0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan20 halaman
Abses peritonsil kiri terdiagnosa pada pasien laki-laki berusia 38 tahun yang mengeluhkan kesulitan menelan dan membuka mulut selama 2 hari. Pemeriksaan menemukan tonsil bengkak dan udem serta uvula terdorong ke samping. Diagnosis ditetapkan setelah aspirasi mengeluarkan nanah.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Abses Peritonsil Sinistra dan Penatalaksanaannya.pptx
Abses peritonsil kiri terdiagnosa pada pasien laki-laki berusia 38 tahun yang mengeluhkan kesulitan menelan dan membuka mulut selama 2 hari. Pemeriksaan menemukan tonsil bengkak dan udem serta uvula terdorong ke samping. Diagnosis ditetapkan setelah aspirasi mengeluarkan nanah.
Abses peritonsil kiri terdiagnosa pada pasien laki-laki berusia 38 tahun yang mengeluhkan kesulitan menelan dan membuka mulut selama 2 hari. Pemeriksaan menemukan tonsil bengkak dan udem serta uvula terdorong ke samping. Diagnosis ditetapkan setelah aspirasi mengeluarkan nanah.
datang ke puskesmas dengan keluhan 38 tahun sulit menelan dan sulit membuka mulut sejak 2 hari yang lalu Anamnesis Keluhan utamanya; sulit menelan dan susah membuka mulut sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit sekarang
Odinofagia, otalgia (referred pain) Nyeri tenggorok Batuk-pilek Perubahan suara/ suara serak Penurunan nafsu makan Hipersaliva dan drooling Demam
Sosial dan kebiasaan : Rokok
Anamnesis Apakah nyeri tenggorok ini disertai demam, batuk, serak, dan tenggorok terasa kering? Apakah pasien merokok dan berapa jumlahnya perhari? Apakah ada rasa nyeri saat menelan? Apakah rasa nyeri ini dirasakan sampai ke telinga? Apakah dahak ini berupa lendir saja, pus atau bercampur darah? Dahak dapat keluar bila dibatukkan atau terasa turun di tenggorok? Sulit menelan/disfagia sudah berapa lama? Apakah juga disertai muntah dan berat badan menurun dengan cepat? Rasa sumbatan di leher sudah berapa lama, tempatnya dimana? Pemeriksaan fisik Kesadaran : Compos mentis KU : Tampak sakit sedang TTV: Suhu 37,50 c Nadi 85x/menit RR 100x/menit
Trismus 2 jari, palatum mole bengkak nonjol ke depan, tonsil
hiperemis dan udem, uvula terdorong ke sisi kanan Pemeriksaan fisik Inspeksi Periksa bibir dan lidah. Lihat tonsil, uvula dan dinding posterior faring serta kelenjar limfanya, arkus faring serta gerkannya, mucosa pipi, kista dan lain-lain. Minta pasien berkata aaaaaakkk. Palpasi Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan dan bawah. Pemeriksaan penunjang Aspirasi Pus
Tes Monopost CBC Throat Culture Plain Radiographs USG intraoral Diagnosis Diagnosis kerja Abses peritonsil kiri
Infeksi akut diikuti dengan
terkumpulnya pus pada jaringan ikat longgar antara m.konstriktor faring dengan tonsil pada fossa tonsil. Menembus kapsul tonsil. Seringkali merupakan komplikasi dari tonsilitis akut Diagnosis banding Tonsilitis Rasa mengganjal atau kering peradangan pada tonsil. 50% di tenggorokan, kasus tonsilitis adalah karana nyeri tenggorok (sore throat) infeksi. rasa haus, malaise, insidensi tertinggi pada usia 5- demam, 6 tahun, dan juga pada orang menggigil, dewasa di atas usia 50 tahun. nyeri menelan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia), nyeri yang menyebar ke telinga, pembengkakan KGB, Faringitis
kondisi medis yang gejala: Demam, Kelenjar
ditandai dengan getah bening bengkak, peradangan dari faring, Mengalami kesulitan yang biasanya berbicara, Mengalami menyebabkan rasa sakit kesulitan menelan, Rasa ketika menelan. sakit pada persendian, umumnya disebabkan Ruam kulit, Sakit oleh infeksi virus, seperti tenggorokan. influenza (flu). sembuh sendiri tanpa komplikasi Gejala klinis
Odinofagia (nyeri menelan) yang hebat
Biasanya pada sisi yang sama juga terjadi nyeri telinga (otalgia) Mungkin terdapat muntah (regurgitasi) Mulut berbau (foetor ex ore) Banyak ludah (hipersalivasi) Suara gumam (hot potato voice) Kadang-kadang susah membuka mulut (trismus) Pembengkakan kelenjar submandibular dengan nyeri tekan. Etiologi Komplikasi tonsilitis akut. Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae, Fusobacterium, Prevotella. Faktor yang meningkatkan kemungkinan terbentuknya abses peritonsil : infeksi gigi dan gusi tonsilitis kronis infeksi mononukleosis merokok leukemia limfositik kronik endapan kalsium atau batu pada tonsil Epidemiologi
Dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling
sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Laki-laki : Perempuan = 1 : 1 Patofisiologi Penjalaran dari tonsilitis eksudatif. Stadium infiiltrat; pembengkakan peritonsil dan hiperemis Supurastif; menjadi lunak Infiltrat pada m. pterigoid interna; trismus Penatalaksanaan
Antibiotik (pre dan post operasi)
Awal; dengan golongan penisilin atau klindamisin dan kumur air hangat serta kopres dingin pada leher Obat simptomatik : Paracetamol
Penisilin untuk bakteri Staphylococcus,
Metronidazol untuk bakteri anaerob. Komplikasi Obstruksi jalan napas Abses pecah spontan Abses parafaring Mediastinitis Meningitis dan Abses otak Kematian jika nekrosis septik pada carotid sheath Prognosis Prognosis baik. Jarang menimbulkan kematian. Namun, sering terjadi infeksi ulang. Pencegahan Tangani tonsilitis Jaga higiene mulut Jangan merokok Kesimpulan Abses peritonsil adalah akumulasi pus lokal di jaringan peritonsil yang terbentuk sebagai akibat dari tonsilitis supuratif. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotika, obat simtomatik, kumur-kumur cairan hangat, dan kompres dingin pada bagian leher. Apabila telah terbentuk abses, harus dilakukan pungsi pada daerah abses dan insisi untuk mengeluarkan nanah. Lalu penderita harus dianjurkan melakukan tonsilektomi untuk mencegah rekurensi dari penyakit ini.