
skala yang sesuai. Setelah itu sumber Sr-90
yaitu detektor sintilasi BP4/4A ; Portable
diletakan tepat didepan detektor, kemudian
Scaler Ratemeter (PSR 8) ; serta standar Sr-90
tombol diatur pada posisi HV ON (RATE).
pemancar radionuklida datar (planar). Langkah
Lalu HVdinaikkan perlahan sampai diperoleh
kerja untuk mencari efisiensi detektor sintilasi
laju cacah puncak dan dinaikkan lagi
BP4/4A, sebagai berikut.
seperlunya. Setelah itu didapatkan puncak laju
Pertama, perlu dilakukan pengaturan cacah yang diinginkan dan kemudian tombol
pada PSR 8. Detektor sintilasi dihubungkan HV dikunci.
ke soket SCINT. Setelah itu, semua tombol
diatur pada posisi OFF dan tegangan (HV) ke
Langkah kedua yaitu pencacahan = konstanta peluruhan radioaktif
radioaktivitas pada background (latar).
N = Jumlah inti radioaktif
detektor sintilasi dilitakkan tanpa sumber
standar lalu tombol PRESET TIME diatur Radioktivitas pada suatu saat (At) dapat
pada posisi 10 menit. Pencacahan latar dihitung menggunakan rumus :
dilakukan 96 kali dan masing-masing laju
At = A0 . e- .t (2)
cacah dicatat.
0,693
= 1/2 (3)
Langkah ketiga yaitu pencacahan
radioaktivitas Sr-90. Detektor sintilasi BP4/4 1
At = A0 . [2] ^ 1/2 (4)
diletakkan pada jarak 0,5 cm diatas sumber
standar Sr-90 lalu tombol PRESET TIME dengan :
diatur pada posisi 10 menit.Pencacahan
sumber beta dilakukan 96 kali dan masing- T1/2 = Waktu yang dibutuhkan oleh inti

masing laju cacah dicatat. radioaktif untuk meluruh hingga aktivitasnya


tinggal separo dari aktivitas semula
Kemudian radioaktivitas sumber
standar Sr-90 netto hasil pencacahan T = selang waktu dari awal hingga saat ini dari

danradioaktivitas sumber standar Sr-90 sumber standar

berdasarkan koreksi waktu paro pada waktu itu A0 = Radioaktifitas sumber standar semula
dihitung. Persentase effisiensi detektor BP4/4
At = Radioaktifitas sumber standar pada saat
dibandingkan dengan radioaktivitas sumber
ini (cps)
standar Sr-90 netto hasil pencacahan dengan
radioaktivitasnya berdasarkan koreksi waktu Radioktivitas netto sumber standar (An), dapat
paro pada waktu itu. dihitung dengan rumus:

Radioaktivitas adalah jumlah inti


An = (5)

yang meluruh per satuan waktu, dituliskan
dengan rumus: dengan :

An = Radioaktifitas sumber standar netto



=-N (1)

Ac = Hasil cacah sumber standar dikurangi
Dengan : cacah latar
t = Waktu cacah (detik) Tegangan
operasi Laju cacah
Effisiensi pencacahan, dapat dihitung dengan (x 150 volt) (cpm)
rumus : 3.0 0
3.2 10

Ef = x 100% (6) 3.4 35

3.6 50
dengan :
3.8 81
Ef = Efisiensi cacahan 4.0 103

An = Radioaktifitas sumber standar netto 4.2 171


4.4 186
At = Radioaktifitas sumber standar pada saat
4.6 205
ini (cps)
4.8 215
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.0 228
5.2 235
Pada jurnal ini dilakukan pencacahan
5.4 218
terhadap sumber radioaktivitas Sr-90 bertujuan
5.6 200
untuk menentukan efisiensi detektor sintilasi
5.8 188
untuk memantau radioaktivitas . Detektor
6.0 145
yang digunakan adalah detektor sintilasi
BP4/4A menggunakan PSR 8 dengan daerah
Tegangan Operasi Sumber Standart
optimal pada tegangan 780 volt dan threshold 300 Sr-90
pada 480 volt. Puncak tegangan tinggi 250
Laju Cacah (cpm)

200 228235218
pencacahan sumber standar Sr-90/Y-90 205215 200188
171186
150
diperoleh pada tegangan 780 volt. Hasil 100 145
103
penentuan tegangan operasi sumber standar 50
0 10 35 50 81
0
Sr-90 dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.2 4.4 4.6 4.8 5.0 5.2 5.4 5.6 5.8 6.0
grafik Tegangan operasi terhadap laju cacah Tegangan (x150 volt)

Sr-90 dapat dilihat pada Grafik 1.


Grafik 1. Laju cacah Sr-90 sebagai fungsi dari
Tabel 1. Penentuan tegangan operasi sumber
Tegangan
standar Sr-90
Untuk menentukan linearitas dari 219.45 4
Grafik 1, maka dapat dilihat pada Grafik 2. 227.92 5
Berdasarkan grafik ini, dapat diketahui 236.40 6
karakteristik suatu pengukuran, seperti 239.00 7
sensitivitas, akurasi, resolusi, dan threshold. 243.50 8
Sensitivitas, linearitas, akurasi, dan threshold
pengukuran pada Grafik 2 masing-masing 250

laju cacah (cpm)


diperoleh 24.353, 0.9636, -31.712, dan 0. 200 4.2
Sedangkan resolusi pengukuran tersebut 150 4.4

tidaklah sama antara pengukuran satu dengan 100 4.6


50 4.8
pengukuran selanjutnya, secara berurutan
0 5
adalah 1.25; 3.12; 1.87; 3.75; 2.50; 8.75; 1.87;

100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
5.2
2.50 1.25; 2.50; dan 1.25. waktu (menit)

300
250 y = 24.353x - 31.712 Grafik 3. Laju Cacah Sr-90 Sebagai Fungsi
235
R = 0.9636205215228
laju cacah (cpm)

200 186
150
171 Waktu dan Tegangan
100 103
81
50 Selain itu, Grafik 2 menunjukkan bahwa laju
35 50
0 0 10 cacahan Sr-90 paling tinggi pada tegangan 780
-50 0 5 10 15
Tegangan (x150 volt) volt, kemudian laju pencacahan Sr-90 paling
Series1 Linear (Series1) rendah ketika tegangan 630 volt.

Perhitungan aktivitas Sr-90 dengan


Grafik 2. Linearitas Slope Positif pada waktu paruh 10.508 hari, memiliki aktivitas
Grafik 1 mula-mula sebesar 220 Bq, didapatkan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Radioaktivitas radioaktivitas sumber standar Sr-90 (At)
Sumber Standar Sr-90 dan Cacah Latar sebesar 145,41 cps. Radioaktivitas sumber

Radioaktivitas Cacah latar standar netto (An) diperoleh dari selisih antara
Sr-90 (cpm) (cpm) cacah sumber standar dan cacahan latar tiap 10
179.21 1 menit, yaitu sebesar 215,28 cpm. Dari
200.05 2 perhitungan tersebut diperoleh nilai efisiensi
212.74 3 detektor sebesar (0,247 0,008) %. Efisiensi
detektor sintilasi BP4/4A tersebut dapat Fakultas Sains dan Teknologi
digunakan sebagai pemantau radioaktivitas Universitas Airlangga. Surabaya. Lab
secara tidak langsung menggunakan Portable Fisika Dasar Departemen Fisika Fakultas
Scaler Ratemeter (PSR 8). Persentase Sains dan Teknologi Universitas
kesalahan yang didapatkan tersebut dapat Airlangga.
diakibatkan oleh kesalahan pengalibrasian alat
serta kesalahan penyusun dalam mengolah
data.

KESIMPULAN
Detektor sintilasi BP4/4A mengunakan
PSR8 bekerja secara optimal pada tegangan
780 volt dan threshold pada 480 volt. Puncak
High Voltage pada cacahan sumber standar Sr-
90 diperoleh pada tegangan 780 volt. Dari
hasil analisis data diperoleh efisiensi detektor
sintilasi BP4/4A pada pencacahan sumber
standar Sr-90 sebesar (0,247 0,008) %.

Daftar Pustaka
Suliyanto,Muradi.2009. Perhitungan Efisiensi
Detektor Sintilasi untuk Pemantauan
Radioaktivitas Beta. Diakses pada
tanggal 30 Mei 2017 pukul : 14:20
WIB.
www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Penguku
ran_Radiasi/Index.htm. Diakses pada
tanggal 2 Juni 2017, pukul 17:03 WIB.

Rudyardjo,Djony Izak. 2015. Predoman


Praktikum Fisika Dasar 2 untuk

Anda mungkin juga menyukai