Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PERNAFASAN

A. Judul : Volume Pernafasan


B. Tujuan : Mengukur Volume Udara Pernafasan
C. Dasar Teori:
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara
harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya
menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk
melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi
sebenarnya saling berhubungan.
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen serta menghmbuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini
disebut dengan inspirasi dan penghembusan udara disebut dengan ekspirasi
(Syaifuddin, 2006).

Mekanisme pernapasan (Winariani, 2011).


Sistem respirasi melibatkan sejumlah organ seperti hidung, mulut, faring,
trachea, bronchus, dan paru. Fungsi sistem respirasi adalah memfasilitasi
pertukaran gas antara atmosfer, paru-paru dan sel-sel jaringan dalam tubuh. Tiga
proses dasar terlibat dalam pertukaran gas tersebut. Proses pertama ventilasi paru
adalah pengaturan inspirasi dan ekspirasi udara antara atmosfer dan paru. Proses
kedua respirasi eksternal (respirasi paru) adalah pertukaran oksigen dan

1
karbondioksida antara paru dan kapiler darah paru. Proses ketiga respirasi internal
(respirasi jaringan) adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler
darah jaringan dan sel-sel jaringan (Ganong, 1995).
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan
atmosfer (West, 1974). Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan
karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang, tapi pernapasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan
karbon dioksida tersebut (Guyton & Hall, 1996).
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernapasan dapat dibagi menjadi
empat mekanisme dasar, yaitu:
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfir
2. Diffusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah
3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan
dari sel
4. Pengaturan ventilasi
Paru-paru berfungsi dalam pertukaran gas antara udara luar dan darah
yaitu oksigen dari udara masuk ke darah, dan karbondioksida dari darah ke luar ke
udara. Proses pertukaran gas terjadi melalui lapisan yang terdiri dari epitel alveoli,
membran basalis, cairan antarsel endotel kapiler, plasma, membran sel darah
merah, dan cairan intrasel darah merah. Di samping itu, terdapat selapis cairan
tipis surfaktan di permukaan alveoli yang menjaga supaya alveoli tetap
menggelembung. Proses pertukaran gas terjadi secara pasif, bergantung kepada
selisih bagian gas yang ada di tiap kompartemen. Proses pertukaran gas terjadi
dengan cara difusi (Setiadji, et al. 2008).
Proses pernapasan sangat penting untuk dapat mensuplai oksigen ke
semua jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan
oleh darah melalui paru-paru (Brian, 2008). Udara masuk ke paru-paru melalui
sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di
kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-
gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana
oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada
lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis. Ruang

2
udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (McArdle, et al.
1986).
Volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas. Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat
dihirup setelah inhalasi normalVolume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara
maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal Volume
residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal.

Terdapat empat asas mengukur isipadu paru-paru:

Isipadu pasang surut (tidal volume) (TV): isipadu udara pernafasan biasa
seseorang itu.
Isipadu pernafasan simpanan (inspiratory reserve volume) (IRV): isipadu
maksima udara yang boleh disedut, tambahan kepada isipadu sedutan biasa.
Isipadu simpanan hembusan (expiratory reserve volume) (ERV): isipadu
maksima udara yang boleh dihembus, tambahan kepada isipadu hembusan
biasa.
Isipadu baki (residual volume) (RV): jumlah udara yang tinggal di dalam paru-
paru dan tidak dapat disingkirkan (Isipadu udara yang kekal dalam paru-paru
selepas hembusan maksima).
Kapasiti paru-paru sepenuhnya (total lung capacity) (TLC): isipadu paru-paru
sepenuhnya (isipadu udara dalam paru-paru selepas sedutan maksima).

TLC = IRV + TV + ERV + RV

Kapasiti baki berfungsi (functional residual capacity) (FRC): jumlah udara


tinggal di dalam paru-paru selepas pernafasan normal dihembus keluar.

FRC = ERV + RV

D. Alat dan Bahan

3
1. Spirometer
2. Air
E. Prosedur Kerja

SPIROMETER

Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pada


pipa/selang yang dihubungkan dengan spirometer.

Menghitung volume udara yang ditiupkan dengan jalan


menghitung letak perubahan skala pada penyungkup spirometer.

Menarik nafas secara biasa dan melakukan hal yang sama


kemudian menghembuskan ke dalam spirometer melalui selang.

Melakukan percobaan tersebut beberapa kali dengan sikap duduk,


berdiri, dan sesudah lari-lari untuk semua praktikan.

F. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Sebelum berolahraga

Berdiri Duduk
Nama
Tidal Vital tidal Vital
Mersi 0,2 1 0,3 1
Sitti 0,3 1 0,4 1

4
Nabila 0,4 0,9 0,3 0,9
Welin 0,5 0,8 0,4 0,9

Setelah berolahraga

Berdiri Duduk
Nama
Tidal Vital tidal Vital
Mersi 0,4 0,5 0,6 1,1
Sitti 0,7 1 0,5 1,2
Nabila 0,3 1 0,6 1,3
Welin 0,4 0,7 0,5 0,7

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukandiperoleh bahwa
perbedaan kapasitas besarnya volume udara pernapasan pada setiap praktikan
ialah berbeda-beda. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom.Setiap orang yang memilki kecepatan pernapasan dan
kedalaman pernapaan berbeda antara yang satu dengan lainnya. Alat untuk
mengukur kapasitas paru menggunakan alat Spirometer. Spirometer adalah suatu
piranti untuk mengukur volume udara yang diilhami dan yang berakhir oleh paru-
paru. Ini merupakan suatu ketepatan tekanan diferensial transducer untuk
pengukuran laju alir pernapasan.
Praktikan yang memiliki volume udara tidal ataupun vital yang tertinggi
yaitu Sitti, sedangkan yang kedua Welin, Nabila yang terakhir adalah Mersi.
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain ukuran organ pernapasan, kemampuan, kebiasaan bernapas dan
posisi bernapas ( berdiri ataupun duduk ), jenis kelamin serta kondisi kesehatan.
Kapasitas Vital adalah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.Forced Vital Capasity
adalah volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan
secara paksa serta cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin.Forced

5
Expiratory Volume in First Second adalah volume udara yang dikeluarkan pada
detile pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada pernafasan penuh.
Volume statis daripada paru-paru dapat diukur dengan spirometer yaitu:
tidal volume dan kapasitas vital (vital capacity). Tidal volume adalah volume
pernapasan normal yaitu dengan menghembuskan udara ekspirasi biasa ke dalam
spirometer setelah inspirasi biasa. Kapasitas vital adalah volume ekspirasi
maksimal setelah inspirasi maksimal (Siregar, 2002).
Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal
ini disebabkan volume paru-paru setiap orang berbeda-beda.
Volume paru-paru dipengaruhi oleh faktor genetik aktifitas
olahraga, kondisi lingkungan, dan jenis kelamin. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat dibedakan dimana volume udara lebih besar dari pada volume
udara perempuan. Selain itu, nilai kapasitas vital paru-paru juga sangat
dipengaruhi oleh karakteristik fisik seperti tinggi badan, berat badan dan luas
permukaan tubuh. Menurut Brian (2004), volume paru berhubungan dengan
ukuran badan, dimana seorang yang tubuhnya besar mempunyai paru yang besar.
Volume paru ditentukan juga oleh luas permukaan tubuh untuk pertukaran gas
dimana, pada laki-laki cenderung memiliki luas permukaan tubuh yang besar
sehingga ukuran paru-parunya besar pula, yang menyebabkan volume udara
pernapasanya besar pula. Paru-paru yang besar ini akan mempengaruhi jumlah
dan ukuran alveolus dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Perbadaan volume udara juga terlihat jelas mengalami perbedaan pada
posisi tubuh, dimana pada posisi tubuh pada saat duduk volume udaranya akan
menurun dan pada posisi berdiri akan meningkat. Hal ini sebabkan karena pada
posisi berdiri otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk
menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Pada saat berdiri oksigen yang dibutuhkan
untuk proses oksidasi di dalam tubuh menjadi lebih banyak. Hal inilah yang
menakibatkan frekuensi inspirasi dan ekspirasi menjadi lebih sering dilakukan.
Sedangkan pada posisi duduk, otot-otot di dalam tubuh cenderung berelaksasi dan
beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi
penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk

6
menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga kebutuhan akan oksigenpun tidak
sebanyak pada saat posisi tubuh dalam keadaan berdiri.
Pada saat berolahraga volume udara yang diperlukan juga berbeda, dimana
volume udara saat sesudah berolahraga meningkat dari pada sebelum berolah
raga. Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada di otak dan
disebut medula oblongata. Dimana saraf pernapasan ini dipacu oleh kadar karbon
dioksida yang ada di dalam darah. Bila kadar karbon dioksida dalam darah naik
maka akan timbul rangsangan untuk segera menghirup udara pernapasan dalam-
dalam. Ketika darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama
dengan di alveolus. Darah kemudian mencapai medula oblongata yang
mengandung sel-sel yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam
darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal, medula oblongata
menanggapinya dengan meningkatkan banyaknya impuls saraf dan laju impuls
saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot
interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara yang terjadi di dalam
paru-paru. Hal inilah yang menyebabkan volume udara pada saat setelah
berolahraga lebih tinggi dari pada volume udara pada orang yang tidak
berolahraga.
Selain itu, sebelum berolahraga jantung dan paru-paru kita masih
berkontraksi dengan normal, peredaran darahpun masih normal sehingga udara
yang keluar seperti biasa (normal), tetapi setelah berolahraga volume inspirasi
meningkat. Hal ini disebabkan jantung telah berdetak dengan cepat dan untuk
meenyeimbangkannya paru-paru berkontraksi dengan cepat pula karena
kebutuhan oksigen telah meningkat.
Volume ekspirasi cadangan atau volume suplementer diukur dengan cara
praktikan menghirup napas normal, namun menghembuskan napas sekuat-kuatnya
pada spirometer. Volume suplementer pada keadaan normal 700 ml untuk
wanita. Sedangkan volume inspirasi cadangan atau volume komplementer normal
biasanya mencapai 3000 ml. Untuk menghitung kapasitas vital sama dengan
volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi. Kapasitas vital ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru

7
secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya. Pada
keadaan normal kapasitas vital 4600 ml.
Pada saat bernafas normal, volume udara yang dihasilkan kecil, hal ini
dikarenakan pada saat pernapasan normal dan tenang biasanya hanya memakai
gerakan dari diafragma. Selama inspirasi, kontraksi dari diafragma akan menarik
permukaan bawah paru-paru ke bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma
akan berelaksasi dan sifat elastis daya lenting paru-paru, dinding dada dan perut
akan menekan paru-paru. Sedangkan Selama bernapas dengan kuat, tenaga elastik
tidak cukup untuk menyebabkan ekspirasi cepat yang diperlukan, sehingga perlu
kontraksi otot perut, yang mendorong isi perut ke atas mendorong dasar dari
diafragma. Untuk mengembangkan paru-paru yaitu dengan mengangkat rangka
iga. Otot yang berperan untuk mengangkat iga adalah M.Intercostalis eksterna.

H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa volume
pernafasan setiap praktikan berbeda-beda.
Pada posisi berdiri otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan
tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri sehingga oksigen yang dibutuhkan
untuk proses oksidasi di dalam tubuh menjadi lebih banyak
Aktifitas
Volume pernafasan pada orang yang setelah berolahraga lebih tinggi dari
pada sebelum berolahraga.

8
I. Jawaban Pertanyaan
1. Volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan
respirasi maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml. Udara ini diperlukan
dalam menyeimbangkan udara yang dari luar yang akan masuk yang memiliki
tekanan tinggi dengan volume yang lebih besar lagi. Selain itu juga untuk
menjaga keseimbangan paru-paru dalam mengatur metabolismenya.
2. Yang dimaksud dengan volume udara vital, suplemen, komplemen dan
kapasitas vital adalah :
Volume udara vital adalah jumlah dari volume udara tidal + volume
udara cadangan inspiratori + volume udara cadangan ekspiratori yaitu
sebesar 4.700 ml.
Volume udara suplemen adalah jumlah udara yang dikeluarkan dengan
kuat sebanyak 1.200.
Volume udara komplement adalah udara yang masuk sebanyak 3.000 ml
di atas udara tidal yang kita hirup kuat-kuat.

9
Kapasitas vital udara pernapasan adalah jumlah udara maksimun yang
dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi.

LAMPIRAN
Proses pengukuran volume udara pernapasan dari beberapa praktikan

10
DAFTAR PUSTAKA
Winariani. 2011. Sistem Respirasi. (Online) Tersedia Di
rahadiandimas.staff.uns.ac.id/files/2011/10/Respirasi.pdf. Diakses 18
April 2013.
Guyton, Hall. 1996. Text Book of Medical Physiology. New York : W B Saunders
Company.
Ganong WF. 1995. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.
Vipin, et all. 2009. International Journal of Medicine and Medical Sciences:
Study of periodic breathing and human respiratory system.
Rozanek, et all. 2006. International Journal of Biological and Life Sciences :
Mathematical Model of the Respiratory System Comparison of the Total
Lung Impedance in the Adult and Neonatal Lung. University of Medical
Sciences: Iran
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Kemahasiswaan Keperawatan.
Kedokteran EGC: Jakarta

11
12

Anda mungkin juga menyukai