Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan dan Pertumbuhan

- Raisha Azra
Konsep Dasar
Pertumbuhan : Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran
( volume, massa, tinggi, atau panjang ) Proses ini bersifat kuantitatif
yang artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan
Perkembangan : Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan
pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kualitatif, artinya tidak dapat
dinyatakan dengan satuan bilangan.
Pertumbuhan Pada Tumbuhan
1. Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan
a) Pertumbuhan Primer
- Pertumbuhan primer terjadi pada
embrio, ujung akar dan ujung batang.
- Zigot sebagai hasil pembuahan sel telur
oleh sel kelamin jantan akan tumbuh
dan berkembang menjadi embrio.
- Kumpulan sel yang membentuk embrio
ini disebut jaringan embrional dan
jaringan meristem
Tiga bagian penting
pada embrio :
- Tunas Embrionik,
yaitu calon batang
dan daun.
- Akar Embrioni,
yaitu calon akar.
- Kotiledon,
yaitu cadangan
makanan.

Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Setelah biji berkecambah, akan terbentuk bibit yang dilengkapi


dengan akar, batang dan daun. Peristiwa ini terjadi karena
proses difrensiasi oleh sel-sel meristem, yang bertujuan agar
tumbuhan mencapai tingkat kedewasaan.
Proses menuju tingkat kedewasaan pada masing-masing individu
disebut perkembangan, yang bersifat kualitatif. Tumbuhan dikatakan
dewasa apabila siap untuk melakukan fertilisasi.
Pengukuran

Menggunakan busur pertumbuhan Menggunakan


( Auksanometer ) Mistar

Pengukuran pertumbuhan akan menghasilkan


grafik yang berbentuk huruf S yang dikenal
dengan grafik sigmoid.
4 Fase Pertumbuhan :
- Fase Awal ( Pertumbuhan secara lamban )
- Fase Log ( Pertumbuhan mencapai maksimum )
- Fase Perlambatan ( Pertumbuhan menjadi lamban )
- Fase Stasioner ( Pertumbuhan terhenti )
Pada Fase Log terjadi pertumbuhan yang sangat cepat diikuti
penurunan kecepatan pertumbuhan.
Bagian-bagian titik tumbuh

Batang Akar
b) Pertumbuhan Sekunder
Pada pertumbuhan dikotil, di samping adanya jaringan meristem
primer di ujung batang dan ujung akar, juga memiliki jaringan
meristem sekunder, yaitu berupa kambium dan kambium gabus.
- Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder,
sehingga batang tumbuhan menjadi besar.
- Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil dan
gymnospermae ( tumbuhan berbiji terbuka ).

Kambium
Pada
Batang
Faktor Dalam ( Intrasel )
a) Sifat Menurun atau Hereditas
Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh sifat
menurun atau sifat hereditas.

b) Hormon
1. Auksin
Auksin merupakan hormon tumbuhan yang pertama kali
ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum ( Avena
Sativa ) oleh Went.

Pengaruh Auksin pada Pertumbuhan dan Perkembangan :


- Merangsang perpanjangan sel batang dan menghambat
perpanjangan sel akar.
- Merangsang pertumbuhan akar lateral atau samping dan
akar serabut.
- Mempercepat aktivitas pembelahan sel-sel titik tumbuh
atau kambium.
- Merangsang pembentukan bunga dan buah.

Hormon auksin yang pertama diisolasi adalah Indol Asesat Acid


( IAA ). Sebagian besar IAA merupakan hasil sekresi titik tumbuh :
ujung tunas, daun muda, bunga, dan buah. Selain itu dihasilkan
juga sel-sel kambium dan ujung-ujung akar. Hasil sekresi tersebut
kemudian ditranslokasikan ke bagian bagian lain.
2. Giberelin ( GA )
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat menyerupai
Auksin. Zat ini dihasilkan oleh jamur Giberella Fujikuroi atau
Fasarium Moniliformae, yang ditemukan oleh Fujiko Kurusawa
pada tahun 1926.

Berikut adalah sifat dari Giberelin :


- Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel
- Mempengaruhi perkembangan embrio dan kecambah
- Menghambat pembentukan biji
- Merangsang pertumbuhan dan saluran polen
- Memperbesar ukuran buah

Giberelin dan Perkecambahan


3. Sitokinin
Sitokinin adalah hormon tumbuhan turuna Adiningrat
berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi
mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi oleh
pembuluh xilem.

Sikotinin memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin


adalah sikotinin yang pertama kali ditemukan dan dinamakan
demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan
sitokinesis ( pembelahan sel ).

Sitokinin dapat ditemukan di hampir semua tumbuhan yang


lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak
RNA dari Prokariota dan Eukariota. Dan saat ini ada lebih dari
200 Sitokinin baik alami maupun sintesis.

Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih


tinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan
berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-
buahan, dan biji-bijian.

*Cytokinin : menginduksi
pertumbuhan tunas
*Florigen : memicu mekar
Fungsi Sitokinin :
- Bersama dengan Auksin dan Giberelin merangsang pembelahan
sel-sel tanaman
- Merangsang morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas ) pada
kultur jaringan
- Merangsang pertumbuhan kultur lateral
- Merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran
sel atau merangsang pemanjangan titik tumbuh daun dan
merangsang pemanjangan akar
- Meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies
- Menghambat proses penuaan daun ( Senescence )
4. Gas Etilen
Gas Etilen adalah hormon yang dihasilkan oleh buah yang
sudah tua. Bila buah yang sudah tua tetapi masih berwarna
hijau disimpan didalam kantong tertutup, maka akan cepat
masak. Hal ini disebabkan oleh Gas Etilen yang dihasilkan buah
tersebut. Selain Etilen yang dihasilkan tumbuhan terdapat Etilen
sintetik, yaitu etepon ( asam 2-kloroetifosfonat ).

Selain memacu pematangan, Etilen juga memacu perkecambahan


biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, menghambat
pemanjangan batang kecambah, menunda pembuangan, dan
menurunkan dominasi apikal dan inisiasi akar.
5. Asam Abisal ( ABA )
Asam Abisa ( ABA ) adalah hormon yang menghambat
pertumbuhan tanaman, yaitu dengan mengurangi kecepatan
pembelahan sel maupun pembesaran sel, ataupun kedua-duanya.

Musim dingin atau masa kering merupakan waktu dimana


tanaman beradaptasi menjadi dorman ( penundaan pertumbuhan ).
- ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel
pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh
sehingga menunda pertumbuhan primer maupun sekunder.
- ABA memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk sisik yang
akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan sekitar yang
tidak menguntungkan,

Pada kehidupan tumbuhan, merupakan hal yang menguntungkan


untuk menunda/menghentikan pertumbuhan sementara. Dormansi
biji sangat penting terutama bagi tumbuhan setahun di daerah
gurun atau daerah semiarid, karena proses perkecambahan dengan
suplai air terbatas dan mengakibatkan kematian.

ABA diakumulasi di daun dan menyebabkan stomata menutup.


Hal ini walaupun mengurangi laju fotosintesis, tumbuhan akan
terselamatkan dari kehilangan air yang lebih banyak melalui
proses transpirasi.
6. Kalin
Berdasarkan organ tubuh yang dibentuknya, Kalin dibedakan
menjadi empat macam yaitu :
- Kaulokalin ; Hormon yang berfungsi merangsang proses
pembentukan batang
- Rhizokalin : Hormon yang berfungsi merangsang proses
pembentukan akar ( identik dengan Vitamin B1 dan thiamin )
- Filokalin : Hormon yang berfungsi merangsang pembentukan daun
- Antokalin : Hormon yang merangsang pembentukan bunga

7. Asam Traumalin
Asam Traumalin ( hormon luka ) merupakan hormon hipotetis,
yaitu gabungan dari beberapa aktivitas hormon yang ada
( Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen, dan Asam Abisat ). Apabila
tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik,
maka akan segera terbentuk kambium gabus. Kerjasama antar
hormon ini disebut restitusi ( regenerasi ).

Awalnya luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormon


luka, yang kemudian merangsang pertumbuhan kambium gabus.
Pembentukan kambium gabus dilakukan oleh hormon Giberelin.
Selanjutnya, karena pengaruh hormon Sitokinin, terbentuklah
sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang
disebut kalus.
c) Faktor Luar yang Memengaruhi Pertumbuhan
1. Cahaya
Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai syarat terjadinya
fotosintesis. Tanpa fotosintesis, tumbuhan tidak dapat
mensintesis makanannya. Hal ini dapat berakibat
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Contohnya tumbuhan yang hidup di tempat gelap, tumbuhan


tersebut tumbuh cepat dengan batang yang lebih panjang,
ramping rapuh serta daun yang tidak lebar dan pucat.
Pertumbuhan tumbuhan di tempat gelap ini disebut Etiolasi.
Sedangkan pada tumbuhan yang hidup di tempat terang,
tumbuh lebih pendek, batang kokoh, dan daun lebar, tebal,
hijau, lebar.

Proses perbungaan juga dipengaruhi oleh lamanya


pencahayaan. Pada daerah dengan empat musim, lama siang
hari dapat mencapai 16-20 jam sehingga dikenal tiga macam
tumbuhan, yaitu tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari
panjang, dan tumbuhan berhari netral. Respon tumbuhan
terhadap lamanya pencahayaan ini disebut Fotoperiodisme.

Meskipun penelitian lebih lanjut menegaskan bahwa


Fotoperiodisme dipengaruhi lamanya gelap bukan lamanya
penyinaran, namun istilah lamanya penyinaran tetap digunakan.
- Tumbuhan berhari pendek ( Short-day plant )
Tidak akan berbunga jika periode gelapnya tidak melebihi 10 jam
gelap. Contoh : Dahlia ( Dahlia sp. ), Stroberi ( Fragaria vesca ),
Krisan ( Chrisantemum sp. ), dan Aster ( Aster novaeagliae ).

- Tumbuhan berhari panjang ( Long-day plant )


Golongan tumbuhan yang hanya dapat berbunga bila mendapat
cahaya rata-rata setiap hari dengan panjang penyinaran lebih
panjang dari periode kritisnya. Contoh : Kentang ( Solanum
tuberosum ), Gandum ( Avena sativa ), selada, dan bayam.

- Tumbuhan berhari netral ( Neutral-day plant )


Masa perbungaan nya tidak tergantung pada lamanya pemaparan
cahaya. Contoh : Bunga matahari ( Helianthus annus ), Mawar
( Rossa hibrida ), dan anyelir.

Pada tumbuhan terdapat pigmen yang dapat menangkap cahaya,


yaitu Pigmen Fitokrom agar tumbuhan dapat mengetahui
Fotoperiodisme. Fitokrom ini akan berubah bentuk pada malam dan
siang hari karena penyerapan cahaya spektrum merah dan infra
merah. Arah cahaya juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2. Temperatur
Temperatur Optimum merupakan temperatur paling baik untuk
pertumbuhan, dan ini bervariasi tergantung spesies nya. Namun
sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°C-38°C
untuk pertumbuhan nya.

3. Kelembaban
Kelembaban atau kadar air disuatu tempat sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

4. Air dan Mineral


Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanpa
air tidak mungkin tumbuhan hidup. Demikian juga jika kekurangan
zat hara, tumbuhan akan mengalami gangguan.

Pertumbuhan Pada Hewan


Seperti halnya pada tumbuhan, pertumbuhan dan
perkembangan hewan dimulai semenjak fase zigot. Zigot sebagai
hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma akan membelah
berulang, sehingga dihasilkan embrio. Pertumbuhan zigot
hingga terbentuk nya embrio disebut fase pasca embrionik.

Fase pasca embrionik meliputi 2 hal, yakni :


- Metamorfosis
- Regenerasi
Fase embrionik meliputi beberapa tahap, yakni :
- Pembelahan dan Blastulasi
- Gastrulasi
- Morfogenesis
- Diferensiasi
- Spesialisasi Jaringan
- Imbas atau Induksi Embrionik
- Organogenesis

Perkembangan
Embrio
Lapisan Embrional

Metamorfosis Katak

Metamorfosis Kupu-kupu

Anda mungkin juga menyukai