Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Auksin, Giberelin, Sitokinin, Asam Absisat, Gas

Etilen, Asam Traumalin dan Kalin


Oleh: Fahmie Wonk Tani
a. Auksin
Hormon auksin pertama kali ditemukan oleh Went yang terdapat pada ujung koleoptil kecambah
gandum (Avena sativa). Pada penelitian Went lebih lanjut, ternyata diketahui hormon auksin juga
ditemukan pada ujung
koleoptil kecambah tanaman yang lain.
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada
titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun
muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan
diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan
pemanjangan sel-sel jaringan batangnya. Pada bagian manakah hormon auksin diproduksi?
Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh
angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang, dan
daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan
sel-sel jaringan di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel
jaringan di atas permukaan batang. Mengapa demikian? Karena sifat hormon auksin sangat peka
terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan
menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga
pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan
dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.
Hormon auksin selain berfungsi merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat
perpanjangan sel-sel
akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping (lateral) dan akar serabut yang
berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral, mempercepat aktivitas pembelahan sel-sel titik
tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan
berkas angkut xilem, dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah.
b. Giberelin
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji
saat berkecambah.

Giberelin pertama kali ditemukan pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium
moniliformae) oleh F.Kurusawa, seorang berkebangsaan Jepang. Giberelin adalah zat tumbuh
yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi giberelin sedikit berbeda
dengan auksin. Fungsi giberelin adalah membantu pembentukan tunas/embrio, menghambat
perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila giberelin diberikan pada bunga
maka buah yang terbentuk menjadi buah tanpa biji dan sangat nyata mempengaruhi pemanjangan
dan pembelahan sel. Hal itu dapat dibuktikan pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan
tumbuh normal, jika pada tumbuhan normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat.
c. Sitokinin
Ada dua jenis hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan sitokinin alami yang terdapat pada biji
jagung) dan kinetin yang merupakan sitokinin buatan. Fungsi sitokinin adalah untuk merangsang
pembelahan sel, memperkecil
dominasi apikal, mengatur pembentukan bunga dan buah, membantu pembentukan akar, tunas,
menunda pengguguran daun, dan menghambat proses penuaan. Efek dari sitokinin berlawanan
dengan auksin pada tumbuhan. Contoh jika sitokinin banyak diberikan pada tumbuhan maka
akan banyak tumbuh tunas, tetapi jika sedikit diberikan pada tumbuhan maka akan terbentuk
banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan kuncup
atas (apikal) dan merangsang pertumbuhan kuncup samping (lateral).
d. Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor)
yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau
memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada saat
tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada musim dingin, musim kering, dan
musim gugur. Mengapa asam absisat justru berperan pada saat tanaman berada dalam kondisi
yang kurang baik? Pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik, misalnya ketika
kekurangan air di musim kering, maka tumbuhan tersebut mengalami dormansi yaitu daundaunnya akan digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian
asam absisat
terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan
stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh
tumbuhan terpelihara sehingga
pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan
pembesaran sel-sel tunasnya.
Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada
daerah titik tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak

berkecambah.
e. Gas Etilen
Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi
matang. Jika buah tua yang masih berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup dan dibiarkan
beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna kuning sampai merah. Dalam hal ini
terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning sampai merah pada buah karena keluarnya
gas etilen dari buah tersebut. Salah satu cara mencegah terjadinya pembusukan atau kerusakan
pada saat pemeraman buah adalah pada saat buah tua dipetik/dipanen masih
berwarna hijau, kemudian dikemas atau disimpan pada tempat yang berventilasi untuk mencegah
buah tidak cepat masak/matang, sehingga sesampainya di tempat tujuan buah tersebut baru
matang dan tidak rusak
atau busuk. Fungsi etilen adalah menyebabkan buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi kokoh dan tebal, dapat memacu pembungaan, yang bekerja bersamaan dengan
auksin dan bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan pada
tumbuhan berumah satu.
f. Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di
daerah luka menjadi bersifat meristem
lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut.
Selain hormon, vitamin dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya
vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut
berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim.
g. Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di
antaranya:
1) rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;
2) kaulokalin, dapat memacu pertumbuhan batang;
3) fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;
4) anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.

Mohon Bantuan Teman2 untuk mempromosikan halaman ini siapa tau ada yang berminat
sehingga kita bermanfaat bagi yang lain .
SALAM PERTANIAN

Anda mungkin juga menyukai