Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI

HIDUNG
Batang hidung ( dorsum Nasi)
terdiri dari :
• Bagian Kranial : Os nasalis
dekstra/sinistra, pros.
Frontalis os maxsila
• Bagian kaudal : kartilago
lateralis dan kartilago
alaris
Septum nasi terdiri atas 2
bagian :
• Bagian posterior terdiri atas
tulang : lamina
perpendikularis os
ethmoidalis, vomer
• Bagian anterior terdiri dari
tulang rawan : kartilago
quadrangularis
Diantara konka dan dinding
lateral hidung terdapat rongga
yang disebut meatus, yaitu :
• Meatus inferior : muara
duktus nasolakrimalis
• Meatus media : muara sinus
frontalis, maksilaris, dan
etmoid anterior
• Meatus Superior : muara
sinus ethmoid posterior, dan
sinus sfenoidalis
Kompleks Ostiomeatal (KOM) 
Celah pada dinding lateral hidung.
Struktur anatomi penting yang
membentuk KOM adalah prosessus
unsinatus, infundibulum etmoid,
hiatus semilunaris, bula etmoid, agger
nasi, dan resesus frontal.
Jika terjadi obstruksi pada celah
sempit ini maka akan terjadi
perubahan patologis yang signifikan
pada sinus terkait.
• Pada bagian anterior septum,
terdapat anastompsis dari
a.sphenopalatina, a.palatina
mayor, a labialis superior, & a.
etmoidalis anterior yang
membentuk PLEKSUS
KIESELBSACH atau little area.
Pleksus tersebut menjadi sumber
pendarahan tersering epistaksis
anterior.
• Bagian posterior terdapat pleksus
woodruff yang dibentuk oleh
anastomosis dari
a.spenopalatina, a.nasalis
posterior dan a. faringeal
ascends.
Terdiri dari sinus maksilaris, sinus
ethmoidalis anterior, sinus
frontalis.
Sinus etmoidalis posterior, sinus
sfenoidalis.
Pemeriksaan hidung
• Alat dalam pemeriksaan hidung
1. spekulum hidung
2. tongue stapel
3. head lamp
4. kapas
5. kaca tenggorok
6. Lampu spiritus
Inspeksi hidung

1. Dilihat hidung bentuknya apakah ada kelainan


2. Diperhatikan apakah ada tanda alergi di hidung
3. Diperhatikan apakah ada tanda tanda peradangan
4. Diperhatikan apakah ada sekret yang keluar dari hidung
Palpasi hidung

1. Palpasi hidung apakah ada benjolan


2. Apakah ada krepetasi
3. Apakah ada nyeri dihidung
Rinoskopi anterior
• Pemeriksaan ini menggunakan spekulum hidung dengan cara memasukka
spekulum secara berlahan kedalam hidung dan kita nilai yaitu :
1. Rongga hidung, luasnya lapang/sempit
2. Adanya sekret, lokasi serta asal sekret tersebut
3. Konka inferior
4. Septum nasi
5. Ada dalam rongga hidung, seperti polip atau tumor
6. Perdarahan jika ada tentukan asal perdarahan di rongga hidung
Rinoskopi posterior
• untuk pemeriksaan ini dipakai kaca tenggorok, Kaca ini dipanaskan dulu dengan
lampu spritus atau dengan merendamkannya di air panas supaya kaca tidak
menjadi kabur oleh nafas pasien, kemudian yang dilihat adalah :
1. septum nasi bagian belakang
2. nares posterior (koana)
3. sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)dengan memutar kaca tenggorok
lebih ke lateral maka tampak konkasuperior, konka media dan konka inferior.
4. Dapat dilihat nasopharing, perhatikanmuara tuba, torus tubarius dan massa di
fossa Rossenmuller.
Pemeriksaan test fungsi penghidu

• Alkohol sniff test (AST)


• Penderita diinstruksikan untuk menghendus isopropil alkohol dengan mata
tertutup
• Kapas yang diberikan alkohol didekatkan berlahan-lahan ke hidung penderita,
dimulai kira-kira 20-30 cm Dri mid sternum
• Normosmik : dapat menghidu dari jarak >10 cm
• Hiposmik : 0-10 cm
• Anosmik : tidak dapat menghidu sama sekali

Anda mungkin juga menyukai