Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Untuk menambah penerimaan Negara, Pemerintah melakukan berbagai kebijakan


diantaranya adalah pemungutan pajak terhadap wajib pajak. Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat
balas jasa secara langsung. Beberapa Pendapat para ahli tentang Pajak yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang
dapat digpaksakan) yang tergantung oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
2. Menurut Prof. Dr. H. R. Soenaryo, SH., Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Dasar Hukum Pajak yang tertinggi
adalah Pasal 23 A Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, bahwa pajak dan pungutan
lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-undang.
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat
dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah Pusat yang
dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan.
Pada umumnya Pajak dapat dikelompokkan menjadi:
a. Menurut Golongannya
Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya: Pajak Penghasilan
Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan nilai.
b. Menurut Sifatnya
Pajak subjektif, yaitu Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas BArang
mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya


Pajak Pusat, yaitu Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak kendaraan dan Bea balik nama kendaraan
bermotor, pajak hotel dan restoran (pengganti pajak pembangunan), pajak hiburan, dan pajak
penerangan jalan.
Dari berbagai jenis-jenis pajak tersebut diatas, namun dalam pembahasan makalah ini yang
kami bahas lebih lanjut adalah tentang Pajak Daerah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa dasar pemungutan pajak
2. Apa saja jenis jenis pajak daerah
3. Bagaimana fungsi pajak daerah terhadap pembangunan daerah.
4. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pemungutan pajak daerah
5. Apa saja Peranan Pajak itu?

C. Tujuan Penulisan
Memahami tentang tujuan pemungutan pajak serta mengetahui jenis jenis pajak di Indonesia.
fungsi dari pemungutan pajak terhadap pajak daerah. Sehingga dapat menambah wawasan
para pembaca dan bagi diri sendiri arti penting tentang suatu Pajak

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Defenisi Pajak Menurut Para Ahli Dan Pengertian Pajak Daerah

1.

Defenisi Ahli

Suparman Sumadwijaya, "Pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum".
Dari pembahsan pengertian pajak, maka, unsur-unsur dari defenisi pajak meliputi sebagai
berikut :
1. Pajak adalah suatu iuran atau kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan (pendapatan)
kepada Negara.
2. Penyerahan itu bersifat wajib. Lalu bagaimana jika tidak dilakukan? Utang itu dapat
dipaksakan dengan keekrasan seperti surat paksa dan sita.
3. Perpindahan/penyerahan itu berdasarkan undang-undang/peraturan/norma yang dibuat
oleh pemerintah berlaku umum. Jika tidak, maka dapat diangap sebagai perampasan hak.
4. Tidak ada kontaprestasi langsung dati pemerintah (pemungut iuran) bias dilihat dari
indikasi :
- Pembangunan infrastruktur
- Sarana kesehatan
- Public facility
5. Iuran dari pihak yang dipungut (rakyat, badan udaha baik seasra maupun pemerintah)
digunakan oleh pemungut (pemerintah) untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
(yang seharusnya) berguna bagi rakyat.

2.

Penegertian Pajak Daerah.

Menurut Mardiasmo, Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di gunakan untuk membiayai
penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dengan demikian pajak
daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak
Daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih
lanjut dengan peraturan daerah. Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain

pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun


2009).
B. Jenis-jenis Pajak Daerah
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah terdapat 5 (lima) jenis pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis
pajak kabupaten/kota. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut. Perbandingan Jenis
Pajak yang Dikelola Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota:
Pajak Provinsi

Pajak Kabupaten/Kota

1. Pajak Kendaraan Bermotor

1. Pajak Hotel

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

2. Pajak Restoran

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Rokok

4. Pajak Reklame

5. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Penerangan Jalan


6. Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
1 Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
11 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan

a. Pajak yang Dikelola Provinsi


Ada lima jenis pajak yang dikelola oleh provinsi yaitu Pajak
Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok.

b. Pajak yang Dikelola Kabupaten/Kota


Ada 11 jenis pajak yang dikelola oleh Kabupaten/Kota, pajak
yang termasuk pajak yang dikelola Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut :

1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan.
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

c. Fungsi Pajak Daerah


Sebagaimana kita ketahui, pajak sangat penting perannya di
dalam pembangunan Daerah. Banyak hal yang bisa dibiayai pajak sperti
pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan sekolah, rumah sakit,
jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), dan sebagainya.
Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang akan
digunakan untuk modal pembangunan. Oleh karena itu, pajak daerah
memiliki peran penting dalam pembangunan suatu daerah. Fungsi pajak
daerah salah satunya adalah sebagai bagian dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah ini bisa digunakan untuk
pembangunan, juga anggaran rutin seperti gaji Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dan sebagainya.
Hal yang perlu dicermati adalah suatu anggaran
pemerintahan daerah dianggap sehat jika anggaran untuk

pembangunan lebih tinggi daripada anggaran rutin (gaji pegawai). Setiap


pemerintah daerah tentu berharap bisa meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) nya. Salah satu sektor yang bisa diharapkan untuk
meningkatkan PAD ini adalah melalui pajak daerah.
Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk ikut mengatur
pertumbuhan ekonomi. Misalnya, jika pemerintah ingin menarik
penanam modal maka bisa diberikan keringanan pajak untuk sektorsektor tertentu. Dengan ini diharapkan akan ada penyerapan lapangan
kerja. Selain itu, pajak daerah juga bisa digunakan untuk kegiatan sosial
dan insidental, seperti pendidikan untuk anak jalanan, penanganan
bencana, dan sebagainya.Pada akhirnya, pajak daerah diharapkan bisa
meningkatkan pemerataan di setiap daerah karena penyaluran pajak
yang baik bisa meningkatkan kualitas pembangunan.

d. Permasalahan dalam Perpajakan Daerah


Selain berbagai manfaat pajak daerah yang telah disebutkan
di atas, pajak daerah juga memiliki beberapa permasalahan yang harus
segera diatasi. Beberapa permasalahan pajak tersebut, antara lain
sebagai berikut:
1. Belum Intensifnya Penerimaan Pajak
Di beberapa daerah, masih terdapat banyak potensi pajak
yang belum tergali. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh belum
efektifnya pemerintah daerah di dalam penarikan pajak. Solusinya bisa
dimulai dari pendataan kembali berbagai objek pajak yang ada di
daerah. Selain itu, diperlukan kesadaran dari masyarakat akan
pentingnya membayar pajak untuk keperluan pembangunan sehingga
ekonomi bisa lebih merata.
2. Penyaluran Pajak
Permasalahan penting lain yang juga berkaitan dengan
pajak daerah ini adalah sisi penyaluran dari pajak itu sendiri. Seperti
telah diungkapkan di atas, tujuan pajak (termasuk pajak daerah) adalah
untuk keperluan pembangunan. Namun, di beberapa daerah masih

didapati pajak itu lebih banyak digunakan untuk keperluan biaya rutin
seperti gaji dan fasilitas pegawai, dan sebagainya.
Tentu saja hal ini tidak diharapkan karena pajak seharusnya
lebih banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan elemenelemen penting yang langsung berhubungan dengan masyarakat,
seperti sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya)
pendidikan (pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah), dan halhal lain yang langsung menyentuh masyarakat.
3. Rendahnya Kesadaran Membayar Pajak
Permasalahan lain yang berkaitan dengan pajak daerah
adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.
Banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Permasalahan tersebut, antara
lain masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pajak
daerah.Selain itu, juga belum optimalnya penyaluran pajak sehingga
masyarakat kurang bisa merasakan manfaat pajak bagi mereka.
Persoalan ini juga bisa timbul karena masyarakat tidak setuju
dengan pengenaan pajak untuk bagian tertentu. Misalnya, di Jakarta
ada rencana untuk mengenakan pajak bagi warteg maupun warung nasi
padang yang beromset 200 juta per tahun (sekitar 560 ribu per hari). Hal
ini sempat menghadapi tentangan dari beberapa pihak. Begitu juga
rencana pengenaan pajak bagi kamar kos-kosan di beberapa daerah,
juga mendapat penentangan

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Dari Pembahasan tentang pajak daerah tersebut diatas,
dapat kita ambil kesimpulan antara lain sebagai berikut :
Salah satu cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan
ekonomi negara mulai dari pemerintah daerah hingga pemrintah pusat,
yaitu dengan menambah penerimaan Negara melalui sektor pajak. Pajak

secara Umum dapat di bagi dua yaitu Pajak Pusat, yaitu Pajak yang
dikelola oleh pemerintahan pusat seperti oleh Direktorat Jenderal pajak.
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak yang dikelola
pemerintah daerah, untuk membiayai pengeluaran pemerintahan demi
pembangunan daerah tersebut (APBD). Pajak Daerah itu secara umum
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pajak Daerah Provinsi terdiri dari 5 (lima) jenis pajak :
- Pajak Kendaraan Bermotor
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
- Pajak Air Permukaan
- Rokok
2.
-

Pajak Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari 11 (sebelas) jenis pajak


Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Parkir
Pajak Air Tanah
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

B. Saran
Untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor pajak
daerah yang lebih baik, sudah sepatutnya penertiban-penertiban dalam
pemungutan pajak harus di benahi, melakukan berbagai upaya untuk
meminimaliskan factor factor yang menjadi penyebab permasalahanpermasalahan dalam pajak daerah, salah satunya mensosialisasikan
kepada masyarakat akan kepentingan dari pajak tersebut, yang tidak
lain yaitu untuk meningkatkan pembangunan pada daerah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

INTERNET :

Adrian Sutendi, SH.,MH, Hukum Pajak, Bandung : Sinar Grafika,


2011.

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan


retribusi daerah.

http://www.kajianpustaka.com, Defenisi pajak dan Jenis-jenis pajak,


diakses tanggal 25 november 2013.

http://jhohandewangga.wordpress.com, pengertian dan macammacam pajak daerah, diakses tanggal 25 november 2013.

http://hitamandbiru.blogspot.com/, Pajak Daerah, diakses tanggal


25 November 2013.

http://www.anneahira.com/pajak-daerah.htm Pajak Daerah Untuk


Pembangunan, diakses tanggal 26 November 2013.

BUKU :

Adrian Sutendi, SH.,MH, Hukum Pajak, (Bandung : Sinar Grafika,


2011), hlm. 4.

Ibid, Adrian Sutedi, SH.,MH. Hal. 50.

http://www.kajianpustaka.com, Defenisi pajak dan Jenis-jenis


pajak, diakses tanggal 25 november 2013.

Opcit. Adrian Sutedi, SH.MH.hal 3.

http://jhohandewangga.wordpress.com, pengertian dan macammacam pajak daerah, diakses tanggal 25 november 2013.

http://hitamandbiru.blogspot.com/, Pajak Daerah, diakses tanggal


25 November 2013.

Diposkan oleh Chandra Adi Putra HYPERLINK


"https://plus.google.com/100858703535642372246" di 1/01/2014

Anda mungkin juga menyukai