DISUSUN OLEH:
Devica Dwi Ratna Putri (141610101047)
1. SKALA LIKERT
Penggagas dan pencipta skala likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang
menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga
kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu
kutub karena pilihan netral tak tersedia. Dalam membuat skala Likert, ada beberapa
langkah prosedur yang harus dilakukan peneliti, antara lain:
Sekolompok tim mahasiwa gizi sedang melakukan uji organoleptik (pengujian terhadap
bahan makanan berdasarkan kesukaan) sebuah produk dengan menggunakan skala Likert.
Aspek yang akan diukur dalam uji organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100
responden atau panelis yang memberikan jawaban dari angket yang diberikan. Berikut
rangkuman hasil penilaian 100 responden tersebut.
Rumus: T x Pn
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor tertinggi (X) dan
skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah skor tertinggi untuk item Sangat Suka adalah 5 x 100 = 500, sedangkan item
Sangat Tidak Suka adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor penilaian responden diperoleh
angka 247, maka penilaian interpretasi responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah
hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak) dan
interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval skor persen
(I).
Rumus Interval
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20 (Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)
Penyelesaian Akhir
1. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala
Thurstone untuk jumlah item yang sama. Makin banyak jumlah item, maka makin
kurang reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item yang dinyatakan
dalam beberapa respons alternatif (SS=sangat setuju, S=setuju, R=ragu-ragu,
TS=tidak setuju, STS=sangat tidak setuju). Sedangkan skala Thurstone hanya
membuka dua alternatif saja.
2. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan dengan
sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan ke dalam skala. Dalam menyusun
skala Thurstone, yang dimasukkan hanya item-item yang telah disetujui bersama dan
jelas berhubungan dengan sikap yang ingin diteliti saja yang dapat dimasukkan.
3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang
pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan karena jangka
responsi yang lebih besar.
1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat
membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain. Hal ini
karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal.
2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak
pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya
kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi.
2. SKALA GUTTMAN
Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting,
yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang
multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala
Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat
baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang
diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal
(universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai
dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna, yaitu semua
responsi diatur sebagai berikut:
Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh. Adanya
beberapa kelainan Dapat dianggap sebagai error yang akan diperhitungkan dalam analisa
nantinya. Cara membuat skala guttman adalah sebagai berikut:
1. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki.
2. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan
diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50.
3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban yang
ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari 80%
responden.
4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman.
5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah dibuat
(yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Kr= 1
Dimana:
e = jumlah error.
Kr = koefisien reprodusibilitas
Koefisien Skalabilitas:
Ks= 1
dimana:
e = jumlah error
Ks = koefisien skalabilitas
1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk mengukur
sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat prediksi tentang
perilaku objek tersebut.
2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok tetapi ganda
untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu dan mempunyai
dimensi ganda untuk waktu yang lain
Contoh skala perbedaan semantik (semantic differensial) dari C.E. Osgood sebagai
berikut.
Langkah-langkah dalam menyusun skala perbedaan semantik (semantic differensial)
sebagai berikut ini:
Kelebihan metode ini adalah kemudahan dalam proses penilaian. Rater hanya tinggal
memberikan tanda silang (x) atau contreng (v) pada kolom yang sesuai untuk masing-
masing faktor atau karakteristik yang dinilai.
4. SKALA RATING
Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi Rating Scale adalah alat
pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku/sifat yang
harus dicatat secara bertingkat. Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan
sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Dari beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan pengertian. Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data
yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin
diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
a. Skala grafis
b. Skala numeris
c. Standard rating
d. Cumulated points rating
e. Force choice rating
f. Semantic differential
a. Skala Grafis
b. Skala Numeris
Angka dalam kebanyakan skala rating digunakan sebagai anchor, tetapi penggunaan
angka ini harus didefinisikan secara jelas. Di depan ataupun di belakang setiap deskripsi
disediakan ruang untuk membubuhkan tanda (biasanya tanda ) yang menunjukkan
kesesuaiannya dengan subjek yang diamati. Bentuk numeris ini kadang disertai bentuk
grafis, sehingga observer atau rater hanya menandai angka yang menjadi
pilihannya. Misalnya skala enam jenjang utk mengukur orientasi pelayanan pelanggan :
Atau
Catatan:
1 = tidak memuaskan
2 = di bawah rata-rata.
3 = rata-rata
4 = di atas rata-rata
5 = sempurna
c. Standard Rating
Bentuk rating ini sering juga disebut sebagai skala presentase. Anchor presentase
meminta observer merating subjek ke dalam suatu kontinum yang bergerak dari 0 s/d
100, dalam perbandingan dengan subjek amatan lain atau kelompok khusus. Misalnya
mengukur interpersonal persuasiveness ability :
Item yang disusun merupakan indikator suatu trait yang akan diukur. Skor akhir skala
merupakan penjumlahan kelseluruhan aitem. Misalnya, bagaimana seorang pemilik toko
mengobservasi kemampuan pegawainya dalam memberikan pelayanan pada konsumen :
Bentuk ini biasanya digunakan dalam bidang militer atau bisnis. Observer diminta
memilih kalimat yang menggambarkan kondisi subjek amatan. Misalnya :
f. Semantic Differential
Skala ini menggunakan pasangan kata sifat yang berlawanan dalam memberikan
rating. Secara ringkas penyusunan skala sbb :
Misalnya :
1. Mudah penggunaannya.
2. Dapat mengetahui intensitas dan gambaran keadaan suatu perilaku/kejadian.
3. Dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan antara realitas dengan persepsi
subjektif rater.
Kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi pada rating scale adalah sebagai berikut :
Referensi