DisusunOleh :
KELOMPOK 8
Kelas B
Mareti Dwi Utami
(155040200111250)
(155040201111168)
Tsarwah As Sausan
(155040207111029)
(155040207111135)
DosenPengampu :
Ir. Sri Lestari Purnamaningsih , MS.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti.Makalah ini
merupakan salah satu tugas pokok mata kuliah Pemuliaan Tanaman Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Malang).
Ucapan terimakasih kami ucapakan kepada dosen pengampu matakuliah
Pemuliaan Tanaman Ir. Sri Lestari Purnamaningsih , MS. yang telah membimbing
kami dalam mata kuliah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan .Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
1.
2.
PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1
Latar Belakang..........................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3
Tujuan........................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................5
2.1
2.2
2.3
2.4
Varietas Cabai..........................................................................................13
3.PENUTUP...........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai adalah salah satu komoditas sayuran penting dan memiliki
nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Pemuliaan pada tanaman cabai
dilakukan untuk memperbaiki daya hasil, memperbaiki karakter-karakter
hortikultura, memperbaiki resistensi terhadap hama dan penyakit serta
memperbaiki terhadap cekaman lingkungan.
Pada umumnya cabai berumur 90 hari untuk siap dipanen.
Permintaan cabai di pasaran sangatlah tinggi maka dari itu perlu dilakukan
pemuliaan pada tanaman cabai untuk menghasilkan tanaman cabai yang
siap panen dalam waktu kurang dari 3 bulan atau bisa disebut cabai
genjah.Selain itu hasil produktivitas cabai yang rendah juga menjadi
masalah atas tingginya permintaan cabai. Oleh karena itu, pemuliaan
tanaman cabai menjadi cabai garda genjah perlu dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas cabai dan agar kebutuhan masyarakat akan
cabai terpenuhi.
1.2 Rumusan Masalah
-
cabai?
Apa saja varietas cabai yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian?
1.3 Tujuan
tanaman cabai.
Untuk mengetahui macam varietas cabai yang telah dilepas oleh
Mentan.
2. PEMBAHASAN
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran penting dan bernilai ekonomi
tinggi di Indonesia.Tanaman ini dikembangkan baik di dataran tinggi maupun
dataran rendah. Untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat, berbagai
usaha dalam meningkatkan produktivitas cabai sangat perlu dilakukan. Benih
bermutu dari varietas unggul merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan produksi di bidang pertanian, tidak terkecuali cabai.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan
perakitan varietas unggul, diantaranya varietas bersari bebas dan varietas
hibrida.Meskipun termasuk tanaman menyerbuk sendiri, namun persentasi
penyerbukan
silangnya
cukup
besar
sehingga
heterosisnya
cukup
besar.Peningkatan hasil hibrida cabai dapat mnecapai 61% lebih tinggi dari
tetuanya (Kalloo dalam Syukur et al., 2015).Fenomena heterosis pada tanaman
cabai sering dianfaatkan dalam membentuk varietas hibrida komersial (Sousa dan
Maluf dalam Syukur et al., 2015).
Tanaman cabai termasuk family Solanacaae, genus capsicum.Capsicum
annuum L. merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus
Capsicum. Selain C. annuum spesies lain yang dibudidayakan adalah C.
frutescens, C. baccatum, C. pubescens, C. chinense. C. baccatum dan C.
pubescens mudah diidentifikasi dan dibedakan satu dengan yang lainnya karena
terdapat perbedaan yang jelas pada kedua spesies tersebut.C. annuum, C.
frutescens,
C.
chinense
mempunyai
banyak
sifat
yang
sama,
untuk
var. abbreviata,
adalah
penanganan
dalam
mempertahankan
sebagai
koleksi
dan
yakni
Hasil seleksi berupa galir murni akan dapat berubah kemurniannya oleh
beberapa sebab, yakni; tercampurnya dengan biji varietas lain, terjadi
persilangan alam dengan varetas lain atau terjadi mutasi. Oleh karena itu
seleksi tetap harus dilakukan detelah galur murni ditanam beberapa tahun
B. Seleksi massa
Seperti halnya seleksi galur murni, bahan seleksi massa juga berupa
populasi yang didalamnya sudah terdapat beberapa tanaman homozigot.
Seleksi dilakukan pada sekelompok tanaman yang mempunyai kesamaan
penampakan.Penilaian dilakukan dengan berdasarkan fenotipe yang kemudian
dicampur tanpa diadakan uji keturunan. Seleksi massa sering digunaan untuk
memurnikan varietas campuran. Melalui seleksi ini varietas yang dihasilkan
biasanya masih mempunyai kemampuan beradaptasi dan penampilan yang
tidak berbeda dengan varietas campuran. Varietas yang berasal dari seleksi
massa tidak seseragam varietas yang dihasilkan dari selaksi galur murni, tetapi
mempunyai ketahanan terhadap perubahan lingkungan atau lingkungan yang
ekstrim. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan genotype pada baris seleksi
massa, sehingga mempunyai sifat penahan lebih tinggi dibanding dengan
varietas galur murni yang hanya terdiri dari satu macam genotip.
Seleksi massa pada tanaman menyerbuk sendiri mempunyai kelemahan antara
lain :
a. Tanamana homozigot dan heterozigot mempunyai fenotip yang sama
untuk sifat dominan. Dalam hal ini, tanaman heterozigot akan mengalami
degregasi, sehingga perlu dilakukan seleksi ulang.
b. Lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan penampakan tanaman,
sehingga menyulitkan penilaian apakah tanaman yang terlihat baik
disebabkan oleh genotip atau lingkungan.
3. Hibridisasi
Metode ini lebih banyak dilakukan pada pemulaiaan tanaman menyerbuk
sendiri.Dengan hibridisasi dapat menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih
dari tetua, sehinggan mungkin diperoleh tanaman yang mempunyai kombinasi
sifat yang diharapkan dan lebih unggu ladi varietas yang sudah ada.
Langkah awal dari hibridisasi adalah pemuliaan tetua. Secara umum cara
pemilihan tetua didasarkan atas tujuan dari program pemuliaan untuk tujuan
9
produksi akan berbeda dengan tujuan peningkatan kualitas atau ketahanan atau
kandunga protein. Agar pemuliaan tetua dapat menyesuaikan dengan tujuan maka
perlu diperlukan keragaman galur yang cukup besar dan hai ini dapat diperoleh
dari koleksi plasma nutfah.
2.3 Tahapan Pemuliaan Tanaman Cabai
Tahapan pemuliaan tanaman cabai menurut Syukur (2010)adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan (koleksi) plasma nutfah dan mengkarakterisasi
2. Seleksi atau memilih genotipe yang diinginkan, diikuti dengan pemurnian
(penggaluran)
3. Hibridisasi atau persilangan diantara genotipe terpilih (sebagai tetua)
4. Evaluasi terhadap hasil seleksi dan atau hibridisasi
1) Mengumpulkan (koleksi) plasma nutfah dan mengkarakterisasi
Mengumpulkan plasma nutfah tanaman cabai dapat dilakukan dengan cara
eksplorasi atau mencari berbagai genotipe cabai (kultivar, landras, tipe liar) dari
pelosok tanah air, dan introduksi yaitu mendatangkan dari luar negeri. Selanjutnya
berbagai genotip cabai tersebut dikarakterisasi berdasarkan pedoman atau
panduan Descriptors for Capsicum yang ditetapkan oleh International Plant
Genetic Resources Institute (IPGRI, 1995).
2) Seleksi atau memilih genotipe yang diinginkan, diikuti dengan pemurnian
(penggaluran)
Seleksi atau pemilihan plasma nutfah yang telah dikoleksi, berdasarkan
karakterisasi yang sudah dilakukan. Oleh karena itu plasma nutfah yang dikoleksi
harus banyak dan beragam, sehingga akan memudahkan kita dalam memilih. Pada
tanaman cabai, seleksi atau pemilihan dapat diarahkan untuk mendapatkan
varietas yang diinginkan dengan menggunakan metode pemuliaan yang baku.
Disamping itu, seleksi plasma nutfah dilakukan untuk memilih genotipe genotip
yang akan dijadikan tetua sebagai bahan persilangan. Dalam proses seleksi, diikuti
dengan pemurnian (penggaluran) yaitu melakukan selfing (penyerbukan sendiri)
dengan menutup individu tanaman dengan sungkup kasa atau dengan mengisolasi
individu bunga yang masih kuncup menggunakan selotip. Penyungkupan atau
isolasi dilakukan sebelum tanaman berbunga untuk menghindari masuknya serbuk
sari dari tanaman lain.
3) Hibridisasi atau persilangan diantara genotipe terpilih (sebagai tetua)
10
11
sebelum
bunga
mekar
atau
sebelum
terjadi
penyerbukan
e. Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diserbuki tidak terserbuki oleh
serbuk sari asing.Dengan demikian betina harus ditutup, misalnya dengan
isolatif.
f. Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda, tergantung janis tanamannya. Pada
dasarnya label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada label
antara lain tertulis informasi tentang: 1) Nomor yang berhubungan dengan
lapangan, 2) waktu persilangan, 3) Nama tetua jantan dan betina, 4) Kode
pemulia/penyilang.
4) Evaluasi terhadap hasil seleksi dan atau hibridisasi
12
karakteristik
ini adalah dengan seleksi galur murni dan seleksi pedigree. Persilangan dilakukan
antarvarietas lokal atau antargenotipe sesuai dengan keinginan.
Dari kedua keunggulan diatas dapat dijadikan sebagai bahan persilangan
tanaman cabai. Sehingga dapat menghasilkan varietas baru dengan sifat unggul
yaitu umur genjah dan prosuktifitas tinggi.
14
3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang dikembangkan baik
di dataran tinggi maupun dataran rendah.Salah satu alternatif untuk meningkatkan
produktivitas cabai adalah dengan perakitan varietas unggul, diantaranya varietas
bersari bebas dan varietas hibrida. Metode yang sering digunakan ada 3 macam
yaitu introduksi, merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman dengan cara
mendatangkan tanaman dari tempat lain. Metode yang kedua adalah metode
seleksi, dimana pada dasarnya tanaman merupakan hasil seleksi yang telah
berlangsung selama berabad-abad.Seleksi ini dapat berlangsung secara alami
maupun
buatan.Metode
yang
ketiga
adalah
hibridisasi
yaitu
dapat
15
DAFTAR PUSTAKA
Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor.
Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor, Lembaga Sumberdaya
Informasi IPB.
Syukur, M. S.Sujiprihati dan R. Yunianti. 2010. Teknik Pemuliaan Tanaman
Cabai. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Syukur, M., Sriani S., Rahmi Y. 2015. Tekni Pemuliaan Tanaman Edisi Revisi.
Jakarta : Penebar Swadaya.
16