Anda di halaman 1dari 82

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN BIOLOGI


KELAS XII SEMESTER I

DITULIS

O
L
E
H

H.JULI ARSISMEN SARI,S.Pd

SMAN 1 KOTO XI TARUSAN


DINAS PENDIDIKAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
2019
BAB I

© H. ARSIS 2020
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA
TUMBUHAN

I. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk
hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya
suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan
bertambah besar. Suatu kecambah akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh,
Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju
kedewasaan secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan
keturunan.
Untuk lebih memahami,lakukan pengamatan pada 3 tanaman cabai atau
tanaman lain yang sama jenisnya di sekitar lingkungan rumah atau tempat tinggal
Anda, atau amati gambar di bawah ini :

1. Ukurlah tinggi masing-masing pohon itu, jawabnya pasti berbeda.


2. Mengapa tiga tanaman diatas memiliki ketinggian yang berbeda?
3. Apakah ketinggian dari tiga tanaman tersebut disebabkan adanya pertumbuhan
atau perkembangan? Diskusikan dengan teman Anda!
Pertumbuhan pada tanaman dari gambar merupakan proses bertambahnya ukuran
dari kecil hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya dapat kita ukur
yang dapat dinyatakan dengan suatu bilangan, misalnya pada seperti Gambar 1.2
yaitu tanaman umur 1 minggu tingginya 5cm, setelah tumbuh berumur 2 minggu
tingginya menjadi 10 cm, setelah mencapai umur 3 minggu tingginya menjadi 15
cm, dan seterusnya. Selain tumbuh, tanaman cabai juga mengalami perkembangan
yang ditandai dengan tanaman menjadi dewasa yaitu dapat menghasilkan biji
kembali. Adapun perkembangan merupakan suatu proses untuk menuju/mencapai
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat
dinyatakan dengan suatu bilangan, misalnya sudah seberapa dewasakah suatu
makhluk hidup itu? Hal tersebut tidak bisa diukur atau dinyatakan dengan suatu
bilangan.
Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan :

© H. ARSIS 2020
a. Pertumbuhan.
 Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat
irreversible( tidak dapat balik)
 Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (dinyatakan secara
kuantitatif)
 Pertumbuhan disebabkan karena adanya pertambahan jumlah sel
(pembelahan sel secara mitosis) dan pertambahan ukuran sel.
 contoh pertumbuhan: bertambah besar dan tinggi batang,jumlah bunga,
jumlah daun, jumlah buah , lebar daun ,dll.
b. Perkembangan
 Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan atau tingkat yang lebih
sempurna.
 Perkembangan tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, tetapi
dinyatakan dengan perubahan yang terjadi (dinyatakan secara kualitatif).
 Perkembangan disebabkan karena terjadinya perubahan bentuk dan fungsi
sel (diferensiasi dan spesialisasi sel).
 Contoh perkembangan : Meristem apikal berubah jadi kuncup bunga,
kuncup bunga berkembang menjadi sekuntum bunga sehingga tumbuhan
dapat melakukan reproduksi seksual
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan serangkaian proses yang tidak dapat
dipisahkan dan biasanya terjadi secara bersamaan (simultan).

II.TAHAP- TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA


TUMBUHAN
1. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula( tanaman kecil) dari dalam biji
atau proses perubahan fisiologis biji dari masa dormansi (“istirahat” atau tidak
aktif) ke bentuk semai yang ditandai dengan pembentukan plumula (calon
batang) dan radikula (calon akar)
a) Tahap- tahap perkecambahan
1. Proses Fisika,
Ditandai dengan terjadinya imbibisi (penyerapan air) oleh biji, yang
disebabkan karena potensial air yang rendah pada biji yang kering. Dengan
masuknya air meyebabkan biji mengembang dan kulit biji menjadi pecah.
2. Proses Kimia
Hormon Giberellin (GA) dikeluarkan oleh embrio, GA mendorong aleuron
(lapisan tipis bagian luar endosperm) mensintesis enzim. Enzim berperan
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam endosperm
sehingga menjadi molekul kecil yang dapat diserap oleh kotiledon untuk
mengaktifkan embrio.
3. Proses Biologi,
Embrio tumbuh menjadi plantula (tanaman kecil), yang terdiri dari
kotiledon, epikotil dan hipokotil. Epikotil ujungnya disebut plumula (calon
batang), dan hipokotil ujungnya dinamakan radikula (calon akar) yang terus
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru.
b) Jenis-jenis perkecambahan

© H. ARSIS 2020
1) Perkecambahan epigeal (pemanjangan hipokotil)
 Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh menembus permukaan
tanah sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah
Contoh: Kecambah biji kacang hijau(Phaseolus vulgaris), kacang
tanah(Arachis hypogaea)

2) Perkecambahan hypogeal (pemanjangan epikotil)


 Pada perkecambahan ini bakal batang tumbuh memanjang
kepermukaan tanah ,kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Contoh: Kecambah biji jagung( Zea mays), kelapa (Cocos
nucifera), kacang kapri (Pisum sativum)

2. Pertumbuhan dan perkembangan

© H. ARSIS 2020
Setelah fase perkecambahan tumbuhan akan tumbuh membentuk akar,
batang dan daun yang akan menjalankan fungsinya masing-masing
a. Pertumbuhan primer
 Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan karena
terjadinya aktifitas pembelahan sel pada jaringan meristem yang
terdapat pada titik tumbuh,
 Pertumbuhan primer menyebabkan batang, akar, daun bertambah
panjang
 Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat, yaitu floem dan xylem.
 Pertumbuhan primer dapat diukur dengan menggunakan auksanometer.

Cara penggunaan auksanometer adalah sebagai berikut.


1. Ikatkan tali atau benang pada ujung batang tanaman dalam pot yang sudah
disiapkan.Benang tersebut diletakkan pada katrol yang ditempatkan tepat di
atas tanaman.
2. Kemudian pada katrol diletakkan alat penunjuk yang dapat berputar mengikuti
perputaran katrol.
3. Pada ujung benang yang lain diikatkan sebuah beban pemberat.
4. Aturlah penunjuk pada benang katrol tadi agar bergerak sepanjang busur yang
telah diberi skala.
5. Amatilah selama beberapa hari busur penunjuknya dan hitunglah berapa
pertambahan tinggi atau panjang batang itu.

b. Pertumbuhan sekunder

© H. ARSIS 2020
 Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan karena
adanya aktifitas pembelahan sel pada jaringan kambium.
 Pertumbuhan sekunder menyebabkan batang bertambah besar.
 Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu
pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
 Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sekunder adalah pohon
jati.
 Jika sel kambium membelah kearah luar, akan membentuk sel floem,
sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk
xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut
xylem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem
tersebut menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran
tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim
penghujan.

© H. ARSIS 2020
III.FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
1. Faktor dari dalam (internal)
a. Gen
Gen merupakan substansi yang mengatur sifat-sifat yang diturunkan,
seperti bentuk daun, biji, bunga padi berbeda dengan kacang Ini
disebabkan karena perbadaan genetik.
b. Hormon
Hormon merupakan zat organik spesifik yang dihasilkan bagian
tumbuhan yang berperan mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
Hormon ada yang memacu pertumbuhan dan ada yang menghambat
pertumbuhan.
Hormon-hormon tumbuhan yang telah ditemukan antara lain :
NO HORMON TEMPAT FUNGSI CONTOH
DITEMUKAN
1 Auksin Meristem apikal 1. Mengembangkan sel-sel IAA
seperti ujung sehingga sel bertambah panjang (Indol
batang(tunas), 2. Merangsang pertumbuhan tunas Acetat
daun muda, dan utama dan menghambat Acid)
kuncup bunga pembentukan tunas samping
(dominansi apikal)
3. Merangsang pembentukan akar
pada stek
4. Merangsang pembentukan buah
dan bunga
5. Pembentukan buah tanpa biji
(parthenokarpi)
2 Giberellin Biji, daun dan 1. Memacu pemanjangan batang GAA
akar 2. Mempercepat perkecambahan
3. Mempercepat munculnya bunga
4. Merangsang proses pembentukan
biji
5. Menunda penuaan daun dan buah
6. Membuat tanaman lebih tinggi
dari normal
3 Sitokinin Jaringan 1. Memacu pembelahan sel pada Kinetin,
pembuluh tahap sitokinesis zeatin
2. Memacu pembentukan kalus
menjadi kuncup, batang dan daun
3. Memperbesar daun muda
4. Menunda pengguguran daun dan
buah

© H. ARSIS 2020
4 Asam Batang, daun, 1. Mempertahankan masa dormansi ABA
Absisat buah dan biji dan menunda pertumbuhan
2. Merangsang penutupan mulut
daun (stomata) sehingga
mengurangi penguapan
3. Merangsang pembentukan zona
absisi sehungga menyebabkan
pengguguran daun dan buah

5 Asam Organ yang luka Proses pembentukan kembali sel-sel


traumalin yang rusak jika jaringan terluka

6 Gas Jaringan buah 1. Mendorong pemasakan buah


etylen yang masak, 2. Menyebabkan batang tumbuh
ruas batang dan menjadi tebal
daun tua
7 Kalin Akar, batang dan Merangsang pertumbuhan organ Antokalin
daun (organogenesis) Filokalin
Rizokalin

2. Faktor luar (eksternal)


Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah lingkungan
antara lain: makanan, air, suhu, cahaya, kelembaban.
1. Suhu
 Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik
 Setiap tumbuhan memiliki suhu minimum, maksimum dan optimum yang
berbeda-beda
 Suhu mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti absorsbsi air, fotosintesis, transpirasi dan respirasi.
2. Cahaya
 Cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan karena
cahaya berperan dalam proses fotosintesis.
 Tanaman yang tumbuh di tempat yang kurang cahaya akan mengalami
etiolasi dimana tanaman tampak kuning pucat karena kandungan
klorofilnya sedikit sehingga mempengaruhi hasil fotosintesis. Lama
kelamaan jaringan akan kekurangan makanan dan bisa menyebabkan
kematian
 Respon tumbuhan terhadap panjang penyinaran bervariasi disebut
fotoperiodisme
3. Zat makanan (zat hara/nutrien)
 Nutrien adalah air dan zat hara yang terkandung didalamnya
 Tumbuhan akan tumbuh dengan baik jika zat hara yang dibutuhkan cukup
tersedia

© H. ARSIS 2020
 Kekurangan salah satu unsur pokok yang dibutuhkan akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan
 Unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan meliputi unsur makro berupa:
C,H,O,N,S,P,K dan Mg serta unsur mikro berupa :Fe, Cl,Zn,Cu,Mo,B.
4. Air
 Air merupakan senyawa utama yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan.
 Air berperan dalam fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga
kelembaban, dan mambantu perkecambahan
 Tanpa air reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga
mengakibatkan tumbuhan akan mati.
5. Tanah.
 Tanah adalah media pertumbuhan yang menentukan pertumbuhan tanaman

IV. MERANCANG PERCOBAAN PENGARUH FAKTOR LUAR


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Sebelum meneliti kita perlu mengetahui langkah –langkah metode ilmiah
yaitu:
1. Menemukan masalah
 Masalah adalah segala sesuatu yang tidak sama atau tidak sesuai dengan
harapan sipengamat
 Masalah dapat muncul setelah pengamat melakukan pengamatan atau
memperoleh informasi dari orang lain yang pernah mengamati baik secara
lisan maupun tulisan
 Contohnya pengamat melihat beberapa tanaman jagung yang memperoleh
sinar sepanjang hari daun dan batangnya menguning, kecil-kecil dan
terlihat tidak subur. Dari kenyataan ini pengamat menemukan masalah
seperti:
- Apakah menguningnya daun jagung karena terkena terik sinar matahari
sepanjang hari?
- Bukankah tanaman membutuhkan cahaya untuk pertumbuhannya?
- Sebenarnya berapa banyak cahaya dibutuhkan tanaman?
2. Merumuskan masalah
 Merumuskan masalah adalah bagaimana pengamat memilih salah satu dari
masalah kemudian disusun dengan menggunakan kalimat yang padat dan
jelas atau masalahnya dipersempit lagi
 Rumusan masalah selalu menggunakan kalimat Tanya
 Contoh: Apakah ada pengaruh lamanya penyinaran matahari terhadap
pertumbuhan tanaman jagung? Atau dipersempit lagi misalnya: Apakah
ada pengaruh lama penyinaran matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daun jagung?
3. Merumuskan hipotesis
 Hipotesis merupakan dugaan sementara yang ditetapkan oleh seorang
peneliti. Kebenaran hipotesis dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut
 Rumusan kalimat hipotesis bukan kalimat Tanya

© H. ARSIS 2020
 Contoh: jika rumusan masalahnya “Apakah ada pengaruh lamanya
penyinaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun jagung? Maka
hipotesis nol (Ho) adalah: Tidak ada pengaruh lamanya penyinaran
matahari terhadap petumbuhan dan perkembangan daun jagung.
4. Merancang percobaan
Rancangan percobaan meliputi:
a) Menetapkan variabel penelitian
Variabel adalah ciri objek yang nilainya beragam. Ada 3 macam variabel
penelitian yaitu:
1) Variabel bebas
 Variabel bebas adalah uji coba atau perlakuan(treatment) yang dikenakan
pada objek oleh peneliti
 Pada contoh diatas objek yang diteliti adalah tanaman jagung. Uji cobanya
adalah : pemberian lamanya penyinaran sinar matahari yang bervariasi
misalnya disinari sepanjang hari , disinari pagi hari, disinari sore hari,
diletakan dalam ruangan gelap dan terang, dan diletakan dibawah pohon
rindang. Jadi ada 5 perlakuan, setiap perlakuan disediakan minimal 3
ulangan( 3 pot tanaman)
2) Variabel terikat
 Variabel terikat adalah sesuatu yang ingin diamati karena perlakuan yang
diberikan atau dampak uji coba
 Contoh: pada penelitian diatas hal yang diamati adalah tanaman jagung
maka daun tanaman jagung maka pengaruh yang dilihat adalah ukuran daun,
banyak daun, warna daun, ketebalan daun, dll
3) Variabel kontrol
 Meliputi semua kondisi yang harus sama atau relative sama dalam suatu
penelitian. Kondisi ini harus dijaga terus oleh peneliti selam penelitian
berlangsung
 Contoh: kondisi awal tumbuhan, jenis tanaman, penyiraman, besar pot,
campuran pupuk, dan kondisi cuaca.
b) Menetapkan alat dan bahan
Alat dan bahan yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan dalam
penelitian yang dilakukan.

© H. ARSIS 2020
5. LATIHAN 1
“Pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan tumbuh tanaman kacang
hijau dan kacang tanah”
1. Tujuan:
Membandingkan kecepatan tumbuh tanaman, ditempat yang berbeda intensitas
cahayanya
2. Alat dan Bahan
- Dua buah pot yang diisi tanah. - Air.
- Sepuluh biji kacang hijau dan kacang tanah - Rol dan alat tulis.
3. Prosedur kerja
 Tanamlah 5 biji kacang hijau dan kacang kapri dalam masing-masing
pot,beri label pada kedua pot tersebut.
 Letakan pot I ditempat terang dan pot II ditempat gelap,siramlah setiap
hari selama 6 hari.
 Jika biji telah tumbuh,ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari kedua
tanaman di pot tersebut.Pengukuran dimulai dari permukaan tanah hingga
ujung batang.
 Lakukan pengukuran tersebut setiap hari selama 7 hari.
 Tulislah hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
 Hitunglah rata-rata tinggi kecambah perhari untuk kedua percobaan
tersebut.dihari ketujuh,hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara
keseluruhan untuk tiap percobaan.
 Buatlah kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
LATIHAN 2
” Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuahan akar biji kacang
hijau dengan kacang panjang”
1. Tujuan : Mengetahui pertumbuhan yang paling cepat pada akar biji kacang
hijau dan kacang panjang.
2. Alat dan Bahan :
1. Biji kacang hijau yang tua 4. Cawan petri atau piring 2 buah
2. Biji kacang panjang yang tua 5. Tinta atau spidol
3. Air secukupnya.
3. Cara Kerja :
1. Rendamlah biji kacang hijau dan biji kacang panjang di dalam cawan atau
piring selama 30 menit.
2. Kemudian buanglah air rendaman dan diamkan beberapa hari sampai masing-
masing biji tersebut tumbuh berkecambah.
3. Pada masing-masing akar kecambah digaris/ditandai tinta atau spidol dengan
skala (mm) ukuran yang sama sebanyak 5 tanda.
4. Kemudian biarkan tumbuh beberapa hari di dalam cawan atau piring dengan
perlakuan intensitas cahaya yang berbeda.
5. Amati tanda di masing-masing akar dan bandingkanlah di antara kedua
macam akar tersebut.
6. Buatlah kesimpulan dari pengamatan

© H. ARSIS 2020
a. Contoh tabel pengamatan
A.PENGAMATAN DI TEMPAT YANG TERANG

Tinggi kecambah dalam milimeter


Hari/tanggal
TANAMAN.A TANAMAN.B
1 2 3 4 5 N 1 2 3 4 5 N
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rata
B.PENGAMATAN DI TEMPAT YANG GELAP

Tinggi kecambah dalam milimeter


Hari/tanggal
TANAMAN.A TANAMAN.B
1 2 3 4 5 N 1 2 3 4 5 N
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rata
b. Pertanyaan:
1. Apakah ada perbedaan kecepatan tumbuh kecambah ditempat yang terang
dibandingkan ditempat yang gelap? Jelaskan.
2. Apa akibatnya jika kecambah disimpan ditempat yang gelap untuk waktu
yang cukup lama? Jelaskan.
3. Menurutmu,manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman,ditempat
yang gelap atau ditempat yang terang? Jelaskan.
4. Jelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
Jawaban :

© H. ARSIS 2020
TUGAS KELOMPOK
1. FAKTOR LUAR
 OBJEK : Kacang hijau
 VARIABEL TERIKAT : Pertumbuhan kecambah
 RUMUS JUDUL PENELITIAN :
PENGARUH variabel bebas TERHADAP variabel terikat OBJEK

PERLAKUAN
NO VARIABEL BEBAS VARIABEL KONTROL A B
1 CAHAYA tanah TERANG GELAP
air
pupuk
2 AIR cahaya 1X PAGI 2X PAGI-SORE
tanah
pupuk
3 TANAH air SEKAM LIAT
pupuk
cahaya
4 TANAH air PASIR KEBUN
pupuk
cahaya
5 PUPUK Tanah KANDANG BUATAN
Air
Cahaya

2. FAKTOR DALAM HORMON PERTUMBUHAN (1 hormon perkelompok)


NO HORMON PERTUMBUHAN JENIS TUMBUHAN YANG DI AMATI
1 AUKSIN

2 GIBERELIN

3 SITOKININ

4 ASAM ABSISAT

5 ASAM TRAUMALIN

6 GAS ETILEN

7 KALIN

© H. ARSIS 2020
FORMAT LAPORAN PENULISAN PENELITIAN
PENGARUH variabel bebas TERHADAP pertumbuhan kecambah KACANG HIJAU
BAB.I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Kacang hijau,manfaatnya,cara mendapatkannya (reproduksinya),faktor luar yang
mempengaruhi,judul.
B. Rumusan Masalah.
Apakah…..
C. Hipotesis.
H.1 = Ada…..
H.0 = Tidak ada……
D. Tujuan penelitian.
Untuk mengetahui…….
E. Manfaat penelitian.
Sebagai sumber informasi bagi pembaca dan petani untuk mengetahui…….
Sebagai sumber informasi bagi pembaca dan peneliti berikut dalam
pengembangan IPTEK, khususnya…….
BAB.II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
Kacang Hijau dan Variabel bebas.
B. Defenisi Operasional.
Pengaruh =……., Variabel bebas (…….) =……., Pertumbuhan
=…….,Kecambah=………, kacang hijau=…………….
BAB.III METODE PENELITIAN
A. Variabel.
V.bebas, V.kontrol, V.terikat
B. Populasi dan Sampel.
C. Alat dan Bahan.
D. Prosedur Kerja.
E. Jadwal Penelitian.
BAB.IV DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian.( 2 tabel yang sama, untuk 2 perlakuan berbeda)

HARI Kecambah PERLAKUAN.1


N.1
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
N.2
B. Pembahasan.
o N.1 : PERLAKUAN1 BERBANDING PERLAKUAN.2
o N.2 : PERLAKUAN1 BERBANDING PERLAKUAN.2
o yang diukur pertambahan tinggi perhari,jika hari.1=2ml,hari ke.2=3ml maka
hari kedua=1mlpertambahannya
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
MENJAWAB HIPOTESIS
B. Saran-saran.
KEPADA PEMBACA TERHADAP HASIL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

© H. ARSIS 2020
Nama Penulis,Tahun,Judul,tempat terbit,penerbit.
LAMPIRAN FOTO:
Perlakuan.1 dan Perlakuan.2
Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa. Bagaimana
proses terjadinya fertilisasi? Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium,
maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk). Apabila pada keadaan
tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum dalam
saluran tuba fallopi tersebut. Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya.
Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran
oviduk). Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan
dinding tuba falopi. Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar
spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk
menemui dan membuahi sel telur. Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang
berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih
cepat tiba di tempat tujuan. Di depan sudah dijelaskan bahwa prostaglandin yang terdapat
di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding rahim.

Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20
juta. Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan
mati dan terserap oleh tubuh. Ibarat perlombaan, hanya satu yang akan menjadi
pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi,
sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk
melubangi protein penyelubung telur. Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel
sperma masuk ke dalam sel telur. Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah,
sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal. Akhirnya, terjadilah pembuahan
itu.
Dari pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan memiliki
kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44 kromosom tubuh dan
2 kromosom kelamin. Di dalam 46 kromosom ini terdapat semua rumus untuk
membentuk seorang manusia. Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses fertilisasi,
cermatilah Gambar 9.9!
Selanjutnya, zigot hasil pembuahan tersebut akan mengalami pembelahan secara
mitosis. Sel akan langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel
menjadi dua, lalu menjadi empat, delapan dan seterusnya. Pembelahan itu berlangsung di
sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Di sepanjang tuba fallopi
terdapat rambut-rambut getar yang selalu bergerak melambai ke arah rahim (uterus) yang

© H. ARSIS 2020
ber-fungsi untuk memudahkan pergerakan zigot menuju rahim
(uterus). Selama berjalan menuju rahim, zigot aktif membelah. Pada saat itu dibutuhkan
makanan untuk menjamin kehidupannya. Sumber makanannya adalah kuning telur, yang
menyediakan makanan selama perjalanan zigot sampai dapat tertanam di dalam rahim.
Apabila perjalanan yang dilakukan zigot normal, dalam waktu 6 hari zigot sudah
tertanam di dalam dinding rahim. Tetapi pada kasus yang tidak normal, dapat terjadi
pergerakan zigot di sepanjang tuba falopi terlalu lambat dan bahkan zigot terhambat,
akhirnya akan tertanam di dinding tuba falopi. Keadaan ini sering disebut dengan istilah
hamil di luar kandungan. Jika ini terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan
normal, dan jika terjadi pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan
ibunya, karena janin tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi. Semakin cepat
kelainan ini diketahui semakin baik hasil penanggulangannya. Tahap-tahap pembelahan
zigot dimulai dari morula, kemudian berkembang menjadi blastula, selanjutnya blastula
ini akan bergerak ke bagian rahim (uterus) dan sesampainya di rahim zigot yang aktif
membelah akan mengebor lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim yang dapat
melebur sel-sel pada lapisan tesebut. Proses pengeboran ini dapat terjadi selama 4 - 5
hari, kemudian blastula akan tertanam pada dinding rahim. Peristiwa ini disebut
implantasi, yang
terjadi setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi. Pada saat ini, korpus iuteum menghasilkan
hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rahim. Setelah
terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim, hormon estrogen dan progesteron
mengatur agar menstruasi tidak terjadi. Blastula meneruskan pembelahan secara terus-
menerus yang menghasilkan gastrula, kemudian menjadi embrio dan akhirnya embrio
akan berkembang menjadi janin di dalam rahim. Proses perkembangan embrio dapat
Anda lihat pada Gambar 9.10! di bawah ini

Pertumbuhan adalah penambahan sel- sel dan bobot tubuh yang


bersifat irreversible. Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan
organogenesis dan diferensiasi struktur serta fungsi. Pertumbuhan dan

© H. ARSIS 2020
perkembangan hewan terdiri dari dua tahap,  yaitu tahap embrio dan tahap pasca
embrio.

Tahap Embrio 
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma),
kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase pembelahan (cleavage) yang
membentuk morula,  fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi,
serta organogenesis.  

Fase Morula 

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan zigot terjadi
secara mitosis, yaitu dimulai dari satu menjadi dua,  dua menjadi empat,  dan
seterusnya.  Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.
Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

Gambar 1. Tahapan pembelahan sel menjadi morula.

Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang
dibentuk pada fase morula. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif
telah selesai dibentuk.  Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara
kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2).
Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol
disebut blastulasi.

© H. ARSIS 2020
Gambar 2. Terbentuknya
rongga bastosol.

Fase Gastrula,

Embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol.


Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat.  Akibatnya, sel-sel
pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi).  Invaginasi
akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)  dan lapisan dalam
(endoderm). Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Bagian luar
yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Pada fase ini
akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm.
Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm,  mesoderm,  ektoderm

G
ambar 3. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom


(berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom
tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu
aselomata, pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak
memiliki pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan
selomata yang memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia (Gambar 4).

© H. ARSIS 2020
Gambar 4. Tipe selom pada hewan

Diferensiasi dan Organogenesis 


Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi
sel untuk menjadi jaringan yang spesifik.  Proses ini dikendalikan oleh faktor gen
yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif.
Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm,  dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:

1. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis,  rambut,  kelenjar


minyak,  kelenjar keringat,  email gigi,  sistem saraf,  dan saraf reseptor.  
2. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang,  jaringan ikat,  otot,
sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens,  dan sistem
reproduksi 

3. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan,


sistem pernapasan,  pankreas dan hati serta kelenjar gondok. 

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis,  bagian yang berdekatan saling


mempengaruhi. Sebagai contoh,  bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm
dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak,  yaitu sebagian berasal dari sel
ektoderm dan sebagian dari mesoderm.  Setelah tahap embrio selesai,  embrio
yang disebut janin siap dilahirkan.

Tahapan Pasca Embrio 

Pada tahap pasca embrio,  terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi


individu dewasa. Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau
bereproduksi Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau
metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya Sedangkan hewan
vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda (anak)
menjadi hewan dewasa.

Regenerasi 
Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak.  Proses ini

© H. ARSIS 2020
ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami
diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi
berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang biak

Metamorfosis Metamorfosis adalah perubahan ukuran,  bentuk,  dan bagian-


bagian tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya serangga
dan amfibi menuju dewasa.  Dalam siklus hidupnya, hewan memiliki truktur dan
fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadium.  Metamorfosis dikendalikan oleh
hormon tiroksin dan triodotironin yang dihasilkan oleh kelenjar Thyroid, di bawah
pengaruh TSH (Thyroid Stimulating hormon)-yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis.

Metamorfosis serangga (insekta) 


Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,
serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola,
dan hemimetabola. 

a. Ametabola 
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis.
Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa).
Contohnya kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa
melakukan metamorfosis

b. Holometabola 
Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna.
Hewan ini memiliki stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa).  Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-
kupu. Stadium telurnya dapat kita amati pada daun, Telur menjadi larva yang
sangat aktif mencari makan dengan cara memakan daun. Stadium larva terjadi
beberapa kali pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Setelah itu larva akan
berubah menjadi pupa (kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat.
Kemudian,  pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan
berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola
adalah kumbang, ngengat, semut, dan lebah

c. Hemimetabola 
Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva atau nimfa,
semi-imago, dan imago (dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang.
Stadium telur dapat kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur.  Setelah
telur menetas,  terbentuk stadium larva. Setelah itu akan terbentuk stadium semi-
imago.  Stadium ini memiliki bentuk morfologi yang sama dengan kumbang
imago,  tetapi belum memiliki kemampuan untuk bereproduksi, karena organ
reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki stadium
imago yang mampu bereproduksi atau berkembang bia menghasilkan.  Contoh
lain hemimetabola adalah belalang, walang sangit,  dan lipas.

Hewan yang mengalami metamorfosis berasal dari kelompok serangga, amfibi


(katak), molusca, crustacea (udang-udangan), echinodermata, dan tunicata.

© H. ARSIS 2020
Metamorfosis sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna tejadi pada jenis hewan
yang termasuk amfibi (katak) dan sebagian jenis serangga. Sebagian jenis
serangga lainnya mengalami metamorfosis tidak sempurna.

1. Telur
Telur menjadi fase paling awal dari proses terbentuknya individu baru. Telur
dihasilkan oleh induk betina. Kemudian dibuahi oleh induk jantan sehingga
akan dapat terbentuk individu baru. Kemudian, telur yang berhasil menetas
akan menjadi lava atau nimfa. 

2. Larva atau Nimfa


Larva biasanya ditemui pada hewan beberapa jenis serangga dan amfibi. Pada
fase ini, dapat menjadi tanda apakah jenis hewan, khususnya serangga,
termasuk ke dalam metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak sempurna.
Jika telur yang menetas menjadi larva maka serangga tersebut termasuk ke
dalam jenis serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Sebaliknya,
jika telur yang menetas menjadi nimfa maka serangga tersebut akan mengalami
metamorfosis tidak sempurna.Bentuk larva sangat berbeda dengan bentuk
dirinya pada fase dewasa. Pernah memperhatikan jentik-jentik nyamuk dalam
bak penampungan air yang terbuka? Itulah salah satu jenis larva. Pada fase
dewasa, larva yang berupa jentik-jentik akan tumbuh menjadi imago (nyamuk
dewasa). Bentuk tubuh yang sangat berbeda dengan fase larva. Kemudian,
larva akan memasuk fase berikutnya, yaitu pupa atau kepompong. Sedangkan
nimfa adalah hewan muda yang mempunyai bentuk tubuh yang sama seperti
betuk tubuh pada fase dewasa/imago. Namun, ukuran tubuh pada fase nimfa
lebih kecih dari ukuran pada fase dewasa (imago). Pada masa ini, beberapa
bagian organ hewan ada yang belum tumbuh. Bentuk tubuh hewan pada fase
nimfa hanya terjadi pada jenis hewan yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. 
3. Pupa/Kepompong
Pupa sering disebut sebagai kepompong. Fase pupa atau kepompong
merupakan fase transisi, di mana serangga dalam fase ini berada dalam
keadaan tidak makan dalam waktu yang cukup lama. Fase pupa atau
kepompong hanya terjadi pada jenis serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna atau amfibi. Setelah melewati fase pupa/kepompong, hewan akan
menjadi imago atau individu dewasa. 
4. Imago/Dewasa
Imago adalah sebutan untuk individu dewasa. Baik yang berproses dari nimfa
atau pupa/kepompong. Fase ini merupakan tahapan paling akhir dari fase
dalam metamorfosis. Individu pada fase imago mampu menghasilkan telur.
Telur tersebut kemudian akan kembali mengalami tahapan metamorfosis
seperti induknya.

© H. ARSIS 2020
Metamorfosis Tidak Sempurana (Hemimetabola)
Metamorfosis tidak sempurna disebut juga dengan hemimetabola. Karakteristik
dari matamorfosis tidak sempurna adalah perubahan bentuk tubuh antara fase
nimfa dan fase imago adalah tidak mencolok. Selain itu, jenis hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna tidak mengalami fase pupa/kepompong.
Sehingga tahapan metamorfosis tidak sempurna adalah telur, nimfa, dan imago.

Dengan kata lai, metamorfosis tidak sempurna dapat dikatakan sebagai proses
pertumbuhan pada hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk secara
signifikan. Perubahan fisiologis yang terjadi pada hewan yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna hanya terjadi pada beberapa organ saja.

Ciri-ciri Metamorfosis Tidak Sempurna


Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna:
1. Perubahan bentuk tubuh antara fase nimfa dan fase imago tidak mencolok,
hanya terdapat sedikit perbedaan.
2. Tidak mengalami fase pupa/kepompong.
 Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna:
1. Belalang
Belalang termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Urutan tahapan metamorfosis belalang meliputi telur – nimfa – imago
(belalang dewasa).

© H. ARSIS 2020
Metamorfosis Sempurna (Holometabela)
Metamorfosis sempurna ditandai dengan perubahan bentuk tubuh pada serangga
dengan perbedaan yang sangat terlihat antara fase larva dan fase imago (dewasa).
Metamorfosis sempurna juga sering disebut dengan holometabola. Tahapan
metamorfosis hewan yang mengalami metamorfosis sempuran melalui 4 tahapan.
Keempat fase tahapan tersebut adalah telur, larva, pupa/kepompong, dan imago
(hewan dewasa).

Setelah telur menetas menjadi larva, ia akan banyak mengkonsumsi makanan.


Banyaknya makanan yang dikonsumsi akan berguna pada saat fase transisi, yaitu
fase pupa atau kepompong. Karena pada fase kepompong, individu tersebut tidak
akan makan dalam waktu yang cukup lama. Setalahnya, individu tersebut akan
mengalami fase imago (individu dewasa).

Karakteristik dari hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah melalui


fase pupa atau kepompong. 
Ciri-ciri Metamorfosis Sempurna:
1. Memiliki perbedaan bentuk yang sangat berbeda antara fase pupa dan fase
imago.
2. Pasti melalui fase pupa atau kepompong.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna:
1. Katak
Tahapan metamorfosis sempurna pada katak dimulai dari telur – kecebong
– katak muda – imago (katak dewasa).

© H. ARSIS 2020
BAB II
METABOLISME

Metabolisme adalah serangkaian reksi kimia yang terjadi didalam sel-sel makhluk
hidup.
Jenis-jenis metabolisme :
1. katabolisme ialah : proses pemecahan molekul kompleks menjadi molekul
sederhana dengan melepaskan energi (ATP). Contoh : respirasi dan fermentasi
2. anabolisme ialah : proses pembentukan molekul kompleks dari molekul
sederhana yang memerlukan energi. Contoh : fotosintesis dan kemosintesis.
Untuk memperlancar berlangsungnya proses reaksi metabolisme dalam sel
tubuh, maka diperlukan komponen penunjang. Tanpa komponen penunjang itu,
maka proses reaksinya tidak akan berjalan dengan lancar. Komponen tersebut
adalah enzim dan ATP.

PETA KONSEP

© H. ARSIS 2020
I. ENZIM
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
a. Struktur enzim
Enzim tersusun oleh 2 komponen yaitu:
o Komponen yang berupa protein , bersifat non aktif dan termolabil disebut
apoenzim
o Komponen yang non protein dan bersifat aktif disebut gugus prostetik
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan satu kesatuan yang disebut
holoenzim
Gugus prostetik terdiri dari;
o Senyawa organik disebut koenzim seperti vitamin B1, B2, B6
o Senyawa anorganik disebut kofaktor seperti Fe, Zn, dan Mn

© H. ARSIS 2020
b. Sifat-sifat enzim
a. Mempercepat reaksi kimia
b. Bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya berfungsi untuk satu substrat
tertentu saja
c. Hanya bekerja pada suhu dan Ph tertentu
d. Mudah rusak oleh suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
(termolabil)
e. Dapat bekerja bolak balik
f. Tidak mengubah kesetimbangan reaksi.
g. Merupakan protein
c. Jenis-jenis enzim dan fungsinya

© H. ARSIS 2020
d. Cara kerja enzim
a. Model kunci-gembok ( key-lock)
Substrat diibaratkan sebagai sebuah kunci sedangkan sisi aktif enzim
diibaratkan sebagai gembok. Substrat hanya dapat berikatan dengan sisi
aktif enzim yang memiliki struktur yang cocok dengan substrat.
b. Model induksi pas ( induced fit)
Pada model ini sisi aktif enzim bersifat fleksibel dan dapat berubah bentuk
sesuai dengan bentuk substrat

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim

© H. ARSIS 2020
a. Temperatur
Karena enzim merupaka protein maka enzim sangat peka terhadap
temperature.temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak enzim yang
disebut denaturasi. Pada umumnya temperatur
optimum enzim adalah 30 – 40 C
b. PH
Perubahan PH dapat mempengaruhi sisi aktif enzim sehingga menghalangi
sisi aktif enzim bergabung dengan substratnya. PH optimum enzim
berbeda-beda tergantung jenis enzimnya.
c. Konsentrasi enzim dan substrat
Agar reaksi berjalan optimum maka komposisi enzim dan substrat harus
sesuai
d. Inhibitor enzim
 Inhibitor adalah senyawa yang dapat menghambat kerja enzim.
 Ada 2 jenis inhibitor yaitu:
1. Inhibitor kompetitif :zat-zat yang menghambat kerja enzim
mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat sehingga
substrat bersaing dengan inhibitor untuk berikatan dengan enzim
2. Inhibitor non kompetitif : inhibitor berikatan dengan sisi aktif
enzim sehingga sisi aktif tidak dapat berikatan dengan substrat

II.KATABOLISME KARBOHIDRAT
Katabolisme disebut juga disimilasi karena energi yang tersimpan akan
ditimbulkan kembali untuk melangsungkan aktivitas tubuh.
Ada 2 katabolisme yaitu: respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi
merupakan pembebasan energi kimia yang tersimpan didalam molekul organik sel
hidup.
A. Respirasi aerob
Respirasi aerob karbohidrat diuraikan untuk memperoleh energi dengan
menggunakan Oksigen.
Reaksi kimia respirasi aerob adalah: C6H12O6 + 6O2 CO2 + 6H2O + Energi
Proses respirasi di dalam sel terjadi melalaui 3 tahap yaitu:
1. Glikolisis.
2. Siklus Krebs.
3. Sistem transpor electron.

© H. ARSIS 2020
1. GLIKOLISIS
 Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah 1 molekul
glukosa menjadi 2 asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP
 Sifat-sifat glikolisis
- Dapat berlangsung secara aerob dan anaerob
- Terjadi reaksi enzimatis
- Terdapat ATP dan ADP yang berperan dalam memindahkan satu
molekul ke molekul lain

Jumlah energi yang dihasilkan dalam glikolisis adalah 8 ATP

DEKARBOSILASI OKSIDATIF/REAKSI ANTARA/OKSIDASI PIRUVAT


 Tahapan ini disebut sebagai tahap sambungan antara glikolisis dengan siklus

Krebs
 Reaksi ini terjadi di mitokondria sebelum masuk ke siklus Krebs

 Dalam reksi ini terjadi perubahan asam piruvat menjadi 2 Asetil ko-A dan

menghasilkan CO2 dan 2 NADH2


 Skema Dekarboksilasi Oksidatif

2 Asam piruvat

2NAD+
2 CO2
+
2NADH+H
Koenzim A

© H. ARSIS 2020
2Asetil ko-A

2. SIKLUS KREBS
 Asetil ko A yang terbentuk akan menjadi bahan baku untuk siklus
selanjutnya yaitu Siklus Krebs
 Asetil ko A memasuki matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam
oksaloasetat membentuk asam sitrat, selanjutnya asam sitrat membentuk
bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk oksaloasetat kembali.

 Skema Siklus Krebs

 Siklus Krebs menghasilkan 6NADH, 2FADH2, dan 2 ATP


3. SISTEM TRANSPOR ELEKTRON
 Sistem transpor Elektron terjadi di membran dalam mitokondria
 Pada tahap ini terjadi pengepakan energi dimana elektron-elektron yang
dibawa oleh produk glikolisis dan Siklus Krebs yaitu NADH dan FADH2
dipindahkan melewati beberapa molekul yang sebagian besar berupa
protein.
 Pada sistem ini setelah menerima elektron , O2 akan bereaksi dengan
H+membentuk H2O.
 Total ATP yang dihasilkan pada respirasi seluler adalah:
Glikolisis : 2 NADH + 2 ATP = ( 2 x 3 ATP) + 2 ATP= 8 ATP
Dekarboksilasi Oksidatif: 2 NADH = (2 x 3ATP) = 6 ATP

© H. ARSIS 2020
Siklus Krebs : 6NADH + 2 FADH2+ 2 ATP
= (6x 3ATP) + (2 x 2 ATP) + 2 ATP
= 18 ATP + 4 ATP + 2 ATP =24 ATP
Total : 38 ATP

 Pada sel eukariot , glikolisis berlangsung di sitoplasma, sedangkan siklus


Krebs berlangsung di mitokondria. Oleh karena itu diperlukan energi
sebesar 2 ATP untuk melewati membran mitokondria. Jadi total ATP dari
respirasi aerob adalah : 38 ATP – 2 ATP = 36 ATP

B. Respirasi anaerob
Respirasi anaerob adalah respirasi yang dilakukan dalam keadaan tanpa
oksigen atau reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi
tanpa menggunakan oksigen.
Respirasi anaerob menggunakan senyawa organik sebagai penerima elektron
terakhir( fermentasi)
 Persamaaan reaksi respirasi anaerob
C6 H 12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
 Jenis- jenis respirasi anaerob:
1. Fermentasi alkohol
2. Fermentasi asam laktat
3. Fermentasi asam cuka.
1. FERMENTASI ALKOHOL
Proses fermentasi ini dimulai dengan glikosis yang menghasilkan
asam piruvat. Reaksi ini tidak ada oksigen, sehingga asam piruvat diubah
menjadi asam laktat, yang mengakibatkan elektron tidak meneruskan
perjalanannya sehingga tidak lagi menerima eletron dari NADH dan
FAD. Berarti NADH yang diperlukan dalam siklus Krebs juga tidak terbentuk,
akibatnya siklus krebs terhenti. Tetapi NADH di luar mitokondria dapat
dibentuk dari NADH melalui proses pembentukan asam laktat dari asam
piruvat. Perlu Anda ketahui asam laktat adalah zat kimia yang merugian karena
bersifat racun. Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana
karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2, selanjutnya asam
asetat diubah menjadi alkohol.

© H. ARSIS 2020
Pada fermentasi alkohol, 1 molekul glukosa hanya dapat menghasil-kan
2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa
mampu menghasilkan 38 molekul ATP.Pada peristiwa ini terjadi pengubahan
NADH menjadi NAD + sehingga proses glikolisis dapat terjadi, dengan
demikian asam piruvat yang tersedia untuk diubah menjadi energi.

2. FERMENTASI ASAM LAKTAT


Jika dilihat dari namanya maka hasil akhir dari fermentasi adalah asam laktat
atau asam susu. Kelelahan yang terjadi pada manusia karena bergerak melebihi
kemampuan, sehingga terbentuk asam laktat sebagai akhir dari fermentasi pada
tubuh.

3. FERMENTASI ASAM CUKA


Fermentasi asam cuka merupakan fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter
aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari
energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.

PERBEDAANNYA :

© H. ARSIS 2020
C. Hubungan Metabolisme Karbohidrat dengan Metabolisme Lemak dan
Protein
Hasil pencernaan lemak (asam lemak dan gliserol) dan protein (asam amino)
masuk ke dalam jalur respirasi sel pada titik-titik yang diperlihatkan. Beberapa
titik yang sama bekerja untuk mengalirkan kelebihan zat intermedier ke dalam
jalur anabolisme ke sintesis lemak dan asam amino tertentu.

PENGAMATAN FERMENTASI :
PEMBUATAN TAPE SINGKONG & BERAS KETAN

© H. ARSIS 2020
PROSEDUR KERJA :
1. Kupaslah singkong, kemudian potonglah umbi tersebut sesuai dengan selera
Anda. Untuk beras ketan cucilah sampai bersih kemudian rendamlah selama 12
jam.
2. Kukuslah singkong tersebut sampai matang, untuk beras ketan tanaklah sampai
menjadi seperti nasi ketan.
3. Setelah matang, dinginkanlah, taburkan ragi tape secara merata pada singkong
atau nasi ketan tersebut.
4. Masukkan pada tempat yang telah disediakan, misalnya pada keranjang yang
diberi alas daun pisang. Untuk nasi ketan bias dibungkus dengan daun pisang
atau dimasukkan dalam toples,kemudian tutuplah dengan rapat.
5. Biarkan selama 2-3 hari, amati tape yang sudah terbentuk.

III.ANABOLISME KARBOHIRAT
Anabolisme adalah proses pembentukan molekul kompleks dari molekul
sederhana ( sintesis bahan organik). Sintesis bahan organik dapat terjadi malalui
fotosintesis dan kemosintesis.
1. FOTOSINTESIS
 Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik (gula atau
Karbohidrat) dari zat-zat anorganik yaitu air dan karbondioksida dengan
bantuan energi cahaya.
 Persamaan reaksi fotosintesis
6CO2 + 12H2O + energi cahaya C6H12O6 + 6O2+ 6H2O

 Pada sel tumbuhan fotosintesis terjadi di kloroplas. Kloroplas terdapat pada


bagian daun yang tersusun oleh sel-sel hidup yang disebut mesofil. Didalam
kloroplas terdapat cairan atau fluida kental yang disebut stroma dan
membran-membran halus berbentuk pipih seperti koin yang disebut
tylakoid, didalam membran tylakoid terdapat klorofil. Tumpukan dari
beberapa membran tylakoid membentuk struktur yang disebut grana.
 Faktor – faktor yang mempengaruhi Fotosintesis

o Klorofil suhu
o Anatomi daun kadar CO2
o Intensitas cahaya kadar air dan kadar oksigen
A.Tahap-tahap fotosintesis
Proses fotosintesis terjadi di kloroplas berlangsung melalui 2 tahap yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap

© H. ARSIS 2020
Reaksi terang ( Reaksi Hill)
 Pada reaksi terang energi yang berasal dari matahari akan diserap oleh
klorofil dan diubah menjadi energi kimia ( untuk mensintesis NADPH
dan ATP)
 Reaksi terang terjadi di dalam grana
 Cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil yang terdapat di grana
digunakan untuk memecah molekul air yang disebut hidrolisis
 H2 yang terlepas ditampung oleh koenzim NADP+ sehingga berubah
menjadi NADPH.
 Didalam sel daun terdapat tylakoid. Pada membran tylakoid terdapt
klorofil. Klorofil bersama protein dan molekul organik lainnya tersusun
membentuk fotosistem. Fotosistem memiliki kompleks antenna yang
berperan sebagai pengumpul cahaya yang terdiri atas ratusan klorofil a,
klorofil b dan karotenoid.
 Didalam membran tylakoid terdapat 2 Fotosistem yaitu fotosistem I dan
fotosistemII. Masing – masing fotosistem memiliki pusat reaksi yang
khas. Fotosistem I pusat reaksinya dikenal dengan P 700 karena pigmen
ini paling baik menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm.,
sedangkan pusat reaksi pada fotosistem II dikenal dengan P680 karena
pigmen ini paling baik menyerap cahaya yang memiliki panjang
gelombang 680 nm.
 Dalam fotosistem terjadi aliran elektron yang mengikuti rute tertentu.
Ada 2 kemungkinan aliran elektron dalam reaksi terang yaitu:
1) Aliran elektron non-siklis
2) Aliram elektron siklis
 Hasil akhir dari reaksi terang adalah NADPH2 dan ATP

Reaksi gelap( siklus Calvin)

© H. ARSIS 2020
 Dalam reaksi ini tidak diperlukan cahaya
 Reaksi gelap terjadi di stroma
 Hasil dari reaksi terang yaitu NADPH2 dan ATP akan dibawa ke reaksi
gelap. Bahan untuk fotosintesis (CO2) nantinya akan dibentuk menjadi
molekul gula setelah melalui 3 tahapan yaitu:
1) Fiksasi karbon
Pada tahap ini gula berkarbon 5 yaitu ribulosa1,5 bifosfat
(RuBP) mengikat CO2 membentuk senyawa asam3-fosfogliserat.
( senyawa berkarbon 3) atau 3-PGA.
2) Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga
terbentuk 1,3 bifosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi
1,3,bifosfogliserat dan terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat
(G3P). Satu molekul G3P akan keluar sebagai molekul glukosa
atau gula dan senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan,
sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan
regenerasi.
3) Pembentukan kembali(regenerasi) RuBP
Pada tahapan ini RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk kembali
oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO 2 kembali dan
siklus Calvin berlanjut kembali.
2. KEMOSINTESIS
 Kemosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari zat-zat

anorganik dengan menggunakan energi yang berasal dari energi kimia.


 Kemampuan melakukan kemosintesis hanya dimiliki oleh beberapa bakteri .

Bakteri yang mampu melakukan kemosintesis disebut bakteri kemoautotrof.


 contoh : - Bakteri Nitrit : Nitrosomonas dan Nitrosococcus, memperoleh energi

dengan mengoksidasi NH3


Persamaan reaksi: 2NH3 + 3O2 2HNO2 + 2 H2O + Energi
(nitrit)
- Bakteri Nitrat : Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat
Persamaan reaksi: 2HNO2 + O2 2HNO3 + Energi
(nitrit) (nitrat)

© H. ARSIS 2020
 Bakteri kemoautotrof dapat hidup dan berkembang dengan baik dengan adanya
zat anorganik saja, akan tetapi jika dalam substratnya ditambahkan senyawa
organik maka kehidupannya akan terganggu.

BAB III
GENETIKA
PETA KONSEP
Sel

Inti sel

Materi genetik
Berupa

© H. ARSIS 2020
dibedakan menjadi Kromosom
Terdiri dari
Autosom Gonosom
22 ps (XY dan XX)
Kromatid
Terdiri dari

Kromatin
Terdiri dari

Solenoid
Terdiri dari

Nukleosom.
Terdiri dari

Gen DNA PROTEIN


Mengalami berupa

Histon
Replikasi Transkripsi (sintesis protein) Non-
histon
menghasilkan menghasilkan

DNA baru RNA


mengalami

Translasi.
menghasilkan

polipeptida
Genetika adalah ilmu biologi yang mempelajari tentang hereditas ( penurunan
sifat) dari induk kepada anaknya.

MATERI GENETIK
Didalam nukleus dijumpai materi genetik yang berperan dalam pewarisan
sifat. Materi genetik tersebut meliputi kromosom, DNA, RNA, dan gen.
1. Kromosom
Kromosom(chroma = warna ; soma= badan) adalah benda-benda halus
berbentuk seperti batang atau bengkok yang terdiri dari zat yang mudah
mengikat zat warna.

© H. ARSIS 2020
Kromosom disusun oleh kromatit yang terdiri dari benang-benang halus
yang disebut kromatin. Komposisi kromosom mudah diamati pada saat sel
berada dalam fase metafase pada pembelahan sel, sebab pada fase ini
kromatin menebal ,memendek dan tersusun teratur pada bidang
pembelahan.
a) Struktur kromosom
Kromosom mempunyai 2 bagian utama yaitu :
1) Sentromer atau kinetokor
Sentromer disebut juga bagian kepala kromosom. Bagian ini
berfungsi sebagai tempat melekatnya benang-benang gelendong
pembelahan pada waktu sel membelah
2) Lengan
Yakni badan kromosom , merupakan bagian kromosom yang
mengandung kromonema. Didalam kromonema ini berderet gen-
gen. Secara anatomis lengan terdiri atas selaput (membran), matriks
(cairan) dan kromonema (pita spiral/melekat kromomer).Di bagian
lengan juga terdapat kromomer,telomer,satelit.

b) Jenis- jenis kromosom


 Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibedakan atas 4
jenis :
1. Metasentrik.
Jika sentromer terletak ditengah sehingga membagi kromosom
menjadi 2 lengan yang sama panjang dan mempunyai bentuk
seperti huruf V

2. Sub metasentrik
Bila sentromernya terletak kearah salah ujung kromosom,
sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan yang tidak sama
panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J
3. Akrosentrik

© H. ARSIS 2020
Bila sentromer terletak di dekat ujung kromosom sehingga satu
lengan kromosom sangat panjang dan lainnya sangat pendek,
mempunyai bentuk seperti huruf L
4. Telosentrik
Bila sentromer terletak diujung kromosom,sehingga kromosom
hanya terdiri dari satu lengan saja dan berbentuk seperti batang.
(lihat gambar)

Berdasarkan jumlah sentromernya kromosom dibedakan atas:


a. monosentris; adalah kromosom yang memiliki satu sentromer
b. disentris ; adalah kromosom yang memiliki dua sentromer
c. Polisentris; adalah kromosom yang memiliki banyak kromosom
Berdasarkan pekerjaannya mengatur jenis kelamin kromosom
dibedakan atas:
a. Autosom (kromosom tubuh); adalah kromosom yang tidak
berperan menentukan jenis kelamin tetapi berperan menentukan
sifat tubuh. Jika terdapat pada sel somatis (sel tubuh) autosom
berada dalam keadaan berpasangan(diploid) sedangkan pada sel
gamet (sel kelamin) autosom tidak berpasangan (haploid).
Jumlah autosom adalah 2n- jumlah gonosom
b. Gonosom (kromosom kelamin); adalah kromosom yang berperan
dalam menetukan jenis kelamin. Jumlah gonosom dalam sel
somatis adalah sepasang sedangkan pada sel gamet 1 buah.
Gonosom jantan dilambangkan dengan XY sedangkan betina
dilambangkan dengan XX
Berdasarkan Jumlah perindividu
Jumlah pada setiap spesies berbeda- beda.Jumlah kromosom pada
setiap makhluk hidup merupakan salah satu cara untuk

© H. ARSIS 2020
mengidentifikasikannya. Semakin dekat kekerabatannya, makin
berdekatan jumlah kromosomnya.
Cara mencari jumlah kromosom:
Misalkan manusia memiliki 46 kromosom (23 pasang kromosom)
maka pada sel somatis terdiri atas 44 autosom + 2 gonosom (44A +
XX/XY) atau 22 pasang autosom + 1 pasang gonosom (22AA +
XX/XY). Sedangkan pada sel telur jumlahnya separo dari sel tubuh
yaitu 23 buah kromosom terdiri atas 22 autosom + 1 gonosom (22A
+ X) sedangkan pada sel sperma terdiri atas 22 autosom + 1 buah
gonosom ( 22 A + X) atau (22A + Y).
 Ukuran kromosom
Spesies yang berbeda memiliki ukuran kromosom yang berbeda.
Pada umumnya kromosom pada sel tumbuhan lebih besar dari
kromosom hewan , semakin sedikit jumlah kromosom maka
ukurannya semakin besar.
Berdasarkan ukuran, jumlah, dan bentuk kromosom maka
kromosom sel somatis dapat disusun atau diatur secara standar.
Hasil penyusunan ini disebuat karyotipe.

c) Ploidi (perangkat atau genom)


Pada setiap sel tubuh, kromosom berada dalam keadaan berpasangan.
Kromosom berpasangan yang mempunyai bentuk, ukuran dan
komposisi yang sama disebut kromosom homolog, sedangkan
pasangan kromosom yang mempunyai bentuk, ukuran berbeda disebut
kromosom analog.
Setiap pasangan kromosom homolog berbeda dengan pasangan
kromosom homolog lainnya. Jumlah macam kromosom disebut ploidi
atau genom. Jika kromosom itu terdapat sepasang-sepasang berarti
terdiri atas dua set, maka disebut diploid = 2n. Sedangkan jika
kromosom tidak berpasangan atau terdiri atas satu set maka disebut
haploid = n seperti kromosom yang terdapat pada sel gamet. Jika pada
sel tubuh ada kelainan, jumlah kromosom lebih dari 2 set , misalnya
triploid =3n, tetraploid = 4n, dan selanjutnya disebut poliploid

2. Gen dan alela


Gen adalah unit terkecil bahan sifat keturunan. Istilah gen pertama kali
dikemukakan oleh W. Johansen. Bila kromonema dilihat dibawah mikroskop
elektron akan tampak adanya manik-manik , manik-manik ini disebut
kromomer .
Didalam kromomer terdapat protein histon yang mengikat DNA.
a)Sifat gen
 Sebagai zarah tersendiri yang terdapat didalam kromosom
 Mengandung informasi genetik
 Dapat berduplikasi pada peristiwa meiosis dan mitosis

© H. ARSIS 2020
b)Fungsi gen
 Mengatur perkembangan dan metabolisme individu
 Menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya.
 Sebelum sel membelah diri, maka bahan genetik mengalami
penggandaan. Kemampuan gen untuk untuk memperbanyak diri disebut
replikasi
c)Letak gen
Gen-gen berderet teratur didalam kromosom. Tempat dimana gen berada
disebut lokus. Gen- gen yang terletak pada lokus yang bersesuian yang
mempunyai fungsi yang sama disebut alela. Beberapa alela berbeda yang
menumbuhkan karakter berbeda tetapi menempati seri lokus yang sama
disebut alela ganda.

3. DNA ( Deoxyribonucleid Acid)/ asam ribonukleat(ARN)


Faktor-faktor keturunan terdapat didalam kromosom yang terdapat di inti.
Bahan dasar inti adalah protein inti atau nucleoprotein. Protein inti dibangun
oleh senyawa protein dan asam nukleat. Asam nukleat yang berhubungan erta
dengan penurunan sifat adalah DNA da RNA.
a)Struktur kimia DNA
DNA terdiri atas 3 komponen dasar yaitu:
1. Deoksiribosa yaitu Gugus gula beratom C 5 buah ( pentosa)
2. Gugus fosfat
3. Basa Nitrogen, yang terdiri atas 2 macam yaitu:
o Purin, yang terdiri atas Guanin (G) dan Adenin (A)
o Pirimidin, yang terdiri atas Timin (T) dan sitosin (S)
Satu satuan monomer yang terdiri atas fosfat, gula deoksiribosa dan basa-
N disebut Nukleotida.Sedangkan nukleotida yang kehilangan gugus fosfat
disebut nukleosida.
Model struktur DNA
 Model ini pertama kali diciptakan oleh James. D. Watson dan Francis
Crick.Menurutnya DNA digambarkan sebagai tangga tali berpilin yang
disebut “Double Helix”. Gugus gula dan gugus fosfat berperan sebagai ibu
tangga, sedangkan anak tangga terdiri atas pasangan basa- N yang
dihubungkan dengan ikatan Hidrogen lemah. Pasangan basa-N selalu
terdiri atas purin dan pirimidin. Kalau purinnya Adenin(A), maka
pirimidinnya Timin (T), kalau purinnya Guanin(G) maka pirimidinnya
Sitosin(S).

© H. ARSIS 2020
b)Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan untuk menggandakan diri yang disebut
replikasi yang berlangsung pada tahap interfase. Untuk replikasi
dibutuhkan enzim DNA polimerase.
Mengenai terjadinya replikasi ada 3 teori yaitu:
1.Teori konservatif; menyatakan bahwa dalam melakukan replikasi, double
helix yang lama tidak berubah dan langsung membentuk double helix
baru.
2.Teori dispersif; menyatakan bahwa double helix putus-putus, lalu
potongan tersebut memisah dan membentuk potongan-potongan baru
yang akan bersambung dengan potongan lama sehingga terbentuk 2
DNA yang persis sama.
3.Teori semi konservatif; menyatakan bahwa dua pita double helix
memisahkan diri dan masing-masing pita lama mendapatkan pasangan
pita baru sesuai dengan pasangannya, sehingga terbentuk 2 DNA yang
persis sama.

© H. ARSIS 2020
4. RNA( Ribonucleid Acid)
RNA merupakan molekul yang berperan mengatur urutan asam amino dalam
sintesa protein. RNA dicetak oleh DNA dalam inti sel melalui suatu proses
yang disebut Transkripsi.
a) Struktur RNA
RNA terdiri atas 3 komponen dasar yaitu:
1. Gugus gula Ribosa
2. Gugus fosfat
3. Basa Nitrogen, yang terdiri atas 2 macam yaitu:
o Purin, yang terdiri atas Guanin (G) dan Adenin (A)
o Pirimidin, yang terdiri atas Urasil (U) dan sitosin (S)
RNA memiliki struktur berupa rantai tunggal
b) Jenis-jenis RNA beserta fungsinya.
1. RNA duta = RNA messenger = mRNA
a.Merupakan RNA yang terbesar dan terpanjang
b.Bertindak sebagai pola cetakan untuk mengatur urutan asam amino
dari polipeptida.
c.mRNA disebut juga kodon sebab mRNA inilah yang akan membawa
kode genetic.
d.mRNA dicetak oleh DNA didalam inti kemudian dikirimkan ke
ribosom dalam sitoplasma.
2. RNA transfer = tRNA
a.Merupakan RNA yang terpendek
b.tRNA ditemukan di sitoplasma
c.Bertugas menterjemahkan kodon dari mRNA dan mengikat asam-
asam amino yang akan disusun menjadi protein di ribosom.
d.tRNA disebut juga antikodon yang berhubungan dengan kodon
sedangkan bagian yang lain berikatan dengan asam amino.

3. RNA ribosomal = rRNA


a. RNA yang banyak terdapat di ribosom
b. berfungsi membentuk struktur ribosom yang mengatur proses
translasi.

© H. ARSIS 2020
Tabel: Perbedaan DNA dengan RNA

DNA RNA
1. Hanya ditemukan didalam nukleus, 1. Ditemukan didalam sitoplasma,

© H. ARSIS 2020
yaitu dalam kromosom ribosom dan nukleus
2. Berbentuk rantai panjang dan ganda 2. Berbentuk rantai pendek dan
( double helix) tunggal
3. fungsinya berhubungan erat dengan 3. Fungsinya berhubungan erat
penurunan sifat dan sintesis protein dengan sintesis protein
4. kadarnya tidak dipengaruhi oleh 4. Kadarnya dipengaruhi oleh
aktivitas sintesis protein aktivitas sintesis protein
5. Basa Nitrogennya terdiri atas : 5. Basa Nitrogen, yang terdiri atas:
o Purin, yang terdiri atas Guanin  Purin, yang terdiri atas Guanin
(G) dan Adenin (A) (G) dan Adenin(A)
o Pirimidin, yang terdiri atas Timin  Pirimidin, yang terdiri atas
(T) dan sitosin (S) Urasil (U) danSitosin (S)
6. Komponen gula deoksiribosa yaitu 6. Komponen gulanya ribosa
ribosa yang kehilangan satu atom (pentosa)
oksigennya

A. SINTESA PROTEIN
Sintesis protein berperan menetukan karakter, dan sintesis protein diatur oleh gen.
 Untuk sintesis protein diperlukan :
a. Bahannya: 20 macam asam amino
b. Pelaksanannya: mRNA, rRNA, tRNA
c. Enzimnya : RNA polimerase
d. Sumber energinya: ATP
 Langkah-langkah sintesis protein
1. Transkripsi
o Transkripsi adalah pencetakan mRNA oleh DNA dengan cara
menerjemahkan kode-kode genetik dari DNA.Transkripsi terjadi di inti
sel.
o Aturan pencetakan mRNA oleh DNA adalah :
1. Gula yang dicetak adalah pentosa(ribosa)
2. Basa Nitrogen yang dicetak meliputi : Adenin(A) mencetak Urasil(U),
Guanin(G) mencetak Sitosin (S), Timin(T) mencetak Adenin(A), dan
Sitosin(S) mencetak Guanin(G)
o Kemudian mRNA meninggalkan inti sel menuju ribosom dalam
sitoplasma.

© H. ARSIS 2020
2. Translasi
o Translasi adalah penterjemahan kode-kode genetik oleh tRNA, berupa
urutan asam-asam amino yang dikehendaki.
o Didalam sitoplasma terdapat asam-asam amino dan tRNA. Tiap molekul
tRNA memiliki 3 basa-N pada salah satu sisinya yang menggambarkan
jenis asam amino tertentu yang terikat pada sisi lainnya.
o Setiap molekul tRNA mengikat asam amino yang dibutuhkan dengan
tepat
o mRNA melekat pada ribosom, tRNA yang memiliki 3 basa-N membawa
asam amino ke ribosom dan 3 basa-N nya berpasangan dengan 3 basa -N
mRNA yang sama.
o Selanjutnya tRNA yang lain juga datang membawa asam amino lainnya.
Dua asam amino membentuk ikatan kimia bersama-sama.
o mRNA bergerak memanjang dan bergeser 3 basa-3 basa. tRNA pertama
melepaskan diri, tRNA ketiga datang dengan membawa sebuah asam
amino.
o Proses berjalan terus menerus sampai sebuah rantai asam amino terbentuk
(protein). Pembentukan itu sesuai dengan salinan dari DNA di inti sel.

© H. ARSIS 2020
 KESIMPULAN LANGKAH-LANGKAH SINTESIS PROTEIN
1. DNA membentuk RNAd untuk membawa kodon pembentuk protein dari
inti sel ke ribosom.
Misalnya rantai DNA : AAA AGS TAG SAT (SENSE/cetakan)
Maka rantai RNAd : UUU USG AUS GUA (KODON=Kode
Gen).
ANTI SENSENYA : TTT TSG ATS GTA
2. RNAd kemudian meninggalkan nucleus menuju ribosom untuk
mengakhiri tahap Transkripsi.
3. Translasi adalah penterjemahan kode-kode genetik oleh tRNA, berupa
urutan asam-asam amino yang dikehendaki, yaitu dengan cara RNAt
membawa asam amino sesuai dengan kodon yang terdapat dalam RNAd
Misalnya rantai RNAd : UUU USG AUS GUA
Maka rantai RNAt : AAA AGS UAG SAU (ANTI KODON)
4. Terbentuk protein dengan rangkaian asam amino sesuai dengan kodon
dalam RNAd.
5. Polipeptida yang terbentuk dari rantai RNAd (UUU USG AUS GUA),
yaitu :
6. Phenilalanin-serin-isoleusin-valin.

KODE GENETIKA
Kode genetik adalah rumusan jenis protein yang akan dibuat. Satu jenis asam
amino rangkaian 3 basa-N yang disebut Triplet. Jadi protein merupakan
kombinasi rangkainan 20 jenis asam amino yang terdapat dalam sel.
Rangkaian 3 Basa N yang bertugas menyusun kode genetik disebut kodon, benang
DNA yang bertugas mencetak kode-kode disebut rantai sense( DNA template)
sedangkan rantai pelengkapnya disebut rantai antisense.

© H. ARSIS 2020
TRANSKRIPSI (inti sel) :
Pencetakan mRNA oleh DNA dengan cara menterjemahkan kode-kode genetik
dari DNAJenis asam amino dan kode gennya:
1.INISIASI (Permulaan):
Daerah DNA,dimana RNA Polimerase melekat dan mengawali proses
transkripsi yang disebut Promoter.Daerah tersebut meliputi titik awal yang
membentang beberapa pasang nukleotida.
2.ELONGASI (Pemanjangan)
Pada saat RNA bergerak disepanjang DNA,pilinan heliks ganda DNA terbuka
secara berurutan,enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida ke ujung 3’
dari molekul RNA yang sedang tumbuh disepanjang helik ganda DNA
tersebut.
3.TERMINASI (Pengakhiran)
Akhir dari proses dimana RNA polimerase sampai pada terminator yaitu urutan
DNA yang berfungsi menghentikan proses trankripsi,sehingga RNA yang telah
terbentuk terlepas dari enzim tersebut.
Translasi (ribosom) :
Penterjemahan kode-kode genetik oleh t RNA,Berupa urutan asam amino (aa)
yang dikehendaki.
1. INISIASI (Permulaan):
RNAt melekat padaRNAd membuat aa pertama dari polipeptida,subunit
ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAt dan RNAd.RNAd mengandung
(AUG) dan (UAC) pada RNAt yang membawa metionin.
2. ELONGASI (Pemanjangan)
Asam amino berikutnya ditambahkan satu persatu pada aa pertama yang
bergerak ke satu arah saja pada RNAd yang terus berlangsung sampai rantai
polipeptidanya lengkap.
3. TERMINASI (Pengakhiran)
Akhir dari translasi menyebabkan dua sub unit ribosom dan komponen lainnya
terpisah-pisah termasuk rantai polipeptida hasil dari sintesis protein.
Contoh transkripsi:
1) Kodogen (DNA) = ASG TGG ATA SST
2) Kodon (triplet basa RNA d) = UGS ASS UAU GGA
Contoh Translasi
3) Anti kodon (pada RNA t) = ASG UGG AUA SSU
4) Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis.
Basa purin yang tersusun dari Adenin (A) dan Guanin (G).
Basa pirimidin yang tersusun dari Sitosin (S) dan Urasil (U)/RNA.Timin
(T)/DNA

© H. ARSIS 2020
Jenis asam amino dan kode gennya:

No Nama asam amino Triplet (Kodogen)


1 Alanin GCA, GCG, GCC, GCU
2 Arginin CGA, CGG, CGC,CGU
3 Asparagin AAC, AAU
4 Asam aspartat GAC, GAU
5 Sistein UGC, UGU
6 Asam glutamat GAA, GAG
7 Glutamin CAA, CAG
8 Glisin GGC, GGU
9 Histidin CAC, CAU
10 Isoleusin AUC, AUU
11 Leusin CUA, CUG, CUC,CUU, UUA, UUG
12 Lisin AAA, AAG
13 Metionin AUA, AUG
14 Fenilalanin UUC, UUU
15 Prolin CCA, CCG, CCC, CCU
16 Serin UCA, UCG, UCC, UCU
17 Treonin ACA, ACG, ACC, ACU
18 Triptopan UGA, UGG
19 Tirosin UAC, UAU

20 Valin GUA, GUG, GUC, GUU

© H. ARSIS 2020
KODE GENETIK :
Suatu cara untuk menetapkan jumlah serta urutan nukleotida yang berperan dalam
menentukan posisi yang tepat dari tiap asam amino dalam rantai peptida yang
panjang.
1. Jika sebuah kodon hanya terdiri dari SATU nukleotida,akan didapatkan 4
pangkat 1= 4 kodon ; A,G,C dan U,di sebut kode SINGLET/tidak memenuhi
syarat,sebab baru mengkode 4 asam amino,padahal jumlahnya ada 20 macam.
2. Jika sebuah kodon terdiri dari DUA nukleotida,akan didapatkan 4 pangkat 22=
16 kodon ,di sebut kode DUPLET/tidak memenuhi syarat,sebab baru
mengkode 16 asam amino,padahal jumlahnya ada 20 macam.
3. Jika sebuah kodon terdiri dari TIGA nukleotida,akan didapatkan 4 pangkat
32= 64 kodon ,di sebut kode TRIPLET/memenuhi syarat,sebab bisa
mengkode lebih dari 20 macam asam amino yang dikenal dengan istilah
kelimpahan atau degenerasi atau redundansi.

© H. ARSIS 2020
PERCOBAAN GRIFFITH

Griffith juga melakukan eksperimen dengan menyuntikkan bakteri S ke tubuh tikus, maka tikus
akan mati dan tikus tetap hidup bila disuntikkan dengan bakteri R. Jika bakteri S
dipanaskan dan disuntikkan pada tikus, maka akan tetap hidup dan jika bakteri S yang
dipanaskan dicampur dengan bakteri R, maka tikus akan mati. Griffith membuktikan bahwa
segala sesuatu dapat berpindah dari bakteri S yang mati ke dalam Bakteri R dan merubah
penampilan bakteri. R. Griffith menyebut material yang dapat berpindah tersebut sebagai prinsip
perpindahan (transformation principle) (Eisenman, 1998).

PERCOBAAN OSWALD AVERY


Percobaan Griffith kemudian dilanjutkan oleh Oswald T. Avey dan rekannya Colin M. Mac Leod
dan Maclyn McCarty (1944) dari Universitas Colombia, New York. Pada percobaan Avery dan
kawan-kawan dilakukan dengan menambahkan ekstrak DNA dari srain S yang telah mati kepada
strain R yang ditumbuhkan pada medium baru. Pada medium tersebut ditambahkan enzim
protease, ribonuklease dan deoxyribonuklease. Pada medium yang ditambahkan enzim protease
dan ribonuklease, transformasi tetap terjadi strain R berubah menjadi strain S. Pada medium yang
ditambahkan enzim deoxyribonuklease, maka transformasi tidak terjadi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa materi genetik yang menyebabkan terjadinya transformasi adalah DNA. Tetapi percobaan
tersebut tidak begitu saja diterima, ada kelemahan dari percobaan tersebut. Hasil yang
membuktikan bahwa materi pentransformasi adalah DNA menjadi tidak sah karena ada dugaan
pada saat percobaan terjadi kontaminasi atau pencemaran dari enzim protease yang juga dapat
mendegradasi protein yang diujikan pada mencit.

Gambar 2   :  Hal terpenting dari transformasi adalah DNA, Avery dan rekannya menunjukkan
bahwa transformasi tidak terpengaruh penambahan protease dan ribonuklease, tetapi tidak aktif
(tidak terjadi transformasi) karena ditambahkan deoxyribonuklease.

© H. ARSIS 2020
BAB IV
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel merupakan cara sel untuk memperbanyak diri. Pada sel eukariota
mengalami 2 jenis pembelahan sel yaitu pembelahan mitosis dan pembelahan
meiosis.
A. PEMBELAHAN MITOSIS
Sebenarnya, pembelahan mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus
sel terdiri atas fase interfase dan fase pembelahan mitosis (fase M)
a. Fase Interfase
Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melakukan
pembelahan. Namun interfase merupakan suatu tahap yang penting
untuk mempersiapkan pembelahan sel.
Kegiatan sel pada saat interfase adalah:
a)Fase pertumbuhan primer (G1)
Pada tahap ini sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap
pertama. Organel-organel yang ada didalam sel memperbanyak diri
guna menunjang kehidupan sel.
b)Fase Sintesis (Fase S)
Sel melakukan sintesis materi genetik. DNA yang terdapat didalam inti sel
mengadakan replikasi sehingga dihasilkan 2 DNA yang identik yang
akan diwariskan pada keturunannya.
c)Fase pertumbuhan sekunder (G2)
Sel memperbanyak organel-organelnya yang bertujuan agar organel-organel
tersebut dapat diwariskan pada setiap sel keturunannya. Ini sel sudah
terbentuk dan sel siap untuk melakukan pembelahan mitosis.
Gambar siklus sel

© H. ARSIS 2020
b. Fase Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu:
1. Profase
 Profase awal: didalam inti sel terbentuk benang-benang halus dan
panjang yang disebut kromatin
 Profase tengah: benang-benang kromatin memendek dan menebal
disebut kromosom dan membran inti mulai menghilang.
 Profase akhir: masing –masing kromosom menggandakan diri dan
menghasilkan 2 kromosom yang identik yang dihubungkan dengan
sentromer disebut kromatid(sister chromatid). Didalam sitoplasma
mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel)
2. Metafase
 Dinding inti sel telah menghilang. Masing –masing kromatid
menempatkan diri pada satu baris di bidang pembelahan dan tegak lurus
dengan benang spindel.
 Kinetokor pada setiap kromatid menghadap kutub yang berlainan.
3. Anafase
 Kromatid sister terpisah dan ditarik oleh mikrotubulus menuju kutub
yang berlawanan.
 Jarak kedua kutub semakin jauh.
4. Telofase
 Inti sel anakan terbentuk kembali sehingga terbentuk 2 inti sel anak
 Terjadi sitokinesis yaitu pemisahan sitoplasma yang diikuti dengan
pembentukan sekat baru sehingga terbentuk 2 sel anak. Kontraksi
semakin kedalam sehingga sel terbagi menjadi 2 bagian yang identik.

© H. ARSIS 2020
Gambar pembelahan mitosis

B. PEMBELAHAN MEIOSIS
Pembelahan meiosis disebut pembelahan reduksi karena terjadi pengurangan
jumlah kromosom pada sel anak.Pembelahan meiosis dapat ditemukan pada
pembentukan sel kelamin(gamet).
Tahap –tahap pembelahan meiosis:
1. Meiosis I
a) Profase I
Pada meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang. Profase I terdiri atas
5 tahap yaitu:
1) Leptoten
Benang-benang kromatin membentuk kromosom dan menduplikasikan
diri membentuk kromososm homolog
2) Zigoten
Kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut
panjangnya. Kromosom homolog yang berpasangan disebut bivalen
(terdiri dari 2 kromosom homolog)
3) Pakiten
Tiap bagian kromosom homolog mengganda tetapi masih dalam satu
ikatan sentromer sehingga membentuk tetrad
4) Diploten
Kromatid dari tiap kromosom memendek dan membesar. Pada tahap
ini memungkinkan terjadinya pindah silang(crossing over) karena
lengan kromosom yang saling berdekatan.
5) Diakinesis
Terbentuk benang spindel, membran inti dan inti menghilang.

© H. ARSIS 2020
b) Metafase I
Kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar berhadapan
disepanjang bidang pembelahan.
c) Anafase I
Gelendong mikrotubulus menarik kromosom homolog terpisah dan
menuju kutub yang berlawanan.
d) Telofase I
Setiap kromosom homolog telah mencapai kutub yang berlawanan.
Membran inti muncul kembali, dan dilanjutkan dengan terjadinya
sitokinesis sehingga dihasilkan 2 sel anak yang diploid.
2. Meiosis II
a) Profase II
Benang-benang kromatin berubah kembali jadi kromosom.
b) Metafase II
Setiap kromosom yang berisi dua kromatid merentang berjajar pada
bidang pembelahan
c) Anafase II
Benang spindel mulai menarik kromatid menuju kutugb yang berlawanan,
akibat kromatid terpisah menuju kutub yang berlawanan.
d) Telofase II
Kromatid yang telah mencapai kromosom mancapai kutub pembelahan.
Dilanjutkan dengan terjadinya sitokinesis sehingga terbentuk 4 sel anak
yang haploid.
Gambar pembelahan Meiosis

© H. ARSIS 2020
Tabel perbedaan pembelahan Mitosis dan meiosis

Faktor Mitosis Meiosis


pembanding
1. Tujuan  Untuk perbanyakan sel, Untuk membentuk sel
pertumbuhan dan memperbaiki gamet dan spora.
sel yang rusak. Meiosis berfungsi
mengurangi jumlah
kromosom agar
keturunannya
memiliki jumlah
kromosom yang sama
dengan induknya.
2. Tempat terjadinya  Pada tumbuhan terjadi pada  Pada tumbuhan
jaringan meristematis misalnya terjadi pada benang
pada ujung batang, ujung daun sari dan putik
dan ujung akar.  Pada hewan terjadi
 Pada hewan terjadi pada sel pada organ
somatis kelaminjantan(testis)
dan organ kelamin
betina (ovarium)
3. tahap pembelahan  Satu kali meliputi profase,  Dua tahap
metafase, anafase dan telofase pembelahan yaitu:
 meiosis I: profase I,
metafase I, Anafase
I dan Telofase I.
 Meiosis II: profase
II, metafase II,
Anafase II dan
Telofase II
4. hasil  2 sel anak yang memiliki  4 sel anak dengan
jumlah kromosom yang sama jumlah kromosom
dengan sel induknya(diploid) separo dari jumlah
sehingga anak mempunyai kromosom sel induk
sifat genetis yang identik sehingga sel anak
dengan induknya secara genetis tidak
identik dengan sel
induk.

© H. ARSIS 2020
GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin(sel gamet).Pada
hewan dan manusia gametogenesis terjadi pada testis dan ovarium sedangkan
pada tumbuhan terjadi pada benang sari dan kepala putik.Gametogenesis
melibatkan pembelahan meiosis.
1. Gametogenesis pada hewan
a) Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di testis.pada testis terdapat tubulus
seminiferus. Dibagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat
diploid(2n) yang disebut spermatogonium
Dalam pertumbuhannya spermatogonium mengalami mitosis
membentuk sel spermatosit primer yang bersifat diploid, kemudian
mengalami meiosis sehingga terbentuk 2 sel spermatosit sekunder yang
bersifat haploid. Pada meiosis II tiap sel tersebut mengahasilkan 2 sel
anakan hingga terbentuk 4 sel anak yang disebut spermatid yang bersifat
haploid, yang dalam pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk
spermatozoa yang semuanya fungsional
b) Oogenesis
Oogenesis berlangsung dalam organ kelamin betiana yaitu ovarium.
Didalamnya terdapat sel induk ovum yang disebut oogonium yang bersifat
diploid. Oogonium mengalami mitosis dan membentuk oosit primer yang
bersifat diploid. Sel ini mengalami meiosis I sehingga terbentuk dua sel
anakan , yang satu besar disebut oosit sekunder dan yang satu kecil disebut
badan kutub primer yang keduanya bersifat haploid. Kedua sel ini
mengalami meiosis II , oosit sekunder menghasilkan 2 sel anakan yang satu
besar disebut ootid sedangkan yang satu kecil disebut badan kutub
sekunder.

Dalam perkembangannya badan kutub akan mengalami degenerasi


hingga akhirnya mati, sedangkan ootid mengalami perkembangan menjadi
ovum. Akhirnya pada oogenesis menghasilkan satu ovum yang fungsional
dan tiga sel badan kutub yang tidak fungsional.
Bagan spermatogenesis dan oogenesis.

© H. ARSIS 2020
2. Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi
Pembentukan gamet jantan pada tumbuhan disebut mikrosprogenesis,
sedangkan pembentukan gamet betina disebut makrosporogenesis.
a) Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis terjadi pada bagian kepala sari yaitu anthera yang
menghasilkan sperma. Pembentukan sel sperma dimulai dari sebuah sel
induk mikrospora diploid yang disebut mikrosporosit di dalam anthera.
Mikrosporosit akan mengalami meiosis I menghasilkan 2 sel haploid
selanjutnya mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 mikrospora yang
haploid yang kemudian berkelompok membentuk tetrat.
Setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis yang menghasilkan 2 sel
anakan yaitu sel generatif dan sel vegetatif. Kedua sel ini bersama-sama
membentuk serbuk sari. Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatif

© H. ARSIS 2020
membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis sehingga terbentuklah 2
inti sperma.sementara inti vegetatif tidak membelah.
b) Makrosporogenesis /megasporogenesis
Proses ini terjadi pada bakal biji(ovulum) yang dibungkus oleh bakal
buah(ovarium). Pada pangkal putik. Didalam bakal biji terdapat
sporangium yang mengandung megasporofit yang bersifat diploid.
Selanjutnya megasporofit mengalami meiosis dan menghasilkan 4 mega
spora haploid yang letaknya berderet. 3 megaspora mengalami degenerasi,
sedangkan satu megaspore yang hidup mengalami pembelahan mitosis 3
kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis. Hasilnya berupa sebuah sel
besar yang disebut kandung lembaga muda yang mengandung 8 inti
haploid. Diujungnya terdapat sebuah lubang(mikropil) sebagai tempat
masuknya saluran serbuk sari.
Selanjutnya 3 inti menempatkan diri didekat mikropil berkembang
menjadi 2 sel sinergid dan satu sel telur. 3 inti bergerak kearah kutub
kalaza dan mengalami degenerasi yang disebut dengan inti antipoda.
Sisanya 2 inti yang disebut inti kutub bersatu ditengah kandung lembaga
dan terbentuklah sebuah inti diploid(2n). inti ini disebut inti kandung
lembaga sekunder.

BAB V
PEWARISAN SIFAT/HEREDITAS

A. HUKUM PEWARISAN SIFAT

© H. ARSIS 2020
Peristiwa pewarisan sifat mengikuti pola-pola tertentu yaitu pola-pola
hereditas. Prinsip-prinsip pewarisan sifat pada organisme dijelaskan oleh
hukum Mendel. Mendel melakukan penelitian dengan menyilangkan biji
kacang kapri yang memiliki sifat-sifat yang kontras.
Berdasarkan penelitiannya , Mendel menyusun beberapa hipotesa sebagai
berikut:
1. Sepasang gen dari induk jantan dan induk betina berperan dalam
mengendalikan setiap sifat pada keturunannya.
2. Setiap alel (anggota dari pasangan gen) menunjukan bentuk alternatif
sesamanya. Misalnya warna merah dan putih, atau biji bulat dan keriput.
3. Pasangan alel berbeda yang dapat bersama-sama dalam satu individu
terdiri dari alel yang merupakan faktor dominan dan faktor resesif. Faktor
dominan akan menutupi faktor resesif.
4. Pada saat pembentukan gamet, masing-masing alel memisah secara bebas,
selanjutnya penggabungan gamet terjadi secara acak.
5. Individu murni mempunyai pasangan alel yang sama yaitu dominan saja
atau resesif saja.

1. HUKUM I MENDEL (HUKUM SEGREGASI)


 Bunyi hukum 1 Mendel : Pada waktu pembentukan gamet, terjadi
pemisahan alel secara bebas( The law of segregation of allelic genes)
atau disebut juga hukum segregasi
 Penerapan hukum I Mendel dapat dikaji pada persilangan monohibrid
yaitu persilangan dengan satu sifat beda.

Contoh :
a. Persilangan monohibrid dominan penuh
Kacang kapri biji bulat (BB) disilangkan dengan kacang kapri biji
keriput (bb). Tentukan rasio fenotip dan genotip pada keturunan ke-2
(F2)
Skema persilangan:
Generasi 1:
Parental(P) : Fenotip : biji bulat X biji keriput
Genotip : BB bb
Gamet : B b

Filial 1 (F1) Bb (100% biji bulat)

Generasi 2:
P2 : Fenotip : biji bulat x biji bulat
Genotip : Bb Bb
Gamet : B , b B,b
F2 :

B b

© H. ARSIS 2020
B BB (bulat) Bb (bulat)
b Bb ( bulat) bb (keriput)

Rasio fenotip F2 : Bulat : keriput


75 % : 25 % = 3 : 1
Rasio genotip F2 : BB : Bb : bb
1 : 2 : 1

b. Persilangan monohibrid dominan tidak penuh (intermediet)


contoh : tanaman Antirrinum majus galur murni merah (MM)
disilangkan dengan galur murni putih (mm), hasil persilangan
persilangannnya adalah:
generasi 1 :
P1 : fenotip : bunga merah x bunga putih
Genotip: MM mm
Gamet : M m
F1 : Mm ( merah muda)
P2 : fenotip : merah muda x merah muda
Genotip : Mm Mm
Gamet M,m M,m
F2

M m
M MM (merah) Mm(merah
muda)
m Mm (merah mm (putih)
muda)

Rasio fenotip F2 : Merah : merah muda : putih


1 : 2 : 1
Rasio genotip F2 : MM : Mm : mm
1 : 2 : 1

2. HUKUM II MENDEL ( Hukum assortasi)


 Bunyi hukum II Mendel : setiap gen dapat berpasangan secara bebas
dengan gen dari sifat lain
 Penerapan Hukum II Mendel dapat dikaji pada persilangan dihibrid
yaitu persilangan dengan dus sifat beda.

Contoh :
Persilangan Dihibrid

© H. ARSIS 2020
Tanaman biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan dengan
tanaman biji kisut warna hijau (bbkk). Tentukan kombinasi fenotip
pada F2.
Skema persilangan:
Generasi 1: fenotip : Biji bulat,kuning x biji kisut, hijau
Genotip: BBKK bbkk
Gamet : BK bk
F1 : BbKk ( bulat, kuning) 100%
Generasi 2 : fenotip : bulat,kuning x bulat kuning
Genotip : BbKk BbKk
Gamet : BK, Bk, bK, bk dan BK, Bk, bK, bk
F2 :

gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
(bulat (bulat, (bulat, (bulat,
kuning) kuning) kuning) kuning)
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
(bulat (bulat, (bulat (bulat,
kuning) hijau) kuning) hijau)
bK BbKK BbKk bbKk bbKk
(bulat, (bulat, (kisut, (kisut,
kuning) kuning) hijau) kuning)
bk BbKk Bbkk (bulat, bbKk bbkk
(bulat, hijau) (kisut, (kisut,
kuning) hijau) hijau)

Rasio fenotip F2: bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau
9 : 3 : 3 : 1
 Persilangan balik (back cross) dan uji silang (test cross)
Backcross adalah persilangan antara keturunan F1 yang heterozigot
dengan induknya yang homozigot dominan.
Test cross adalah persilangan antara keturunan F1 dengan salah satu
induknya yang homozigot resesif. Test cross dilakukan jika F1 belum
diketahui genotipnya.

B. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


 Penyimpangan semu hukum mendel adalah beberapa persilangan yang
menghasilkan perbandingan berbeda dengan perbandingan Mendel,
namun sebenarnya masih mengikuti aturan hukum Mendel.

 Penyimpangan semu hukum mendel itu antara lain:


1. Atavisme

© H. ARSIS 2020
Munculnya suatu sifat sebagi akibat interaksi beberapa gen.
Interaksi gen sama dengan Interaksi antar gen yaitu suatu sifat
yang tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi
alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling
mempengaruhi dalam memunculkan sifat fenotip.
Contoh interaksi gen terlihat pada bentuk pial (jengger ayam). Ada
4 macam bentuk jengger ayam yang bersifat menurun yaitu:
a. pial ros (mawar atau gerigi) dengan genotip : R-pp
b. Pial biji (pea atau kacang) dengan genotip : rrP-
c. Pial bilah(tunggal) dengan genotip : rrpp
d. Pial walnut(sumpel) dengan genotip : R-P-
 Contoh persilangan:
Ayam berpial rose (RRpp) disilangkan dengan ayam berpial biji
(rrPP), semua keturunan F1 nya berpial walnut, perhatikan
diagram persilangan berikut:
P1 : fenotip : Rose x Biji
Genotp : RRpp x rrPP
Gamet : Rp rP
F1 : RrPp (walnut) 100%
P2 fenotip : walnut x walnut
Genotip : RrPp x RrPp
Gamet : Rp, Rp, rP, rp
F2:

gamet RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
(walnut) (walnut) (walnut) (walnut)
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
(walnut) (rose) (walnut) (rose)
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
(walnut) (walnut) (biji) (biji)
rp RrPp Rrpp rrPp rrpp
(walnut) (rose) (biji) (bilah)
 Rasio fenotip F2 adalah: Walnut : rose : Biji : Bilah = 9 : 3 : 3 : 1
 Dari persilangan ayam berpial rose dan biji, dihasilkan fenotip baru
yaitu walnut dan bilah (tunggal). Pial walnut muncul karena interaksi 2
pasang alel (gen) yang dominan. Sedangkan pial bilah muncul karena
interaksi 2 pasang gen yang resesif.

2. Kriptomeri

© H. ARSIS 2020
 Kriptomeri adalah gen dominan yang seolah-olah tersembunyi jika
berdiri sendiri dan pengaruhnya baru akan tampak apabila bersama –
sama gen dominan lainnya.
 Contoh kriptomeri: persilangan bunga Linaria maroccana merah
dengan bunga putih. Warna bunga disebabkan karena adanya zat warna
antosianin dalam sitoplasma sel. Jika pH rendah (lingkungan asam )
bunga berwarna merah, dan jika pH tinggi(lingkungan basa) bunga
berwarna ungu. Jika tidak terdapat antosianin , walaupun lingkungan
asam maupun basa , bunga akan berwarna putih.
P1 fenotip : merah x putih
Genotip : AAbb x aaBB
Gamet : Ab aB
F1 : AaBb (ungu)
P2 Fenotip : ungu x ungu
Genotip : AaBb x AaBb
Gamet : AB, Ab, aB, ab dan AB, Ab, aB, ab
F2 :

game AB Ab aB ab
t
ABAABB AABb AaBb AaBb
(ungu) (ungu) (ungu) (ungu)
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
(ungu) (merah) (ungu) (merah)
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
(ungu) (ungu) (putih) (putih)
ab AaBb Aabb aaBb aabb
(ungu) (merah) (putih) (putih)
Rasio fenotip F2 adalah: 9 ungu : 3 merah : 4 putih

3. Polimeri
 Polimeri adalah : persilangan heterozigot yang menghasilkan banyak
sifat beda yang berdiri sendiri tapi mempengaruhi bagian yang sama
dari satu organisme.

 Contoh polimeri : persilangan 2 varietas gandum berbiji merah dan


berbiji putih

© H. ARSIS 2020
P1 Fenotip : merah x putih
Genotip : M1M1M2M2 m1m1m2m2
Gamet : M1M2 m1m2
F1 : M1m1M2m2
P2 fenotip : merah x merah
Genotip : M1m1M2m2 M1m1M2m2
Gamet : M1M2 , M1m2, m1M2, m1m2
F2 :

gamet M1M2 M1m2, m1M2 m1m2


M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
(merah) (merah) (merah) (merah)
M1m2, M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
(merah) (merah) (merah) (merah)
m1M2 M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
(merah) (merah) (merah) (merah)
m1m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
(merah) (merah) (merah) (putih)
Rasio fenotip F2 : 15 Merah : 1 putih
4. Epistasis dan hipostasis
 Epistasis adalah : sepasang gen yang mengalahkan atau menutupi
ekspresi gen lan yang tidak sealel.
Hipostasis adalah gen yang tertutupi ekspresinya oleh sepasang gen
lain yang tidak sealel.
Contoh epistasis-hipostasis : Penyilangan gandum berkulit hitam
dengan gandum berkulit kuning.
P1 Fenotip : hitam x kuning
Genotip : HHkk x hhKK
Gamet : Hk hK
F1 : HhKk (hitam)
P2 Fenotip : hitam x hitam
Genotip : HhKk x HhKk
Gamet : HK, Hk, hK, hk dan HK, Hk, hK, hk

F2 :

game HK Hk hK hk
t

© H. ARSIS 2020
HK HHKK HHKk HhKK HhKk
(hitam) (hitam) (hitam) (hitam)
Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk
(hitam) (hitam) (hitam) (hitam)
hK HhKk HhKk hhKK hhKk
(hitam) (hitam) (kuning) (kuning)
hk HhKk Hhkk hhKk hhkk
(hitam) (hitam) (kuning) (putih)
 Rasio fenotip F2 : 12 hitam : 3 kuning : 1 putih
5. Gen komplementer
 Gen komplementer adalah gen-gen yang saling berinteraksi dan saling
melengkapi. Jika salah satu gen tidak ada maka pemunculan sifat tidak
sempurna atau tertutupi.
 Contoh gen komplementer adalah : Persilangan jagung berkulit biji
berwarna dengan berkulit biji tak berwarna.
P1 Fenotip : berwarna x tidak berwarna/putih
Genotip : CCRR x ccrr
Gamet : CR cr
F1 : CcRr (berwarna)
P2 Fenotip : berwarna x berwarna
Genotip : CcRr x CcRr
Gamet : CR,Cr,cR,cr
F2 :

game CR Cr cR cr
t
CR CCRR CCRr CcRR CcRr
(berwarna) (berwarna) (berwarna) (berwarna)
Cr CCrR CCrr CcRr Ccrr
(berwarna) (tak (berwarna) (tak
berwarna) berwarna)
cR CcRR CcRr ccRR ccRr
(berwarna) (berwarna) (tak (tak
berwarna) berwarna)
cr CcRr Ccrr ccRr ccrr
(berwarna) (tak (tak (tak
berwarna) berwarna) berwarna)
 Rasio fenotip F2 : 9 berwarna : 7 tak berwarna

C. POLA-POLA HEREDITAS

© H. ARSIS 2020
Peristiwa pewarisan sifat pada organisme akan mengikut pola-pola
hereditas. Beberapa pola hereditas yang ada antara lain:
1. Tautan (linkage)
 Peristiwa tautan adalah beberapa gen berbeda yang menempati kromosom
yang sama. Jika tautan terjadi pada autosom maka disebut tautan
autosomal dan jika terjadi pada kromosom seks disebut tautan seks.
 Individu yang dihasilkan mengalami variasi genetik dan menghasilkan
kombinasi baru yang berbeda dari induknya yang disebut rekombinasi
genetik
 Contoh peristiwa tautan: tanaman berbunga merah (MM) , buah bulat (BB)
disilangkan dengan tanaman berbunga putih (mm), buah keriput (bb). Jika
gen M terpaut dengan gen B dan gen m terpaut gen b, maka keturunan yang
dihasilkan adalah :
Diagram persilangan:
P1 Fenotip : merah,bulat x putih , keriput
Genotip : M M m m
B B b b

Gamet :M m
B b
F1 : MmBb (merah, bulat)
P2 fenotip : merah,bulat x merah bulat
Genotip : MmBb MmBb
Gamet : MB, mb
F2

gamet MB mb
MB MMBB MmBb
(merah, (merah,
bulat) bulat)
mb MmBb mmbb
(merah (putih,
bulat) keriput)
 Rasio F2: merah,bulat : putih keriput = 3 : 1 dan bila diuji silang akan
menghasilkan keturunan dengan fenotip merah,bulat : putih keriput = 1 : 1,
bukan 1 :1 :1 :1. Genotip F1 yang dihasilkan merupakan kombinasi
parental yaitu MB dan mb
 Dengan adanya peristiwa gen terpaut, maka pada waktu gametogenesis
akan dihasilkan jumlah macam sel gamet yang lebih sedikit dibandingkan
jika gen-gennya terdapat pada kromosom yang berlainan sehingga jumlah
macam F2 yang dihasilkan lebih sedikit.

2. Pindah silang

© H. ARSIS 2020
 Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya gen-gen suatu kromatid dengan
gen-gen pada kromatid homolognya.
 Pindah silang terjadi pada meiosis I sehingga menghasilkan kombinasi baru
dari tetuanya.
 Pindah silang disebabkan karena kromatid saling melilit sehingga gen-gen
saling tertukar.
3. Pautan seks
 Pautan seks adalah peristiwa bergabungnya beberapa sifat pada kromosom
seks. Pautan seks dapat terjadi pada kromosom X dan kromosom Y.
 Contoh pautan seks dilihat pada peristiwa buta warna dan haemofili.
4. Gen letal
 Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan
kematian.
 Gen letal ada yang dominan letal dan ada resesif letal
 Contoh: 1). dominan letal
Tikus kuning x tikus kuning
Aa Aa
F1 : AA (letal) : 2 Aa(kuning) : aa (hitam)
2) resesif letal
Daun putih pada jagung
Gg (hijau) x Gg (hijau)
F1 : GG(hijau) : Gg (hijau) : gg (letal).

D. HEREDITAS PADA MANUSIA


Penelitian genetika pada manusia sangat sulit dilakukan karena :
1. Manusia hidup dalam aturan agama, sosial dan lingkungan tertentu sehingga
tidak memungkinkan manusia dijadikan objek penelitian.
2. Sulit bagi si peneliti menganjurkan orang agar mengikuti kemauan dan
harapan si peneliti untuk kawin dengan seseorang yang ingin diselidiki pula,
atau kawin dengan orang tertentu.
3. Jarang sekali orang bersedia untuk dijadikan objek penelitian khususnya bila
yang diselidiki itu cacat atau penyakit dalam suatu keluarga.
4. Sukar mengamati karakter yang menjurus pada kemauan si peneliti
5. Manusia merupakan jenis makhluk hidup yang mempunyai keturunan
relative sedikit, sehngga secara statistik tidak memenuhi syarat
6. Umur manusia dan daur hidupnya panjang
7. Manusia dibanding hewan dan tumbuhan sangat sulit dikontrol suasana
lingkungannya sesuai dengan harapan si peneliti.
Karena kesukaran tersebut maka dalam mempelajari genetika manusia (human
genetic) maka dilakukan cara-cara berikut :
1. Pedigree (peta silsilah), ialah catatan asal usul suatu sifat dari nenek moyang
hingga anak cucu beberapa generasi berikutnya.

© H. ARSIS 2020
2. Hasil penelitian genetika pada hewan yang mungkin mempunyai sifat dan
karakter yang dapat dterapkan pada manusia.
c. Cacat atau penyakit menurun
Penyakit yang sifatnya menurun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
o Tidak dapat disembuhkan
o Tidak menular
o Biasanya dikendalikan oleh gen resesif
o Dapat diusahakan agar terhindar
Penyakit menurun pada manusia ada yang diwariskan melalui autosom
dan ada yang melalui kromosom seks.
1) Cacat (penyakit menurun) yang diwariskan melalu autosom
a) Albinisme (bulai)
 Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif,yang tidak terpaut
seks.
 Gen tersebut adalah gen A, sehingga orang normal mempunyai
genotip AA dan Aa sedangkan albino bergenotip aa (resesif
homozigot)
 Cacat albino mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
o Pigmentasi (perwanaan) kulit dan organ tubuh lainnya tidak
normal.
o Mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap
cahaya berintensitas tinggi.
Seseorang anak yang albino dapat lahir dari pasangan :
o Suami istri normal yang kedua-duanya heterozigot.
o Suami istri yang salah satu albino sedang yang lain normal
heterozigot.
Jadi apabila sepasang suami istri keduanya normal, kemudian
mempunyai anak albino, pasti kedua orang suami istri tersebut
heterozigot (carrier).
b) Gangguan mental
 Salah satu bentuk gangguan mental adalah idiot yang
mempunyai ciri-ciri antara lain wajahnya menunjukan
kebodohan, refleknya lamban, kulit dan rambut kekurangan
pigmen, umumnya tidak berumur panjang, tidak mampu
menghasilkan keturunan dan jika urinnya ditetesi larutan fenil
oksida 5% akan berwarna hijau kebiruan karena terdapatnya
senyawa fenil ketourinaria (FKU) yang tidak ditemukan pada
orang normal.
 Anak idiot umumnya diturunkan dari kedua orang tua yang
normal heterozigot (Gg)

© H. ARSIS 2020
c) Brachidactyli
 Brachidactili adalah keadaa seseorang yang mempunyai jari-jari
pendek dan tidak normal. Hal ini terjadi karena pendeknya
tulang –tulang pada ujung jari dan tumbuh menjadi satu.
 Kelainan ini disebabkan oleh gen B. orang normal akan
mempunyai genotip homozigot resesif(bb), genotip homozigot
dominan (BB) bersifat letal.

2) Cacat atau penyakit menurun yang diwariskan melalui


kromosom seks
Alel resesif atau dominan pada kromosom X juga dapat menentukan
terjadinya kelainan. Beberapa kelainan itu antara lain:
a) Buta warna
 Buta warna disebabkan gen c yang terpaut pada kromosom X.
Dikenal 2 macam buta warna yaitu :
a) buta warna parsial yaitu bila seseorang tidak dapat
membedakan warna tertentu saja, misalnya buta warna merah
dan buta warna hijau.
b) Butawarna absolut yaitu orang yang tidak dapat
membedakan semua jenis warna.
 Karena sifat butawarna terpaut pada kromosom X maka kemungkinan
genotipnya adalah:

Jenis kelamin Normal carier butawarna


c
Wanita XX XX XcXc
pria XY - XcY
 Contoh diagram perkawinan:
P : XcXc x XY
(buta warna) (noramal)
c
Gamet: X X,Y
c c
F1 : XX ,XY
Rasio fenotip F1 : wanita carrier 50% : laki-laki butawarna 50%
 Dari beberapa tipe perkawinan dapat diketahui bahwa :
a) Sifat buta warna pada pria akan diwariskan pada anaknya yang
wanita dan tidak pada anaknya yang laki-laki
b) Bila pasangan suami isteri normal, kemudian mempunyai anak
laki-laki butawarna maka dapat dipastikan bahwa ibunya
bersifat carrier
c) Seorang wanita butawarna dapat lahir dari pasangan ibu carrier
bapak butawarna, atau bapak ibunya keduanya butawarna.
d) Seorang ibu butawarna akan melahirkan anak laki-laki
seluruhnya butawarna.

© H. ARSIS 2020
b) Haemofilia
 Haemofilia adalah kelainan pada darah dimana darah yang
keluar dari pembuluh darah sulit membeku.
 Haemofilia disebabkan oleh gen resesif yang terpaut pada kromosom
X. Bila gen H menimbulkan sifat normal dan gen h penyebab
haemofili maka kemungkinan genotipnya adalah:

Jenis kelamin Normal carier butawarna


H H H h
Wanita X X X X XhXh
H
pria X Y - XhY
 Dari berbagai tipe perkawinan yang mungkin dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa:
Seorang anak laki-laki haemofilia dapat lahir dari pasangan istri
carrier dengan suami haemofilia atau istri carrier dengan suami
normal. Seorang ayah haemofilia tidak akan mewariskan sifat
haemofilia pada anak laki-lakinya tetapi akan mewariskan pada
anak perempunnya.

c) Anadontia
 Anadontia adalah kelainan pada seseorang dimana giginya tdak
dapat tumbuh selamanya. Anadontia juga dissebabkan oleh gen
resesif yang terpaut pada kromosom X

d. Golongan Darah
Golongan darah seseorang ditentukan oleh sepasang gen. Penggolongan
darah didasarkan pada aglutinogen tertentu yang terdapat dalam sel darah
merah.Golongan darah manusia dapat digolongkan menurut beberapa
sistem antara lain:
1. Sistem ABO
2. Sistem MN
3. Sistem rhesus
1) Golongan darah sistem ABO
Menurut sistem ini darah manusia dibedakan atas 4 golongan yaitu:
a) Golongan darah A, bila didalam sel darah merahnya terdapat
antigen A. adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA
b) Golongan darah B, bila didalam sel darah merahnya terdapat
antigen B. adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB
c) Golongan darah AB, bila didalam sel darah merahnya terdapat
antigen A dan B. adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen I A
dan gen IB
d) Golongan darah O, bila didalam sel darah merahnya tidak terdapat
antigen A atau B.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapt dibuat tabel hubungan antara
fenotip, genotipnya dan kemungkinan sel gametnya.

© H. ARSIS 2020
Fenotip Genotip Kemungkinan
golongan macam gamet
darah
A IAIA , IAIO IA ,IO
B IB IB , IB IO IB , IO
AB IAIB , IA ,IB
O IOIO IO
4 macam 6 macam 3 macam

Dengan memperhatikan tabel diatas maka dapat dibuat kemungkinan


golongan darah anak sebagai berikut:

Fenotip Kemungkinan Golongan


golongan golongan darah yang
darah orang darah anak- tidak
tua anaknya mungkin ada
1. O x O O A , B , AB
2. O x A A ,O B ,AB
3. O x B O ,B A , AB
4. O x AB A,B O , AB
5. A x A A,O B , AB
6. A x B A , B , AB, O -------------
7. A x AB A, B , AB O
8. B x B B,O A ,AB
9. B x AB A, B , AB O
10. AB x AB A , B , AB O

2) Golongan darah sistem MN


Golongan darah sistem MN ditentukan adanya antgen M yang
dtentukan oleh gen IM, antigen MN yang ditentukan oleh gen I MIN dan
antigen N yang ditentukan oleh gen IN
Berdasarkan hal tersebut maka kemungkinan fenotip dan genotipnya
adalah:

Fenotip Genotip Kemungkinan


golongan macam gamet
darah
M IMIM IM
N ININ IN
MN IMIN , IM ,IN

3) Golongan darah sistem rhesus


Golongan darah sistem rhesus berdasarkan ada tidaknya antigen rhesus
(Rh) yang ditemukan dalam sel darah merah manusia sehingga
golongan darah manusia dibedakan atas

© H. ARSIS 2020
a. Golongan Rh+ , bila dalam sel darah merahnya ditemukan antigen
Rhesus
b. Golongan Rh- (rh) , bla dalam sel darah merahnya tidak ditemukan
antigen rhesus
Adanya antigen Rh dikendalikan oleh gen IRh yang dominan terhadap
gen Irh sehingga genotip orang dapat dibedakan atas :

Fenotip golongan Genotip Kemungkinan


darah macam gamet
Rhesus+ IRhIRh IRhIrh IRh , Irh
-
Rhesus IrhIrh Irh

 Seorang ibu yang Rh+ mengandung embrio bergolongan darah Rh-


atau Rh+, kemungkinan anaknya akan lahir dengan selamat, dalam
arti tidak ada gangguan darah karena faktor Rh
 Jika seorang ibu Rh – maka
o Bila mengandung embrio Rh-, maka embrio tidak akan
mengalami gangguan apapun dan lahir denga selamat.
o Bila mengandung embrio Rh+ , maka kemungkinan kandungan
pertama akan lahir dengan selamat, tetapi pada waktu bayi ini
lahir dalam rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh
yang dapat masuk ke sistem peredaran darah ibu, sehingga dalam
tubuh bu akan terbentuk zat anti Rh
o Bila embrio kedua yang dikandung ibu Rh- , maka anak ini tidak
akan mengalami gangguan darah. Tapi bila embro kedua
bergolongan Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit
anemia berat (erytroblastosis foetalis). Hal ini disebabkan karena
zat anti Rh ibu masuk ke sistem peredaran anak sehingga bertemu
dengan antigen Rh. Bayi yang mengalami gangguan ini biasanya
tidak berumur panjang , namun dapat ditolong dengan jalan
mengganti seluruh darahnya dengan darah normal.

E. Cara Menghindari Kelainan Menurun


a. Eugenetika
Eugenetika adalah usaha perbaikan sosial dengan menerapkan hukum-hukum pewarisan
sfat antara lain:
a) Menghindari perkawinan dengan keluarga dekat, karena dapat memungkinkan
terjadinya rekombinasi gen-gen resesf yang umumnya tidak normal
b) Generasi muda harus memahami hukum-hukum hereditas
c) Tidak menikahkan orang – orang yang mengalami gangguan mental seperti idiot, mbsl
dan debil.
d) Melakukan pemeriksaan kesehatan dan asal usul calon pasangan suami isteri
e) Memelihara kesehatan fisik dan mental
b.Eutenika
 Eutenika adalah usaha perbaikan sosial yang dilakukan dengan pengelolaan lingkungan
seperti pendidikan, peningkatan gizi, perbaikan tempat tinggal, olahraga dan rekreasi

© H. ARSIS 2020
BAB VI
MUTASI
Mutasi adalah perubahan materi genetik yang akan diwariskan pada
keturunannya. Organisme yang mengalami mutasi disebut dengan mutan. Mutasi
mempunyai beberapa sifat antara lain muncul secara bebas, berifat menurun dan
jarang terjadi.
A. Jenis – jenis Mutasi
1. Berdasarkan materi hareditas yang mengalami mutasi
a. Mutasi gen
 Mutasi gen adalah perubahan susunan basa-N pada nukleotida, disebut
juga mutasi titik (point mutation). Perubahan basa-N dapat
menyebabkan perubahan susunan asam amino yang akan dibentuk
 Mutasi gen dapat melalui beberapa cara yaitu;
a) Transisi , terjadi apabila basa pirimidin diganti oleh basa pirimidin
yang lain atau basa purin yang satu diganti oleh basa purin yang
lain. Misal basa T diganti oleh C dan sebaliknya atau basa A
diganti oleh basa G dan sebaliknya.
b) Tranversi , terjadi apabila basa pirmidin digantikan oleh basa purin
dan sebaliknya, akibatnya asam amino yang terbentuk tidak sesuai
dengan pesanan.
c) Mutasi frame shift ( pergeseran rangka), terjadi apabila adanya
penambahan dan pengurangan satu atau lebih nukleotida dalam
DNA

b. Mutasi kromosom
Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom(mutasi besar/ gross
mutation) yaitu terjadinya perubahan struktur atau jumlah
kromosom.Beberapa mutasi kromosom antara lain:
a) Perubahan struktur kromosom, dapat disebabkan oleh
1) Delesi atau defisiensi
Delesi adalah peristwa hilangnya sebagian kromosom normal
karena patahnya kromosom.
Delesi dibedakan atas :
Delesi interkalar, jika terdapat dua patahan diujung kromosom
Delesi terminal, jika terdapat satu patahan diujung kromosom
2) Duplikasi, adalah penambahan bagian kromosom pada
kromosom normal , sehngga dalam satu kromosom terdapat
dua atau lebih bagan yang sama.
3) Inversi, adalah patahnya kromosom didua tempat yang diikuti
penyisipan gen-gen kembali tetapi dengan urutan terbalik.
Inversi dibedakan atas:
4) Inversi parasentris, terjadi karena dua bagian yang patah
terletak pada satu lengan kromosom( tdak dipsahkan oleh
sentromer)
5) Inversi perisentris, terjadi jika dua bagian yang patah terletak
pada lengan kromosom yang berlainan( melewati sentromer)

© H. ARSIS 2020
6) Translokasi merupakan pindahnya potongan kromosom ke
kromosom lain yang bukan homolognya.

b) Perubahan jumlah kromosom


Dalam keadaan normal jumlah kromosom yang dimiliki individu
adalah stabil, akan tetapi karena peristiwa non disjunction
menyebabkan jumlah kromosom berubah. Perubahan jumlah
kromosom meliputi:
1) Euploidi, perubahan seperangkat genom kromosom yang
meliputi;
Monoploidi, yaitu organisme yang kehilangan satu set
kromosom dalam sel somatisnya.
Poliploid, yaitu organisme yang memiliki perangkat
kromosom lebih dari tiga misalnya tetraploid, heksaploid
dsbnya
2) Aneuploidi, perubahan yang hanya terjadi karena indivdu
mengalami kekurangan atau kelebihan kromosom dbandingkan
dengan individu diploid normal. Terdiri atas:
 Monosomi, terjadi pada individu yang kehilangan satu
kromosom dalam satu perangkat (2n-1). Pada wanita ,
kehilangan satu kromosom X pada gonosomnya akan
menyebabkan sindrom Turner karena hanya memliki satu
kromosom X saja (XO), monosomi mugkin dsebabkan
karena terjadinya non disjunction pada saat pembentukan sel
telur.
 Trisomi,terjadi pada individu yang kelebihan satu kromosom
dalam selnya (2n +1). Contohnya adalah sindrom klinifelter
(XXY) , sindrom jacob XYY, dll
 Nullisomi, indivdu yang kehilangan sepasang kromosom
homolog dalam selnya (2n-2)

2. Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi


a. Mutasi somatis, adalah mutasi yang terjadi pada sel – sel somatis ( sel
tubuh). Perubahan pada sel somatis hanya diturunkan pada sel somatis
saja
b. Mutasi germinal, adalah mutasi yang terjad pada sel-sel gamet. Bila
mutasi menghasilkan sifat dominan maka akan langsung diekspresikan
pada keturunannya, dan apabila bersfat resesif maka ekspresinya akan
tersembunyi pada indvidu yang diploid.

3. Berdasarkan mekanisme terjadinya


a. Mutasi alami (mutasi spontan) ,adalah mutasi yang terjadi dengan
sendirinya tanpa diketahu penyebabnya secara pasti. Para ahli genetika
meyakini bahwa penyebab mutasi alami adalah :
1) Radiasi snar ultra violet
2) Radiasi sinar kosmik dari angkasa
3) Zat-zat radioaktif yang masuk ke tubuh
4) Kesalahan dalam proses replikasi DNA
b. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi karena disengaja oleh manusia.
Mutagen yang digunakan antara lain : senyawa kmia, radiasi sinar

© H. ARSIS 2020
ultraviolet, radiasi sinar , sinar  dan sinar  yang dipancarkan oleh
isotop radioaktif tertentu, serta rekayasa genetika.

4. Berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan


a. Mutasi diam (silent mutation) yaitu perubahan urutan nukleotida yang
tidak mengubah asam amino yang dihasilkan misal kodon penentu asam
amino glisin (GGC) berubah jadi kodon GGU yang tetap mengkode
glisin.
b. Mutasi netral yaitu perubahan urutan nukleotida yang mengahasilkan
asam amino berbeda, namun tetap fungsinya tidak jauh
berbeda( ekivalen), misal kodon penentu lisin(AAG) berubah jadi asam
amino arginin (CGG), yang mempunyai sifat yang hampir sama.
c. Mutasi missense (mutasi salah arti) , yaitu perubahan nukleotda yang
menyebabkan perubahan asam amino yang dihasilkan. Misal kodon
penentu glisin (GGC) berubah menjad kodon penentu serin (AGC)
d. Mutasi non sense ( mutasi tanpa arti) , yaitu perubahan urutan nukleotida
yang membentuk salah satu dari 3 macam stop codon (UAA, UAG, dan
UGA) sehngga proses sintesis protein terhenti.
DAMPAK MUTASI PADA SAINS, LINGKUNGAN, TEKHNOLOGI DAN
MASYARAKAT
1. Dampak positif mutasi
Dibandingkan mutasi alami, mutasi buatan dinilai lebih memberikan
keuntungan. Hal ini disebabkan karena mutasi buatan dapat diprogram dan
direncanakan. Oleh karena itu hasil yang diperoleh sesuaii dengan yang
diingnkan dan dampak yang tidak diharapkan dapat diminimalisir.
Contoh dampak positif mutasi butan:
a. Tanaman poliploid
Tanaman poliploid pada umumnya berukuran lebih besar (bunga atau
buahnya) dan lebih sehat. Contoh : padi, gandum, semangka, dan kentang
b. Keragaman fenotip tanaman.
Dengan adanya mutasi buatan menyebabkan munculnya berbagai fenotip
baru dari tanaman. Misalnya semangka tanpa biji.
c. Varian baru.
Mutasi buatan dapat menghasilkan individu baru yang mempunyai sifat
atau fenotip berbeda, namun tetap mempunyai kondisi yang sehat.
Misalnya munculnya spesies albino yang berbeda dengan individu normal.
d. Pengembangan Bioteknologi.
Salah upaya penegembangan bioteknologi adalah rekayasa genetika yaitu
penyisipan molekul DNA kedalam sel.
2. Dampak negatif mutasi
a) Menyebabkan kematian mutan (letal)
Peristiwa mutasi pada tingkat spesies sering memunculkan varian baru,
dan adakalanya menyebabkan munculnya gen yang bersifat letal, sehigga
organisme yang mengalami mutasi jarang bertahan hidup.
b) Kelainan , cacat atau sindrom
Mutasi buatan melalui radiasi dapat memunculkan sifat-sifat baru yang
tidak menguntungkan, misalnya terjadnya cacat sejak lahir (teratogen).
c)Membahayakan lingkungan

© H. ARSIS 2020
Meskipun mempunyai sifat-sifat yang unggul, tanaman hasil
pengembangan mutasi tidak selamanya menguntungkan bagi lingkungan.
Sebagai contoh gen-gen hasil rekayasa genetika yang bersifat unggul dapat
pindah ke tanaman gulma. Akbatnya muncul gulma yang memliki sifat
unggul sehingga sulit untuk dibasmi.

Simbol-Simbol Gen
1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga
sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu)
dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen
dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada
keturunannya,misalnya a
3. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel
sperma (A) dan sel telur (a),menjadi Aa
4. Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan
perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya
genotipe AA.
5. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil
perpaduan dua sel kelamin. Misalnya aa.
6. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina
berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat
dilihat, seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
8. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya
AA, Aa, dan aa.

© H. ARSIS 2020
© H. ARSIS 2020
© H. ARSIS 2020
Daftar Pustaka

Akhyar, Salman. 2004. Biologi untuk SMA kelas XII semester 1. Grafindo Media
Utama. Bandung
Nur Rochmah, Siti dkk. 2006. Biologi SMA/MA Kelas XII . Pustaka Insan
Madani. Depok
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta.
Prawirohartono, Slamet. 1991. Buku Pelajaran SMA Biologi Jilid 3A. penerbit
Erlangga.Jakarta
Syamsuri, Istamar. 2000. Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Penerbit
Erlangga . Jakarta

© H. ARSIS 2020
Glukosa
ATP 1) Heksokinase
ADP

Glukosa 6-fosfat

2)fosfoglukosa isomerase

Fruktosa 6-fosfat

ATP 3)fosfofruktokinase
ADP

Fruktosa 1,6-bifosfat
4) Aldolase

Dihidroksi Gliseraldehid
aseton fosfat 5)isomerase 3-fosfat

2 NAD + 6) Triosafosfat dehidrogenase

2NADH+2H+

1,3 –bifosfogliserat

2 ADP 7)Fosfogliserokinase

2 ATP

3-fosfogliserat

8)Fosfogliseromutase

2-Fosfogliserat

9)Enolase

Fosfoenolpiruvat

2ADP 10)Piruvatkinase

2ATP Piruvat

© H. ARSIS 2020

Anda mungkin juga menyukai