Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

FIRSYA DITA MAULINDA LIPUTO


NIM : P00220217013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERWATAN POSO
TAHUN 2019/2020
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien
gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat.
Jenis–Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Defisit perawatan diri : Mandi / kebersihan
Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Defisit perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Defisit perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Defisit perawatan diri : Makan
Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
d. Defisit perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :Kelelahan fisik dan Penurunan kesadaran. Menurut DepKes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatandiri.
3) Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menenggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Len juga memiliki
ketidakmampuan dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakain dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah dan memasukannya ke dalam mulut, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaiankotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidakada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
4. Mekanisme Koping.
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khasdari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini 
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkarirealitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhanadan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diriSikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baikatau semuanya buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positifdan negatif
didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri (Keliat
dan Akemat,2009)
a. Status mental : Penampilan
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasannya
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Berpakain/ Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

5.  Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapatmerawat diri sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
1) Bina hubungan saling percaya 
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
1) Bantu klien merawat diri 
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung :
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi 
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
6. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri adalah
:
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan
6) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
7) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
8) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
9) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
10) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode
7. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien dan
keluarga.
Tanda dan gejala defisist perawatan diri yang dapat ditemukan dengan wawancara,
melalui pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan/cara pasien dalam membersihkan diri?
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dan
menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penanmpilan dirinya? Apakah pus dengan
penampilan sehari-hari pasien.
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur (untuk laki-laki )
secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan?
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-hari? Peralatan mandi
apa saja yang digunakan pasien?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan fungsinya?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB/BAK?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB/BAK setelah BAB/BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri yang
benar?
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit kotor,
berdaki/bau, kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
oakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan dan minum secara mandiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu status pasien di
contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut :
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan
bau, kuku panjang dan kotor. Rambut acak-acakan, tidak disisir, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidask susuai, makan dan minum diambilkan oleh keluarga,
makan berceceran, dan tidak makan pada tempatnya, tidak menyiram dan
membersihkan diri setelah BAB/BAK.

Pohon masalah defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Effect

Defisit perawatan diri

Core problem

Koping individu tidak


efktif
Causa

2. Diagnosa keperawatan defisit perawatan diri


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan gejala defisit perawatan
diri, maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB
dan BAK.

3. Rencana keperawatan Defisit perawatan diri dalam bentuk strategi pelaksanaan


Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
kebersihan diri defisit perawatan diri yang di alami pasien
3. Membantu pasien mempraktikkan beserta prosesterjadinya.
cara menjaga kebersihan diri 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
4. Menganjurkan pasien perawatan diri.
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
harian pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang 2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
baik langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
harian pasien. di rumah termasuk minum obat (discharge
2. Menjelaskan cara eliminasi yang planning).
baik. 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
3. Membantu pasien
mempraktikkan cara eliminasi
yang baik
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Tindakan keperawatan untuk pasien defisit perawatan diri


1) Membina hubungan saling percaya dengan cara
a. MengucapkaN salam setiap berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan dan tempatnya diman
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yangdiperoleh untuk
kepentingan terapi
f. Setiap saat tunjukan rasa empati pada pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2) Melatih pasien cara-cara kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri

3) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri


Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut :
a. Menjelaskan kebutuhan kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kalori
untuk perempuan dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari makan
dan minum 8 gelas 2500 ml dan cara makan dan minum
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum setelahmakan dan
minum
d. Mempraktikkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK cecara mandiri
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB/BAK mandiri sesuai tahapan berikut :
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
d. Mempraktikan BAB/BAK dengan baik
5) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur
Untuk pasien perempuan, latihannya meluputi : berpakaian, menyisir rambut dan
berhias
4. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat), berikut ini contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada kunjungan keempat
Implementasi Evaluasi
Tanggal : jam : S : Pasien
Data : - Pasien mengatakan sudah
Data pasien dan kemampuan melakukan mandi sehari 2 kali, sikat
Pasien tampak bersih, badan dan gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2
rambut bersih dan tidak bau, rambut kali per minngu), potong kuku (1 kali
sudah disisir rapi, wajah menggunakan perminggu), berdandan dan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi mengganti pakaian dua klai sehari
bersih dan tidak bau, pakaian bersih dan sehabis mandi pagi dan sore, makan
sesuai, dapat mengambil makan sendiri, 3 kali sehari, dan minum 6-8 gelas
makan pada tempatnya, kemampuan sehari. BAB/BAK dikamar mandi
pasien mandi 2 kali sehari, menggosok S : keluarga
giig 2 kali sehari , keramas sudah 1 kali, 1. Keluarga mengatakan anaknya dapat
gunting kuku 1xseminngu, berdandan melakukan kegiatan sesuai jadwal
dan berpakaian, makan dan minum 2. Keluarga mengatakan senang dapat
( semua kegiatan dilakukan secara membimbing anaknya untuk
mandiri), pasien mengatakan kadang melakukan kebersihan diri
masih suka BAK sembarangan 3. Keluarga mengatakan akan terus
memotivasi anaknya unutk
Data keluarga dan kemampuan melakukan sesuai jadwal
Keluarga mengatakan sudah 4. Keluarga mengatakan akan berobat
mengetahui apa itu kebersihan diri , rutin ke puskesmas dan mencegah
kurang perawatan diri, tanda dan gejala agar anaknya tidak kambuh lagi
serta proses terjadinya masalah.
Keluarga mampu melatih dan O : Pasien
membimbing pasien cara melakukan 1. Pasien tampak bersih, badan rambut
perawatn diri, berdandan/berpakaian, bersih dan tidak bau, rambut sudah
makan/minum. disisir rapi, wajah menggunakan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi
DK : bersih dan tidak bau.
Defisit perawatan diri 2. Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
Intervensi : rambut (2 kali per minngu), potong
Tindakan ke pasien kuku (1 kali perminggu), berdandan
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, dan mengganti pakaian dua klai
berdandan, makan dan minum. Beri sehari sehabis mandi pagi dan sore,
pujianjelaskan cara BAB/BAK yang baik, makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
melatih BAB/BAK yang baik, gelas sehari. BAB/BAK dikamar
maemasukan pada jadwal kegiatan mandi
untuk melatih kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum dan O : Keluarga
BAB/BAK. 1. Keluarga tampak melatih dan
membimbing cara merawat diri dan
Tindakan ke keluarga berdandan dan makan dan minum,
Evaluasi kegiatan kelaurga dalam BAB/BAK pada anaknnya
merawat/melatih pasien kebersihan diri, 2. Keluarga kooperatif
berdandan,makan dan minum. Beri 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
pujian, membimbing keluarga BAB/BAK, kekambuhan dan control teratur ke
pasien. Jelaskan follow up ke PKM, puskesmas
tanda kambuh, anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan memberikan A:
pujian. Pasien mampu melakukan kebersihan
RTL : diri, berdandan, makan munum dan
Pasien BAB/BAK
Melakukan kebersihan diri sesuai jadwal
Keluarga P:
Memotivasi dan membimbing untuk P Untuk Pasien
melakukan kebersihan diri sesuai Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
jadwal. Follow up ke puskesmas dan sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
pencegahan kekambuhan rambut (2 kali per minngu), potong kuku
(1 kali perminggu), berdandan dan
mengganti pakaian dua klai sehari
sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
BAB/BAK dikamar mandi

P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai jadwal : mandi 2x sehari,
dilakukan sendiri, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua
klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
gelas sehari. BAB/BAK dikamar mandi

Anda mungkin juga menyukai