Anda di halaman 1dari 25

Abses Submandibula

Erwid Fatchur Rahman


12/338499/pkg/758
Definisi

Abses merupakan infeksi yang gambaran utamanya


berupa pembentukan pus

Pus pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan


cenderung berpindah akibat :
pengaruh tekanan,
gravitasi,
panas lokal
lapisan otot dekat permukaan.
Proses penyebab terjadinya abses leher

Penyebaran abses leher melalui system limfatik.


Limfadenopati dapat menyebabkan terjadi supurasi
dan akhirnya menjadi abses fokal.
Infeksi yang menyebar ke ruang leher celah antar
ruang leher dalam
Infeksi langsung yang terjadi karena trauma tembus.
Arah penyebaran infeksi odontogen
Fistula

Ke spasium Sellulitis
yang lebih
tinggi-infeksi
serebral

Akut-kronik
infeksi Abses intra
oral atau
Infeksi periapikal jaringan
spasium yang lunak-kutis
dalam

Bakteriemia- Osteomielitis
septikemia
Faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan
infeksi

Jenis dan virulensi kuman penyebab


Daya tahan tubuh penderita
Jenis dan posisi gigi sumber infeksi
Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan
otot-otot
Adanya tissue space dan potential space
Etiologi
abses submandibula,

infeksi terjadi akibat perjalan dari infeksi gigi dan


jaringan sekitarnya yaitu pada M1,M2 dan M3.

golongan bakteri Aerob dan golongan bakteri Anaerob


Alur potensial penyebaran infeksi yang berasal dari gigi
Spasium fasial ( Paterson, 1998)
Caninus
Maksila Infratem
primer poral
Bukal
Fasial
Subment
primer alis
Bukal
Mandibu
la primer
Lingual
Spasium Masseter
Subman
Fasial Pterigom dibula
fasial sekunder andibula
Tempora
l
Faringeal
lateral
Retrofari
Fasial servical
ngeal
preverte
bral
Spasium submandibula
Bagian anteromedial dibatasi oleh otot digastricus anterior
Bagian posteromedial dibatasi oleh digastricus posterior serta
otot stylohyoid

Dasarnya dibentuk oleh milohyoid dan otot hyoglossus


Bagian superior terdapat spasium sublingual yang dibatasi
oleh otot mylohyoideus
Lanjutan spatium sbubmandibula
Berisi kelenjar ludah submandibular yang meluas
kedalam spasium sublingual, kelenjar limfe submaksila
dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna
Penyebaran infeksi bisa menuju ruang
submandibular kontralateral, keruang
pterigomandibular, parafaringeal dan ruang fasial
leher
Golongan bakteri
golongan aerob :
Alfa Streptokokus hemolitikus
Stafilokokus
Bakteroides
golongan bakteri anaerob :
Peptostreptokokus
Peptokoki
Fusobakterium nukleatum
Penegakkan Diagnosis

anamnesis,

gejala klinis,

Kultur bakteri

pemeriksaan penunjang seperti foto polos jaringan


lunak leher atau tomografi komputer.
Tanda dan gejala dari suatu abses leher:

efek massa atau inflamasi jaringan atau cavitas abses


pada sekitar struktur abses.

keterlibatan daerah sekitar abses dalam proses infeksi.


Anamnesis
asimetris leher karena adanya massa atau limfadenopati
trismus karena proses inflamasi pada m.pterigoides
torticolis dan penyempitan ruang gerak leher karena
proses inflamasi pada leher.

Riwayat penyakit dahulu

tentang riwayat tonsillitis dan peritonsil abses.


riwayat trauma retrofaring contoh intubasi
dental caries dan abses.
Pemeriksaan Klinik

Ditemukan pembengkakan dibawah rahang baik


unilateral maupun bilateral
Palpasi terasa halus dan fluktuasi,
warna kemerahan
Terlokalisir
Terdapat kenaikan suhu
Trismus
Terasa sakit untuk menelan
Pemeriksaan penunjang
Roentgen leher posisi lateral
Terdapat gambaran tissue swelling, tampak sebagai
bayangan radioopak.
CT-scan
Dengan menggunakan kontras, merupakan gold
standar untuk mengevaluasi infeksi pada daerah leher
dalam.
Abses akan tampak sebagai bangunan atau lesi, air fluid
level, dan lokulasi.
Penatalaksanaan abses
Incisi
Drainage dengan tampon
Terapi antibiotik
Teknik insisi

 Aplikasi larutan antiseptik sebelum insisi.


 Anestesi sekitar drainase abses
 Menghindari duktus dan pembuluh darah besar.
 insisi dilakukan pada bagian superfisial pada titik
terendah akumulasi
 daerah yang baik secara estetik,
 Insisi dan drainase abses harus dilakukan,

saat fluktuasi positif.


Diseksi tumpul
Pemasangan drain
Prognosis

angka mortalitas mencapai di bawah 5%.


Penggunaan antibiotic intravena prognosis baik

masa-masa awal kasus penyakit.

Kemudian tindakan operasi dilakukan jika:


 obstruksi jalan napas,
 abses yang terlokalisir
kegagalan penggunanaan antibiotic
Terimakasih…….

Anda mungkin juga menyukai