Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan berat, bersifat kuantitatif (dapat
diukur) dan irreversible (tidak dapat balik). Perkembangan adalah proses kematangan fungsi
organisme, bersifat kualitatif (tidak memiliki satuan ukur).
Gb. 1.1 Perkembangan embrio dikotil Gb. 1.2 Struktur biji (a) dikotil dan (b) monokotil
Perkecambahan
Dormansi merupakan masa ketika biji tidak aktif untuk tumbuh, karena kondisi
lingkungan yang kurang sesuai. Imbibisi adalah proses masuknya air kedalam biji yang
menyebabkan aktifnya enzim dan hormon pertumbuhan (berakhirnya masa dormansi).
Perkecambahan kemudian diikuti oleh diferensiasi, yaitu pertambahan sel dengan jenis
dan fungsi yang berbeda-beda. Kemudian setelah itu akan dibentuk organ-organ
melalui proses organogenesis.
Tipe perkecambahan dapat dibagi menjadi :
a. Perkecambahan epigeal
Ditandai dengan hipokotil yang melengkung dan tumbuh mengangkat kotiledon ke
atas permukaan tanah, contoh pada kacang hijau (Phaseolus radiatus)
Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer terjadi akibat aktivitas meristem apikal, yaitu meristem yang
terdapat pada bagian ujung akar dan ujung batang.
a) Titik tumbuh batang
Gb. 1.12 Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm
Regenerasi
Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan
oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami diferensiasi. Pada
organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai
proses reproduksi atau berkembang biak.
Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh hewan dari
suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan
dan perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa. Dalam
siklus hidupnya, hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap
stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon tiroksin dan triodotironin yang
dihasilkan oleh kelenjar Thyroid, di bawah pengaruh TSH (Thyroid Stimulating
hormon)-yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Metamorfosis serangga (insekta)
Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,
serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan
hemimetabola.
a. Ametabola
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis.
Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa). Contohnya
kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan
metamorphosis.
Metagenesis
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis.
Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual.
Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan
yang bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji
(paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di
dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan
membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu
yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit.
Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang
menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase
generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan
antara fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai
merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari
merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah
yang disebut metagenesis. Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami
metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia. Perhatikan metagenesis ubur-ubur
(Aurelia), dari gambar itu tampak jelas bahwa ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis
kehidupan yaitu kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas
(medusa).
Metabolisme adalah seluruh rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup,
terbagi menjadi :
Anabolisme → penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana
Katabolisme → penguraian zat kompleks menjadi zat yang lebih sederhana
Metabolisme dapat dipercepat dengan adanya katalisator / zat perantara, katalisator dalam
tubuh makhluk hidup (biokatalisator) adalah enzim.
I. Enzim
Enzim dapat mempercepat suatu reaksi tetapi enzim itu sendiri tidak ikut berubah. Enzim
bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk
memulai suatu reaksi.
Sifat enzim :
Enzim adalah protein
Bekerja secara spesifik
Berfungsi sebagai katalisator
Bekerja secara bolak-balik
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit
Dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Gb. 2.3 Grafik pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi Gb. 2.4 Denaturasi enzim
Derajat keasaman (pH)
Setiap enzim memiliki pH optimum yang berbeda, perubahan pH menyebabkan enzim
mengalami denaturasi.
II. Anabolisme
Disebut juga asimilasi, merupakan rangkaian reaksi penyusunan molekul besar dari
molekul yang lebih kecil, contohnya adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah peristiwa
penggunaan energi cahaya untuk membentuk senyawa dasar karbohidrat dari karbon
dioksida dan air. Secara singkat dapat ditulis dalam persamaan reaksi :
cahaya
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Kloroplas
Gb. 2.15 Klorofil memantulkan cahaya hijau Gb. 2.16 Spektrum gelombang elektromagnetik
2) Reaksi gelap
Tidak tergantung kepada cahaya, berlangsung di stroma. ATP dan NADPH hasil reaksi
terang digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi karbohidrat.
a. Jalur C3
Disebut juga siklus Calvin-Benson. Hasil awal fotosintesis berupa senyawa berkarbon
3.
Fase fiksasi
6 CO2 dari udara diikat oleh senyawa berkarbon 5 yang disebut ribulosa bifosfat
(RuBP) menjadi 6 senyawa berkarbon 6 yang tidak stabil dan akan segera pecah
menjadi 12 senyawa berkarbon 3, yaitu asam fosfogliserat (PGA). Pengikatan
CO2 oleh RuBP diperantarai enzim ribulosa bifosfat karboksilase (rubisko).
Fase reduksi
Setiap PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan hidrogen serta elektron dari
NADPH, menghasilkan 12 fosfogliseraldehide (PGAL).
Fase kondensasi
2 PGAL kemudian berkondensasi membentuk glukosa
Fase regenerasi
10 PGAL kembali menjadi RuBP untuk mengikat kembali CO 2 yang baru dan
melanjutkan siklus.
III. Katabolisme
Disebut juga disimilasi, pada proses tersebut terjadi penguraian zat kompleks menjadi
bentuk sederhana dan pembebasan energi kimia yang tersimpan di dalamnya. Reaksi
pembebasan energi disebut eksoterm, salah satu contohnya adalah respirasi.
Respirasi merupakan suatu proses pembebasan energi melalui reaksi kimia dengan atau
tanpa oksigen (aerob dan anerob). Substrat pada respirasi adalah glukosa yang didapat
tubuh melalui proses pencernaan. Energi yang dihasilkan berupa ATP (adenosin tri posfat),
yang kemudian digunakan untuk berbagai proses dalam tubuh, seperti bergerak, berpikir,
pertumbuhan dan perbaikan sel, dll.
A. Respirasi aerob
Membutuhkan oksigen bebas dari udara, terjadi pada tingkat sel, sehingga disebut juga
respirasi seluler. Secara singkat respirasi aerob dapat ditulis dalam persamaan reaksi :
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 36 ATP
Glukosa Oksigen Karbon Air Energi
Dioksida
Tabel 2.1 Tabel tahapan respirasi seluler
No. Tahapan Tempat terjadinya Input Output
respirasi reaksi
1. Glikolisis Sitoplasma Glukosa 2 ATP, 2 NADH,
2 Piruvat
2. Siklus Krebs Matriks Piruvat 2 ATP, 8 NADH,
mitokondria 2 FADH2
3. Transpor Membran dalam NADH, FADH2 32 ATP
elektron mitokondria
(krista)
1) Glikolisis
Glikolisis terjadi di sitoplasma, terdiri atas dua langkah reaksi, langkah memerlukan
energi dan langkah melepaskan energi. Glikolisis memecah 1 molekul glukosa (terdiri
dari 6 atom karbon) menjadi 2 asam piruvat (3 atom karbon), 2 NADH (Nicotinamide
Adenine Dinucleotide H) dan 2 ATP.
tahapan glikolisis :
1. Glukosa yang masuk ke dalam sel mengalami fosforilasi dengan bantuan enzim
heksokinase dan menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini memerlukan energi yang
diperoleh dari perubahan ATP menjadi ADP.
V. Kemosintesis
Kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan sumber energi dari reaksi kimia
eksergonik.
Hereditas adalah proses pewarisan sifat makhluk hidup pada keturunannya. Ilmu yang
mempelajari tentang hereditas disebut genetika.
A. Kromosom
Berasal dari kata chromo (warna) dan soma (badan), merupakan tempat gen berada.
Kromosom hanya terlihat ketika sel aktif membelah, karena ketika itu materi kromosom
berkondensasi dan mudah menyerap warna. Ketika sel tidak dalam fase pembelahan,
materi genetik tidak terlihat, hanya berupa benang-benang halus yang disebut kromatin.
Kromosom merupakan struktur padat yang terdiri dari protein dan DNA.
B. Gen
Gen adalah unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter
tertentu. Letak gen dalam kromosom disebut lokus. Alel adalah bentuk alternatif dari
gen, misalnya gen tinggi alelnya pendek, gen lurus alelnya keriting, dan sebagainya. Gen
resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh gen lain (alelnya), sedangkan gen
dominan adalah gen yang ekspresinya selalu muncul. Gen sealel harus diberi simbol
dengan huruf yang sama. Gen resesif disimbolkan huruf kecil, gen dominan disimbolkan
huruf besar, contoh : tinggi disimbolkan T dan pendek disimbolkan t, keriting
disimbolkan K dan lurus disimbolkan k.
Homozigot → jika terdapat gen yang sama dalam sel, contoh : TT (homozigot dominan)
atau tt (homozigot resesif)
Heterozigot → jika gen resesif dan dominan terdapat dalam sel yang sama, contoh : Tt,
Kk, Bb
Genotipe → susunan gen dalam individu
Fenotipe → penampakan luar yang terlihat
Gb. 3.6 Ikatan Hidrogen pada basa nitrogen DNA Gb. 3.7 Ikatan fosfodiester menghubungkan antar
mononukleotida
Model struktur DNA double helix dikemukakan oleh James D. Watson dan Francis H.C
Crick. Rantai heliks ganda DNA yang panjang memiliki suatu polaritas. Salah satu ujung
rantai DNA berupa gugus fosfat dengan karbon 5’-deoksiribosa, ujung rantai yang lain
merupakan gugus hidroksil dengan karbon 3’-deoksiribosa. Polaritas tersebut
mempertahankan rantai panjang DNA agar tidak terurai.
Gb. 3.8 Struktur DNA double helix Gb. 3.9 Polaritas rantai polinukleotida
Fungsi kedua DNA berkaitan dengan sintesis protein. Rangkaian nukleotida DNA
ditranskripsi membentuk RNA duta (RNAd) / messenger RNA (mRNA). Kemudian
RNAd akan keluar dari nukleus dan memulai sintesis protein di ribosom dengan
menggunakan urutan basa nitrogen yang telah disalin dari DNA. Urutan basa nitrogen
tersebut terdiri atas tiga molekul basa nitrogen yang disebut kodon dan mengkode suatu
jenis asam amino tertentu. Asam amino-asam amino akan berikatan satu sama lain
membentuk polipeptida (protein) pada ribosom.
Keterangan:
Phe : Fenilalanin
Leu : Leusin
Ser : Serin
Tyr : Tirosin
Cys : Sistein
Trp : Triptofan
Pro : Prolin
His : Histidin
Gln : Glutamin
Arg : Arginin
Ice : Isoleusin
Met : Metionin
Thr : Treonin
Asn : Asparagin
Lys : Lisin
Ser : Serin
Val : Valin
Ala : Alanin
Asp : Asam aspartat
Glu : Asam glutamat
Gly : Glisin
Tabel 3.1 Tabel Kodon
Tipe RNA
a. RNAd (RNA duta)
Merupakan RNA yang urutan basanya komplemen (berpasangan) dengan salah satu
urutan basa rantai DNA. Berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida /
protein dengan cara membawa kodon ke ribosom.
b. Elongasi
Merupakan proses penyusunan asam-asam amino yang dibawa RNAt sehingga
membentuk polipeptida. RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai enzim
yang mengkatalis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan asam-asam
amino.
Siklus sel
1) Fase pembelahan / mitotik (M)
Pembelahan inti / Kariokinesis
a) Profase
b) Metafase
c) Anafase
d) Telofase
Pembelahan sitoplasma / Sitokinesis
2) Fase interfase
Fase G1→ ukuran sel bertambah besar
Fase S → terjadi replikasi DNA
Fase G2
A. Pembelahan Mitosis
1. Profase
Kromatin berkondensasi / menebal dan memendek membentuk kromosom
Nukleolus / anak inti “menghilang”
Membran inti “menghilang”
Pada sel hewan sentriol membelah dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan
Terbentuk benang-benang spindel / gelendong pembelahan, pada tumbuhan
spindel terbentuk tanpa terikat pada sentriol
2. Metafase
Kromosom berjajar di bidang pembelahan (ekuator)
Masing-masing kromosom terikat oleh benang spindel di bagian kinetokor
3. Anafase
Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan
Pergerakan kromatid akibat pemendekan benang spindel
B. Sitokinesis
Merupakan pembelahan sitoplasma yang diikuti pembentukan sekat sel sehingga
terbentuk 2 sel anakan. Pada sel hewan sitokinesis terjadi dengan cara pembentukan
cincin mikrofilamen yang menyempit di daerah bekas bidang ekuator yang
menyebabkan celah yang dalam hingga membagi sel menjadi 2. Pada sel tumbuhan
yang memiliki dinding sel yang keras, sitokinesis terjadi dengan cara pembentukan
sekat sel (cell plate) di sekitar bekas bidang pembelahan. Sekat ini pertama terbentuk
dari vesikel membran yang berasal dari badan golgi. Vesikel tersebut kemudian
mengalami fusi (penyatuan) membentuk membran dan dinding sel yang baru, sehingga
terbentuk 2 sel baru.
Gb. 4.3 Sitokinesis pada sel hewan Gb. 4.4 Sitokinesis pada sel tumbuhan
D. Gametogenesis
1. Spermatogenesis pada hewan jantan
3. Pada tumbuhan
Hereditas adalah proses penurunan sifat dari makhluk hidup kepada keturunannya. Ilmu
yang mempelajari hereditas disebut genetika. Orang pertama yang melakukan percobaan tentang
genetika adalah Gregor Johann Mendel, seorang biarawan asal Austria. Mendel melakukan
percobaan terhadap tanaman kacang ercis / kacang polong (Pisum sativum). Alasan Mendel
memilih tanaman tersebut adalah karena :
Mampu mengadakan pembuahan sendiri
Mudah dibudidayakan
Cepat berbuah dan berumur pendek
Memiliki banyak karakter yang berbeda
Dari eksperimennya tersebut, Mendel berkesimpulan bahwa sifat atau karakter diturunkan
dari orang tua kepada anaknya melalui pewarisan faktor keturunan yang dia sebut faktor X. Pada
tahun 1909 Johansen menyebut faktor pembawa sifat dalam eksperimen Mendel sebagai gen.
Tahun 1912 Thomas Morgan melalui eksperimennya terhadap lalat buah Drosophila
melanogaster menjelaskan bahwa gen terdapat dalam kromosom.
Testcross / uji silang → persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya
dengan induk homozigot resesif. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu individu
bergenotip homozigot (galur murni) atau heterozigot. Jika generasi F1 menampilkan karakter
dominan 100 %, maka induk yang diuji tersebut homozigot dominan. Jika generasi F1
menampilkan karakter 50 % dominan dan 50 % resesif, maka induk yang diuji tersebut adalah
heterozigot.
Backcross / silang balik → persilangan antara anakan F1 yang heterozigot dengan
induknya yang homozigot dominan. Tujuannya adalah untuk mencari genotip tetua.
Persilangan resiprok → adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin dipertukarkan.
4. Epistasi-Hipostasi
Epistasi adalah gen yang menutupi ekspresi gen yang lain. Hipostasi adalah gen
yang tertutupi ekspresinya oleh gen yang lain.
a) Epistasi dominan
Pada labu, K akan menghasilkan warna kulit kuning, alelnya k akan
menghasilkan warna kulit hijau. Gen tersebut dipengaruhi oleh gen lain, yaitu
gen yang menentukan munculnya warna pada labu. Gen P akan menutupi kerja
gen K dan k sehingga menghasilkan labu berwarna putih. Warna labu baru akan
muncul jika bersama alelnya yang homozigot resesif yaitu pp.
P1 PPKK x ppkk
Labu putih Labu hijau
F1 PpKk
100 % labu putih
P2 PpKk x PpKk
♂
PK Pk pK pk
♀
PPKK PPKk PpKK PpKk
PK
putih putih putih putih
PPKk PPkk PpKk Ppkk
Pk
putih putih putih putih
PpKK PpKk ppKK ppKk
pK
putih putih kuning kuning
PpKk Ppkk ppKk ppkk
pk
putih putih kuning hijau
Rasio fenotip putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1
Contoh lain : pada warna sekam gandum, ada tiga warna sekam gandum yaitu
hitam, kuning dan putih. Gen H menentukan warna sekam hitam dan dominan
terhadap h. K menentukan warna sekam kuning dan dominan terhadap k. H
epistasi terhadap K, sehingga warna sekam tetap hitam meskipun ada alel K.
F1 HhKk
100 % sekam hitam
P2 HhKk x HhKk
♂
HK Hk hK hk
♀
HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
hitam hitam hitam hitam
HHKk HHkk HhKk Hhkk
Hk
hitam hitam hitam hitam
HhKK HhKk hhKK hhKk
hK
hitam hitam kuning kuning
HhKk Hhkk hhKk hhkk
hk
hitam hitam kuning putih
Rasio fenotip hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
b) Epistasi resesif
Jika dalam keadaan homozigot resesif, gen tersebut akan menutupi ekspresi gen
lain. Contoh : warna rambut tikus ditentukan oleh gen A yang menghasilkan
warna rambut abu-abu agouti dan dominan terhadap a yang menghasilkan warna
rambut hitam. Kerja gen tersebut dipengaruhi oleh gen yang menentukan
munculnya warna. H menghasilkan warna tetap bekerja, sedang h akan
menyebabkan tidak munculnya pigmen warna sehingga rambut menjadi putih.
P1 HHaa x hhAA
Tikus hitam Tikus putih
F1 HhAa
100 % tikus abu-abu agouti
P2 HhAa x HhAa
♂
HA Ha hA ha
♀
HHAA HHAa HhAA HhAa
HA
Agouti Agouti Agouti Agouti
HHAa HHaa HhAa Hhaa
Ha
Agouti hitam Agouti hitam
HhAA HhAa hhAA hhAa
hA
Agouti Agouti putih putih
HhAa Hhaa hhAa hhaa
ha
Agouti hitam putih putih
Rasio fenotip abu-abu agouti : hitam : putih = 9 : 3 : 4
5. Gen komplementer
Merupakan interaksi beberapa gen yang saling melengkapi. Disebut juga epistasi
gen resesif rangkap, karena jika salah satu gen homozigot resesif, maka pemunculan
suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak sempurna atau terhalang. Contohnya pada
bunga Lathyrus odoratus yang diteliti oleh W. Bateson dan R.C Punnet.
Gen C → menumbuhkan zat bahan mentah pigmen
Gen c → tidak menumbuhkan zat bahan mentah pigmen
Gen P → menumbuhkan enzim pengaktif pigmen
Gen p → tidak menumbuhkan enzim pengaktif pigmen
Adanya homozigot resesif cc maupun pp akan menyebabkan bunga tidak berwarna.
2. Kodominan
Dua alel suatu gen menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak
dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh :
Pada sapi → sapi warna merah (RR) kodominan terhadap sapi putih (rr)
menghasilkan anak sapi roan (Rr) yang coklat kemerahan dengan sedikit
percikan putih.
Pada golongan darah manusia → A (IA) dominan terhadap O (IO), B (IB)
dominan terhadap O (IO), namun jika A dan B bersama maka akan muncul
golongan darah AB (IAIB).
Pada ayam → hitam (B) semidominan terhadap putih (b), jika dikawinkan akan
menghasilkan ayam berbulu blue andalusia, yang jika dikawinkan sesamanya
akan timbul lagi asal usul warna bulu pada anaknya, yaitu hitam dan putih.
3. Alel ganda
Merupakan fenomena adanya lebih dari satu alel dari suatu gen. Contohnya pada
kelinci. Gen warna kelinci memiliki 4 alel dengan urutan dominansi yaitu :
C > cch > ch > c
Sapi bulldog
DD → sapi Kerry (normal)
Dd → sapi Dexter (normal, tubuh pendek)
dd → sapi bulldog (letal setelah 6-8 bulan)
b) Letal dominan
Berbeda dengan letal resesif, dalam keadaan heterozigot menyebabkan
kecacatan.
Ayam redep / creeper
CrCr → letal
Crcr → ayam redep / creeper (kaki dan sayap pendek)
crcr → ayam normal
Tikus
AA → letal
Aa → tikus rambut kuning
aa → tikus normal
5. Tautan
Merupakan keadaan dimana gen yang letaknya berdekatan saling terpaut, sehingga
tidak mengikuti hukum segregasi Mendel pada waktu pembentukan gamet.
Thomas Hunt Morgan meneliti lalat buah Drosophilla melanogaster, alasannya
karena lalat buah mudah berkembang biak, jumlah kromosomnya hanya 4 pasang
Keturunan yang
diharapkan
Keturunan yang
dihasilkan dari
percobaan
Untuk mengetahui adanya tautan antar gen dapat dilakukan testcross, jika hasil
testcross kombinasi parental lebih besar dari 50 %, maka terjadi tautan gen.
P1 XMXM x XmY
Betina merah Jantan putih
Gamet XM Xm, Y
M m
F1 X X XMY
Betina merah Jantan merah
Jika sesama F1 disilangkan, maka hasilnya sebagai berikut :
XMXm x XMY
♂
XM Y
♀
XMXM XMY
XM Betina Jantan
merah merah
XMXm XmY
m
X Betina Jantan
merah putih
Hal tersebut terjadi karena antara kromosom X dan Y tidak homolog, sehingga gen
autosom yang terangkai pada kromosom X meskipun resesif sekalipun, akan selalu
terekspresi / muncul pada individu jantan.
Contoh :
Lalat buah mata merah sayap panjang (MMPP) disilangkan dengan lalat mata
ungu sayap kisut (mmpp) menghasilkan lalat mata merah sayap panjang
heterozigot (MmPp). Jika F1 diuji silang (testcross) maka menghasilkan
keturunan F2 sebanyak 382 mata merah sayap panjang, 16 mata merah sayap
kisut, 22 mata ungu sayap panjang dan 353 mata ungu sayap kisut. Terbukti
1. Gen autosomal
a) Albino
Kelainan dimana tidak terbentuk pigmentasi secara normal, bersifat resesif.
AA → individu normal
Aa → individu normal carier / pembawa
aa → albino
P1 Aa x Aa
Normal carier Normal carier
Gamet A, a A, a
F1
♂
A a
♀
AA Aa
A (Normal) (Normal
carier)
Aa aa
a (Normal (Albino)
carier)
b) Fenilketouria (FKU)
Penderita FKU mengalami kelainan berupa hilangnya enzim yang memproses
asam amino fenilalanin sehingga terjadi penumpukan fenilalanin dalam darah
dan terdapat di urin. Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin.
Penderita FKU juga adalah penderita gangguan mental. FKU merupakan gen
resesif.
c) Fibrosis sistik
Kelainan yang menyebabkan tubuh menyekresi lendir yang lengket dan tebal,
biasanya pada saluran pernapasan dan pencernaan. Hal tersebut terjadi akibat
kelainan gen resesif pada kromosom no 7. Kromosom tersebut bertanggungjawab
terhadap pembentukan CFTR (cyctic fibrosis transmembrane conductance
regulator) merupakan protein yang berfungsi transpor ion klorida dalam sel.
d) Galaktosemia
Terjadi pada 1 dari setiap 100.000 kelahiran. Diatur oleh gen resesif (gg),
menyebabkan tubuh tidak menghasilkan enzim yang dapat memecah laktosa.
Tingkat galaktosa yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan mata, hati dan otak.
e) Cystinuria
Terjadi karena terlalu banyak ekskresi asam amino sistein yang sukar larut
sehingga terjadi penimbunan dan membentuk batu ginjal. Penyakit ini diatur oleh
gen semidominan. Homozigot dominan (CC) adalah penderita berat, heterozigot
(Cc) mensekresi sistein tetapi tidak membentuk batu ginjal, homozigot resesif
(cc) adalah normal.
f) Akondroplasia / kerdil
Merupakan suatu karakter kekerdilan dengan kejadian satu kasus di antara
10.000 kelahiran. Diatur oleh gen dominan (KK dan Kk), individu normal
bergenotip homozigot resesif (kk).
g) Progeria
Penuaan pada usia dini, disebakan oleh gen dominan.
XXcb XY XXcb XY
Semua anak perempuannya carier, semua anak laki-lakinya normal
Wanita carier dengan pria normal
XXcb x XY
XX XY XXcb XcbY
50 % anak perempuannya normal, 50 % anak perempuannya buta warna
50 % anak laki-lakinya normal, 50 % anak laki-lakinya buta warna
Gb. 7.1 Pedigree pewarisan sifat hemofilia pada keluarga kerajaan Eropa
XXh XY XXh XY
Semua anak perempuannya carier, semua anak laki-lakinya normal
Wanita carier dengan pria normal
XXh x XY
XX XY XXh XhY
50 % anak perempuannya normal, 50 % anak perempuannya carier
50 % anak laki-lakinya normal, 50 % anak laki-lakinya hemofilia
Persentase anaknya yang hemofilia (tanpa memandang laki-laki atau
perempuan) adalah 25 %
Wanita hemofilia dengan pria normal
XhXh x XY
Istilah mutasi pertama kali dikemukakan oleh Hugo de Vries. Mutasi adalah perubahan
materi genetik (DNA) yang berakibat berubahnya fenotip suatu makhluk hidup dan diwariskan
kepada keturunannya. Agen yang menyebabkan mutasi disebut mutagen, sedangkan makhluk
hidup yang mengalami mutasi disebut mutan.
Macam-macam mutasi :
1. Berdasarkan tipe sel yang mengalami mutasi
a. Mutasi germinal → terjadi pada sel kelamin (gamet), dapat diwariskan kepada
keturunan selanjutnya (heritable).
b. Mutasi somatis → terjadi pada sel tubuh, tidak dapat diturunkan.
2. Berdasarkan faktor kejadiannya
a. Mutasi alami → terjadi secara tiba-tiba, jarang terjadi, disebut mutasi spontan, mutagen
dapat berupa radiasi sinar kosmis, radioaktif dan ultraviolet.
b. Mutasi buatan → dilakukan oleh manusia, bertujuan untuk memperoleh genotip baru.
3. Berdasarkan sifat genetiknya
a. Mutasi dominan → tampak pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
b. Mutasi resesif → hanya akan muncul dalam keadaan homozigot
4. Berdasarkan arah mutasinya
a. Mutasi maju → mengubah fenotip normal menjadi abnormal
b. Mutasi balik → mengubah fenotip abnormal menjadi normal
5. Berdasarkan tingkatannya
a. Mutasi gen / mutasi titik / point mutation → mutasi yang terjadi pada tingkat gen, yaitu
perubahan terjadi pada nukleotida DNA.
Gb. 6.3 Mutasi salah arti Gb. 6.4 Mutasi tanpa arti
2) Insersi
Penyisipan satu atau lebih basa nitrogen pada rantai DNA.
3) Delesi
Pengurangan satu atau lebih basa nitrogen pada rantai DNA.
4) Adisi
Penambahan satu atau lebih basa nitrogen pada ujung rantai DNA.
Insersi dan delesi menyebabkan mutasi pergeseran kerangka / frameshift mutation.
Dapat menyebabkan mutasi salah arti dan mutasi tanpa arti.
Gb. 6.6 Insersi menyebabkan mutasi tanpa arti Gb. 6.7 Delesi menyebabkan mutasi salah arti
B. Delesi
Delesi pada kromosom nomor 5 menyebabkan kelainan yang disebut sindrom Cri du
Chat (tangisan kucing). Penderita mengalami keterbelakangan mental, kepala kecil
dengan penampakan wajah yang tidak biasa, suara tangisan seperti suara kucing, pita
suara sempit, epiglotis melengkung, muka bundar, otak dan rahang kecil. Biasanya
meninggal ketika masih bayi atau anak-anak.
Eman Laeli Fitri Page 57
Gb. 6.13 Penderita Cri du Chat
C. Translokasi kromosom
Translokasi pada kromosom nomor 22 dengan nomor 9 menyebabkan penyakit
Chronic Myelogenous Leukimia (CML) yaitu kanker yang menyerang sel-sel
yang menghasilkan leukosit.
Mutagen
1. Mutagen fisika
Radiasi sinar X → menghasilkan radikal bebas yang mengubah basa-basa nitrogen
sehingga tidak dikenali oleh DNA polimerase, radikal bebas juga memutus ikatan
antara gula pentosa dengan gugus fosfat.
Radiasi radioaktif
Radiasi sinar kosmis
Radiasi sinar ultraviolet → diserap oleh timin, menyebabkan timin membentuk ikatan
kovalen dengan nukleotida di dekatnya sehingga replikasi DNA terhambat.
2. Mutagen kimia
Asam nitrit → menyebabkan deaminasi adenin, guanin dan sitosin pada DNA.
Benzopiren → menambah gugus kimia pada basa guanin, sehingga guanin tidak bisa
berpasangan dengan basa manapun.
Brom-Urasil → mirip basa nitrogen timin sehingga mengacaukan replikasi DNA.
Hidroksilamin → mampu berpasangan dengan timin atau guanin sehingga mengacauka
replikasi DNA.
Peroksida
Akridin → menyisip di antara pasangan basa nitrogen sehingga DNA menjadi kaku.
Pestisida, seperti DDT dan BHC
Agen alkilase, seperti mustard, dimetil dan dimetilsulfat → bereaksi dengan gugus
fosfat dan mengganggu replikasi.
Kolkisin → menyebabkan gagal pisah / nondisjunction.
Etilmetan sulfat (EMS) dan etiletan sulfonat (EES)
3. Mutagen biologi
Virus → merubah susunan materi genetik (DNA)
Bakteri → menghasilkan toksin yang dapat merusak DNA
Pemanfaatan mutasi
Mutasi dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengobatan, peningkatan kualitas tanaman
dan menghasilkan spesies-spesies baru.
Evolusi merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang perubahan makhluk
hidup secara perlahan dalam rentang waktu yang panjang.
Evolusi terbagi menjadi :
Evolusi progresif → evolusi yang menuju kemungkinan dapat survive
Evolusi regresif → evolusi yang menuju kemungkinan menjadi punah
Darwin juga menerima surat dari Alfred Russel Wallace yang sedang meneliti
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Sekembalinya dari pelayarannya, Darwin
membacakan tulisan Wallace pada acara Royal Society of London dan
mengemukakan teori evolusinya. Setahun kemudian Darwin menulis buku tentang
evolusi yang berjudul “On The Origin of Species By Means of Natural Selection,
or The Preservation of Favoured Races in The Stuggle for Life”.
Pokok pikiran pada teori evolusi Darwin adalah :
Spesies mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar keturunan
Sumber daya alam terbatas sehingga terjadi kompetisi
Tidak ada dua individu yang sama karena dalam populasi terdapat variasi yang
besar, variasi tersebut akan diwariskan
Makhluk hidup yang bertahan hidup dan menghasilkan keturunan adalah
makhluk hidup yang telah mewarisi sebagian sifat-sifat menguntungkan untuk
bertahan hidup pada kondisi lingkungan tertentu
Seleksi alam terus berlangsung dari generasi ke generasi, populasi secara
bertahap memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik
7. Teori evolusi neo-Darwinisme
Dengan adanya penelitian tentang genetika oleh Gregor Mendel, kemudian mutasi
oleh Hugo de Vries, maka lahirlah teori evolusi yang disebut sintesis mutakhir /
neo-Darwinisme yang menyatakan bahwa seleksi alam merupakan kunci evolusi,
tetapi bukan satu-satunya cara.
B. Petunjuk evolusi
1. Adanya variasi makhluk hidup
2. Bukti fosil
Fosil adalah sisa makhluk hidup yang pernah hidup di zaman dahulu. Ilmu yang
mempelajari tentang fosil disebut paleontologi. Namun fosil tidak dapat secara
tepat menerangkan tentang evolusi. Karena terkadang fosil yang ditemukan tidak
lengkap, dan juga banyak fosil bentuk antara dua spesies yang diduga berkerabat
dekat tidak pernah ditemukan (missing link). Catatan fosil terlengkap ditemukan
pada sejarah kuda modern (Equus). Fosil paling awal dalam silsilah keturunan kuda
adalah Hyracotherium. Untuk mengetahui kapan makhluk hidup tersebut hidup
dapat dilakukan dengan cara menghitung umur fosil. Umur fosil dihitung dengan
C. Prinsip evolusi
Pada teori sintetik / neo-Darwinisme dikenal istilah mikroevolusi dan makroevolusi.
Mikroevolusi adalah perubahan pada skala kecil di tingkat alel yang menimbulkan
spesiasi. Biasanya mikroevolusi menghasilkan spesies dengan sedikit perbedaan
struktur, fisiologi dan perilaku tetapi terisolasi secara reproduksi. Makroevolusi adalah
perubahan skala besar di atas spesies yang membedakan kelas taksonomi. Proses
makroevolusi dapat digambarkan dengan pohon evolusi, yaitu diagram yang meringkas
informasi tentang urutan kekerabatan di antara spesies. Arah jalannya makroevolusi
ada 2, yaitu :
Evolusi divergen → proses evolusi pada suatu spesies yang berkembang menjadi
spesies-spesies yang berbeda.
Evolusi konvergen → proses evolusi spesies-spesies yang tidak berkerabat
mengembangkan sifat-sifat yang sama.
D. Mekanisme evolusi
Darwin menyatakan bahwa anggota suatu populasi dapat berubah menghasilkan
variasi. Tetapi Darwin tidak dapat menerangkan bagaimana terjadinya variasi dan
bagaimana hal tersebut diturunkan. Genetika populasi adalah cabang ilmu Biologi yang
mempelajari mekanisme evolusi secara genetika. Genetika populasi mengamati
perubahan frekuensi gen pada suatu populasi sepanjang waktu.
Gene pool / kolam gen / anggun gen adalah jumlah seluruh gen dalam suatu populasi.
Frekuensi gen dalam populasi bersifat konstan dan tidak berubah sepanjang waktu. Jika
terjadi perubahan, maka dikatakan telah terjadi evolusi. Evolusi tersebut terjadi pada
tingkatan gen, sehingga disebut mikroevolusi. Salah satu contoh mikroevolusi adalah
ngengat Biston betularia di Inggris. Sebelum revolusi industri populasi Biston
betularia putih lebih banyak daripada yang hitam. Biston betularia putih lebih survive
dari pemangsaan predator karena dapat berkamuflase dengan kulit pohon yang
berwarna putih (akibat adanya likenes). Sesudah revolusi industri Biston betularia
hitam populasinya meningkat, hal ini disebabkan jelaga asap industri menutupi kulit
pohon menjadi hitam sehingga Biston betularia putih tidak lagi adaptif terhadap
lingkungannya.
E. Hukum Hardy-Weinberg
Godfrey H. Hardy dan Wilhem Weinberg menyatakan bahwa : keseimbangan
frekuensi alel dalam gene pool (pusat gen) akan selalu tetap, dengan syarat :
Tidak ada mutasi
Tidak ada migrasi (aliran gen)
Ukuran populasi besar
Perkawinan terjadi secara acak
Tidak ada seleksi alam
Misalkan p mewakili frekuensi dari suatu alel dan q mewakili frekuensi alel lainnya, maka
p+q=1
Keseimbangan frekuensi alel dalam pusat gen dapat dihitung dengan rumus :
2 2
p + 2pq + q = 1
frekuensi AA frekuensi Aa frekuensi aa
Contoh :
Pada tahun 1930 Synder menguji sejumlah orang di Amerika yang memiliki
kemampuan merasakan rasa pahit PTC (feniltiokarbonat) yang terkandung dalam kertas.
Alel untuk perasa PTC adalah dominan (T) terhadap yang bukan perasa PTC (t).
ditemukan 64 % kelompok perasa PTC, tentukan frekuensi alel dan genotip populasi
orang PTC dan non PTC!
Jawab :
Jumlah PTC dan non PTC = 100 %
Orang PTC (genotip TT dan Tt) = 64 %
Frekuensi non PTC (tt) = q2 = 100 % - 64 % = 36 %
q2 =
maka frekuensi alel t = q = √ = 0,6
T+t=1
Maka frekuensi alel T = 1 – 0,6 = 0,4
Frekuensi alel Tt = 2pq = 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48
F. Spesiasi
Merupakan proses pembentukan spesies baru. Isolasi merupakan kunci terjadinya
spesiasi. Karena isolasi mencegah terciptanya kembali keseragaman antar spesies
akibat terjadinya hibridisasi (perkawinan) dengan spesies asalnya. Sehingga dua
spesies akan tetap berkembang menjadi spesies yang berbeda.
1. Isolasi geografi
Terjadi akibat adanya barier / penghalang geografis, seperti laut, gurun, gunung,
danau atau jurang. Terbagi menjadi :
Spesiasi simpatrik
Terbentuknya spesies dalam satu wilayah tanpa adanya penghalan fisik. Terjadi
karena ada isolasi genetika, tingkah laku dan ekologi yang mencegah aliran gen
antar 2 populasi yang berdekatan. Contohnya ikan Cichlid di kawah danau
Kamerun, terdapat 9 jenis ikan pada danau yang sama, terjadi karena perbedaan
jenis makanan, ada yang di permukaan air, ada yang di dalam air.
Spesiasi alopatrik
Terbentuknya spesies baru akibat adanya penghalang geografis yang mencegah
aliran gen antar populasi. Contohnya dua jenis tupai yang hidup di sisi Grand
Canyon yang berbeda di Amerika, Macaca yang hidup di pulau Buton dan
Macaca yang hidup di pulau Sulawesi.
Spesiasi parapatrik
Terbentuknya spesies baru / subspesies karena adanya kontak antar dua populasi
yang berdekatan di daerah perbatasan.
Spesiasi peripatrik
Proses spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang
paling dekat hubungan kekerabatannya.
2. Isolasi reproduksi
a. Tipe prakawin / premating
Isolasi habitat
Isolasi temporal / musim → terjadi perbedaan waktu pembentukan dan
pematangan gamet / sel kelamin.
Isolasi tingkah laku → adanya perbedaan perilaku kawin antar spesies yang
mencegah terjadinya perkawinan secara alami.
Isolasi mekanik → adanya perbedaan morfologi alat reproduksi antar dua
spesies.
Gb. 7.7 Percobaan Lazzaro Spallanzani Gb. 7.8 Percobaan Louis Pasteur
H. Evolusi biologi
Menyatakan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul
anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan
(sel). Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut protobion. Protobion tidak dapat
melakukan reproduksi namun dapat mempertahankan lingkungan kimia di dalamnya
dari pengaruh lingkungan luar. Protobion menunjukkan gejala hidup yaitu mengalami
metabolisme. Beberapa tipe protobion diantaranya adalah :
Koaservat → tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspensi makromolekul
(polimer) seperti polipeptida, asam nukleat dan polisakarida yang dikocok.
Eman Laeli Fitri Page 69
Koaservat merupakan agregat makromolekul yang sangat hidrofobik (tidak suka
air), dikelilingi dan distabilkan oleh molekul air. Jika pada koaservat ditambahkan
enzim, maka enzim tersebut akan diserap, kemudian koaservat dapat menyerap
substrat dari sekelilingnya dan membebaskan produk dari hasil katalis oleh enzim.
Mikrosfir → protobion yang terbentuk dengan sendirinya menjadi tetes-tetes kecil
saat didinginkan. Mikrosfir tersusun dari beberapa proteinoid, dikelilingi membran
dua lapis dan mengalami peristiwa osmotik saat ditempatkan dalam larutan garam
dengan konsentrasi berbeda.
Liposom → protobion yang langsung terbentuk dengan sendirinya menjadi tetes-
tetes kecil apabila komposisi organiknya mengandung lipid tertentu.
RNA berfungsi sebagai cetakan untuk mekanisme replikasi RNA sendiri dan pengarah
serta pengikat asam amino yang membentuk polipeptida. Hipotesis yang berkembang
adalah RNA meningkatkan replikasinya sendiri dengan mensintesis polipeptida yang
kemudian berfungsi sebagai enzim yang membantu replikasi RNA. Unit protobion
yang mengandung informasi genetik akan menggunakan enzim yang melakukan reaksi
kimia lainnya. Kemudian protobion tumbuh dan membelah diri untuk membagikan
salinan gen-gennya pada anakannya. Selanjutnya protobion akan menjadi progenot (sel
purba) yang merupakan cikal bakal sel.
K. Evolusi tumbuhan
L. Evolusi hewan
2) Bidang pertanian
Hidroponik → bercocok tanam menggunakan media tanam air
Seleksi bibit unggul dengan persilangan
Penggunaan biopestisida seperti : burung hantu untuk mengendalikan hama tikus,
penyemprotan endotoksin (racun) dari Bacillus thuringiensis untuk mengendalikan
hama ulat
Seleksi tanaman jenis mustard menghasilkan brokoli, kembang kol dan kubis
3) Bidang peternakan
Domba ankon
Sapi jersey (sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan krim yang tinggi)
5) Bidang pertambangan
Bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat mengekstraksi logam dari bijihnya.
6) Bidang energi
Pemakaian kotoran sapi untuk menghasilkan biogas.
1) Bidang pangan
Tomat flavor savor → tomat tahan lama dan tidak cepat busuk
Kentang dengan kandungan pati 20 % lebih banyak
Buah berukuran besar, buah tanpa biji
2) Bidang sandang
Dihasilkannya serat kapas berwarna dan bersifat lebih kuat.
3) Bidang pertanian
Tanaman tahan hawa dingin
Gen tanaman kentang peru dipadukan dengan gen ikan flounder. Ikan flounder
adalah sejenis ikan laut pipih yang memiliki gen antibeku.
Tanaman tahan penyakit
Tanaman disisipi gen bakteri Bacillus thuringiensis yang dapat menghasilkan
senyawa endotoksin berupa kristal yang dapat melarutkan dinding saluran
pencernaan ulat. Sehingga penyemprotan pestisida tidak diperlukan lagi.
Tanaman penambat Nitrogen
Dengan memanfaatkan bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri tersebut
memiliki plasmid Ti (tumor inducing) yang menyebabkan tumbuhnya tumor pada
jaringan tumbuhan yang luka. Plasmid Ti digabungkan dengan gen bakteri
Rhizobium yang dapat memfiksasi Nitrogen, kemudian sengaja diinfeksikan pada
tanaman. Tumor yang terbentuk kemudian disebut crown gal, yang kemudian
diambil untuk dikultur. Maka tumbuhlah tanaman baru dengan gen yang dapat
menambat Nitrogen, sehingga tidak perlu dipupuk lagi.
Terapi genetik
Untuk mengatasi penyakit yang disebabkan kelainan genetik yang diturunkan
seperti ADD (Adenosine Deaminase Deficiency) yaitu suatu penyakit dimana
penderita tidak memiliki kekebalan tubuh sama sekali. Dilakukan dengan cara
mencangkokkan gen sehat ke dalam sumsum tulang belakang, salah satunya dengan
cara memanfaatkan virus sebagai vektor, contohnya pada pengobatan penyakit
emfisema.
C. Dampak bioteknologi
Berkurangnya tingkat keanekaragaman hayati / penurunan plasma nutfah
Terganggunya keseimbangan alam
Berpotensi menimbulkan penyakit pada manusia
Berpotensi menimbulkan wabah di seluruh dunia
Menimbulkan isu etis
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains BIOLOGI 3. 2007. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi, Sains dalam Kehidupan 3B. 2007. Jakarta : Yudhistira