Oleh :
Tika Riski Putri Setyowati
(20710198)
TONSIL
Anterior : M. Glosofaringeus LARING
Posterior : M. Faringopalatinus Epiglotis menutup laring
Median : M. Konstriktor (digerakkan M. Ekstrinsik)
Faringeus Superior
FARING
Cranial : M. Stilofaringeus ESOFAGUS
Kaudal : M. Faringopalatinus Otot sirkular
Otot longitudina
Dalam proses menelan akan terjadi :
Fisiologi
○ Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring saat ekspirasi
○ Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring
○ Kerjasama otot rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke dalam lambung
menelan
○ Usaha untuk membersihkan kembali esofagus
TAHAP MENELAN
1 FASE ORAL
2 FASE FARINGEAL
3 FASE ESOFAGEAL
Odinofagia
Odinofagia atau nyeri tenggorok
merupakan gejala yang sering
dikeluhkan akibat adanya kelainan atau
peradangan di daerah nasofaring,
orofaring, dan hipofaring
Nyeri Menelan
Muka/tenga
Belakang Kiri-kanan Unilateral Tengah Belakang Kiri-kanan
h
Pemeriksaan
Lateral Tonsil
band, Ulkus di
Tonsil Trismus, Kadang besar,detrit
merah, ptialismus, Corpus sesak granula (+) us (+)
Granula Bull Neck alienum (+) epiglotis
besar pus
Kemungkinan dx
Etiologi
- Bakteri Streptococcus ß Hemolitikus, Streptococcus
viridan, Streptococcus piogenes
- Virus adenovirus, virus influenza, herpes
Gejala klinik Pada Pemeriksaan :
• Plummy Voice
Keluhan :
• Foetor ex ore
• Mula – mula tenggorokan kering
• Ptialismus
• Nyeri telan yang makin hebat
• Tonsil hiperemi dan
• Anak tidak mau makan
• membengkak, banyak detritus
Nyeri menjalar ke telinga “referred
• Ismus fausium menyempit
pain”
• Palatum mole, arkus anterior dan
• Demam, pada anak-anak dapat
posterior tonsil oedem dan hiperemi
sangat tinggi dan menyebabkan
• Kelenjar getah bening
kejang
• jugulodigastrikus membesar
Mual, Muntah
dan nyeri tekan
● Istirahat, makan makanan lunak, minum hangat
Terapi
● Obat kumur (Gargarism khan)
● Analgetik/antipiretik : Paracetamol 3-4 x 500mg sehari, 3-5hari
● Antibiotik :
1. Kasus Berat
○ Penisilin Prokain 2 x 0,6-1,2 juta IU/hari IM diteruskan
dengan Fenoksimetil Penisilin 4 x 500mg/hari secara oral.
Pengobatan 5-10hari
2. Kasus Ringan
○ Fenoksimetil Penisilin 4 x 500mg/hari (Anak–anak 7,5-
12,5mg/kgBB)
○ Eritromisin 4 x 500mg/hari (Anak–anak 12,5mg/kgBB/dosis,
4 x sehari)
● Bila terjadi abses dilakukan insisi
Epiglotitis akut
Gejala :
a. Mendadak
b. Sakit menelan yang mendadak dan hebat
c. Demam tinggi
d. Lama-lama sesak → obstruksi jalan nafas
e. Suara baik
f. Tripod sign (badan bungkuk ke depan )
Terapi
● Rawat inap di RS, Intubasi dan trakeostomi
(bila diperlukan)
● Vocal rest
● Antibiotik Cefixim (50-100mg, 2 x sehari)
● Konservatif : Kortikosteroid (Dexamethasone
0,3mg/kgbb (IM))
● Bila abses : insisi posisi terlentang, kepala
direndahkan
● Nebulizer
Faringitis Kronik
Pemeriksaan :
5. Granul menebal dan agak merah
6. Sekret mukoid/mukopurulen
dan “postnasal drip”
Terapi
1. Menghilangkan iritasi
2. Mengobati penyebab dirongga hidung
3. Menghindarkan kontak dengan allergen
4. Granule yang tebal dapat di kauter dengan
AgNO3 50% atau dengan electrocauter
5. Obat-obat topikal : obat kumur, tablet hisap
6. Edukasi
Tonsilitis kronis
3. Foetor ex ore
Pemeriksaan :
5. Tonsil umumnya membesar, hiperemi
6. Kripta melebar dan terisi detritus
7. Arkus anterior dan posterior hiperemi
Terapi
● Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut
dengan obat kumur
● Dapat dilakukan tonsilektomi atau
adenotonsilektomi
Epistaksis
• Perdarahan akut yang
berasal dari lubang hidung,
rongga hidung atau
nasofaring
• Bukan suatu penyakit,
melainkan gejala dari suatu
kelainan yang hampir 90 %
dapat berhenti sendiri
SUMBER
PERDARAHAN
• Epistaksis anterior
Berasal dari pleksus
Kiesselbach atau a.etmoidalis
anterior. Perdarahan biasanya
ringan, mudah diatasi dan
dapat berhenti sendiri.
• Epistaksis posterior
Umumnya berat dan berasal dari
a.sfenopalatina dan a.etmoidalis
posterior. Sebagian besar darah
mengalir ke rongga mulut dan
memerlukan pemasangan tampon
posterior untuk mengatasi
perdarahan.
Etiologi
Lokal Sistemik
Trauma Hipertensi
Tumor Kelainan perdarahan
Idiopatik Infeksi
Patofisiologi pada orang
yang berusia
menengah
dan lanjut
arteri kecil dan sedang, terlihat perubahan progresif
dari otot pembuluh darah tunika media menjadi
jaringan kolagen.
Kelemahan dinding
pembuluh darah ini
disebabkan oleh
iskemia lokal atau
trauma
Penatalaksanaan
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah berulangnya epistaksis
Menghentikan perdarahan
1. Metode trotter
Posisikan kepala menunduk dan condong ke depan. Tekan
cuping hidung selama 10-15 menit. Bernafas melalui mulut.
Kompres pangkal hidung dengan air dingin.
2. Tampon anterior
Bila perdarahan masih berlangsung, dilakukan
pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas
atau kasa yang diberi pelumas vaselin atau salep
antibiotik. Pemakaian pelumas ini agar tampon mudah
dimasukkan dan tidak menimbulkan perdarahan baru
saat dimasukkan dan dicabut. Tampon dimasukkan
sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus
dapat menekan asal perdarahan. Tampon
dipertahankan selama 2 kali 24 jam, harus dikeluarkan
untuk menghindari infeksi hidung
3. Tampon posterior
Dibuat dari kasa berukuran ± 3 x 2 x 2cm dan
mempunyai 3buah benang (2buah pada satu sisi dan
sebuah lagi pada sisi yang lainnya).
Mencegah komplikasi
• Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat langsung dari epistaksis atau sebagai akibat
dari penanganan yang kita lakukan.
• Akibat dari epistaksis yang hebat dapat terjadi syok dan anemia. Turunnya tekanan
darah yang mendadak dapat menimbulkan iskemi cerebri, insufisiensi koroner dan
infark miocard, hal-hal inilah yang menyebabkan kematian. Bila terjadi hal seperti ini
maka penatalaksaan terhadap syok harus segera dilakukan.
Mencegah berulangnya epistaksis