Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL SKRIPSI

GAMBARAN AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEMAKAIAN ALAT


ORTODONTI CEKAT USIA REMAJA DI KLINIK
ALAMANDA RSGM UGM PROF. SOEDOMO

ETI MISWATI
P07125116044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA
2018

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan dan kebutuhan akan perawatan ortodonti pada masa kini semakin

meningkat, seperti di Indonesia maupun negara-negara lain. Hal ini dikarenakan

munculnya kesadaran pada setiap orang mengenai kebutuhan mereka baik

kebutuhan untuk kesehatan,estetik maupun gaya hidup (Warongan dkk, 2015).

Alat ortodonti terdiri dari 2 jenis yaitu alat lepasan dan alat cekat.Alat lepasan

menghasilkan pergerakan gigi yang terbatas ,sedangkan alat cekat mempunyai

komponen dasar yaitu braket, archwire, dan assesori. Interaksi dari ketiga

komponen ini menentukan cara berfungsinya suatu alat (Williams, 2000).

Pemakaian alat ortodonti cekat menimbulkan peningkatan masalah khususnya

dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut disekitar braket yang ditempelkan

pada gigi dan sepertiga mahkota gigi pada tepi gingiva cenderung terjadi

penumpukan plak yang sulit dibersihkan (Narmada, 2003).

Akumulasi plak pada pemakaian alat ortodonti cekat yang tidak

dibersihkan akan menyebabkan oral hygiene buruk, menimbulkan berbagai resiko

penyakit mulut dan mengurangi keberhasilan perawatan ortodonti (Warongan

dkk,2015). Penelitian Hagg, dkk., tahun 2004 di Cina tentang pengaruh piranti

pesawat ortodonti cekat terhadap kandida dan enterobacterium pada kelompok

usia 15,5 -18 tahun menunjukan bahwa terjadi kenaikan skor plak sebelum

pemakaian pesawat ortodonti cekat dan setelah penggunaan pesawat cekat yaitu

1
2

skor 1 menjadi skor 1,25. Hal serupa juga ditunjukan penelitian yang dilakukan

oleh Kenan (2011) tentang pengaruh perawatan pesawat ortodonti cekat terhadap

status kesehatan rongga mulut yang menunjukkan terjadi peningkatan indeks plak

saat bulan pertama penggunaan pesawat ortodonti cekat dan saat terakhir

pemakaian pesawat ortodonti cekat,yaitu 1,02 menjadi 1,42.

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan remaja yang menggunakan alat

ortodontik cekat di Klinik Alamanda RSGM UGM Prof Soedomo rata-rata

sebanyak 36 subjek dalam satu bulan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

tertarik untuk untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Akumulasi Plak

pada Pemakaian Alat Ortodontik Cekat Usia Remaja di Klinik Alamanda RSGM

UGM Prof Soedomo dengan Orthodontic Plaque Index (OPI).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : Apakah Akumulasi plak gigi mempengaruhi

terhadap pemakaian alat ortodontik cekat pada remaja di klinik Alamanda RSGM

UGM Prof Soedomo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran akumulasi plak

gigi pada pemakaian alat ortodontik cekat usia remaja di Alamanda RSGM

UGM Prof.Soedomo.
3

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik remaja yang memakai alat ordontik

cekar Klinik Alamanda RSGM UGM Prof.Soedomo

b. Untuk mengetahui pemakaian alat ordontik cekat pada usia remaja di

Klinik Alamanda RSGM UGM Prof.Soedomo

c. Untuk mengetahui akumulasi penumpukan plak pada remaja di Klinik

Alamanda RSGM UGM Prof.Soedomo

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi RSGM Prof. Soedomo

Memberikan informasi mengenai gambaran akumulasi plak gigi pada

pemakaian alat ortodontik cekat usia remaja di Klinik Alamanda RSGM UGM

Prof.Soedomo

2. Bagi Profesi Keperawatan Gigi

Memberikan informasi dan tambahan ilmu pengetahuan di bidang ilmu

keperawatan gigi mengenai gambaran akumulasi plak gigi pada pemakaian alat

ortodontik cekat pada usia remaja.

3. Bagi Khalayak Umum

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

pemakai alat ortodonti cekat agar lebih memahami tentang pemeliharaan

kebersihan gigi dan mulut selama menjalani perawatan ortodonti cekat.


4

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Zakiya (2017) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dengan

Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut Pasien Ortodonti Cekat

Diklinik PPDGS Ortodonsia Di RSGM UGM Prof Soedomo pada Remaja ”.

Persamaan peneltian ini adalah subyek penelitian yakni remaja dengan

pemakaian alat ordontik cekat. Perbedaan penelitian ini adalah variabel

penelitian, jenis penelitian, dan teknik sampling.

2. Penelitian Angelina (2017) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Kesgilut

dengan Ortho Plaque Index (OPI) Pengguna Orthodonti Cekat di Asrama

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan”. Persamaan penelitian ini adalah

variabel bebas adalah akumulasi plak. Perbedaan penelitian ini adalah variabel

terikat, jenis dan desain penelitian, dan teknik sampling.

3. Penelitian Dian (2017) juga “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perawatan

Ortodonti pada Remaja Usia 15-18 Tahun dengan Maloklusi Sedang sampai

Parah”. Persamaan penelitian ini adalah subyek penelitian, variabel terikat,

dan teknik sampling. Perbedaan penelitian ini adalah jenis dan desain

penelitian, dan uji statistik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Plak Gigi

a. Definisi Plak Gigi

Plak gigi adalah deposit lunak terdiri dari mikroorganisme

yangberkembang biak dalam suatu matriks organik dan membentuk

lapisan biofilm.Plak gigi melekat pada permukaan gigi, kalkulus,

tumpatan dan protesa gigi didalam mulut (Majidah dkk, 2014). Plak

merupakan lapisan tipis,umumnya tidak terlihat dan hanya dapat terlihat

dengan bahan bantuan disclosing (Anggayanti, 2002). Plak berupa

lapisan tebal terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabu-abuan yang

tidak dapat dilepas dengan berkumur atau irigasi tetapi dapat

dihilangkan dengan melakukan sikat gigi (Handajani, 2002).

b. Faktor –faktor yang mempengaruhi terjadinya plak

Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya plak oleh Carison

dalam Sriyono (2005) dibagi menjadi 2:

1) Lingkungan fisik meliputi

a) Anatomi gigi dan posisi gigi

b) Anatomi jaringan sekitar gigi

c) Struktur permukaan gigi

d) Gesekan oleh makanan dan jaringan sekitar

5
6

e) Tindakan kebersihan mulut

2Hadirnya nutrient meliputi:

1). Makanan atau diet

2). Cairan gusi

3). Sisa epitel dan leukosit

4).Saliva

Dari faktor tersebut salah satu faktor yang terpenting adalah tindakan

kebersihan mulut (Dally,1996 dalam Sriyono,2005).

c. Mekanisme pembentukan plak

Pada permukaan gigi yang sudah dibersihkan segera akan tumbuh lapisan

tipis yang menutupi permukaan email,lapisan ini tumbuh karena adsorbsi zat

putih telur dan glicoprotein dari ludah.Lapisan ini tembus cahaya dan tidak

mengandung bakteri serta tidak mempunyai struktur tertentu dan disebut

aquired pelikel.Setelah aquired pelikel bakteri mulai berproliferasi diatas

permukaan pelikel,pelikel yang telah diduduki oleh bakteri akan menjadi

bagian dari plak. (Ircham dkk,19933).

d. Waktu pembentukan plak

Waktu yang cukup untuk perkembangan plak didapatkan bila seseorang

mengabaikan tindakan kebersihan mulut. Plak dapat dihilangkan dengan

menggosok gigi tetapi hanya bersifat sementara.Lapisan ini akan ditemukan

kembali setelah menggosok gigi. Dalam waktu relatif cukup singkat


7

permukaan email gigi tertutup oleh bakteri jenis coccus..Setelah ± 10 menit

coccus mulai berkembang biak,bila kita makan sukrosa maka kuman dalam

plak akan merubah sukrosa menjadi asam yang dapat melarutkan

email,sehingga terjadi karies. Apabila plak dibiarkan tumbuh maka pada hari

ke dua menetaplah kuman bentuk filament dan setelah hari ke tujuh plak

mengandung bermacam – macam kuman yang dapat menyebabkan terjadinya

penyakit gigi dan mulut (Nio,1987). Jaringan lunak akan mengalami

peradangan karena bakteri dalam plak dapat menghasilkan enzim toksik (Putri

dkk.,2012).

Peradangan gusi atau gingivitis ditandai gusi berwarna kemerahan,lebih

lunak dan mudah berdarah (Abu affan dan Elamin,2015).Gingivitis bila

dibiarkan akan menyebabkan periodontitis,halitosis,poket ,gigi goyang,gigi

tanggal (Marchelina dkk.,2016). Resiko lain dari penumpukan plak adalah

pembentukan kalkulus.Kalkulus merupakan endapan keras hasil mineralisasi

dari plak gigi,terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi,restorasi,dan

gigi tiruan (Sitawati dan Tjahya,2007). Akumulasi plak yang berlebih dapat

terjadi karena pasien tidak mampu menjaga kebersihan mulut dengan baik,hal

ini dapat disebabkan karena pemahaman akan pentingnya kebersihan mulut

masih rendah ,kurangnya motivasi dan malposisi gigi yang mengakibatkan

pembersihan sulit (Wulandari 2012).


8

e. Kontrol plak

Kontrol plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukkan plak

pada permukaan gigi,antara lain mengatur pola makan,tindakan secara

mekanis,tindakan secara kimiawi dan pemeriksaa gigi rutin (Oroh dkk.,2005).

Mengatur Pola Makan :

Membatasi makanan yang mengandung karbohidrat terutama sukrosa

,glukosa,fruktosa,maltosa (Herijulianti dkk.,2002).Karbohidrat adalah bahan

utama pembentuk matriks plak dan sumber energi bagi bakteri dalam membentuk

plak. Makanan berstektur lengket yang mudah menempel pada gigi dan braket

sedapat mungkin dihindarkan (Putri dkk,2012). Pengguna ortodonti sedapat

mungkin harus menghindari konsumsi gula dalam bentuk minuman kopi,teh dan

soda. Hindari makanan yang keras untuk mencegah lepasnya bracket .Makanan

yang dipotong –potong kecil dapat dilakukan untuk mencegah lepasnya bracket

(Yohana,2009).

Tindakan secara Mekanis :

Pengguna ortodonti dapat menggunakan sikat gigi,pembersih lidah dan

benang gigi dalam melakukan tindakan mekanis (Bernie ,2008).Beberapa hal yang

perlu diperhatikan yaitu tepat memilih sikat gigi,tepat cara menyikat gigi,tepat

waktu menyikat gigi,tepat lamanya menyikat gigi dan teliti sehingga semua bagian

gigi bersih dari plak gigi(Suryono,2011). Pemilihan sikat gigi yang baik adalah

ujung kepala sikat yang kecil dan bulu sikat yang lembut untuk mencegah

kerusakan gigi (Kaur dkk.,2015).Pengguna ortodonti cekat dianjurkan memakai


9

sikat gigi ortodonti karena memiliki desain khusus yaitu baris-baris tengah bulu

sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk

membantu pembersihan plak disekitar bracket (Tjiali dkk.,2015).Cara menyikat

gigi yang dianjurkan yaitu cara up and down pada gigi anterior,tehnik roll

(memutar) pada gigi posterior,arah kedepan dan kebelakang pada area oklusal.

Menyikat gigi minimal 2 kali sehari setelah sarapan pagi dan sebelum tidur

malam,namun dianjurkan untuk pengguna ortodonti cekat menyikat gigi paling

tidak 3 kali sehari setelah makan (Kaur dkk.,2015). Durasi menyikat gigi minimal

2 menit untuk keseluruhan gigi.Anjuran menggosok gigi pada tiap-tiap bagian

sebanyak 5-10 gosokan (Sriyono ,2011).Penggunaan sikat interdental dan benang

gigi terbukti membantu pengguna ortodonti cekat membersihkan area

interproksimal yang sulit dijangkau,sedangkan penggunaan tusuk gigi tidak

dianjurkan karena akan melukai jaringan (Wulandari,2012).

Tindakan secara Kimiawi :

Tindakan secara kimiawi dapat dilakykan dengan menggunakan pasta

gigi,obat kumur dan permen karet bebas gula yang mengandung xylitol

(Bernie,2008).Pasta gigi harus mengandung fluor yang berfungsi membentuk fluor

apatit pada enamel gigi sehingga membuat gigi lebih resisten terhadap

demineralisai oleh asam dari bakteri,mempengaruhi metabolismne

bakteri,menambah atau merangsang remineralisai yang akan menghentikan proses

karies (Shita,2010).
10

Penggunaan obat kumur dalam kontrol plak ditujukan sebagai tambahan

untuk menjangkau plak didaerah yang sulit dijangkau seperti daerah intedental dan

tepi bracket pada pengguna alat ortodonti cekat (Tjiali dkk.,2015).Bahan

antimikroba dalam obat kumur adalah khlorheksidin,fluor dan iod (Sinaredi

dkk.,2014).Banyak penelitian yang merekomendasikan pengguna ortodonti

mengunyah permen karet yang mengandung xylitol (Bernie,2008).Pasien

disarankan mengunyah permen karet xylitol selama 5-30 menit setelah makan.

Berguna sebagai kontrol bakteri,menstimulasi keluarnya saliva,meningkatkan

buffering penurunan Ph yang timbul setelah makan dan melawan karies (Putri

dkk.,2012).

Kontrol pemeriksaan rutin :

Pemeriksaan gigi rutin perlu dilakukan tidak hanya untuk kepentingan

perawatan ortodonti saja namun juga mengontrol kebersihan mulut pasien,

melakukan propilaksis gigi profesional maupun aplikasi fluor apabila

diperlukan,mendeteksi secara dini apabila ditemukan tanda – tanda karies atau

penyakit periodontal untuk segera dilakukan perawatan agar penyakit tidak

semakin parah (Kaur dkk.,2015). Propilaksis profesional bersamaan dengan

pemberian instruksi oal hygiene sebulan sekali,menghasilkan efek yang signifikan

dalam mengurangi pembesaran gingiva yang terasosiasi dengan alat ortodonti

cekat (Yetkin dkk.,2007).

1. Remaja
11

Remaja adalah masa transisi seorang anak menjadi orang dewasa yang

merupakan fase dinamis dalam perkembangan manusia (Cohen, 2014). Seorang

remaja merupakan persimpangan jalan pada perubahan emosi, hormon, penilaian,

identitas dan bentuk fisik tubuh (ABA, 2004).

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa remaja adalah

masa kedua dalam kehidupan yang ditandai seorang individu mengalami

perubahan fisik, psikologis, serta perubahan besar dalam interaksi sosial. Masa

remaja merupakan waktu yang penuh kesempatan bagi remaja untuk mengatur

kondisi kesehatan, kedewasaan, dan mengurangi kemungkinan permasalahan yang

akan datang (WHO, 2009). Masa remaja dibagi menjadi tiga periode yaitu remaja

awal 12-15 tahun, remaja pertengahan 15-18 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun.

Masa remaja menunjukkan dengan jelas masa transisi atau peralihan akibat belum

memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak

(Monk dkk, 2006).

Santrock (2003) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa

perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan

biologis, kognitif, dan sosial. Hockenberry dkk. (2003) menyatakan perubahan

pada remaja terjadi dalam berbagai tingkat. Pada tingkat individual termasuk

maturasi aspek biologis, pengembangan kognitif dan pengembangan psikologis.

Perubahan juga terjadi pada konteks sosial seperti dalam keluarga, teman bermain,

sekolah, dan tempat kerja. Hurlock (1999) menyatakan bahwa keprihatinan


12

terhadap penampilan pada remaja timbul karena adanya kesadaran bahwa daya

tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.

Ambarwati (2014) menyatakan periode remaja akhir mulai memperhatikan

penampilan fisiknya dan ingin memperoleh penampilan yang menarik dalam

pergaulan dengan teman sebaya. Remaja akhir mulai memperhatikan hal-hal fisik

yang nampak dari luar untuk menarik perhatian orang lain, baik yang sejenis

kelamin maupun lawan jenis. Ketika merasa belum memenuhi kriteria ideal, maka

timbul perasaan ketidakpuasan diri sendiri dan akan melakukan berbagai upaya

untuk mendapatkan citra tubuh ideal. Menurut Wahyuni (2007) tak jarang remaja

merasa tidak percaya diri dengan penampilannya. Penilaian terhadap dirinya

menjadi negatif dimana remaja melihat penampilan fisik yang tidak ideal menurut

penilaian masyarakat pada umumnya. Mempunyai citra yang dianggap positif oleh

lingkungan dipandang penting bagi remaja perempuan. Menurut Hurlock (1999)

kecantikan dan daya tarik fisik bagi perempuan penting karena untuk memperoleh

dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman hidup dan karir.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Kerosuo dkk. (1995) di Finlandia,

menyatakan bahwa maloklusi dapat mempengaruhi penampilan secara

keseluruhan. Sebagai bagian dari struktur muka, gigi mempunyai peran yang

penting karena kebanyakan orang sering kali memperlihatkan susunan dan

kesejajaran gigi.

2. Perawatan ortodonti
13

Perawatan ortodonti adalah suatu upaya untuk memberikan

bimbingan,pengawasan serta mengadakan perbaikan terhadap gigi geligi yang

maloklusi (Singh ,2008). Perawatan ortodonti bertujuan untuk mendapatkan

penampilan dentofasial yang menyenangkan secara estetika.Tujuan perawatan

ortodonti dapat dicapai dengan cara menghilangkan susunan gigi geligi yang

berjejal,mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi

geligi,mengoreksi hubungan antara incisal,menciptakan hubungan oklusi yang

baik dan hasil akhir yang stabil (William dkk,2000).

Alat tortodonti menurut cara pemakaian dibagi menjadi dua jenis yaitu alat

ortodontik lepasan dan cekat.Alat ortodontik lepasan didesain agar bisa dipasang

dan dilepas oleh pasien sehingga mudah dibersihkan dan memerlukan waktu yang

banyak diklinik karena kontruksinya sebagian besar dilakukan dilaboratorium.Alat

ortodontik cekat merupakan alat yang dicekatkan di gigi- gigi dan lebih disarankan

pada maloklusi yang sulit karena memungkinkan dilakukannya gerak beberapa

gigi secara bersamaan(Foster,1997).

Perawatan ortodontik cekat erat kaitannya dengan lama pemasangan kawat

gigi,terutama pada penggunaan alat ortodonti cekat. Komponen alat ortodonti

cekat umumnya terdiri dari bracket,achwire,dan auxiliaries (William dkk,.2012).

Bracket melekat pada permukaan gigi yang berfungsi menyalurkan gaya atau

tekanan pada gigi geligi yang dihasilkan archwire dan auxillaries. Achwire

menghasilkan bermacam – macam gaya dalam menggerakan gigi yang melekat

pada slot bracket (Alexander,2010).


14

Auxiliaries yaitu o-ring dan power chain). O-ring adalah suatu pengikat

elastis yang digunakan untuk merekatkan Achwire ke bracket. Power chain adalah

suatu pengikat elastis ynag berfungsi menutup celah antara gigi,memberi kekuatan

lebih dan menggerakan gigi lebih cepat (Sukmawaty,2010) .Alat ini hanya bisa

dilepas maupun diaktifkan operator (Wulandari,2012).Perawatan

Ortodontik erat kaitannya dengan lama pemasangan kawat gigi,terutama pada

penggunaan alat ortodonti cekat .Penelitian yang dilakukan Simister (2007)

menunjukan rata – rata lama perawatan ortodonti cekat adalah 22-25 bulan.

Menurut Mavreas dan Anthanadsiou (2008) durasi perawatan ortodonti

tergantung dari berbagai faktor,diantaranya:tipe oklusi,usia pasien,ada tidaknya

ekstraksi,penggunaan perangkat yang digunakan cekat atau lepasan dan kooperatif

pasien.

3. Indeks Plak Gigi

Indeks plak adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang

didapat pada saat melakukan pemeriksaan dengan cara mengukur luas dari

permukaan gigi yang ditutupi plak (Putri dkk,2010). Saat ini banyak indeks untuk

mengukur skor plak pada pemakai alat ortodontik cekat,diantaranya adalah indeks

plak oleh Loe dan Silness, Indeks plak oleh O’Leory,Modifikasi Patient Hygiene

Perfomance (PHP), Indeks oleh Podshadley dan Haley,Bonded Bracket Plaque

Index,Ortho Plaque Index,Quigley dan Hein Index dan Modifikasi Navy Plaque

Index(Nugraha,2015,Paschos dkk,2014) .
15

Orthodontic Plaque indekx (OPI) diperkenalkan oleh Heintze dkk(1999)

merupakan indeks yang digunakan khusus pada pemakai alat ortodonti cekat yang

fokus penilaian plak pada area gigi yang disekitar braket karena akumulasi plak

cenderung ditemukan disekitar braket. Menurut Paschos dkk (2014) menyatakan

bahwa Orthodontic Plque Index (OPI),kinerja diagnosis dan ketepatannya lebih

tinggi dibandingkan dengan Quigley dan Hein Index dan Modifikasi Navy Plaque

Index.

Orthodontic Plaque Index (OPI) menggunakan disclosing solution untuk

melihat area yang terdapat plak.Skor Orthodontic Plaque Index (OPI) dibagi

menjadi 3 yaitu: Skor 1 pada daerah yang mendekati oklusal atau insisal dari

braket,skor 2 pada daerah yang mendekati servikal dari braket,skor 3 pada daerah

mendekati mesial dan distal dari braket (Ticha dan Bohmova,2005; Baberhold

dkk,2012).

Gambar 1. Permukaan gigi dibagi menjadi 3 bagian

(Utami,2015 cit Ticha,2015)


16

Nilai –nilai skor plak tersebut dimasukkan kedalam sebuah tabel yang telah

tersedia sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel perhitungan Skor Ortho-Plaque Index

(Utami,2015 , cit Ticha,2015)

Servikal 3 Total

Sentral 2 Total

Oklusal 1 Total

6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6

Oklusal 1 Total

Sentral 2 Total

Servikal 3 Total

Nilai pemeriksaan pada pasien dimasukkan kedalam tabel dengan tanda (ⱱ) jika

terdapat plak.

Cara pengukuran untuk menentukan Orthodontic Plaque Index (OPI) menurut

Ticha dan Bohmova (2005) yaitu dengan rumus:

OPI % = Jumlah nilai dari setiap gigi yang diperiksa X100 %

Jumlah gigi yang diperiksa X 6

Skor indeks plak individu dihitung dengan menjumlahkan skor plak gigi lalu di
17

Bagi dengan jumlah gigi yang diperiksa dikalikan 6 kemudian dikalikan 100%.

Untuk menghasilkan nilai dalam bentuk persen dan diperoleh level kebersihan

Oral dari plak seperti pada tabel 1 (Ticha dan Bohmova,2005).

Tabel 1. Kategori skor OPI (Ticha dan Bohmova ,2005).

Skor Kategori

0 -30 % Baik

31 – 50 % Sedang

> 50 % Buruk

B. Landasan Teori

Perawatan ortodonti cekat saat ini lebih populer dibandingkan alat lepasan

karena dapat mengatasi penyimpangan oklusi yang beragam.Alat ortodonti cekat

memiliki komponen rumit yang melekat gigi sehingga menjadi tempat akumulasi

plak.Sisa makanan mudah terperangkap dan menghalangi bulu sikat saat

melakukan pembersihan,sehingga pengguna alat ortodonti lebih beresiko memiliki

tingkat kebersihan yang mulut yang buruk.Kebersihan mulut yang buruk dapat
18

menyebabkan karies dan penyakit periodontal,sehingga dapat mempengaruhi

tingkat keberhasilan dan lama perawatan ortodonti.

Bagi remaja, penampilan wajah dan susunan gigi-geligi merupakan

bagian yang penting dari penampilan fisik, terutama karena masa remaja

merupakan tahap perkembangan psikososial yang pesat. Penampilan wajah bukan

hanya berpengaruh pada persepsi orang lain tentang dirinya, namun juga

berpengaruh pada persepsi diri sendiri. Tetapi sebaliknya jika akumulasi plak

menumpuk pada braket gigi maka akan berdampak pada penampilan dan

kurangnya percaya diri sehingga timbul rasa minder. Aktifitas sehari-haripun

menjadi terbatas dan komunikasi tidak terjalin dengan baik.Hai ini disebabkan

karena pengguna ortodonti khususnya remaja masih belum mengetahui risiko

mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya selama perawatan (Marchelia

dkk,2016.Dibuktikan oleh penelitian tentang status kebersihan mulut pengguna

cekat, ,hasilnya tergolong pada kategori sedang dengan skor rata-rata 1,3 (Galag

dkk.,2015).

Kontrol plak yang teratur sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan

gigi dan mulut selama perawatan ortodontik cekat. Sikap pelihara diri yang baik

akan berdampak positif khususnya usia remaja sehingga seseorang akan percaya

bahwa dirinya rentan terhadap suatu penyakit dan potensi penyakit seperti

karies,gingivitis akan menjadi dasar seseorang melakukan tindakan pencegahan

atau pengobatan terhadap penyakit tersebut.


19

A. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka diperoleh hipotesis bahwa:

terdapat pengaruh negatif antara akumulasi plak gigi terhadap pemakaian alat

ortodontik cekat pada usia remaja diklinik alamanda RSGM UGM Prof Soedomo.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional yaitu penelitian dengan

melakukan observasi data dan analisis hubungan antara dua atau lebih variabel.

Metode yang digunakan adalah cross-sectional yaitu pengambilan data variabel

pengaruh dan variabel terpengaruh dilakukan sekali waktu pada saat yang

bersamaan (Budiarto, 2003).

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel pengaruh : Akumulasi Plak Gigi

2. Variabel terpengaruh : Pemakaian Alat Ortodontik Cekat

3. Variabel terkendali : a. Remaja

b. Sedang menjalani perawatan ortodontik

4. Variabel tak terkendali : a. Makanan

b. Kontrol

C. Definisi Operasional Variabel

1. Akumulasi plak

Akumulasi plak adalah banyaknya plak yang melekat pada permukaan gigi

dan dapat terlihat setelah dilakukan pewarnaan dengan menggunakan larutan

20
21

disclosing agent. Akumulasi plak diukur dengan menggunakan Orthodontic

Plaque Index (OPI) (Ticha dan Bohmova,2005).

2. Pemakai alat ortodontik cekat

Subjek penelitian ini sedang menjalani perawatan menggunakan alat

ortodontik cekat.Alat ortodonti cekat merupakan alat ortodonti yang melekat

pada permukaan gigi sehingga tidak dapat diubah atau dilepas oleh pasien

(Singh,2007).

3. Remaja

Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap

transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut

WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Dipilih subjek individu diRSGM UGM

Prof soedomo remaja berumur 18-21 tahun.

D. Subjek Penelitian

1. Batasan Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah remaja usia 18 -21

tahun yang memakai alat ortodontik cekat di Klinik Spesialis Alamanda

RSGM UGM Prof Soedomo Yogyakarta.

2. Besar Sampel
22

Menurut Notoatmojo (2010) minimal jumlah subjek penelitian dalam suatu

penelitian didapatkan dengan rumus :


𝑁
n= 1+𝑁(𝑑2 )

Keterangan:

n = besar

N= besar populasi

d= tingkat kepercayaan
𝑁
n= 1+𝑁(𝑑2 )

36
= 1+36(0,1)2

36
= 1+36(0,01)

36
= 1+36 . 0,01

36
= 1,36

= 26,47

= 27 subjek

Berdasarkan hasil perhitungan diatas,jumlah subjek 26,47 yang dibulatkan

menjadi 27. Pada penelitian ini menggunakan 27 subjek penelitian.

Untuk mengantisipasi droup out maka sampel yang diperoleh ditambahkan

10%,yakni menjadi 30 subjek penelitian.


23

3. Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah Consecutive sampling, yaitu

subjek yang memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti dipilih

untuk penelitian dan diambil sebanyak yang dibutuhkan (Purwanto, 2010).

Kriteria inklusi subjek penelitian :

a. Terdapat akumulasi plak gigi

b. Bersedia menjadi subjek penelitian.

c. Umur subjek Remaja antara 18-21 tahun.

d. Subjek sedang menjalani perawatan ortodontik.

Kriteria eklusi subjek penelitian :

a. Subjek terjadi stomatitis

b. Subjek mengalami perdarahan

c. Subjek mengeluhkan sakit pada area gigi.

E. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian:

a. Blanko informed consent untuk mengetahui apakah pasien bersedia untuk

dijadikan subjek penelitian dan menjaga kerahasiaan hasil penelitian.

b. Blanko identitas subjek penelitian meliputi nama, tanggal lahir, usia, jenis

kelamin.

c. Format Pemeriksaan Orthodontic Plaque Index

d. Kapas,disclosing solution,alkohol,pasta gigi,brush/sikat gigi

2. Alat Penelitian
24

a. Diagnostik set (kaca mulut,pinset,sonde,excavator).

b. Bengkok /nierbeken

c. Gloves

d. Masker

e. Alat tulis

F. Tahap Penelitian

1. Tahap pra penelitian

Survei data tentang jumlah pasien pemakai alat ortodontik cekat diklinik alamanda

RSGM UGM Prof Soedomo.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Subjek yang dipilih adalah remaja yang sesuai dengan kriteria inklusi,

kemudian subjek dijelaskan mengenai penelitian ini dan diminta kesediaannya

untuk dijadikan subjek penelitian.

b. Pengisian blanko informed consent dan blanko identitas.

c. Pemeriksaan OPI (Orthodontic Plaque Index) pada subjek dan mengisi hasil

pada blanko pemeriksaan.


25

G. Analisis Data

Analisis data pada penelitian menggunakan perangkat lunak komputer dengan

analisis korelasi Product Moment Pearson bila sebaran data normal.Bila sebaran

data tidak normal digunakan uji Spearman. Analisis korelasi digunakan untuk

mengetahui besar/derajat hubungan dua variabel.


26

H. Skema Penelitian

Pemilihan Subjek Penelitian

Pengisian identitas dan inform


consent

Penilaian akumulasi plak gigi

Tabulasi dan analisis data

Hasil dan pembahasan


LAMPIRAN

27
28

Lampiran I. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ................................................................................................
Umur : th
Jenis Kelamin : L/P
Alamat : ................................................................................................
Menyatakan telah memberikan persetujuan untuk mengikuti rangkaian pemeriksaan
dalam penelitian proposal skripsi yang berjudul:
“Gambaran Akumulasi Plak Gigi pada Pemakaian Alat Ortodontik Cekat Usia
Remaja
(Kajian pasien RSGM UGM Prof Soedomo Yogyakarta)

Informasi mengenai pemeriksaan tersebut telah cukup dijelaskan dan saya mengerti
sepenuhnya. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Yogyakarta, ..................2018
Peneliti Responden

Eti Miswati ____________________


29

Lampiran II. Lembar Pemeriksaan

FORMULIR PEMERIKSAAN

A. Subjek Penelitian

Nama :

Jenis Kelamin* : pria / wanita

Umur :

Susunan gigi* : teratur (rapi) / tidak teratur

B. Penghitungan OPI

Tabel 1. Tabel perhitungan Skor Ortho-Plaque Index

(Utami,2015 , cit Ticha,2015)

Servikal 3 Total

Sentral 2 Total

Oklusal 1 Total

6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6

Oklusal 1 Total

Sentral 2 Total

Servikal 3 Total
30

Anda mungkin juga menyukai