1 Sejarah
Tanaman gladiol yang ada sekarang merupakan keturunan dari jenis liar
yang berada di Afrika Selatan. Warna, bentuk, dan jenis bunga gladiol sangat
beragam. Di Amerika tanaman gladiol sudah menjadi komoditas penting sejak
tahun 1870-an. Gladiol merupakan salah satu marga dari famili Iridaceae yang
diusahakan sebagai bunga potong. Sebagai penghasil bunga potong, nilai ekspor
bunga potong Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan peluang yang
ada. Nilai ekspor tanaman hias pada tahun 1993 hanya sebesar 2,6 juta dollar US,
padahal peluang ekspor dunia untuk tanaman hias pada tahun 2007 diperkirakan
mencapai 120 miliar dollar US. Volume pemasaran gladiol di kota besar mencapai
127.200 tangkai per minggu dan permintaan bunga potong rerata meningkat 10%
setiap tahun.
Umbi yang baru tidak dapat ditanam karena harus mengalami istirahat
selama 2-4 bulan. Subang (corm) adalah pangkal batang yang membengkak dan
memadat yang mengandung cadangan makanan, berbentuk bulat pipih, terdapat
buku, ruas dan mata tunas (Ashari, 1995).
Daun tanaman gladiol merupakan daun yang tidak lengkap terdiri dari
pelepah daun, dan helaian daun (lamina), bangun daun berbentuk garis (linearis),
ujung daun runcing (auctus), berbentuk lanset. Tiap batang tanaman berdaun
antara 1-12 helai yang tersusun secara tumpang tindih. Bunga gladiol tersusun
tandan, setiap tandan bunga terdiri atas 8-20 kuntum bunga. Warna bunga
beragam, bunga tersebut melakukan penyerbukan sendiri, walaupun mampu
menyerbuk sendiri, namun menghasilkan keturunan yang sangat beragam, yang
menunjukkan bahwa tanaman gladiol sangat heterozigot (Ashari, 1995).
1. Iklim
3) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-250C. Suhu udara ratarata
kurang dari 100C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu
udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 270C, kadang-kadang dapat
menyesuaikan diri sampai suhu udara 400C, bila kelembaban tanah dan tanaman
relatif tinggi.
Tanaman gladiol dapat tumbuh sampai pada ketinggian 250 meter di atas
permukaan air laut. Pada lahan dataran rendah tanaman ini dapat pula berbunga,
namun kualitas bunganya kurang baik. Namun ada juga yang berpendapat bahwa
bunga Gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah pada ketinggian antara 600-
1400 m dpl, tanah lempung berpasir dengan pH berkisar antara 5,8 sampai 6,5,
suhu berkisar 10-250C, berdrainase baik dan mendapat sinar matahari penuh.
1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang
subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.
2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH
5,5-5,9.
1). Secara generatif, bibit gladiol diperoleh dari biji gladiol yang disemai di media
semai dan akan mulai berkecambah sekitar satu minggu. Biji gladiol dihasilkan
melalui penyerbukan yang dibantu manusia sehinggal lebih efektif dalam
menghasilkan biji.
2). Secara vegetatif, bibit gladiol diperoleh dengan cara memanfaatkan anak
subang (umbi) dari tanaman gladiol yang sudah dipanen sekitar 5 bulan.
Dari hasil penelitian Ekawanti (2007), menunjukkan bahwa pertumbuhan
vegetatif kultivar Ungu hasilnya lebih baik dibandingkan kultivar Clara dan Kaifa
yang ditunjukkan oleh tinggi tanaman. Adapun cara menanam yang baik yaitu,
untuk menanam bibit gladiol perlu membuat bedengan yang tingginya kurang
lebih 15 cm, lebar kurang lebih 130 cm, jarak antar bedengan kurang lebih 35 cm
dan panjang bedebngan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Buat lubang
tanam dengan ukuran diameter 2-4 cm dengan kedalaman 11-15 cm atau
disesuaikan. Masukan benih atau umbi gladiol, kemudian timbun dengan tanah.
Setelah itu lakukan penyiraman dan pemupukan secara teratur dengan dosis yang
tepat.
Pengolahan lahan, karakteristik tanah yang baik untuk budidaya gladiol
adalah tanah yang gembur dan subur, terutama jenis latosol dan andosol, dengan
pH antara 5,5-5,9. Dengan ketinggian 500-1500 meter dpl (di atas permukaan
laut). Ada beberapa tahap dalam pengolahan lahan antara lain:
a). Sebelum menanam bibit umbi gladiol, sebaiknya tanah telah diolah terlebih
dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak selama kurang lebih 14 hari hingga
tanah menjadi gembur dan bebas dari gulma.
b). Setelah gembur, masukan pupuk kompos agar tanah menjaddi subur. Aduk
hingga menyatu dengan pupuk, jika tanah bersifat asam maka lakukan
pengapuran.
c). Sebaiknya tanah yang akan ditanami gladiol merupakan tanah kosong, tetapi
jika sudah pernah ditanami gladiol atau se-famili sebelumnya, maka sebaiknya
tanah tersebut didiamkan selama 12 bulan.
2.4 Panen
Bunga gladiol mulai berbunga saat berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam.
Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air (gladiol cepat layu).
Meskipun begitu, kondisi tersebut masih dapat disiasati. Tentunya, teknik
memanen yang benar juga harus diterapkan. Bunga potong sebaiknya tidak
dipanen ketika mentari sedang terik tetapi dipanen sebelum matahari terbit atau
menjelang petang. Saat memanen, batang bunga dipotong miring, menggunakan
pisau yang benar-benar tajam untuk menghindarkan infeksi pada tanaman.
Dengan begitu, tercipta penampang batang yang lebih luas untuk menyerap air.
Panen bunga dapat dilakukan setelah kuntum 1 dan kuntum 2 bunga terbawah
sudah menunjukkan warnanya, tetapi belum mekar. Bila panen dilakukan setelah
mekar, bunga gladiol akan mudah rusak pada saat pengangkutan. Tetapi
sebaliknya bila bunga dipanen terlalu awal, maka bunga tidak dapat mekar
sempurna. Bunga gladiol dapat dipanen setiap minggu jika pembudidaya dapat
mengaturnya dengan baik.
AA A B C
Jumlah 16 14 12 10
Floret
Kerusakan 0 5 10 > 10
Mekanis %
% kotoran 0 1 2 3
Salah satu masalah penting yang masih dihadapi dalam budidaya gladiol
adalah ketersediaan bibit atau subang gladiol sehat, yang sampai sekarang
masih sukar terpenuhi. Salah satu penyakit yang merusak subang gladiol dan
terbawa tanaman gladiol adalah penyakit layu fusarium, yang disebabkan oleh
jamur Fusarium oxysporum Schlecht f.sp. gladioli (Massey) Sneyder & Hansen.
Berdasarkan pengalaman membeli bibit gladiol dari petani di Jawa Barat,
diperoleh lebih dari 50% terinfeksi F. oxysporum f.sp. gladioli. Kerugian yang
ditimbulkan jika dihitung dengan proyeksi permintaan bunga gladiol di Jakarta,
sebesar Rp. 0,5-0,7 milyar per musim.
Kultivar gladiol yang tahan terhadap fusarium di Indonesia saat ini sangat
jarang ditemuka apalagi variasi karakter bunga yang terbatas. Sedangkan
permintaan bunga potong selalu menghendaki sesuatu yang baru dan lebih
beragam dari segi warna, bentuk, jumlah bunga, kuntum yang susun teratur dan
simetris, tangkai panjang, kesegaran yang lama dan mudah pengepakannya.
Dengan demikian diperlukan usaha yang terus menerus untuk merakit kultivar
baru.
Agus Muharan, et al. 1995. Gladiol. Balai Penelitian Tanaman Hias (Badan
Penelitian dan Pengembangan): Jakarta.