Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan Definisi 

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Untuk Tanaman – Zat Pengatur


Tumbuh yang juga dikenal dengan sebutan Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah
sekumpulan senyawa organik non-hara (nutrien).

Zat ini merupakan zat yang sangat baik bagi tumbuhan, karena terbentuk secara alami dan
dapat dibuat sendiri oleh manusia.

Penggunaan dalam takaran sangat sedikit dapat mendorong, menghambat, mengubah


pertumbuhan tanaman, dan pergerakan (taksis) pada tumbuhan.

Hormon yang terdapat tumbuhan tidak dihasilkan melalui suatu jaringan khusus berupa
kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana pada hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-
spesifik,

Biasanya secara meristematik yang dapat menghasilkan zat ini jika mendapat rangsangan.

Penyebaran hormon tumbuhan tidak mesti melalui sistem pembuluh sebab hormon tersebut
bisa ditranslokasikan melalui sitoplasma atau ruang antarsel.

Hormon tumbuhan dihasilkan oleh individu yang bersangkutan (endogen) tanpa bantuan
organisme lain. Pemberian hormon dari luar sistem individu dapat pula dilakukan, disebut
dengan eksogen.

Pemberian secara eksogen dapat melibatkan bahan kimia tak alami (sintetik, tidak dibuat dari
ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan rangsangan yang mirip dengan fitohormon alami.
Menurut Wattimena, seorang profesor dari Institut Pertanian Bogor (IPB), ZPT dalam
perkembangannya dibedakan menjadi 6 kelompok, antara lain: auksin, giberelin, sitokinin,
asam absisik, etilen dan retardan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ZPT kemudian
banyak digunakan dalam pertanian cutting-edge untuk meningktkan kualitas dan kuantitas
suatu produk.

Beberapa fungsi ZPT diantaranya seperti:

AUKSIN

1. Perkecambahan biji.
2. Pembentukkan akar. Auksin akan memacu proses terbentuknya akar sekaligus
pertumbuhan akar dengan lebih baik.
3. Pembungaan dan pembuahan.

SITOKININ

1. Pembelahan sel dan pembesaran sel.


2. Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak
mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.
3. Menumbuhkan tunas-tunas baru yang juga dipengaruhhi oleh penggunaan zat
Sitokinin.

GIBERELIN

1. Mematahkan dormansi atau penghambat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman


dapat tumbuh everyday dan tidak kerdil/kecil-kecil dengan cara mempercepat proses
pembelahan selnya.
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Mendorong proses perkecambahan biji lebih cepat.
Macam-Macam Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
 
Ahli biologi tumbuhan telahmengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu auksin, sitokinin,
giberelin, asamabsisat dan etilen (Tabel 1). Tiap kelompok ZPT dapat menghasilkan
beberapapengaruh yaitu kelima kelompok ZPT mempengaruhi pertumbuhan, namun hanya 4
dari5 kelompok ZPT tersebut yang mempengaruhi perkembangan tumbuhan yaitu dalam
haldiferensiasi sel.
 
Seperti halnya hewan,tumbuhan memproduksi ZPT dalam jumlah yang sangat sedikit, akan
tetapi jumlahyang sedikit ini mampu mempengaruhi sel target. ZPT menstimulasi 
pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada seltarget untuk membelah atau memanjang,
beberapa ZPT menghambat pertumbuhandengan cara menghambat pembelahan atau
pemanjangan sel. Sebagian besar molekulZPT dapat mempengaruhi metabolisme dan
perkembangan sel-sel tumbuhan. ZPTmelakukan ini dengan cara mempengaruhi lintasan
sinyal tranduksi pada seltarget. Pada tumbuhan seperti halnya pada hewan, lintasan ini
menyebabkanrespon selular seperti mengekspresikan suatu gen, menghambat atau
mengaktivasienzim, atau mengubah membran.
 
Pengaruh dari suatu ZPTbergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan,
tahapperkembangan tumbuhan dan konsentrasi ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri
dalammempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya
keseimbangankonsentrasi dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan
danperkembangan tumbuhan
 
Auksin : Mempengaruhipertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan
percabangan akar;perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme.
 
Sitokinin : Mempengaruhipertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel dan
pertumbuhansecara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda penuaan.
 
Giberelin : Mendorongperkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
pertumbuhandaun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi
pertumbuhan dandiferensiasi akar.
 
Asam absisat (ABA) :Menghambat pertumbuhan; merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air,memper-tahankan dormansi.
 
Etilenn : Mendorongpematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa
pengaruhauksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar,
daun,batang dan bunga.      Meristem apikaltu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.

 
2. Peranan ZPT
 
2.1. Auksin
 
Istilah auksin diberikan padasekelompok senyawa kimia yang memiliki fungsi utama
mendorong pemanjangankuncup yang sedang berkembang. Beberapa auksin dihasikan secara
alami olehtumbuhan, misalnya IAA (indoleacetic acid), PAA (Phenylacetic acid), 4-
chloroIAA(4-chloroindole acetic acid) dan IBA (indolebutyric acid) dan beberapa
lainnyamerupakan auksin  sintetik, misalnya NAA(napthalene acetic acid), 2,4 D (2,4
dichlorophenoxyacetic acid) dan MCPA(2-methyl-4 chlorophenoxyacetic acid) .
 
Gambar 2 menunjukkan pengaruhIAA terhadap pertumbuhan batang dan akar tanaman
kacang kapri. Kecambah yangdiberi perlakuan IAA menunjukkan pertambahan tinggi yang
lebih besar (kanan)dari tanaman kontrol (kurva hitam). Tempat sintesis utama auksin pada
tanamanyaitu di daerah meristem apikal tunas ujung. IAA yang diproduksi di tunas
ujungtersebut diangkut ke bagian bawah dan berfungsi mendorong pemanjangan selbatang.
IAA mendorong pemanjangan sel batang hanya pada konsentrasi tertentuyaitu 0,9 g/l. Di atas
konsentrasi tersebut IAA akan menghambat pemanjangan selbatang. Pengaruh menghambat
ini kemungkinan terjadi karena konsentrasi IAA yangtinggi mengakibatkan tanaman
mensintesis ZPT lain yaitu etilen yang memberikanpengaruh berlawanan dengan IAA.
Berbeda dengan pertumbuhan batang, pada akar(kurva merah), konsentrasi IAA yang rendah
(<10-5 g/l) memacu pemanjangansel-sel akar, sedangkan konsentrasi IAA yang tinggi
menghambat pemanjangan selakar. Dari Gambar 2 dapat disimpulkan :
 
1.  Pemberian ZPT yang sama tetapi dengankonsentrasi yang berbeda menimbulkan pengaruh
yang berbeda pada satu seltarget.
 
2.  Pemberian ZPT dengan konsentrasi tertentudapat memberikan pengaruh yang berbeda
pada sel-sel target yang berbeda.
 
 
 
Mekanisme kerja auksin dalammempengaruhi pemanjangan sel-sel tanaman di atas dapat
dijelaskan denganhipotesis sebagai berikut : auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan
caramempengaruhi pengendoran /pelenturan dinding sel. Seperti terlihat pada Gambar3,
auksin memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untukmemompa
ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehinggamemutuskan
beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusundinding sel. Sel tumbuhan
kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan ini,sel
terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dansitoplasma.
 
Selain memacu pemanjangan selyang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan
auksin lainnya adalahkombinasi auksin dan giberelin (Gambar 1) memacu perkembangan 
jaringan pembuluh dan mendorong pembelahansel pada kambium pembuluh sehingga
mendukung pertumbuhan diameter batang.Selain itu auksin (IAA) sering dipakai pada
budidaya tanaman antara lain :untuk menghasilkan buah tomat, mentimun dan terong tanpa
biji; dipakai padapengendalian pertumbuhan gulma berdaun lebar dari tumbuhan dikotil
diperkebunan jagung ; dan memacu perkembangan meristem akar adventif dari stekmawar
dan bunga potong lainnya.
 
2.2. Sitokinin
 
Sitokinin merupakan ZPT yangmendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam
sitokinin merupakansitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya
merupakansitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh
aktifterutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akarselanjutnya
diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang.
 
Ahli biologi tumbuhan jugamenemukan bahwa sitokinin dapat meningkatkan pembelahan,
pertumbuhan danperkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, 
bunga dan buah dengan cara mengontrol denganbaik proses kemunduran yang menyebabkan
kematian sel-sel tanaman. Penuaan padadaun melibatkan penguraian klorofil dan protein-
protein, kemudian produktersebut diangkut oleh floem ke jaringan meristem atau bagian lain
dari tanamanyang membutuhkannya. Daun kacang jogo (Phaseolus vulgaris) yang ditaruh
dalamwadah berair dapat ditunda penuaannya beberapa hari apabila disemprot
dengansitokinin (Gambar 5b). Sitokinin juga dapat menghambat penuaan bunga dan
buah.Penyemprotan sitokinin pada bunga potong dilakukan agar bunga tersebut tetapsegar.
                                             
 
Pada tumbuhan, efek sitokininsering dipengaruhi oleh keberadaan auksin. Gambar 6
menunjukkan percobaansederhana tentang interaksi pengaruh auksin dan sitokinin. Kedua
tanaman padaGambar 6 ini memiliki umur yang sama. Tanaman di sebelah kiri memiliki
tunasujung (tunas terminal); sedangkan tanaman di sebelah kanan kuncup terminalnyasudah
dipotong. Pada tanaman di sebelah kiri, auksin yang diangkut dari kuncupterminal ke batang
memacu pertumbuhan memanjang batang sehingga tanaman menjadibertambah tinggi. Pada
tanaman ini auksin menghambat pertumbuhan tunas samping(tunas lateral/aksilar). Pada
tanaman di sebelah kanan karena tidak memilikikuncup terminal, pengaruh menghambat dari
auksin terhadap pertumbuhan tunasaksilar tidak terjadi. Sitokinin yang ditransportasikan dari
akar ke batangmampu mengaktifkan pertumbuhan tunas-tunas samping sehingga tanaman
memilikicabang yang banyak dan menjadi rimbun. Pengetahuan tentang penggunaan
sitokininini dimanfaatkan oleh petani yang memproduksi pohon natal untuk
menghasilkancabang-cabang yang menarik pada pohon tersebut.
 
Sebagian besar tumbuhanmemiliki pola pertumbuhan yang kompleks yaitu tunas lateralnya
tumbuh bersamaandengan tunas terminalnya. Pola pertumbuhan ini merupakan hasil interaksi
antaraauksin dan sitokinin dengan perbandingan tertentu. Sitokinin diproduksi dariakar dan
diangkut ke tajuk, sedangkan auksin dihasilkan di kuncup terminalkemudian diangkut ke
bagian bawah tumbuhan. Auksin cenderung menghambataktivitas meristem lateral yang
letaknya berdekatan dengan meristem apikalsehingga membatasi pembentukan tunas-tunas
cabang dan fenomena ini disebutdominasi apikal. Kuncup aksilar yang terdapat di bagian
bawah tajuk (daerahyang berdekatan dengan akar) biasanya akan tumbuh memanjang
dibandingkan dengantunas aksilar yang terdapat dekat dengan kuncup terminal. Hal ini
menunjukkanratio sitokinin terhadap auksin yang lebih tinggi pada bagian bawah tumbuhan.
 
Interaksi antagonis antaraauksin dan sitokinin juga merupakan salah satu cara tumbuhan
dalam mengaturderajat pertumbuhan akar dan tunas, misalnya jumlah akar yang banyak
akanmenghasilkan sitokinin dalam jumlah banyak. Peningkatan konsentrasi sitokininini akan
menyebabkan sistem tunas membentuk cabang dalam jumlah yang lebihbanyak. Interaksi 
antagonis ini umumnyajuga terjadi di antara ZPT tumbuhan lainnya.
 
2.3. Giberelin
 
Gambar 5 menunjukkan 2kelompok tanaman padi yang sedang tumbuh. Kelompok di sebelah
kiri adalahtanaman padi dengan pertumbuhan normal; sedangkan tanaman di sebelah
kiriadalah tanaman padi dengan tinggi tanaman yang lebih besar tetapi memiliki daunyang
berwarna kuning. Tanaman padi ini telah terinfeksi oleh cendawanGibberella fujikuroi. Bibit
padi yang telah terinfeksi akan rebah dan matisebelum sempat menjadi dewasa dan berbunga.
Selama berabad-abad petani padi diAsia mengalami kerugian akibat kerusakan yang
ditimbulkan oleh cendawan ini. DiJepang, pola pertumbuhan yang menyimpang ini disebut
juga dengan “bakanae” atau“foolish seedling disease” atau “penyakit rebah
anakan/kecambah“ .
 
Pada tahun 1926, ilmuwanJepang (Eiichi Kurosawa) menemukan bahwa cendawan
Gibberella fujikuroimengeluarkan senyawa kimia yang menjadi penyebab penyakit tersebut.
Senyawakimia tersebut dinamakan Giberelin. Belakangan ini, para peneliti
menemukanbahwa giberelin dihasilkan secara alami oleh tanaman yang memiliki
fungsisebagai ZPT. Penyakit rebah kecambah ini akan muncul pada saat tanaman
paditerinfeksi oleh cendawan Gibberella fujikuroi yang menghasilkan senyawagiberelin
dalam jumlah berlebihan.
 
Pada saat ini dilaporkanterdapat lebih dari 110 macam senyawa giberelin yang biasanya
disingkat sebagaiGA. Setiap GA dikenali dengan angka yang terdapat padanya, misalnya
GA6 .Giberelin dapat diperoleh dari biji yang belum dewasa (terutama pada
tumbuhandikotil), ujung akar dan tunas , daun muda dan cendawan. Sebagian besar GA
yangdiproduksi oleh tumbuhan adalah dalam bentuk inaktif, tampaknya memerlukan
prekursor untuk menjadi bentuk aktif. Padaspesies tumbuhan dijumpai kurang lebih 15
macam GA. Disamping terdapat padatumbuhan ditemukan juga pada alga, lumut dan paku,
tetapi tidak pernah dijumpaipada bakteri. GA ditransportasikan melalui xilem dan floem,
tidak sepertiauksin pergerakannya bersifat tidak polar.
 
Asetil koA, yang berperanpenting pada proses respirasi berfungsi sebagai prekursor pada
sintesis GA.Kemampuannya untuk meningkatkan pertumbuhan pada tanaman lebih
kuatdibandingkan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh auksin apabila diberikansecara
tunggal. Namun demikian auksin dalam jumlah yang sangat sedikit tetapdibutuhkan agar GA
dapat memberikan efek yang maksimal.
 
Sebagian besar tumbuhandikotil dan sebagian kecil tumbuhan monokotil akan tumbuh cepat
jika diberi GA,tetapi tidak demikian halnya pada tumbuhan konifer misalnya pinus. Jika
GAdiberikan pada tanaman kubis tinggi tanamannya bisa mencapai 2 m. Banyaktanaman
yang secara genetik kerdil akan tumbuh normal setelah diberi GA.
 
Efek giberelin tidak hanyamendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses
regulasiperkembangan tumbuhan seperti halnya auksin (Gambar 4). Pada beberapa
tanamanpemberian GA bisa memacu pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas
sertabiji.
    
Disintesis pada ujung batangdan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas.
Salah satu efek utamanyaadalah mendorong pemanjangan batang dan daun. Pengaruh GA 
umumnya meningkatkan kerja auksin, walaupunmekanisme interaksi kedua ZPT tersebut
belum diketahui secara pasti. Demikianjuga jika dikombinasikan dengan auksin, giberelin
akan  mempengaruhi perkembangan buah misalnyamenyebabkan tanaman apel, anggur, dan
terong menghasilkan buah walaupun tanpafertilisasi. Diketahui giberelin digunakan secara
luas untuk menghasilkan buahanggur tanpa biji pada varietas Thompson. Giberelin juga
menyebabkan ukuranbuah anggur lebih besar dengan jarak antar buah yang lebih renggang di
dalamsatu gerombol
 
Giberelin juga berperanpenting dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji
yangmembutuhkan kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendahakan
segera berkecambah apabila disemprot dengan giberelin. Diduga giberelinyang terdapat di
dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan danproses metabolik yang
menyebabkan pertumbuhan embrio. Sebagai contoh, air yangtersedia dalam jumlah cukup
akan menyebabkan embrio pada biji rumput-rumputanmengeluarkan giberelin yang
mendorong perkecambahan dengan memanfaatkancadangan makanan yang terdapat di dalam
biji. Pada beberapa tanaman, giberelinmenunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya
misalnya dengan asam absisatyang menyebabkan dormansi biji.
 
2.4. Asam absisat (ABA)
 
Musim dingin atau masa keringmerupakan waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi
dorman (penundaanpertumbuhan). Pada saat itu, ABA yang dihasilkan oleh kuncup
menghambatpembelahan sel pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh
sehinggamenunda pertumbuhan primer maupun sekunder. ABA juga memberi sinyal pada
kuncupuntuk membentuk sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan
yangtidak menguntungkan. Dinamai dengan asam absisat karena diketahui bahwa ZPT
inimenyebabkan absisi/ rontoknya daun tumbuhan pada musim gugur. Nama tersebuttelah
popular walaupun para peneliti tidak pernah membuktikan kalau ABAterlibat dalam
gugurnya daun.
 
Pada kehidupan suatutumbuhan, merupakan hal yang menguntungkan untuk
menunda/menghentikanpertumbuhan sementara. Dormansi biji sangat penting terutama bagi
tumbuhansetahun di daerah gurun atau daerah semiarid, karena proses perkecambahandengan
suplai air terbatas akan mengakibatkan kematian. Sejumlah faktorlingkungan diketahui
mempengaruhi dormansi biji, tetapi pada banyak tanaman ABAtampaknya bertindak sebagai
penghambat utama perkecambahan. Biji-biji tanamansetahun tetap dorman di dalam tanah
sampai air hujan mencuci ABA keluar daribiji. Sebagai contoh, tanaman dune primroses
(bunga putih) dan tanaman matahari(bunga kuning) di gurun Anza – Borrego (California),
biji- bijinya akanberkecambah setelah hujan deras .
 
Sebagamana telah dibahas diatas bahwa giberelin juga berperan dalam perkecambahan biji.
Pada banyaktumbuhan, rasio ABA terhadap giberelin menentukan apakah biji akan tetap
dormanatau berkecambah. Hal yang sama juga terdapat pada kasus dormansi kuncup
yangpertumbuhannya dikontrol oleh keseimbangan konsentrasi antar ZPT. Sebagaicontoh
pada pertumbuhan kuncup dorman tanaman apel, walaupun konsentrasi ABApada
kenyataannya lebih tinggi, tetapi gibberellin dengan konsentrasi yang tinggipada kuncup
yang sedang tumbuh menunjukkan pengaruh yang sangat kuat padapenghambatan
pertumbuhan tunas dorman.
 
Selain perannya padadormansi, ABA berperan juga sebagai “ stress plant growth hormon”
yang membantutanaman tersebut menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan, misalnya
padasaat tumbuhan mengalami dehidrasi, ABA diakumulasikan di daun dan
menyebabkanstomata menutup. Hal ini walaupun mengurangi laju fotosintesis, tumbuhan
akanterselamatkan dari kehilangan air lebih banyak melalui proses transpirasi.
 
2.5. Etilen
 
Di awal abad 20, buah jerukdan anggur diperam di dalam gudang yang dilengkapi dengan
kompor minyak tanah.Semula petani buah mengira bahwa hawa panas itu yang 
mematangkan buah, tetapi dugaan tersebuttidak terbukti ketika mereka mencoba metode baru
menggunakan kompor yangdilengkapi dengan pembersih (tanpa polusi) yang menghasilkan
buah-buah yangtidak cepat matang. Ahli biologi tumbuhan menduga bahwa pematangan
buah yangdisimpan di dalam gudang tersebut sebenarnya berkaitan dengan produksi
etilenyaitu gas hasil pembakaran minyak tanah. Sekarang diketahui bahwa tumbuhansecara
alami menghasilkan etilen yang merupakan ZPT yang berperan memacupenuaan termasuk
pematangan buah.
 
2.5.1. Pematangan Buah
 
Pematangan buah merupakansuatu variasi dari proses penuaan melibatkan konversi pati atau
asam-asamorganik menjadi gula, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakanmembran  sel
yang berakibat padahilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering. Pada tiap-tiap kasus,
pematanganbuah distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang
antarselbuah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara dari buah satu ke buahlainnya,
sebagai contoh satu buah apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhanbuah dalam satu
lot. Buah akan matang lebih cepat jika buah tersebut disimpandi dalam kantung plastik yang
mengakibatkan gas etilen terakumulasi.
 
 
Pada skala komersial berbagaimacam buah misalnya tomat sering dipetik ketika masih dalam
keadaan hijau dankemudian sebagian dimatangkan dengan mengalirkan gas etilen (Gambar
11). Padakasus lain, petani menghambat proses pematangan akibat gas etilen
alami.Penyimpanan buah apel yang dialiri dengan gas CO2 yang selain
berfungsimenghambat kerja etilen, juga mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini
buahapel yang di panen pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual pada musimpanas
berikutnya.
 
2.5.2. Pengguguran Daun
 
Seperti halnya pematanganbuah, pengguguran daun pada setiap musim gugur yang diawali
dengan terjadinyaperubahan warna, kemudian daun mengering dan gugur adalah juga
merupakan prosespenuaan. Warna pada daun yang akan gugur merupakan kombinasi
pigmen-pigmen baruyang dibentuk pada musim gugur, kemudian pigmen-pigmen yang telah
terbentuktersebut tertutup oleh klorofil. Daun kehilangan warna hijaunya pada musimgugur
karena daun-daun tersebut berhenti mensintesis pigmen klorofil.
 
Peranan etilen dalam memacugugurnya daun lebih banyak diketahui daripada peranannya
dalam hal perubahanwarna daun yang rontok dan pengeringan daun. Pada saat daun rontok,
bagianpangkal tangkai daunnya terlepas dari batang. Daerah yang terpisah ini disebutlapisan
absisi yang merupakan areal sempit yang tersusun dari sel-sel parenkimaberukuran kecil
dengan dinding sel yang tipis dan lemah.
 
Setelah daun rontok, daerahabsisi membentuk parut/luka pada batang. Sel-sel yang mati
menutupi parut untukmembantu melindungi tumbuhan terhadap patogen.
 
Gugurnya daun dipacu jugaoleh faktor lingkungan, termasuk panjang hari yang pendek pada
musim gugur dansuhu yang rendah. Rangsangan dari faktor lingkungan ini menyebabkan 
perubahan keseimbangan antara etilen danauksin. Auksin mencegah absisi dan tetap
mempertahankan proses metabolismedaun, tetapi dengan bertambahnya umur daun jumlah
etilen yang dihasilkan jugaakan meningkat. Sementara itu, sel-sel yang mulai menghasilkan
etilen akanmendorong pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya etilen merangsang
lapiasanabsisi  terpisah dengan memacu sintesisenzim yang merusak dinding-dinding sel
pada lapisan absisi. Gugur daun padamusim gugur merupakan adaptasi tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air melaluipenguapan pada musim salju karena pada saat itu akar tidak
mampu menyerap airpada tanah yang membeku.
 
3. Aplikasi ZPT pada bidangpertanian
 
Seperti yang telah dibahasdimuka, ZPT sintetik sangat banyak digunakan pada pertanian
modern. Tanpa ZPTsintetik untuk mengendalikan gulma, atau untuk mengendalikan
pertumbuhan danpengawetan buah-buahan, maka produksi bahan makanan akan berkurang
sehinggaharganya akan menjadi mahal. Disamping itu, muncul keprihatinan
bahwapenggunaan senyawa sintetik secara berlebihan pada produksi pangan
akanmenimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan serius. Sebagai conto dioksin,senyawa
kimia sampingan dari sintesa 2, 4-D yang digunakan sebagai herbisidaselektif untuk
membasmi gulma berdaun lebar dari tumbuhan dikotil. Walaupun 2,4-D tidak beracun
terhadap mamalia, namun dioksin dapat menyebabkan cacatlahir, penyakit hati, dan leukimia
pada hewan percobaan.  

Fungsi Hormon ZPT

AUKSIN (AA)
1.Zat yg aktif pada proses pembentukan akar
2.senyawa yg membantu proses pembiakan Vegetatif
3.Mempengaruhi proses perpanjangan sel
4.Mempercepat pemasakan buah
5.merangsang pertumbuhan pada stekan atau cangkokan
6.merangsang pembungaan secara seragam
7. mengatur pembuahan ,mencegah gugur buah

SITOKINNIN
1.Merangsang pembelahan sel
2.Merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pd tanaman induk
3.memacu pembelahan sel atau pembentukan organ
4.Menunda penuaan/meningkatkan aktivitas penampung Hara
5.Memacu perkembangan kuncup samping tumbuhan dikotil
6.memacu perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil

GIBBERILLIN
1.Merangsang pembelahan sel
2.mendorong perpanjangan batang
3.Memacu pembungaan
4.membuka benih yang masih dorman
5.memobilisasi karbhidrat selama pekecambahan ( germananition)
6.Meningkatkan aktivitas kambium dan perkembangan Xylem
7.Mendudkung pembentukan RNA baru
8.Mensintesis protein
9.Merangsang pembungaan da pembuahan
ZAT PENGATUR TUMBUH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

SITI SUNDARI

NYOMAN WIDIAWATI

KELAS: XI ATPH

SMK NEGERI 1 BONE-BONE


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai