Anda di halaman 1dari 7

k esimpulan

bab i
(pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan)

Oleh:
Ulfa Rahmi
XIi IPA

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kajai


Kabupaten Pasaman Barat
Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

 Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-
tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.

 Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar


dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan
proses yang tidak dapat diukur.

A. Tahap Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder

 Tahap Awal Pertumbuhan

Mula-mula terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi atau penyerapan air
sampai ukuran biji bertambah dan menjadi lunak, enzim mulai aktif sehingga
menghasilkan berbagai reaksi kimia.

 Perkecambahan

Perkecambahan adalah munculnya plantula dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio.

Ada dua tipe perkecambahan:

1. Epigeal
Pada perkecambahan secara epigeal, terjadi pembentangan ruas batang di
bawah hipokotil (daun lembaga) sehingga hipokotil dan kotiledon terangkat ke atas
tanah.
2. Hipogeal
Hipogeal adalah perkecambahan yang terjadi di bawah tanah. Perkecambah
dimulai dengan pembentangan ruas batang teratas (epikotil) yang menyebabkan daun
lembaga ikut tertarik ke atas tanah dan hipokotil tetap di dalam tanah. Perkecambahan
hipokotil dapat ditemukan pada tanaman Pisum sativum (biji kacang kapri.

 Pertumbuhan Primer

Pemanjangan pada ujung akar dan batang disebut pertumbuhan primer. Pada
fase ini tumbuhan membentuk akar, daun dan batang. Tiga sistem jaringan yang
terbentuk adalah:

a) Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk epidermis.


b) Meristem dasar, lapisan tengah yang akan berkembang menjadi jaringan tengah.
c) Prokambium, lapisan dalam yang akan berkembang menjadi floem dan xilem.
 Pertumbuhan sekunder

Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu


pembentukan kambium dari parenkim dan kolenkim. Jika sel kambium membelah ke
arah luar maka membentuk sel floem. Jika kambium membelah ke arah dalam akan
membentuk sel xilem.

B.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

     a. Faktor Genetik


Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang
tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung
lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula.

     b. Faktor Internal


Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon tumbuhan
disebut fitohormon. Fitohormon tersebut, yaitu:

1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)


Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-
derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena
sativa. Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Fungsi
auksin, yaitu:
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.        
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.

2. Gibberellin
Fungsi gibberellin, yaitu:
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.

3. Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
Fungsi sitokinin yaitu:
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan
klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4. Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormone tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk
gas. Fungsi gas etilen, yaitu:
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman
f. Menstimulasi perkecambahan.
g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

5. Asam Absisat (ABA)


Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat
pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan
pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.

6. Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

7. Asam Traumalin
Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan
itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam
traumalin (asam traumalat)

    c. Faktor Lingkungan (Eksternal)


1. Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan tumbuhan bukan hanya CO2 dan H2O tetapi juga
elemen-elemen (unsur-unsur) yang lainnya.

2. Air
Fungsi air antara lain:
a. Untuk fotosintesis.
b. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim.
c. Membantu proses perkecambahan biji.
d. Menjaga (mempertahankan kelembapan).
e. Untuk transpirasi.
f. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
g. Menghilangkan asam absisi.
3. Cahaya
Setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk pertumbuhan, karena cahaya
sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis. Biji tumbuhan yang
berkecambah dan tumbuh di tempat yang gelap/tidak ada cahaya ternyata tumbuhnya
tidak normal dengan ciri tumbuhnya sangat cepat, perawakan tumbuhan tampak tinggi
dan ramping, batangya lemah dan batang tidak berwarna hijau tetapi pucat. Gejala ini
disebut etiolasi.

Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar


tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

 Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster,
dan krisatinum.
 Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum,
dan kentang.
 Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.

4. Suhu atau Temperatur


Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan
masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi
dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.

5. Kelembapan
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsure hara terlarut. Bila
kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan.
6. Oksigen
Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar
menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya.

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai