Anda di halaman 1dari 3

Materi 1 - PENGENALAN HIDROPONIK

A. Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah metode budidaya tanaman di dalam air tanpa menggunakan tanah
sebagai media tumbuh. Istilah "hidroponik" berasal dari bahasa Yunani, di mana
"hydro" berarti air dan "ponos" berarti kerja atau usaha. Dalam hidroponik, tanaman
mendapatkan nutrisi esensial mereka melalui larutan nutrisi yang larut dalam air
kemudian langsung mensuplai ke akar tanaman.

B. Sejarah Hidroponik
Istilah hidroponik pertama kali dikemukakan oleh
W.F. Gericke dari University of California pada awal
tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara
tanaman dalam skala nutrikultur
atau Hydroponics (Hidroponik).
Taman gantung (Hanging Gardens) Babylon adalah
salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Taman ini
merupakan pengaplikasikan yang pertama dari
teknik hidroponik yg tercatat dalam sejarah.

Hidroponik mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an
Indonesia mulai mengembangkan hidroponik. Pengembangan tanaman sayuran
dengan menggunakan budidaya secara hidroponik pertama kali dilakukan oleh Bob
Sadino pada tahun 1982 pada lahan seluas 2,5 hektar. Budidaya sayuran secara
hidroponik ini merupakan aplikasi dalam skala industri. Perkembangan sistem
hidroponik di Indonesia dilatarbelakangi persoalan masyarakat yang ingin
mengembangkan pertanian khususnya tanaman hortikultura meliputi tanaman
sayuran, buah-buahan, hias dan biofarmaka*. Namun pengembangan tersebut
terkendala dengan lahan yang terbatas seperti di perkotaan umumnya penduduk tidak
memiliki lahan yang cukup untuk bertanam secara konvesional.
*Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan
yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, buah, umbi ataupun
akar.
C. Manfaat Hidroponik
1) Penggunaan air yang lebih efisien
Air digunakan secara efisien karena nutrisi yang terlarut dalam air dapat digunakan
kembali. Dalam pertanian tradisional air dapat hilang melalui drainase tanah.
2) Penggunaan lahan yang efisien
Tanaman hidroponik dapat ditanam secara vertikal atau dalam ruangan, sehingga
dapat memanfaatkan ruang yang terbatas dengan lebih efisien.
3) Kontrol nutrisi yang lebih baik
Dalam hidroponik, nutrisi yang diperlukan oleh tanaman dapat dikontrol dengan
tepat dengan mengoptimalkan campuran nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
4) Pertumbuhan tanaman yang lebih cepat
Tanaman hidroponik mendapatkan nutrisi yang tepat dan tidak mengalami stres
yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi atau penyakit tanah, sehingga
pertumbuhannya akan lebih cepat.
5) Pengendalian hama dan penyakit yang lebih baik
Resiko serangan hama dan penyakit dapat dikurangi karena tanaman hidroponik
tidak terpapar oleh tanah yang mungkin mengandung patogen*.
*Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu menimbulkan
penyakit pada tumbuhan.
6) Produksi tanaman sepanjang tahun
Dalam hidroponik, kondisi lingkungan dapat dikontrol dengan baik, termasuk suhu,
kelembaban, dan cahaya. Hal ini memungkinkan petani untuk menanam tanaman
sepanjang tahun tanpa tergantung pada musim atau cuaca ekstrem.
7) Pengurangan penggunaan pestisida
Karena hidroponik menciptakan lingkungan yang terkontrol, risiko serangan hama
dan penyakit dapat dikurangi, sehingga penggunaan pestisida dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan sepenuhnya untuk menghasilkan produk yang lebih alami dan
sehat.
D. Prinsip Dasar Hidroponik
1) Media tanam
Dalam hidroponik, tanaman tidak ditanam di dalam tanah. Sebagai gantinya,
digunakan media tanam seperti pasir, serat kelapa, batu apung, atau substrat lain
yang tidak mengandung nutrisi. Media ini bertujuan untuk menopang tanaman dan
memberikan stabilitas akar, sementara nutrisi disediakan melalui larutan nutrisi.
2) Larutan nutrisi
Larutan nutrisi yang lengkap dan seimbang harus disediakan untuk memberikan
semua nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Larutan nutrisi mengandung unsur
hara penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta elemen jejak* seperti
zat besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Komposisi dan konsentrasi larutan nutrisi
harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman yang ditanam.
*Elemen jejak adalah unsur-unsur bio yang ada di semua makhluk hidup, yang merupakan unsur
kimia yang dapat ditemukan di hampir semua partikel hidup.
3) Aerasi dan Drainase
Air yang digunakan dalam hidroponik harus memiliki oksigen yang cukup untuk
menghindari kelebihan air dan memastikan akar mendapatkan oksigen yang cukup.
Sistem hidroponik biasanya dilengkapi dengan pompa udara atau aerator untuk
meningkatkan kandungan oksigen dalam air. Selain itu, sistem perlu memiliki
drainase yang baik agar air tidak tergenang dan mengakibatkan akar busuk.
4) Pengendalian pH
pH yang tepat dalam larutan nutrisi sangat penting untuk kesehatan dan
penyerapan nutrisi tanaman. Kebanyakan tanaman hidroponik tumbuh baik dalam
kisaran pH antara 5,5 hingga 6,5. Pengendalian pH dilakukan dengan
menambahkan zat pengatur pH, seperti asam fosfat atau hidroksida, untuk
menjaga keseimbangan pH dalam larutan nutrisi.
5) Penerangan
Tanaman hidroponik membutuhkan cahaya yang cukup untuk proses fotosintesis.
Cahaya matahari alami merupakan pilihan terbaik, namun jika tidak tersedia, dapat
digunakan lampu tumbuh (grow light) yang menghasilkan spektrum cahaya yang
diperlukan oleh tanaman.
6) Manajemen nutrisi
Nutrisi tanaman dalam sistem hidroponik perlu dikelola dengan baik. Ini melibatkan
pemantauan dan pengukuran secara teratur terhadap kualitas air dan konsentrasi
nutrisi. Nutrisi perlu ditambahkan atau disesuaikan sesuai kebutuhan tanaman, dan
limbah nutrisi harus dihilangkan atau diencerkan untuk mencegah akumulasi yang
berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai