Anda di halaman 1dari 43

FRAKTUR

MANDIBULA

Eddy Hermanto, drg., M. Kes., Sp. BM


Pendahulua
n Fraktur Discontinuitas dari jaringan tulang
Mandibula

Putusnya kontinuitas tulang mandibula


Fraktur kedua tersering pada kerangka wajah
Anatomi

Berfungsi sebagai tempat menempelnya gigi geligi

Berhubungan
• dengan basis kranii temporo-mandibular joint dan disangga oleh
otot otot mengunyah ()
Otot Temporalis, Otot Masseter., Otot Pterygoideus eksternus atau lateral,
Otot Pterygoideus internus atau media
Etiologi Bervariasi berdasarkan lokasi
geografis, tempat/negara

• Kecelakaan lalulintas
• Kecelakaan industri atau kecelakaan kerja
• Kecelakaan rumah tangga
• Mabuk dan perkelahian
• Kekerasan fisik

District of Columbia Hospital, dari 540 kasus fraktur


• Survey di

69% kekerasan fisik (perkelahian), 27% kecelakaan lalu lintas,

12% kecelakaan kerja, 2% kecelakaan saat olahraga


dan 4% sebab patologi
Klasifikasi

Penyebab Hubungan dengan


Menurut Bentuk
Terjadinya Jaringan Ikat
Sekitarnya Fraktur
Fraktur

 Fraktur traumatik
 Fraktur simple  Fraktur komplit
(langsung, tidak  Fraktur inkomplit
/tertutup  Fraktur komunitif
langsung)
 Fraktur terbuka  Fraktur kompresi
 Fraktur fatik atau
 Fraktur komplikasi
stress
 Fraktur patologis
Regio pada mandibula
Berdasarkan ada tidaknya gigi

• Fraktur kelas 1 : gigi terdapat di 2 sisi fraktur,


• Fraktur kelas 2 : gigi hanya terdapat di salah satu fraktur
• Fraktur kelas 3 : tidak terdapat gigi di kedua sisi fraktur

Pola fraktur mandibula

• Fraktur Unilateral
• Fraktur bilateral
• Fraktur multipel
• Fraktur Berkeping-keping (Comminuted)
Tipe fraktur :

 Green stick : Pergerakan minimal (hampir tidak terasa)


Sering terjadi pada anak-anak
 Sederhana : Fraktur ringan, berupa garis
 Compound : Luka jaringan lunak terbuka
Fraktur jaringan keras  Fragmen
displacement
 Comminuted : Tulang yang patah  banyak segmen
Peterson, 2003 membagi Klasifikasi fraktur mandibula
menjadi tiga yaitu

• Berdasarkan lokasi anatomi :


coronoid, condilus, ramus, angulus, body, symphisi
dan yang tidak spesifik

• Berdasarkan tipe fraktur :


green stick, comminuted, compound dan simple

• Berdasarkan tarikan otot dan arah fraktur :


favorable dan unfavorable
A. Greenstick, B. Simple, B. Comminuted, D. Compound
Impacted

Patologis

Indirect/ tidak langsung

Direct/ langsung
Gejala Fraktur
• Dislokasi
perubahan posisi rahang/tulang yang menyebabkan maloklusi atau tidak

berkontaknya RB dan RA
• Pergerakan abnormal pada rahang/tulang
• Rasa yang sakit jika menggerakkan rahang
• Pembengkakan pada posisi fraktur  dapat menetukan lokasi
fraktur pada penderita
• Krepitasi  suara akibat pergeseran dari ujung tulang yang fraktur bila
rahang digerakkan
• Laserasi gusi, mukosa mulut dan daerah sekitar fraktur
• Discolorisasi  perubahan warna pada daerah fraktur
• Gangguan fungsional penyempitan pembukaan mulut, hipersalifasi
dan halitosis
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis .....
• Anamnesis : riwayat trauma. Posisi waktu kejadian  dapat
menggambarkan fraktur yang terjadi
• Pemeriksaan fisik :
• Inspeksi
• Palpasi
• Gerakan
• Pemeriksaan penunjang
• A-P, lateral, waters,
• Panoramiks Penelitian radiologis yang paling informatif
digunakan dalam mendiagnosis fraktur
• CT Scan  dapat menunjukkan lokasi serta luas fraktur
• CBCT
Anamnesis dan Pemeriksaan Klinis .....
Fraktur mandibula, juga bisa terjadi
luka pada bagian tubuh yang lain

Ekstra Oral Intra Oral

Echymosis Echymosis pada :


Pembengkakan Gigiva, mukosa,
Luka jaringan lunak dasar mulut
Perubahan kontur tulang Palpasi : ada step, sakit
Perubahan kontur wajah Gigi : goyang, fraktur
Pemeriksaan Penunjang .....
• A-P, lateral, waters,
• Panoramiks
Sangat penting dalam menegakan diagnosis
• CT Scan
Kegunaan :
• CT 3D  Macam fraktur (single, multiple, compound)

 Arah garis fraktur (mengenai gigi)

 Derajat pergeseran fragmen

 Hubungan fraktur dengan letak gigi

 Kelainan patologi
Penatalaksanaan

Awal Bersifat kedaruratan

Emergency
Jalan nafas (airway), pernafasan (breathing),
sirkulasi darah (circulaation) termasuk
penanganan syok
Macam perawatan :

1. Emergency : Initial Phase (Perawatan awal/pendahuluan)


 Life & support
 Kontrol kesadaran : GCS (Glasgow Coma Scale)
 GCS = E+V+M
terbaik : 15
terburuk : 3
Kontrol (ABC)
 Airway, Breathing, Circulation
 Syok
 Fragmen fraktur
4
5
6
Penanganan fraktur secara
Kedua definitif

Definitive
Reduksi/reposisi fragmen fraktur secara
tertutup (close reduction) terbuka (open
reduction)), fiksasi fragmen fraktur,
imobilisasi

Closed reduction : Sederhana, tanpa pembedahan, tanpa plat


Open reduction : dengan pembedahan, dengan plat
Closed Reduction
• Tidak terdapat pergeseran fragmen tulang / minimal
• Favorable dan nondisplaced fracture
• ORIF merupkan kontraindikasi
• Gigi-gigi pada kedua rahang cukup oklusi baik
• Odontulous parsial (sebagian tidak bergigi) yang mana terjadi
fraktur korpus mandibula dengan displacement minimal
• Celah fragmen yang tidak begitu lebar (kurang dari 2mm) dan
oklusi baik.
• Fraktur yang masih dalam batas golden periode ( 10 hari )
• Fraktur pada anak-anak yang melibatkan pertumbuhan gigi-
geligi
• Coronoid dan condylar fractures
Close Reduction Open Reduction
Keuntungan 1. Perawatan realtif mudah 1. Aproksimasi lebih tepat
2. Tanpa GA 2. Dengan GA
3. Bahan fiksasi cukup 3. Bahan fiksasi dengan Plate,
arch bar Screw (fiksasi lebih regid)
4. Tempat operasi O.K kecil 4. Tempat operasi O.K besar
5. Biaya murah 5. Pemakaian IMF 3-6 hari

Kerugian 1. Pemakaian IMF lama 1. Perawatan lebih complicated


(6-8 minggu)
2. Makan cair 2. Biaya lebih mahal
3. Pemakaian NGT
Hari ke-16 paska IMF
Hari ke-57 paska IMF
Hari ke-81
paska IMF
Reposisi Terbuka (Open reduction) :
General Anastesi

Persiapan operasi :
 Foto torax
 Pemeriksaan lab
 Konsult : Bagian saraf, Bagian penyakit dalam dan Bagian
Anastesi
 Pemasangan arch bar (Splint)  RA & RB
Pelaksanaan Operasi :
 Pemberian general anastesi
 Pembuatan flap
 Reposisi
 Fiksasi : - Plate & Srew (minipalte)
- Kawat inter osseous wiring
 Pemasangan NGT (Nasogastric tube)
 3-7 hari NGT dilepas
 IMF dilepas
 2 minggu (maksimal) splint dilepas
 3 bulan (minimal) plate dilepas
Ketiga

Rehabitatif Paska operasi


Fisioterapi
Penilaian penyembuhan tulang setelah fraktur

Klinis Radiografis

• Tidak ada pergerakan • Hilangnya daerah


abnormal radiolusen pada garis
• Bengkak dan hematom fraktur dan diganti dengan
tidak ada gambaran radiopak yang
• Keluhan nyeri (-) : tidak dapat dibedakan dari
bergerak / tidak tulang sekitarnya.
digerakkan
• Nyeri pada TMJ waktu
buka tutup mulut (-)
• Sudah dapat berfungsi
meskipun belum maksimal
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai