Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN WAKTU DAN MENGENAL DIRI SENDIRI

Setiap orang lahir di dunia ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Tidak pernah ada satu pasang kembar identik yang benar-benar sama. Akan tetapi,
sebagiannya punya kelebihan dan kekurangannya terhadap yang lain. Alangkah
baiknya bagi setiap orang untuk memberikan penghargaan terbaik atas potensi
yang dimiliki dirinya sendiri. Tidak membeda-bedakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dengan orang lain, dan fokus untuk mengembangkan diri ke arah yang
lebih baik.

Dalam tulisan kali ini, saya akan memetakan beberapa potensi yang saya miliki.
Sehingga dengan hal ini saya mampu memberi penghargaan terbaik bagi diri saya
sendiri. Sebagai salah satu makhluk yang diberi kemuliaan akal pikiran maka
yang pertama adalah potensi akal. Dengan segala kebaikan akal yang diberikan
Tuhan, ia telah memberi saya kemampuan untuk bernalar sehingga  bisa menulis
essay ini hingga menjadi beberapa paragrap. Kedua, potensi jasmani, saya punya
tubuh yang sehat sehingga bisa melakukan berbagai aktivitas dengan baik. Saya
bersyukur karena Tuhan tidak menjadikan saya menderita berbagai penyakit yang 
kronis sehingga mengganggu saya untuk mengembangkan potensi terbaik diri
saya. Terakhir adalah potensi kekuatan sebuah niat. Dari niat muncul sebuah
kehendak, dari kehendak muncul tekad, dari tekad itulah muncul keyakinan. Bila
segala sesuatu dimulai dengan niat yang benar, maka akan ada 1001 cara untuk
melakukannya. Kadang orang mengidentikkan hal ini dengan istilah prasangka.
Sebuah potensi untuk melatih kecerdasan hati sejauh mana ia bertekad dan
berkeyakinan terhadap sesuatu.

Dalam kelancaran mengembangkan potensi tersebut selama perkuliahan, tidak


lepas dari yang namanya manajemen waktu.  Secara umum, kita bisa
mendefinisakan manajemen waktu sebagai suatu perencanaan, mengorganisir,
menggerakkan dan pengawasan terhadap produktivitas waktu. Pengertian ini dapat
pula kita maknai secara sederhana sebagai metode atau cara untuk memanfaatkan
dan mengatur setiap bagian waktu dalam mengerjakan aktivitas yang sudah
direncanakan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Tujuan manajemen waktu ialah agar dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan
efisien.

Bagi saya manajemen waktu itu bisa dilakukan dengan membagi skala prioritas
dari setiap kegiatan atau aktivitas yang direncanakan. Ada tiga jenis pembagian
skala prioritas. Pertama, skala prioritas berdasarkan seberapa penting hal
tersebut dilakukan. Sebagai contoh saya membagi setiap aktivitas yang
direncanakan menjadi 3 fokus utama, yaitu sebuah keharusan, kebutuhan, dan
keinginan. Prioritas aktivitas yang menjadi keharusan berarti hal tersebut tidak bisa
ditunda dan ditinggalkan, karena akan berdampak buruk. Berbeda dengan aktivitas
yang menjadi kebutuhan, itu merupakan sesuatu yang sebaiknya dilakukan agar
potensi diri bisa berkembang secara maksimal. Sementara itu, aktivitas yang
menjadi keinginan akan menjadi aktivitas terakhir yang dilakukan. Aktivitas ini
hanya sebagai perhiasaan akan suatu kegiatan, tidak akan berdampak besar bila
ditinggalkan.

Kedua, skala prioritas berdasarkan jangka waktu terjadinya aktivitas


tersebut. Dalam hal ini, kadang saya membaginya menjadi jangka menengah dan
jangka panjang. Namun bisa pula kita membaginya menjadi berdasarkan bulan,
minggu dan jam. Meski begitu, menurut saya pembagian skala prioritas
berdasarkan tenggat waktu ini kurang efektif dan jarang saya gunakan. Hal ini
karena, seringkali sebuah kegiatan terjadi tumpang tindih dengan kegiatan lain
yang lebih penting dan akhirnya pembagiannya pun mengarah ke skala prioritas
berdasarkan  kepentingan.

Adapun yang ketiga, skala prioritas bisa dibagi berdasarkan dampak


kedepannya. Sebagai manusia yang telah dianugerahi karunia akal pikiran,
mereka mampu untuk menimbang bahkan memprediksi hasil dari suatu usaha.
Seseorang pernah berkata, “Ketidakpastian adalah saat faktor-faktor yang tidak
diketahui saling berkumpul, terakumulasi, dan menghasilkan sesuatu peristiwa.”
Dengan kata lain, orang tersebut mengatakan bahwa saat manusia mampu melihat
dan menggunakan berbagai variabel-variabel yang berperan dalam kehidupan,
maka ia mampu memprediksi sebuah hasil bahkan sebelum proses itu benar-benar
terjadi. Dalam kaitannya dengan skala prioritas, kita bisa mencari  tahu berbagai
hal tentang sesuatu kegiatan, sejauh mana sesuatu itu berdampak kedepannya,
tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai