Anda di halaman 1dari 8

Evy Vitria: Evaluasi dan penatalaksanaan pasien medically-compromised di tempat praktek gigi 47

Evaluasi dan penatalaksanaan pasien medically-compromised di tempat


praktek gigi
Evaluation and management of medically compromised patient in dental
practice
Evy Eida Vitria
Departemen Bedah Mulut & Maksilofasial
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia

ABSTRACT
As a dentist, before doing dental procedure, especially regarding surgical intervention, It is necessary to ascertain
the general health of the patient whether the condition is safe enough to do dental procedure. This requires an
appropriate and accurate evaluation in determining the systemic condition of medically compromised patients,
which focus on pathophysiology of the disease, signs and symptoms, laboratory findings, currently accepted medical
therapies, as well as recommendations for specific dental treatment. So, the best possible treatment procedures can
be provided and complications can be avoided.
Key words: medically compromised, systemic condition, surgical treament

ABSTRAK
Sebagai seorang dokter gigi, sebelum melakukan tindakan kedokteran gigi, khususnya yang menyangkut tindakan
pembedahan, perlu mengetahui dengan pasti kesehatan umum pasien dan kondisi pasien apakah cukup aman untuk
dilakukan prosedur tindakan. Untuk itu diperlukan evaluasi yang tepat dan akurat dalam menentukan kondisi
sistemik pasien medically-compromised yang difokuskan pada patofisiologi penyakit, tanda dan gejala, hasil
pemeriksaan laboratorium, terapi medis yang sedang dijalani pasien serta rekomendasi untuk mendapatkan
perawatan gigi yang spesifik. Sehingga kita akan mengetahui kemungkinan prosedur perawatan terbaik yang dapat
dilakukan dan menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.
Kata kunci: medically-compromised, kondisi sistemik, tindakan bedah

Koresponden: Evy Eida Vitria, Departemen Bedah Mulut & Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430, e-mail: evy_eida@yahoo.com.

PENDAHULUAN penyakit atau kelainan sistemik, perlu mengetahui


Perkembangan dan kemajuan ilmu dengan pasti kesehatan umum pasien dan kondisi
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran pasien apakah cukup aman untuk dilakukan
saat ini berjalan kian pesat. Manusia dapat hidup tindakan, khususnya yang menyangkut tindakan
lebih lama, karena penyakit-penyakit yang dahulu pembedahan. Untuk itu diperlukan evaluasi yang
tidak dapat disembuhkan, kini dapat diterapi tepat dan akurat dalam menentukan kondisi
dengan baik, apalagi dengan adanya sistemik pasien dengan medically-compromised
perkembangan ilmu yang menggunakan teknik yang difokuskan pada patofisiologi penyakit,
rekayasa jaringan dan terapi gen. Hal inipun tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium,
berpengaruh terhadap perkembangan kedokteran terapi medis yang sedang dijalani pasien serta
gigi saat ini, tidak hanya dalam teknik dan rekomendasi dari spesialis-spesialis terkait untuk
prosedurnya saja, tetapi juga dalam hal pasien- dapat melakukan perawatan persiapan dengan baik
pasien usia lanjut dengan masalah medik yang dan aman serta menghindari komplikasi yang
kronik, saat ini dapat dilakukan perawatan dengan mungkin terjadi.
baik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
Penanganan masalah kesehatan gigi pada dibahas mengenai faktor-faktor yang harus
pasien-pasien dengan medically-compromised dipertimbangkan dalam menangani masalah
sangatlah kompleks dan menarik. Permasalahan kesehatan gigi pasien dengan medically-
yang mungkin timbul adalah bagaimana seorang compromised, hubungan masalah medik tersebut
dokter gigi dapat melakukan perawatan dengan dengan masalah perawatan gigi, pencegahan
aman dan dengan risiko sekecil mungkin. Untuk komplikasi, efek atau pengaruh komplikasi
itu, seorang dokter gigi harus mempunyai tersebut terhadap perawatan gigi. Dengan
pemahaman yang memadai mengenai penyakit- informasi ini diharapkan akan mempermudah
47
48 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:47-54

penanganan kesehatan gigi pada pasien-pasien retikulosit. Jika hasil pemeriksaan darah
yang memiliki penyakit sistemik. menunjukkan anemia, disertai dengan
retikulositopenia, lekopenia, dan trombositopenia
TINJAUAN PUSTAKA maka diagnosis leukemia sudah dapat ditegakkan.
Medically-compromised adalah suatu Adanya blast cell, atau sel-sel yang belum matang
keadaan seorang pasien yang mempunyai kelainan secara berlebihan, menunjukkan adanya leukemia.
atau kondisi yang harus dikompromikan ke dokter Jika hasil uji darah tidak normal, maka perlu
sebelum dilakukan suatu tindakan apapun yang dilakukan biopsi sumsum tulang.1-2
berhubungan dengan penyakit tersebut. Adapun Masalah yang sering timbul di rongga mulut
kelainan sistemik yang merupakan kondisi akibat kemoterapi dan radioterapi adalah infeksi,
medically compromised diantaranya adalah karena supresi pembentukan lekosit, mukositis
kelainan hematologi, kelainan metabolik- disertai kemerahan, hilangnya barrier epitel, dan
endokrin, kelainan kardiovaskuler, gangguan ulserasi, mulut kering, nyeri, dan menurunnya
koagulasi, kelainan ginjal, dan kehamilan. sistem kekebalan tubuh. Mukositis biasanya
terjadi di palatum molle, orofaring, mukosa bukal
Leukemia dan labial, mukosa dasar mulut, sisi ventral dan
Leukemia merupakan suatu kelainan sel lateral lidah. Selain itu dapat terjadi kandidiasis,
darah putih, yaitu terjadi proliferasi sel-sel limfoid infeksi HSV-1 serta berpengaruh terhadap sel-sel
atau mieloid di dalam sumsum tulang. Leukemia odontoblas yang mengakibatkan mikrodonsia,
merupakan keadaan sel darah putih sangat banyak pemendekan akar gigi, hipomineralisasi atau
( 29.000/mm3) bahkan bisa mencapai 50.000- hipoplasia email.1-2
100.000/mm3 tetapi dalam bentuk imatur dengan
fungsi yang tidak normal. Leukemia dapat bersifat Gangguan koagulasi darah
akut atau kronis, sering ditemukan pada anak Pasien dengan gangguan koagulasi darah
berusia 3-4 tahun. Etiologinya tidak diketahui, kongenital atau acquired sering dijumpai di
mungkin karena virus onkogenik, genetik, radiasi tempat praktek gigi.4 Seorang dokter gigi harus
dan kimia atau obat-obatan serta pada penderita mengetahui kondisi pasien tersebut dengan cara
Down Syndrome, Bloom syndrome, dan mengevaluasi hasil laboratorium darah untuk
immunodeficiency congenital.1 mencegah komplikasi perdarahan selama dan
Leukemia dapat digolongkan dalam 2 jenis, setelah prosedur perawatan gigi yang bersifat
yaitu leukemia kronis yang meliputi chronic invasif, khususnya pasien yang menggunakan obat
myelocytic (CML), chronic lymphocytic (CLL), antikoagulan dan penderita gangguan/penyakit
dan leukemia akut yang meliputi acute hati kronik yang disebabkan oleh infeksi virus
myeloblastic (AML), acute lymphoblastic (ALL), atau karena alkohol. Obat antikoagulan digunakan
acute monoblastic (AMOL). Jenis ALL adalah untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan menghambat pembentukan atau menghambat
jumlahnya hampir mencapai 25% dari seluruh fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas
penyakit kanker yang terjadi pada anak.1 dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah
Gejala awal mungkin mirip dengan flu atau terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli.
infeksi virus pada umumnya, yaitu demam ringan, Ada 3 macam antikoagulan, yaitu heparin yang
nafsu makan kurang, penurunan berat badan, merupakan antikoagulan yang diberikan secara
lemah, dan nyeri pada tulang. Demam dan infeksi parenteral dan merupakan obat terpilih bila
mungkin disebabkan oleh penurunan jumlah diperlukan efek yang cepat misalnya untuk emboli
netrofil.1 Lemah dan pucat disebabkan oleh paru, trombosis vena atau infark miokard;
anemia. Nyeri disebabkan oleh penambahan antikoagulan oral seperti dikumarol, warfarin, dan
jumlah blast cell yang berlebihan di sumsum antikoagulan yang bekerja dengan cara mengikat
tulang. Sedangkan tanda-tanda yang ditemui ion kalsium, sebagai salah satu faktor pembekuan
antara lain limfadenopati, hepatosplenomegali, darah. Selain itu kita kenal obat antitrombolitik,
petechiae, ecchymosis, dan perdarahan dari rongga yaitu obat yang dapat menghambat agregasi
mulut atau perdarahan gingiva.1,2 Perdarahan ini trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya
terjadi karena trombositopenia. pembentukan trombus, misalnya aspirin,
Uji awal yang digunakan untuk mendiagnosis sulfinpirazone, dipiridamol, dan tiklopidin.4-7
adanya leukemia adalah pemeriksaan darah Protokol untuk perawatan gigi bagi pasien
lengkap, hitung jenis leukosit dan hitung jumlah yang menerima obat-obat antikoagulan, sampai
Evy Vitria: Evaluasi dan penatalaksanaan pasien medically-compromised di tempat praktek gigi 49

saat ini masih kontroversi, dan belum ada standar metabolisme karbohidrat karena kekurangan
perawatan yang definitif.4-5 Beberapa penulis insulin absolut atau relatif yang ditandai adanya
menganjurkan penghentian obat antikoagulan 3-7 kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal
hari hingga 10-14 hari sebelum tindakan. Hal ini (hiperglikemia).20
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya Diabetes dihubungkan dengan gangguan
perdarahan, meskipun konsekuensinya berpotensi mikrovaskular. Sedangkan gangguan metabolisme
dapat mengancam hidup pasien karena dapat ditandai dengan adanya peningkatan kadar
terjadi tromboemboli dan stroke bahkan berakibat glukosa darah yang dihubungkan dengan adanya
gangguan metabolisme lemak-protein akibat
kematian. Resiko stroke terjadi tiga sampai lima
kekurangan insulin relatif atau absolut. Komponen
kali lebih besar daripada risiko perdarahan
vaskular meliputi gangguan yang bersifat non-
pascaoperasi.4-7 Oleh karena itu ada beberapa spesifik, seperti aterosklerosis dan yang lebih
pakar yang menganjurkan untuk tidak spesifik berupa mikroangiopati terutama
menghentikan obat tersebut, karena perdarahan mempengaruhi ginjal dan mata. Retinopati dan
lokal seringkali dapat diatasi dengan melakukan nefropati adalah komplikasi yang paling sering
penekanan dan penjahitan. dijumpai pada pasien DM.20-22
Perawatan gigi pada penderita penyakit hati Gejala klinis DM adalah insulin kurang,
membutuhkan pengetahuan dan pemahaman kadar gula darah meningkat, poliuria, polidipsia,
mengenai patofisiologi, tanda dan gejala yang dan polifagia.20-22 Sedangkan manifestasi DM di
berkaitan dengan kerusakan hati. Gangguan hati rongga mulut adalah serostomia, kandidiasis,
akibat infeksi, alcohol abuse, kongesti vaskular karies, gingivitis dan periodontitis, abses
atau kongesti bilier dapat mengganggu pasien periapikal, dry mouth, hilangnya papila lidah, dan
untuk mentoleransi pembedahan dan anestesi pembesaran kelanjar liur.22 Komplikasi DM adalah
umum sehingga dapat menimbulkan risiko dan infeksi, mikroangiopati dan mikroaneurism,
komplikasi perioperatif dan pascabedah.7,8 Oleh neuropati, nefropati retinopati.24
karena itu, penting untuk menentukan kondisi hati Penatalaksanaan dental pada pasien diabetes
pasien preoperatif, karena risiko mengalami Pasien yang datang ke tempat praktek gigi
pendarahan sebagai akibat gangguan faktor mungkin dengan kondisi yang tidak terdiagnosis
pembekuan yang disintesis di hati dan risiko DM. Sebagai contoh adalah adanya periodontitis
mengalami trombositopenia akibat splenomegali yang parah dan cepat progresif yang terlihat tidak
sekunder akibat hipertensi portal.9-12 sesuai dengan umur pasien, riwayat memiliki
Risiko pendarahan yang berhubungan dengan kebiasaan buruk, oral hygiene (OH) buruk, dan
penggunaan obat-obat antikoagulan dapat dinilai adanya faktor lokal yang memperburuk seperti
preoperatif dengan melihat hasil laboratorium plak atau kalkulus. Pada beberapa pasien DM juga
berupa prothrombin time (PT) yang tercermin sering dijumpai kelainan berupa pembesaran
sebagai rasio INR.13-17 Nilai laboratorium ini gingiva, gingiva mudah berdarah pada pengerjaan
mencerminkan jalur koagulasi ekstrinsik, yang dan adanya abses periodontal. Jika dokter gigi
dipengaruhi oleh penyakit hati dan penggunaan mencurigai adanya penyakit DM pada pasien,
obat-obat antikoagulan. Nilai normal INR adalah maka pasien patut dianamnesis dengan baik untuk
1,2-3,5.17 Adanya peningkatan nilai INR mengetahui adanya riwayat polidipsia, poliuria,
menunjukkan potensi adanya penyakit hati.10 polyphagia, atau adanya penurunan berat badan.
Selain itu, adanya gejala klinis berupa asites, Jika diduga ada riwayat keluarga yang DM, maka
ikterus atau ensefalopati dikaitkan dengan perlu dilakukan evaluasi dan pemeriksaan
peningkatan INR. Hal serupa juga dapat laboratorium berupa kadar gula darah puasa dan
menyebabkan perdarahan rongga mulut setelah sesudah makan, uji urine, dan toleransi glukosa.
tindakan perawatan gigi. Oleh karena itu, seorang Seorang klinisi harus mengetahui nilai
pasien sebelum menerima perawatan gigi, harus haemoglobin yang terikat dengan glukosa
melakukan pemeriksaan laboratorium berupa uji (HbA1C). Uji ini akan memberikan gambaran
fungsi hati (SGOT/SGPT), prothrombine time mengenai kadar glukosa selama 2-3 bulan. Jika
(PT), partial thromboplastin time (PTT), jumlah nilainya kurang dari 8% menunjukkan kadar
trombosit, albumin dan kadar bilirubin.14-18 glukosa secara relatif terkontrol baik. Jika nilai
HbA1C lebih besar dari 10% menunjukkan kadar
Diabetes melitus gula darah tidak terkontrol.24
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit Hal lain yang menjadi kunci dalam
kronik yang bersifat kompleks akibat gangguan pertimbangan perawatan gigi pada pasien DM
49
50 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:47-54

meliputi tindakan mengurangi stres, setting praktek gigi. Sebelum perawatan dimulai pasien
perawatan, penggunaan antibiotik, modifikasi diet, dapat mengecek kadar gula darahnya. Jika kadar
membuat jadwal kunjungan, pemilihan obat- gula darahnya lebih rendah dari normal, maka
obatan serta penanganan emergensi.24-27 pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi sedikit
Epinefrin endogen dan kortisol dapat karbohidrat sebelum perawatan untuk
25-27
meningkatkan stres. Hormon ini akan menghindari terjadinya hipoglikemia.
meningkatkan kadar glukosa darah dan
mempengaruhi kontrol glukosa. Oleh karena itu Gagal ginjal kronik
mengurangi stres dan mengontrol rasa nyeri Gagal ginjal kronik (GGK) relatif umum
sangat penting dalam merawat pasien DM. Kadar dijumpai, didefinisikan sebagai suatu penyakit
epinefrin 1:100.000 dalam obat anestesi lokal yang bersifat progresif dan biasanya ireversibel,
tidak memberikan efek yang bermakna terhadap terjadi penurunan laju filtrasi glomerular, yang
kadar glukosa. Jika pasien merasa cemas, maka menyebabkan peningkatan kreatinin serum dan
diberikan sedasi. kadar nitrogen ureum darah (uremia). Penyebab
Pasien DM dapat dirawat di klinik gigi secara GGK yang paling sering adalah hipertensi, DM,
rawat jalan. Pada pasien DM yang tidak glomerulonefritis kronis, uropati dan penyakit
terkontrol, seringkali mengalami infeksi berat di otoimun. Uremia dapat mempengaruhi sistem
daerah oromaksilofasial, serta penyakit sistemik saraf pusat menyebabkan kehilangan memori,
lainnya, dan perawatan gigi pada pasien tersebut ilusi, depresi, konsentrasi menurun, koma,
membutuhkan pengobatan jangka panjang serta asterixis, epilepsi, dan juga dapat dikaitkan
diet yang terkontrol. Penggunaan antibiotik sangat dengan terjadinya asidosis metabolik dan
dibutuhkan untuk perawatan gigi pada pasien DM hiperkalemia. Selain itu uremia dapat
khususnya jika tidak terkontrol. Antibiotik ini mempengaruhi sistem gastrointestinal sehingga
digunakan baik untuk mengatasi infeksi akut menyebabkan mual, muntah, tukak lambung dan
maupun untuk tindakan profilaktik pada saat akan rasa logam di mulut, dan menyebabkan perubahan
dilakukan tindakan bedah.26-27 di kulit seperti pucat, pruritus dan deposisi
Waktu perjanjian untuk pasien DM kalsium pada jaringan.28-30
ditentukan oleh rejimen obat antidiabetik yang Pada GGK dijumpai kelainan hematopoietik,
digunakan. Pasien DM sebaiknya menerima berupa anemia dan masalah hemostasis. Walaupun
perawatan gigi di pagi hari, baik sebelum atau anemia dianggap sebagai penyakit multifaktor,
setelah periode puncak aktivitas insulin. Hal ini penyebab utamanya adalah penurunan produksi
akan mengurangi risiko perioperatif reaksi eritropoietin akibat gangguan fungsi ginjal.
hipoglikemik, yang terjadi paling sering selama Produksi lekosit menurun terutama yang terkait
aktivitas puncak insulin. Bagi mereka yang limfositopenia. Uremia menyebabkan penekanan
menggunakan insulin, risiko terbesar hipoglikemia respon limfosit, disfungsi granulosit dan supresi
akan terjadi sekitar 30-90 menit setelah menyuntik sel-sel sistem imun. Keadaan ini menyebabkan
lispro insulin, 2-3 jam setelah insulin reguler, dan pasien GGK riskan mengalami infeksi. Gangguan
4-10 jam setelah Nph atau Lente insulin. Bagi hemostasis pada pasien GGK akibat fungsi adesi
mereka yang menggunakan sulfonilurea oral, dan agregasi trombosit yang abnormal, penurunan
puncak aktivitas insulin tergantung pada obat yang jumlah platelet dan gangguan metabolisme
digunakan. Thiazolidinediones dan metformin protrombin. Penyakit ini juga dapat menyebabkan
jarang menyebabkan hipoglikemia. Faktor utama gagal jantung kongestif yang berhubungan dengan
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan edema paru, asites, aritmia, arteriosklerosis,
waktu perjanjian perawatan adalah aktivitas miokardiopati dan perikarditis serta terjadi
puncak insulin dan jumlah glukosa yang diserap hipertensi.30-31
dari usus berikut asupan makanan terakhir. Risiko Manifestasi klinis GGK di rongga mulut
terbesar akan terjadi pada pasien yang telah Manifestasi GGK di rongga mulut berupa OH
menggunakan insulin dalam jumlah biasa atau yang buruk akibat banyaknya kalkulus,
menggunakan obat diabet oral tetapi mengurangi konsentrasi urea tinggi di saliva, mulut berbau
atau menghilangkan makan pagi sebelum amonia, serostomia, stomatitis, gingivitis,
perawatan gigi, karena berisiko mengalami periodontitis, gingiva mudah berdarah, pucat, dan
hipoglikemia selama pemeriksaan gigi. Oleh hiperplasia, prevalensi karies rendah, gigi mudah
karena itu pasien dianjurkan untuk makan dengan erosi, sensitif terhadap perkusi dan pengunyahan,
diet normal dan membawa glucometer ke tempat gigi-gigi goyang dan maloklusi. Pada gambaran
Evy Vitria: Evaluasi dan penatalaksanaan pasien medically-compromised di tempat praktek gigi 51

foto ronsen tampak lesi radiolusen, kehilangan pembedahan merupakan indikasi untuk dilakukan
lamina dura, gambaran trabekula tulang abnormal. ekstraksi atau odontektomi. Penting pula
Proses remodeling tulang pasca ekstraksi lambat.30 dilakukan pemeriksaan foto panoramik untuk
Penatalaksanaan dental pada pasien GGK melihat dan mengevaluasi kerusakan gigi dan
Kondisi hematologi yang paling sering tulang alveolar yang terjadi.29, 32-34
mempengaruhi pasien dengan uremia dan gagal
ginjal adalah perdarahan yang berlebih dan Penyakit kardiovaskuler
anemia. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor, Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit
antara lain penggunaan antikoagulan pada saat sistemik yang mempengaruhi satu dari empat
hemodialisis, masa perdarahan dan pembekuan orang Amerika, dan memberikan kontribusi
yang meningkat secara signifikan. Untuk hingga 39% kematian setiap tahunnya di AS.
menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan Lebih dari separuh bangsa Kaukasia yang berusia
evaluasi dan persiapan sebelum tindakan, antara di atas 75 tahun menderita kelainan
lain evaluasi kadar Hb, kadar serum potasium, kardiovaskuler. Oleh karena itu sangat masuk
CO2 dan glukosa, glomerular filtration rate diakal menganggap bahwa kejadian penyakit
(GFR), nitrogen urea darah, serum kreatinin serta jantung akan terus meningkat sejalan dengan
pemeriksaan elektrolit dan asam basa; monitor peningkatan usia harapan hidup penduduk.35
tekanan darah dan frekuensi denyut jantung; Sebelum melakukan tindakan, perlu
evaluasi volume intravaskuler; penggunaan obat dilakukan evaluasi dan pemeriksaan EKG, enzim
antifibrinolitik, plasma segar beku, vitamin K dan creatine kinase (CK), pemeriksaan darah lengkap
trombosit dapat diberikan sebagai terapi pengganti termasuk masa perdarahan dan pembekuan,
atau dapat digunakan elektrokauterisasi untuk prothrombin time (PT) dan partial thromboplastin
mengatasi perdarahan selama prosedur invasive; time (PTT), foto ronsen dada. Hasil pemeriksaan
obat antikoagulan yang digunakan oleh pasien darah berupa PT harus selalu kurang dari 2 kali
juga harus dievaluasi dengan seksama, apakah nilai kontrol. Behrman dan Wright menganjurkan
pasien menggunakan antikoagulan golongan perawatan dilakukan dengan cara rawat inap di
coumarin (warfarin) atau heparin natrium. Karena rumah sakit, trauma seminimal mungkin,
Efek antikoagulan heparin yang digunakan selama profilaktik antibiotik sebelum tindakan,
hemodialisis tidak akan menghasilkan efek sisa, menggunakan gel-foam di soket bekas pencabutan
umumnya hanya 3-4 jam terakhir pasca gigi untuk mencegah terjadi perdarahan,
pemberian. Perawatan gigi akan lebih aman jika melakukan penjahitan, menggigit tampon selama
dilakukan 1 hari setelah hemodialisis, tidak ada 1-1 jam, kompres dingin dengan menggunakan
risiko perdarahan yang berkepanjangan, kondisi ice-pack selama jam selama 2 hari, diet lunak
metabolik asam-basa dan kadar elektrolit yang selama 48-72 jam, dan sebaiknya menggunakan
abnormal telah diatasi.28,30-32 anestesi lokal tanpa menggunakan
Pada pasien GGK yang progresif mungkin vasokonstriktor, sedangkan untuk pasien anak-
disamping memerlukan tindakan hemodialisis anak atau pasien yang tidak kooperatif dapat
juga memerlukan tindakan transplantasi ginjal. dilakukan anestesi umum di rumah sakit.35-36
Perawatan gigi pada pasien ini sebaiknya Perawatan gigi pada pasien ini membutuhkan
dilakukan sebelum transplantasi, karena profilaksis antibiotic, diberikan amoksisilin secara
komplikasi utama pada pasien transplantasi ginjal peroral sebanyak 3 gram 1 jam sebelum tindakan.
adalah infeksi akibat pemakaian obat-obat Jika alergi terhadap penisilin, dapat diberikan
imunosupresan seperti kortikosteroid. Oleh karena klindamisin peroral 600 mg 1 jam sebelum
itu, penting bagi pasien yang membutuhkan tindakan. Sedangkan jika menggunakan anestesi
transplantasi ginjal, dilakukan evaluasi lebih umum, diberikan amoksisilin iv + amoksisilin
dahulu oleh seorang dokter gigi yang peroral sebanyak 1 gram pada saat induksi dan 0,5
berpengalaman sebelum pembedahan, untuk gram 6 jam kemudian. Jika alergi terhadap
menentukan kondisi kesehatan gigi dan mulut, penisilin dapat diberikan vankomisin iv (1 gram 1
sehingga tidak menjadi fokal infeksi setelah jam sebelum tindakan) + gentamisin iv (120
transplantasi. Gigi-gigi dengan kerusakan yang mg).36
telah mencapai bifurkasi, abses periodontal, gigi Disritmia adalah suatu keadaan abnormal
dengan karies yang luas dan dalam, kalkulus baik irama jantung, baik kecepatan, keteraturan
supra maupun sub gingiva serta adanya gigi maupun sequence-nya. Umumnya terjadi pada
impaksi yang membutuhkan prosedur pasien-pasien dengan riwayat penyakit jantung
51
52 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:47-54

iskemik atau infark miokard. Perawatan gigi pada balm yang berbahan dasar air atau lanolin agar
pasien ini jika aritmianya terkontrol, maka tidak bibir tetap basah. Jika ada infeksi jamur seperti
dibutuhkan penanganan khusus, yang terpenting Candida, diberikan fluconazol. Semua lesi
adalah hindari pemakaian vasokonstriktor yang mukositis harus dibiopsi, jika ada infeksi virus
berlebihan. Pemberian vasokonstriktor maksimal herpes simpleks, diberikan acyclovir. Hindari
sampai 0,04 mg. Jika pasien mengalami aritmia, pemakaian obat kumur yang mengandung
maka perawatan gigi harus ditunda sampai kondisi peroksida atau alkohol karena dapat menyebabkan
pasien stabil kembali dan tindakan dilakukan di gangguan pada penyembuhan luka dan kekeringan
rumah sakit.36 mukosa mulut.2-3
Secara umum, pasien DM memberikan
PEMBAHASAN respon yang sama dalam menerima perawatan
Sebelum melakukan perawatan gigi, dibandingkan dengan pasien non-DM. Respon
sebaiknya dokter gigi menjelaskan tindakan yang terhadap terapi tergantung pada beberapa faktor
akan dilakukan, serta kemungkinan komplikasi yang spesifik bagi setiap individu, termasuk
yang akan terjadi. Perawatan gigi pada pasien kesehatan gigi, diet, kebiasaan merokok,
dengan koagulopati mungkin lebih terbatas, perawatan gigi yang tepat dan follow up,
sebagai contoh, tindakan skaling hanya dilakukan kesehatan mulut secara keseluruhan, dan kontrol
pada satu sekstan atau kuadran gigi pada setiap diabetes rutin. Misalnya, pasien DM dengan
kunjungan, atau ekstraksi hanya satu gigi dari kesehatan gigi yang buruk, mempunyai kebiasaan
beberapa gigi yang telah direncanakan untuk merokok, jarang berkunjung ke dokter gigi, dan
diekstraksi dan dilakukan penjahitan.19 mengkonsumsi karbohidrat tinggi, lebih mungkin
Minimal 1 bulan sebelum terapi awal mengalami penyakit/kelainan di rongga mulut
leukemia, pasien leukemia harus dievaluasi oleh seperti karies dan periodontitis dan responsnya
dokter gigi mengenai keadaan rongga mulutnya, buruk terhadap perawatan gigi daripada pasien
mengidentifikasi hal-hal di rongga mulut yang DM yang tidak memiliki faktor-faktor tersebut.21
berpotensi menjadi masalah, dan merencanakan Kadar gula darah yang terkontrol, memegang
perawatan untuk mencegah kemungkinan peranan penting dalam penanggulangan penyakit
komplikasi yang ditimbulkan pasca kemoterapi. periodontal. Periodontitis pada pasien DM yang
Selain itu pembuatan foto panoramik, perbaikan terkontrol, mempunyai respon positif terhadap
kebersihan mulut dan melakukan perawatan terapi non-bedah, operasi periodontal, dan
terhadap gigi-gigi yang rusak. Gigi dengan infeksi maintenance yang sama dengan orang tanpa DM.
akut atau kronik, goyang atau karies yang dalam Akan tetapi, respon terhadap perawatan kurang
harus diekstraksi. Tindakan perawatan saluran baik, dan perbaikan kesehatan jaringan
akar bila prognosisnya meragukan, tidak boleh periodontal jangka pendek sering diikuti dengan
dilakukan. Idealnya, tindakan ekstraksi gigi proses regresi dan kambuhnya penyakit pasien
dilakukan minimal 14 hari sebelum terapi awal DM yang tidak terkontrol. Oleh karena itu penting
leukemia dan 21 hari setelah kemoterapi. Bila bagi seorang dokter gigi mengetahui kadar gula
akan dilakukan tindakan pembedahan atau darah pasien DM sebelum memulai tindakan
ekstraksi, harus diberi antibiotik sebelum dan pengobatan atau perawatan gigi.24-27
sesudah tindakan dan dilakukan penjahitan. Selain Perawatan pasien GGK tergantung pada
itu, piranti ortodontik, gigitiruan lepasan, dan tahap penyakit ginjal dan status klinisnya. Pasien
space maintainer harus dilepas.2-3 dengan penurunan fungsi ginjal, tetapi tanpa tanda
Sedangkan selama terapi leukemia, dan gejala klinis dapat dirawat secara normal,
kebersihan mulut dijaga dengan berkumur air dengan ketentuan semua obat yang dimetabolisme
steril dingin, atau larutan salin dingin minimal 6 di ginjal tidak boleh diresepkan karena dapat
kali sehari untuk menjaga mukosa mulut tetap menyebabkan intoksikasi/nefrotoksik dan
bersih dan basah, membantu menghilangkan memperburuk kondisi pasien, meskipun hanya
debris dan mengurangi risiko infeksi oportunistik. dalam dosis biasa. Jika pemberian obat ini tidak
Selanjutnya menyikat gigi dengan menggunakan dapat diganti dengan obat lain, maka dosisnya
sikat gigi yang lembut setiap selesai makan, di harus dikurangi.28-32
bawah pengawasan staf rumah sakit. Jika jumlah Evaluasi awal kondisi kesehatan mulut pasien
platelet kurang dari 20.000/mm3 atau bila jumlah GGK penting untuk menghilangkan infeksi fokal
netrofil kurang dari 500/mm3 maka menyikat gigi dari rongga mulut. Untuk mencegah infeksi maka
tidak boleh dilakukan. Pasien menggunakan lip diperlukan profilaksis antibiotik. Pasien GGK
Evy Vitria: Evaluasi dan penatalaksanaan pasien medically-compromised di tempat praktek gigi 53

yang menjalani hemodialisis biasanya sering memberikan perawatan gigi yang tepat sesuai
mendapat transfusi darah sehingga mempunyai dengan kompetensi dokter gigi, serta
risiko tertular hepatitis B dan C; oleh karena itu menggunakan prosedur yang tepat sesuai SOP
membutuhkan pencegahan khusus.28-32 termasuk pemberian antibiotik profilaksis,
Penyakit/kelainan kardiovaskuler yang perlu mengurangi stres dan rasa nyeri, kontrol infeksi,
dipertimbangkan dalam setiap tindakan perawatan serta menjaga OH sehingga kemungkinan
gigi khususnya yang menyangkut tindakan yang komplikasi dapat dihindari.
bersifat invasif adalah kelainan jantung koroner,
kelainan katup jantung, hipertensi serta disritmia. SARAN
Meskipun pada pasien dengan kelainan jantung Dokter gigi harus mempunyai pemahaman
koroner, sampai saat ini penggunaan obat-obat yang memadai mengenai penyakit dan kelainan
antikoagulan masih merupakan terapi pilihan, sistemik, perlu mengetahui dengan pasti kesehatan
akan tetapi perlu dipertimbangkan dan umum pasien apakah cukup aman untuk dilakukan
didiskusikan dengan dokter ahli jantung apakah tindakan, khususnya yang menyangkut tindakan
obat tersebut perlu dihentikan atau tidak pada saat pembedahan.
tindakan perawatan gigi, karena perawatan gigi
yang invasif dapat mengakibatkan komplikasi DAFTAR PUSTAKA
berupa perdarahan. Akan tetapi penghentian obat 1. Oeffinger KC. Providing primary care for long-term
tersebut akan berakibat lebih fatal yaitu terjadi survivors of childhood acute lymphoblastic
leukemia. J Fam Pract Dec 2000; 49:1133-46.
tromboemboli.
2. Runge ME, Edwards DL. Orthodontic treatment for
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien an adolescent with a history of acute lymphoblastic
dengan kelainan katup jantung adalah infeksi leukemia. J Pediatr Dent 2000; 22 (6): 494-8.
endokarditis, yaitu suatu infeksi pada jantung yang 3. Epstein JB, Rea G. The value of panoramic
terjadi akibat bakteremia pada saat perawatan gigi. radiographic examination in patients with leukemia
Bakteri penyebabnya adalah Staphylococcus dan before medical management. Oral Surg Oral Med
Enterococcus yang sering dijumpai di rongga Oral Pathol 1992; 74(6): 736-41.
mulut. Infeksi endokarditis dapat membahayakan 4. Michael TB, Catherine H, Scott LF, Philip CF,
jiwa pasien. Oleh karena itu diperlukan diagnosis Peter BL. Utility of an international normalized
yang cepat dan akurat dan melakukan terapi secara ratio testing device in a hospital-based dental
practice. J Am Dent Assoc 2008; 139(6): 697-703.
efektif. Seorang dokter gigi perlu mengetahui
5. Mulligan R. Response to anticoagulant drug
tanda-tanda endokarditis yaitu demam, menggigil, withdrawal. J Am Dent Assoc 1987; 115(3): 435-8.
fatigue, malaise, sakit kepala, keringat malam, 6. Saour JN, Ali HA, Mammo LA, Sieck JO. Dental
nyeri otot dan sendi, murmur, berat badan turun, procedures in patients receiving oral anticoagulation
nafas pendek, pembengkakan di lengan, kaki dan therapy. J Heart Valve Dis 1994; 3(3): 315-7.
abdomen, serta terjadi hematuria. Pemeriksaan 7. Wahl MJ. Dental surgery in anticoagulated patients.
yang perlu dilakukan adalah kultur darah, Arch Intern Med 1998; 158(15): 1610-6.
pemeriksaan C-reactive protein dan EKG.36 8. Evans IL, Sayers MS, Gibbons AJ, Price G, Snooks
H. Can warfarin be continued during dental
SIMPULAN extraction? Results of a randomized controlled trial.
Br J Oral Maxillofac Surg 2002; 40(3): 248-52.
Perawatan gigi pada pasien medically
9. Alexander R, Ferretti AC, Sorensen JR. Stop the
compromised merupakan tanggung jawab tidak nonsense, not the anticoagulants: a matter of life
hanya dokter gigi yang merawatnya, tetapi juga and death. N Y State Dent J 2002; 68(9):24-6.
menjadi tanggung jawab staf klinik 10. Lockhart PB, Gibson J, Pond SH, Leitch J. Dental
gigi/paramedik, yaitu memperlakukan pasien management considerations for the patient with an
dengan baik dan penuh kasih sayang, terlepas dari acquired coagulopathy, part 1: coagulopathies from
sifat kondisi pasien, mengevaluasi kesehatan gigi systemic disease. Br Dent J 2003; 195(8): 439-45.
dan mulut pasien dengan seksama, berkonsultasi 11. Peterson LJ, Ellis EI, Hupp JR, Tucker MR, eds.
dengan dokter ahli terkait bila diperlukan, untuk Contemporary oral and maxillofacial surgery. St.
mengetahui status medis pasien sebelum Louis: C.V. Mosby; 1988. p. 48-54.
12. del Olmo JA, Flor-Lorente B, Flor-Civera B. Risk
melakukan perawatan atau tindakan kedokteran
factors for nonhepatic surgery in patients with
gigi khususnya perawatan yang bersifat invasif, cirrhosis. World J Surg 2003; 27(6):647652.
memperoleh riwayat kesehatan pasien serta status 13. Patton LL, Ship JA. Treatment of patients with
medis terkini serta selalu memonitor tanda-tanda bleeding disorders. Dent Clin North Am 1994; 38
vital pasien setiap kali kunjungan ke dokter gigi, (3): 465-82.
53
54 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:47-54

14. Bond AJ, Molnar FJ, Li M, Mackey M, Man-Son- Expert Committee on the Diagnosis and
Hing M. The risk of hemorrhagic complications in Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care
hospital in-patients who fall while receiving 1997; 20: 1183-97.
antithrombotic therapy. Thromb J 2005; 3(1):1-6. 25. Tsuji I, Nakamoto K, Hasegawa T. Receiver
15. Hirsh J, Fuster V, Ansell J, Halperin JL. American operating characteristic analysis of fasting plasma
Heart Association/American College of Cardiology glucose, HbA1c, and fructosamine on diabetes
Foundation. American Heart Association/American screening. Diabetes Care 1991; 14: 107-57.
College of Cardiology Foundation guide to warfarin 26. American Diabetes Association. Selfmonitoring of
therapy. J Am Coll Cardiol 2003; 41(9): 1633-652. blood glucose (consensus statement). Diabetes Care
16. Lockhart PB, Gibson J, Pond SH, Leitch J. Dental 1993; 16: 605.
management considerations for the patient with an 27. American Diabetes Association. Standards of
acquired coagulopathy, part 2: coagulopathies from medical care for patients with diabetes mellitus.
drugs. Br Dent J 2003; 195(9): 495-501. Diabetes Care 1998; 21 Suppl 1:23-31.
17. Newman DH, Zhitomirsky I. The prevalence of 28. Mealey BL. Impact of advances in diabetes care on
nontherapeutic and dangerous international dental treatment of the diabetic patient. Compend
normalized ratios among patients receiving warfarin Contin Educ Dent 1998; 19: 41-58.
in the emergency department. Ann Emerg Med 29. Rossi SS, Glick M. Dental Considerations for the
2006; 48(2): 182-9. patient with renal disease receiving hemodialysis. J
18. Valerin MA, Napenas JJ, Brennan MT, Fox PC, Am Dent Assoc 1996; 19:127-211.
Lockhart PB. Modified Child-Pugh score as a 30. Ferguson CA, Whyman RA. Dental management of
marker for postoperative bleeding from invasive people with renal disease and renal transplants. N Z
dental procedures. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Dent J 1998; 94:125-1303.
Oral Radiol Endod 2007; 104(1): 56-60. 31. Proctor R, Kumar N, Stein A, Moles D, Porter S.
19. Devani P, Lavery KM, Howell CJ. Dental Oral and dental aspects of chronic renal failure. J
extractions in patients on warfarin: is alteration of Dent Res 2005; 84:199-208.
anticoagulant regime necessary? Br J Oral 32. Greenwood M, Meechan JG, Bryant DG. General
Maxillofac Surg 1998; 36(2):107-11. medicine and surgery for dental practitioners Part 7.
20. Perry DJ, Noakes TJ, Helliwell PS. British Dental Br Dent J 2003; 195:181-4.
Society: Guidelines for the management of patients 33. Bottomley WK, Cioffi RF, Martin AJ. Dental
on oral anticoagulants requiring dental surgery. Br management of the patient treated by renal
Dent J 2007; 203(7): 389-93. transplantation: preoperative and postoperative
21. National Diabetes Data Group. Diabetes in considerations. J Am Dent Assoc 1972; 85:1330-5.
America. 2nd Ed. Bethesda (MD): National 34. Gudapati A, Ahmed P, Rada R. Dental management
Institutes of Health; 1995. NIH Publication No 95- of patients with renal failure. Gen Dent 2002; 50:
1468. 508-10, 518.
22. Klein R. Retinopathy and other ocular 35. Werner CW, Saad TF. Prophylactic antibiotic
complications in diabetes. In: Porte D, Sherwin RS, therapy prior to dental treatment for patients with
editors. Diabetes mellitus. 5th Ed. Stamford (CT): end-stage renal disease. Spec Care Dent 1999;
Appleton & Lange; 1997. p. 47-52. 19:106-11.
23. Mealey BL. Diabetes mellitus. In: Rose LF, Genco 36. Sauvetre EJ, Diji CV. Cardiovascular diseases and
RJ, Mealey BL, Cohen DW, editors. Periodontal periodontal treatment. In Periodontology and oral
medicine. Toronto: BC Decker Inc.; 2000. p. 78-95. medicine, Free University of Brussels, Belgium;
24. American Diabetes Association. Report of the Heart Views 2007; 8(3):100-05.

Anda mungkin juga menyukai