Selain hormon auksin, giberelin, dan sitokinin, jenis-jenis hormon lain yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu hormon etilen, asam absisat, asam traumalin, dan kalin. 1. Hormon Etilen Hormon etilen diproduksi pada jaringan buah yang sudah tua, di ruas batang, dan jaringan daun tua. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas. Hal inilah yang menyebabkan hormon etilen juga disebut gas etilen. Fungsi hormon etilen bagi tumbuhan sebagai berikut. a. Mempertebal pertumbuhan batang. b. Memacu proses pematangan buah. c. Merangsang pengguguran daun dan bunga. Selain bekerja sendiri, hormon etilen juga dapat berinteraksi dengan hormon lain sehingga memiliki fungsi khusus sebagai berikut. a. Hormon etilen berinteraksi dengan giberelin dapat mengatur perbandingan antara bunga jantan dengan bunga betina yang terbentuk. b. Hormon etilen berinteraksi dengan auksin dapat memacu pembungaan, misalnya pada nanas dan mangga. 2. Asam Absisat Asam absisat diproduksi pada daun, batang, dan buah yang masih muda. Kerja asam absisat berlawanan dengan auksin dan giberelin. Fungsi asam absisat bagi tumbuhan sebagai berikut. a. Menunda pertumbuhan (dormansi). b. Memacu pengguguran bunga dan buah. c. Menghambat pembelahan dan pembentangan sel. d. Merangsang penutupan stomata selama tumbuhan kekurangan air. e. Memacu pengguguran daun pada musim kemarau sehingga mengurangi penguapan. Keberadaan hormon asam absisat pada tumbuhan mengalami peningkatan pada kondisi cekaman fisik maupun kimiawi. Kadar hormon ini berkurang kembali setelah cekaman tersebut hilang. Misalnya, pada saat mengalami cekaman kekeringan, daun akan kehilangan turgornya sehingga menjadi layu. Akibatnya, asam absisat akan meningkat dan stomata menutup. Apabila tumbuhan tersebut diberikan air, tekanan turgor pada daun akan kembali normal dan konsentrasi asam absisat kembali berkurang. Hal ini mendukung fakta bahwa asam absisat pada suatu tumbuhan berperan untuk mengatasi cekaman. 3. Asam Traumalin (Hormon Luka) Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya (regenerasi). Kemampuan ini dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin). Hormon ini berfungsi merangsang pembelahan sel pada bagian jaringan tumbuhan yang terluka sehingga jaringan yang rusak akan digantikan dengan jaringan baru. 4. Kalin Kalin adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ pada tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dapat dibedakan menjadi rizokalin, kaulokalin, filokalin, dan antokalin. a. Rizokalin: merangsang pembentukan akar. b. Kaulokalin: merangsang pembentukan batang. c. Filokalin: merangsang pembentukan daun. d. Antokalin: merangsang pembentukan bunga.