Anda di halaman 1dari 18

ABSES PERITONSIL

Stella Nadia Sura


112016339
Anatomi Tonsil
Vaskularisasi tonsil

A. Carotis interna
• A. maksilaris
ekstrena (a.
fasialis)
• A. tonsilaris
• A. palatina
asenden
• A. maksilaris
interna
• A. palatina
desenden
• A. lingualis
Imunologis tonsil
Tahap
Definisi

Abses peritonsil adalah


akumulasi pus lokal di jaringan
peritonsil yang terbentuk
sebagai akibat dari tonsilitis
supuratif.
Etiologi
Aerob
Epidemiologi
• Abses peritonsiler dapat terjadi pada umur
10-60 tahun, namun paling sering terjadi
pada umur 20-40 tahun.
• Infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara
laki-laki dan perempuan
• Di Amerika insiden tersebut kadang-kadang
berkisar 30 kasus per 100.000 orang per
tahun, dipertimbangkan hampir 45.000 kasus
setiap tahun.
Patofisiologi
• Abses terbentuk pada
kelompok kelenjar ludah di fosa
supratonsilar, yang dikenal
sebagai kelenjar Weber.

• Sarang akumulasi pus terletak


antara kapsul tonsil palatina
dan otot-otot konstriktor
faring..

• Peradangan progresif dan pus


dapat secara langsung
mengenai palatum, dinding
faring lateral, dan, dasar lidah.
Gejala Klinis
• Nyeri menelan (odinofagi)
• Nyeri telinga (otalgia)
• Muntah
• Suara sengau (hot
potatoes voice)
• Trismus
• Pembesaran kelenjar
submandibula & nyeri
tekan
• Nyeri dan kaku di leher
(ok limfadenopathy)
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
Penunjang
Gold standart pemeriksaan yaitu dengan
melakukan aspirasi jarum (needle aspration).
1. Hitung darah lengkap (complete blood count),
pengukuran kadar elektrolit (electrolyte level
measurement), dan kultur darah (blood cultures).
2. Tes Monospot (antibodi heterophile).
3. “Throat culture” atau “throat swab and culture”.
4. Plain radiographs.
5. Computerized tomography (CT scan).
6. “Peripheral Rim Enhancement” Ultrasound.
Diagnosis banding
• Abses retrofaring

• Abses parafaring

• Abses submandibula

• Angina ludovici
Penatalaksanaan
Stad infiltrasi : AB dosis tinggi, simptomatik,
kumur dgn cairan hangat, kompres dingin pada
leher.
Bila abses (+) : pungsi  teknik aspirasi jarum
atau teknik insisi dan drainase.
Tonsilektomi :
• a chaud : segera (bersama drainase abses)
• a tiede : 3 – 4 hr setelah drainase abses
• a froid : 4 – 6 minggu sesudah drainase abses
Tonsilektomi
Komplikasi

1. Abses pecah: perdarahan, aspirasi paru

2. Abses parafaring

3. Mediastinitis

4. Penjalaran intrakranial: trombosis sinus


kavernosus, meningitis, abses otak
Prognosis
• Abses peritonsil merupakan penyakit yang
jarang menyebabkan kematian kecuali jika
terjadi komplikasi berupa abses pecah spontan
dan menyebabkan aspirasi ke paru.
• Abses peritonsil hampir selalu berulang bila
tidak diikuti dengan tonsilektomi, maka perlu
dilakukan tonsilektomi pada pasien abses
peritonsil. Tonsilektomi sebaiknya dilakukan
pada saat peradangan telah mereda, biasanya
terdapat jaringan fibrosa dan granulasi pada
saat operasi.
Kesimpulan
• Abses peritonsil merupakan kumpulan atau timbunan nanah (pus)
yang terlokalisir/ terbatas pada jaringan peritonsilar yang
terbentuk sebagai hasil dari supuratif tonsilitis.
• Gejala klinis meliputi odinofagia (nyeri menelan) yang hebat,
biasanya pada sisi yang sama juga dan nyeri telinga (otalgia),
muntah (regurgitasi), mulut berbau, banyak ludah (hipersalivasi),
suara sengau, dan kadang-kadang sukar membuka mulut (trismus
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tonsilitis akut dengan asimetri
faring sampai dehidrasi dan sepsis. Didapatkan pembesaran dan
nyeri tekan pada kelenjar regional. Pada pemeriksaan kavum oral
terdapat eritema, asimetri palatum mole, eksudasi tonsil, dan
pergeseran uvula kontralateral.
• Beberapa macam terapi yang selama ini dikenal adalah
pemberian antibiotika dosis tinggi dan obat simptomatik, pungsi
dan aspirasi disertai antibiotik parenteral, insisi, dan tonsilektomi.

Anda mungkin juga menyukai